Analisis fungsi produksi COBB Douglas pada pabrik gula : studi kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS PADA PABRIK GULA Studi Kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Vinta Rosari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input (tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input dan return to scale yang terjadi di perusahaan, pada periode 2008 2012. Jenis penelitian adalah studi kasus di Pabrk Gula Madukismo. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pendekatan Cobb Douglas dengan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan input berpengaruh terhadap output. Besarnya elastisitas input terhadap output bersifat inelastis. Besar elastisitas tebu terhadap gula pasir sebesar 0,699, elastisitas tenaga kerja terhadap gula pasir sebesar - 0,744, dan besarnya elastisitas mesin terhadap gula pasir sebesar 0,855. Return to scale (skala hasil) yang terjadi selama periode 2008 2012 adalah sebesar 0,811 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi skala hasil yang menurun.


(2)

ABSTRACT

Analysis Production Function Cobb Douglas At Sugar Company

Cases Study at PT. Madubaru, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Vinta Rosari

Sanata Dharma University Yogyakarta

2013

The purpose of this research was to observe the influence of input (sugar cane, labor, and machine) to the output, elasticity input to the output and return to scale in the company on the range of 2008 to 2012. This research is a case study at Madukismo Sugar Company. Data are obtained through interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used were the Cobb Douglas Function Production and Regression Analysis. The data analysis and discussion shows that the input influence to the output. The elasticity of input to the ouput is inelastic. The elasticity sugar cane to the sugar is 0,699. The elasticity of labor to the sugar is 0,744. The elasticity of machine to the sugar is 0,855. The return to scale during 2008 to 2012 is 0,811. It shows that the company is in decreasing return to scale condition.


(3)

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS

PADA PABRIK GULA

Studi Kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Vinta Rosari NIM : 082214079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

M

MOTTO & PERSEMBAHAN

“JANGAN PERNAH MENUNDA APA YANG

BISA KAMU KERJAKAN

KARENA WAKTU TIDAK AKAN PERNAH

KEMBALI UNTUK MENGULANG”

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :

Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat


(7)

(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktun dan pikiranya untuk membimbing dan membantu penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan sepenuh hati.

4. Ibu M T Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis untuk membuat skripsi ini menjadi lebih sempurna.


(10)

5. Bagian Personalia dan Pabrikasi PT.Madubaru yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Segenap karyawan PT.Madubaru yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.

6. Patrick Vivid Adinata, S.E., M.Si., yang telah membantu dan memberi masukan dalam penulisan skripsi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis berada di bangku perkuliahan.

8. Seluruh karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan bantuan administrasi selama penulis berada di bangku kuliah.

9. Ibu, eyang ku tercinta dan juga bapak atas kasih sayang, doa, dukungan, nasehat dan pengorbanannya.

10. Mateus Kurniawan Priharyanto, S.E., yang dengan setulus hati membantu dan memberikan motivasi selama mengerjakan skripsi. Terimakasih sayang buat semuanya.

11. Martinus Tarra Wijaya, S.E., yang membantu dan menemani saat proses penelitian.

12. Fransisca Arin Setyaningtyas, S.E., yang sudah dengan sabar serta tulus membantu dan menemani penulis untuk mengerjakan skripsi.

13. Sahabat sahabatku Leo Danar, Filipus, Mario, Andreas, Alvin, Vian, Elia, Ira, Hezy, Mbak Sesil, Brian Bayu, Vivi, Anton yang selalu memberikan dukungan, nasehat, dan masukan.


