liat mengandung gelembung udara dan jika dalam tanah liat masih terdapat gelembung udara dapat menyebabkan kesulitan pada waktu proses pembentukan
dan dapat menyebabkan keretakan atau pecah pada waktu proses pengeringan dan pembakaran.
Dalam pemilihan tanah, Burat sangat teliti dan hati-hati. Bahkan mereka selalu memastikan bahwa tanah yang hendak digunakan memiliki kemampuan
bentuk yang baik. Tanah liat yang hendak diproduksi menjadi keramik harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak
mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah proses pembentukan selesai.
b. Proses Pengolahan Tanah Liat
Proses setelah bahan dasar yakni tanah liat Sukabumi telah tersedia, maka tahap berikutnya adalah melakukan proses penghalusan. Penghalusan tanah liat ini
bertujuan agar tanah menjadi butiran kecil-kecil sehingga memudahkan para pengrajin untuk menyatukan tanah dengan bahan mineral lain ketika dimasukkan
ke dalam blunger.
Gambar 1. Penghalusan tanah liat Dokumentasi: Abdul Rochman Habib, 2015
Setelah tanah liat dipisahkan maka langkah selanjutnya adalah menghaluskan tanah liat menjadi butiran-butiran yang lebih kecil dengan
mencampurkan berbagai bahan lainnya.
Gambar 2. Proses pengadukan dan pencampuran bahan kaolin dan water glass Dkumentasi: Abdul Rochman Habib, 2015
Setelah itu, penyaringan clay yang sudah siap di saring digunakan untuk memisahkan tanah liat dari butiran-butiran yang kasar agar mudah diolah nantinya
dan tidak mengganggu pada saat pembentukan.
Gambar 3. Proses penyaringan menggunakan mesh Dokumentasi: Abdul Rochman Habib, 2015
Pada prinsipnya, pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering dan dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan
bahan ini, terdapat proses-proses tertentu yang harus dilakukan seperti beberapa keterangan yang terdapat pada gambar di atas. Pengurangan ukuran butir,
penyaringan, pencampuran, pengadukan mixing, dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan
dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran
yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60-100 mesh. Pencampuran dan pengadukan
bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen atau seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger
maupun mixer. Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil
campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu
pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas
meja gips atau dilakukan dengan alat filter press. Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk
menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung- gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli,
disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal. Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan
tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki.
c. Penyiapan Tanah Liat