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

A. Rumusan Masalah ... 5

B. Batasan Masalah ... 5

C. Manfaat Penelitian ... 6

D. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8


(12)

2. Fungsi Produksi ... 9

3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 14

4. Elastisitas Output ... 17

5. Skala Output (Return to Scale) ... 19

B. Penelitian Sebelumnya ... 20

C. Kerangka Konseptual ... 21

D. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23

D. Jenis Data ... 24

E. Variabel Penelitian ... 24

F. Definisi Operasional ... 25

G. Teknik Pengumpulan Data ... 26

H. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 35

A. Sejarah Perusahaan ... 35

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 37

C. Struktur Organisasi ... 37

D. Sumber daya Manusia ... 41

E. Proses Produksi ... 43


(13)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

B. Analisis Data ... 49

C. Uji Asumsi Klasik ... 51

D. Pengujian Hipotesis ... 56

E. Pembahasan ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

C. Keterbatasan Penelitian ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel III Definisi Operasional ... 24

Tabel V Data Produksi ... 49

Tabel V.1 Hasil Logaritma Natural ... 50

Tabel V.2 Uji One Sample Kolomogorov-Smirnov ... 51

Tabel V.3 Uji Multikolinearitas ... 53

Tabel V.4 Uji Autokorelasi ... 55

Tabel V.5 Uji F ... 57

Tabel V.6 Uji t ... 58

Tabel V.7 Uji Adjusted R square ... 60


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV Struktur Organisasi ... 38

Gambar IV.1 Tahap Pengolahan Gula ... 45

Gambar V Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized residual ... 52


(16)

ABSTRAK

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS PADA PABRIK GULA

Studi Kasus pada PT. Madubaru di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Vinta Rosari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input (tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input dan return to scale yang terjadi di perusahaan, pada periode 2008 2012. Jenis penelitian adalah studi kasus di Pabrk Gula Madukismo. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pendekatan Cobb Douglas dengan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan input berpengaruh terhadap output. Besarnya elastisitas input terhadap output bersifat inelastis. Besar elastisitas tebu terhadap gula pasir sebesar 0,699, elastisitas tenaga kerja terhadap gula pasir sebesar - 0,744, dan besarnya elastisitas mesin terhadap gula pasir sebesar 0,855. Return to scale (skala hasil) yang terjadi selama periode 2008 2012 adalah sebesar 0,811 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi skala hasil yang menurun.


(17)

ABSTRACT

Analysis Production Function Cobb Douglas At Sugar Company

Cases Study at PT. Madubaru, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Vinta Rosari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of this research was to observe the influence of input (sugar cane, labor, and machine) to the output, elasticity input to the output and return to scale in the company on the range of 2008 to 2012. This research is a case study at Madukismo Sugar Company. Data are obtained through interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used were the Cobb Douglas Function Production and Regression Analysis. The data analysis and discussion shows that the input influence to the output. The elasticity of input to the ouput is inelastic. The elasticity sugar cane to the sugar is 0,699. The elasticity of labor to the sugar is 0,744. The elasticity of machine to the sugar is 0,855. The return to scale during 2008 to 2012 is 0,811. It shows that the company is in decreasing return to scale condition.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agroindustri merupakan salah satu aspek yang menunjang pembangunan ekonomi Indonesia. Pemanfaatan sumber daya hayati yang ada di Indonesia dapat menunjang pembangunan ekonomi apabila diolah dengan tepat dan maksimal. Agroindustri merupakan kegiatan yang mengubah bahan baku hasil pertanian menjadi sesuatu yang memberikan nilai tambah. Sebagai contoh adalah industri gula yang menggunakan tebu sebagai bahan bakunya.

Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus meningkat. Hal ini disebabkan peningkatan jumlah penduduk dan semakin maraknya industri yang menggunakan bahan baku gula. Meningkatnya konsumsi masyarakat akan gula hendaknya disertai dengan meningkatnya produksi gula.Saat ini gula sebagai salah satu bahan pokok masih diimpor dari negara lain sebab produksi dalam negeri masih belum mampu memenuhi dan mengimbangi permintaan dari masyarakat. Cara ini bukanlah suatu pemecahan yang tepat untuk mengatasi kurangnya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan gula. Cara yang terbaik adalah memantapkan produksi gula dalam negeri, selain dapat menghemat devisa dalam negeri akibat berkurangnya impor gula, penjualan gula di dalam negeri pun akan meningkat.


(19)

Sebagai salah satu bahan pangan pokok, produksi dan pendistribusian gula mendapat pengaturan dan perlindungan dari pemerintah, sehingga pemenuhan kebutuhan bahan pangan pokok bagi masyarakat menjadi salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya peningkatan produksi gula nasional, maka pemerintah berupaya memperluas area perkebunan tebu, meningkatkan kualitas tebu, dan merehabilitasi pabrik gula yang ada di pulau Jawa. Salah satu pabrik gula yang terletak di pulau Jawa adalah pabrik gula Madukismo yang berada di Yogyakarta. Pabrik gula Madukismo merupakan satu – satunya pabrik gula yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik gula Madukismo memiliki tujuan untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir.

Proses produksi yang tepat guna dengan manajemen yang baik merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi dari segi bahan baku, mesin dan tenaga kerja maka perlu dipahami setiap bagian dan proses produksi yang terjadi, mulai dari bahan baku sampai menjadi gula.

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output tertentu, dimana output yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh input yang digunakan dalam proses produksi. Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Dengan


(20)

menggunakan fungsi produksi kita dapat menentukan tingkat output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau menentukan jumlah input minimum untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

Menurut Masyhuri (2007: 131), ada beberapa model fungsi produksi seperti fungsi produksi linier sederhana, fungsi produksi kuadratik, fungsi produksi polinominal akar pangkat dua, dan fungsi produksi Cobb Douglas. Salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakan dalam memecahkan masalah dalam bidang ekonomi adalah model fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang dimaksud adalah input dari proses produksi (tenaga kerja, bahan baku, mesin), dan variabel dependen yang dimaksud adalah output dari proses produksi yang berupa barang.

Pada model fungsi produksi Cobb Douglas, nilai parameter penduga sekaligus menunjukkan besaran elastisitas masing-masing faktor input terhadap output. Secara keseluruhan besaran elastisitas yang ditunjukkan tersebut, sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to scale (Soekartawi, 1990 : 173).

Fungsi produksi ini lebih mudah dipahami dan dioperasikan karena fungsi produksi ini dapat dilinierkan dengan cara melogaritmakannya, sehingga dapat dengan mudah dianalisis menggunakan analisis regresi


(21)

linier berganda. Besaran elastisitas dapat dilihat dari koefisien pangkat (nilai parameter penduga) dalam fungsi produksi, sedangkan return to scale dapat dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat tersebut.

Dengan mengetahui besaran elastisitas dan bagaimana return to scale yang terjadi, maka sebuah perusahaan dapat merencanakan penggunaan variabel input untuk menghasilkan variabel output tertentu, serta dapat mengevaluasi sistem produksi yang ada di dalam perusahaan akan berada pada tingkat return to scale yang mana, apakah meningkat, konstan ataupun menurun.

Peneliti tertarik untuk meneliti fungsi produksi menggunakan metode Cobb-Douglas karena peneliti ingin mengetahui besaran elastisitas dan return to scale yang terjadi pada perusahaan, sehingga metode Douglas ini lebih relevan digunakan dalam penelitian. Metode Cobb-Douglas ini relatif lebih sederhana dan mudah dipahami, karena besaran koefisien pangkat dari fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung dapat menunjukkan besaran elastisitas dan penjumlahan dari koefisisen pangkat tersebut menunjukkan return to scale. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS PADA PABRIK GULA.


(22)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas input berpengaruh terhadap output?

2. Berapa elastisitas input terhadap output berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas?

3. Bagaimana kondisi return to scale berdasarkan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas?

C. Batasan Masalah

1. Penelitian hanya fokus terhadap fungsi produksi dengan metode Cobb - Douglas.

2. Variabel output yang digunakan dalam penelitian adalah gula pasir yang dihasilkan. Variabel input yang digunakan adalah tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin yang dibutuhkan selama proses produksi. 3. Penelitian hanya digunakan untuk mengukur elastisitas dan return to

scale.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh input terhadap output berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas.

2. Untuk mengetahui elastisitas input terhadap output berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas.

3. Untuk mengetahui kondisi return to scale berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas.


(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan terkait dengan elastisitas dan return to scale, sehingga dapat menjadi referensi atau bahan acuan bagi perusahaan untuk perencanaan penggunaan input dan mengevaluasi sistem produksi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan bagi Universitas Sanata Dharma dan menjadi referensi untuk penelitian sejenis yang akan datang.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penerapan ilmu manajerial yang diperoleh secara teori di bangku kuliah serta memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi peneliti.


(24)

F. Sistematika Penulisan

Bab 1: Pendahuluan

Berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Berisi uraian tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini.

Bab 3: Metode Penelitian

Berisi uraian tentang objek penelitian, metode dan desain penelitian, teknik pengambilan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data.

Bab 4: Gambaran Umum Perusahaan

Berisi uraian tentang sejarah, profil perusahaan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan perusahaan.

Bab 5: Pembahasan

Berisi uraian tentang analisis pada data yang diperoleh dari perusahaan dengan menggunakan metode dan teknik yang telah diuraikan dalam metodologi penelitian.

Bab 6: Kesimpulan

Berisi uraian tentang kesimpulan yang dapat diambil dan memberikan saran yang sekiranya dapat berguna bagi perusahaan serta keterbatasan yang dialami dalam melaksanakan penelitian.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Sistem Produksi

Sistem produksi merupakan keterkaitan antara satu komponen (input) dengan komponen lain (output) dan juga menyangkut proses terjadinya interaksi satu komponen dengan komponen lainnya untuk mencapai satu tujuan. Komponen dalam sistem produksi adalah input, proses dan output (Masyhuri, 2007 : 123).

Menurut Gasperz (1996 : 168), sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Komponen atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi, tanah, dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri atas: supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan, yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Di dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut (Gasperz, 1996 : 169) :

a. Mempunyai komponen – komponen atau elemen – elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal


(26)

ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu.

b. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.

c. Mempunyai aktivitas, berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.

d. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimisasi pengalokasian sumber daya.

2. Fungsi Produksi

Menurut Soekartawi (1990 : 15), fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel output dan input, atau hubungan antara variabel yang dijelaskan (variabel dependen) dengan variabel yang menjelaskan (variabel independen). Variabel yang dijelaskan adalah output (hasil produksi) dan variabel yang menjelaskan adalah input (faktor produksi).

Menurut Masyhuri (2007 : 130), dalam ekonomi produksi bahasan yang paling penting adalah fungsi produksi. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan :

a. Dengan fungsi produksi, maka seorang produsen atau peneliti dapat mengetahui seberapa besar kontribusi dari masing – masing input terhadap output, baik secara bersamaan (simultan) maupun secara sendiri – sendiri (partial).


(27)

b. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat mengetahui alokasi penggunaan input dalam memproduksi suatu output secara optimal.

c. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat mengetahui hubungan antara faktor produksi dan produksi secara langsung sehingga hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti. d. Dengan fungsi produksi, maka produsen atau peneliti dapat

mengetahui hubungan antara variabel tak bebas dan variabel bebas serta hubungan antar variabel bebas.

Fungsi produksi secara matematis dapat diformulasikan dalam bentuk model umum dan model khusus atau spesifik. Model umum fungsi produksi adalah

Y = f(X1,X2,X3, …, Xn)

Interpretasi dari model umum dapat dinyatakan bahwa output (Y) besar kecilnya tergantung dari sejumlah input (X1…n) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Menurut Soekartawi (1990 : 15), berbagai macam fungsi produksi telah dikenal dan dipergunakan oleh berbagai peneliti, tetapi yang umum digunakan dan sering dipakai adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Produksi Linier

Fungsi produksi linier biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi produksi linier sederhana dan fungsi produksi linier


(28)

berganda. Perbedaan kedua fungsi ini terletak pada jumlah variabel X (input) yang dipakai dalam model. Formulasi model linier sederhana variabel input yang dipakai dalam model hanya satu. Berikut ini adalah model fungsi produksi linier sederhana :

Y = a + bX Keterangan :

Y= output produksi X= input produksi a = nilai konstanta

b = nilai parameter yang diduga

Berbeda dengan fungsi produksi linier sederhana, pada fungsi produksi linier berganda ini variabel X (input) yang digunakan lebih dari satu. Berikut ini adalah model fungsi produksi linier berganda :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ... +... + bnXn Keterangan:

Y = output produksi X1,X2,...,Xn = input produksi a = nilai konstanta


(29)

2) Fungsi Produksi Kuadratik

Model fungsi produksi kuadratik secara spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = b0 + b1X + b2X2 Keterangan :

Y = output produksi X = input produksi

b0,b1,b2 = Nilai parameter yang diduga

Kelebihan yang dimiliki kuadratik ini adalah mempunyai nilai maksimum, akan tercapai dengan cara turunan pertama dari fungsi spesifik tersebut sama dengan nol.

3) Fungsi Produksi Polinominal Akar Pangkat Dua

Bentuk spesifik dari fungsi produksi polinominal akar pangkat dua ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = b0 + b1X1/2 + b2X2 Keterangan :

Y = output produksi X = input produksi


(30)

Kelebihan yang dimiliki fungsi ini adalah mempunyai nilai maksimum, akan tercapai dengan cara turunan pertama dari fungsi spesifik tersebut sama dengan nol.

4) Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi ini sering disebut sebagai fungsi produksi eksponensial atau fungsi pangkat. Bentuk spesifik dari fungsi produksi ini adalah

Y = aXb Keterangan :

X = variabel independen Y = variabel dependen

a = nilai konstanta

b = tingkat elastisitas produksi dari input

Kelebihan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah koefisien pangkat dari variabel independen menunjukkan tingkat elastisitas produksi. Sedangkan kelemahannya adalah data perlu dilinierkan dengan proses logaritma (log Y = log a + b log X ) terlebih dahulu sebelum diolah menggunakan analisis regresi.


(31)

3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Menurut Soekartawi (1990 : 159), fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Bentuk Umum dari fungsi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut:

Y = aX1bX2c Keterangan:

Y = Output

X1,X2 = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk dikaji

a = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output

b,c = elastisitas produksi dari input yang digunakan

Agar data yang diperoleh dapat dianalisis menggunakan fungsi produksi Cobb – Douglas, maka data tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam bentuk linier dengan cara menggunakan logaritma natural (ln) yang selanjutnya dapat diolah lebih lanjut menggunakan analisis regresi linier berganda. Sehingga persamaanya menjadi :

Ln Y = Ln a + b LnX1 + c LnX2

Dengan mengubah persamaan ke dalam logaritma natural maka secara mudah akan diperoleh parameter efisiensi (a) dan elastisitas inputnya.


(32)

Menurut Arsyad (2008 : 245-246), fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai beberapa sifat yang sangat bermanfaat bagi penelitian empiris, antara lain fungsi produksi tersebut bisa dilinierkan dengan cara melogaritmakannya sehingga mudah untuk dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier. Sehingga bentuk umum dari persamaan fungsi produksi tersebut berubah menjadi log Y = log a + b log X . Fungsi ini mempermudah dalam estimasi return to scale karena return to scale dapat dengan mudah dihitung dengan menjumlahkan koefisien pangkat dari fungsi tersebut.

Menurut Sunaryo (2001 : 69-73), fungsi produksi Cobb-Douglas adalah tampilan elegan antara input dan output. Dengan fungsi ini, karakteristik-karakteristik fungsi produksi yang esensial seperti marginal rate of technical substitution dan constant/increasing/decreasing return to scale

bisa ditampilkan dengan mudah. Parameter dari masing - masing input fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan elastisitas masing – masing input. Nilai elastisitas fungsi ini adalah konstan (constant elasticity production function). Pemahaman fungsi produksi adalah salah satu faktor penting dalam melakukan perencanaan yang optimal.

Isu empiris fungsi Cobb-Douglas adalah bagaimana mendapatkan elastisitas masing – masing inputnya. Sebagai contoh faktor produksi yang digunakan adalah modal (K) dan tenaga kerja (L). Elastisitas faktor produksi K dan L dalam fungsi ini adalah tetap, masing – masing α dan β. Sifat ini sangat penting dalam estimasi empiris karena fungsi tersebut cocok dengan


(33)

asumsi teknik regresi yaitu mengasumsikan koefisien – koefisien dari variabel – variabel bebasnya adalah konstan. Artinya, jika input K dan L bertambah satu persen maka output akan bertambah sebesar α dan β persen.

Fungsi Cobb – Douglas sangat praktis digunakan sebagai model empiris. Dengan melakukan transformasi data Q, K, dan L, yaitu memasukkan data – data tersebut ke dalam bentuk logaritma natural , maka fungsi Cobb – Douglas berubah menjadi :

Ln Q = Ln A + α ln K + β ln L

Hasil estimasi fungsi ini menghasilkan koefisien α dan β yang merupakan angka – angka elastisitas dari masing – masing input K dan L.

Menurut Soekartawi (1990 : 173), ada tiga alasan pokok mengapa fungsi produksi Cobb Douglas banyak dipakai oleh para peneliti, yaitu :

1. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi lain, misalnya lebih mudah ditransfer ke dalam bentuk linear.

2. Hasil pendugaan melalui fungsi produksi Cobb Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

3. Jumlah dari besaran elastisitas pada masing – masing variabel independen sekaligus juga menunjukkan tingkat besaran return to scale.


(34)

4. Elastisitas Output

Menurut Sunaryo (2001:110–111), elastisitas adalah konsep kuantitatif yang sangat penting untuk mengidentifikasi secara kuantitatif respon sebuah variabel karena perubahan variabel lainnya. Derajat market power produsen dalam struktur pasar bisa dipresentasikan dengan elastisitas produknya. Produsen menjual produk yang mempunyai elastisitas tak terhingga di pasar persaingan sempurna, sedangkan monopoli cenderung menjual produk yang inelastis. Mengukur secara kuantitatif merupakan ciri utama suatu ilmu, dan salah satu konsep kuantitatif dalam ekonomi adalah elastisitas. Secara umum, elastisitas mengukur respon dari sebuah variabel karena perubahan variabel lainnya dalam bentuk persentase.

Menurut Joesron dan Fathorazzi (2012 : 116, 122), elastisitas produksi menggambarkan persentase perubahan output sebagai akibat persentase perubahan input. Perbandingan elastisitas produksi antar input akan menjelaskan input mana yang lebih elastis dibandingkan input lainnya. Parameter ini sangat penting terutama dalam usaha mengadakan perbaikan proses produksi dan melihat dampak perubahan dari faktor – faktor input. Didalam fungsi produksi Cobb Douglas elastisitas produksi relatif lebih mudah untuk diperoleh, karena elastisitas produksi dapat diketahui dengan melihat besarnya koefisien pada setiap variabel independen.


(35)

Menurut Soekartawi (1990:138), elastisitas output (EQ) menunjukkan persentase perubahan output sebagai akibat dari persentase perubahan input. Secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :

% perubahan output EQ =

% perubahan input

Menurut Arsyad (2008 : 242), elastisitas output (eQ) adalah persentase perubahan output yang disebabkan oleh perubahan semua input sebesar satu persen. Jika X merupakan semua input yang digunakan, maka :

Persentase perubahan output (Q) eQ =

Persentase perubahan semua input (X)

Menurut Nicholson (1994 : 161), sifat – sifat dari elastisitas input produksi adalah sebagai berikut :

1. Jika ε < 1, maka sifatnya inelastis 2. Jika ε > 1, maka sifatnya elastis

Jika input naik sebesar 1% maka jumlah output akan naik sebesar elastisitas tersebut, ceteris paribus.


(36)

5. Skala Hasil (Return to Scale)

Fungsi produksi menggambarkan proses produktif yang nyata dan dapat diukur. Didalam fungsi produksi kita ingin mengetahui seberapa besar output yang dihasilkan apabila jumlah input ditambah dengan proporsi yang sama, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi return to scale yang dihasilkan.

Return to scale adalah proporsi perubahan seluruh total input terhadap total output. Return to scale memiliki tiga kemungkinan keadaan (Arsyad, 2008): 1. Hasil Skala Meningkat (Increasing Return To Scale)

α + β > 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.

2. Hasil Skala Konstan (Constant Return To Scale)

α + β = 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sama besar.

3. Hasil Skala Menurun (Decreasing Return To Scale)

α + β < 1. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih kecil.

Menurut Nicholson (1994 :190), skala hasil (return to scale) digunakan untuk melihat bagaimana output bereaksi terhadap penambahan seluruh input secara bersama. Sebuah fungsi produksi menunjukkan skala dengan hasil konstan (constant return to scale) jika penggandaan seluruh input menghasilkan penggandaan output yang tepat sama secara presentase.


(37)

Jika penggandaan seluruh input menghasilkan penggandaan output lebih kecil, maka fungsi produksi itu dikatakan menunjukkan skala dengan hasil menurun (decreasing return to scale). Sebaliknya, apabila penggandaan seluruh input menghasilkan penggandaan output lebih besar, maka fungsi produksi menunjukkan skala dengan hasil meningkat (increasing return to scale).

B. Review Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Syamsul Amar (1997)

Syamsul Amar pada tahun 1997 melakukan penelitian berjudul “ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA KEGIATAN INDUSTRI KECIL DI SUMATERA BARAT”.

Penelitian yang dilakukan pada kegiatan industri kecil di Sumatera Barat ini bertujuan untuk melihat kondisi return to scale yang terjadi pada kegiatan industri kecil menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini berdasarkan pada data empiris, dua faktor input yaitu tenaga kerja dan modal. Dari hasil penelitian tersebut elastisitas tenaga kerja sebesar 0,792 dan elatisitas modal sebesar 1,731 membuat kegiatan industri kecil di Sumatera Barat berada pada kondisi increasing return to scale.

2. Yuliastuti Ramadhani (2011)

Yuliastuti Ramadhani pada tahun 2011 mengadakan penelitian berjudul

ANALISIS EFISIENSI, SKALA DAN ELASTISITAS PRODUKSI

DENGAN PENDEKATAN COBB DOUGLAS DAN REGRESI BERGANDA”. Penelitian yang dilakukan di PT. Taman Batu Alam


(38)

tersebut bertujuan untuk mengukur produktivitas perusahaan dengan melakukan perbaikan produksi. Penelitian yang dilakukan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa performansi proses produksi tahun 2007 sebesar 1,031 (increasing return to scale) lebih baik dari pada proses produksi tahun 2008 sebesar 0,793(decreasing return to scale).

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan kerangka dasar pemikiran dari suatu penelitian dimana dalam kerangka konseptual akan ditunjukkan hubungan atau pengaruh antara variabel – variabel yang terdapat di dalam penelitian. Dengan kata lain kerangka konseptual harus menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Berdasarkan pada konsep di atas maka dapat disusun kerangka konseptual sebagai berikut :

INPUT OUTPUT

Keterangan : berpengaruh simultan berpengaruh parsial

Faktor produksi yang terdiri atas tebu, tenaga kerja dan mesin secara bersama – sama (simultan) berpengaruh terhadap gula pasir. Sedangkan

Tebu (X1)

Gula Pasir ( Y ) Tenaga kerja (X2)


(39)

masing – masing faktor produksi (tebu, tenaga kerja dan mesin) berpengaruh secara parsial terhadap gula pasir.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini hanya untuk rumusan masalah pertama saja, rumusan masalah kedua dan ketiga tidak menggunakan hipotesis karena diolah menggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb Douglas. Berikut ini adalah hipotesis untuk rumusan masalah pertama :

Ha = input (tebu,tenaga kerja,dan mesin) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap output (gula pasir).


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, menurut Supomo dan Indriantoro (2009:26), studi kasus adalah penelitian terhadap objek tertentu dengan melihat karakteristik dan fakta – fakta yang ada secara lebih mendalam. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data input dan output produksi (tenaga kerja, bahan baku, mesin, gula pasir).

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah sekelompok orang atau indvidu yang menjadi responden yang akan memberikan informasi terkait dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala bagian pabrikasi di PT. Madu Baru.

2. Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti, dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah fungsi produksi perusahaan yang diukur berdasarkan data input dan output perusahaan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian : November 2012 – Desember 2012.

2. Lokasi Penelitian : Pabrik Gula Madukismo, PT. Madu Baru, Desa Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.


(41)

D. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data produksi tahun 2008 – 2012 yang diperoleh dari perusahaan.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009 : 63) variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independen pada umumnya dilambangkan dengan huruf X. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah faktor input yang terdiri dari :

a. Tenaga kerja ( X1 ) b. Mesin ( X2 ) c. Tebu ( X3 )

Menurut Masyuhri (2007 : 125), komponen input meliputi : tanah, modal, tenaga kerja, mesin, manajemen, energi, bahan baku, dan mesin. Dalam penelitian ini input yang digunakan hanya tenaga kerja, mesin dan bahan baku pokok, karena tiga input inilah yang paling berpengaruh terhadap proses produksi yang terjadi di perusahaan.


(42)

2. Variabel Dependen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009 : 63) variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Pada umumnya variabel dependen dilambangkan dengan huruf Y. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah faktor output yang berupa gula pasir ( Y = gula pasir ).

F. Definisi Operasional

Tabel III : Definisi Operasional Variabel

Penelitian Definisi Operasional Indikator

Input Faktor – faktor yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output yang berupa barang.

a. Tenaga kerja yang dihitung berdasarkan jam tenaga kerja yang digunakan.

b. Mesin yang dihitung berdasarkan jam mesin yang digunakan.

c. Tebu yang dihitung dalam satuan kuintal.

Output Hasil akhir dari proses produksi yang berupa barang.

Gula pasir yang dihitung dalam satuan kuintal.


(43)

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang ingin diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. (Umar 2005 : 51). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung antara peneliti dengan wakil kepala bagian pabrikasi untuk mendapatkan informasi mengenai informasi dan profil perusahaan secara lengkap.

2. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya (Umar 2005 : 51). Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti, yaitu proses produksi yang terjadi di perusahaan.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber tertentu, baik secara pribadi maupun kelembagaan (Sanusi 2011 : 114). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data historis objek penelitian yang telah terdokumentasi, setelah itu peneliti harus mengatur agar data tersebut menjadi sistematis. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah


(44)

jumlah penggunaan bahan baku (tebu, mesin dan tenaga kerja) dan hasil output perusahaan (gula pasir) selama lima tahun (2008-2012).

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0. Sebelum data diolah menggunakan regresi linier berganda, data (variabel input dan variabel output) tersebut harus diubah ke dalam bentuk logaritma natural agar bisa dianalisis dengan regresi linier. Dalam rumusan masalah pertama ada tiga variabel input yaitu tenaga kerja, mesin, dan bahan baku, serta variabel output yang berupa gula pasir. Sehingga rumusan fungsi produksi Cobb-Douglas menjadi:

Y = a X1b X2c X3d Keterangan:

Y= output

a = nilai konstanta X1 = tenaga kerja X2 = mesin X3 = tebu

b,c,d = elastisitas output dari input yang digunakan

Setelah data dilogaritmakan, untuk menemukan persamaan selanjutnya dapat menggunakan analisis regresi linier berganda, hasil


(45)

persamaan tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam persamaan ln, sehingga persamaannya menjadi :

Ln Y = ln a + b ln X1 + c lnX2 + dln X3

Dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas di atas kemudian diubah ke dalam bentuk asli fungsi produksi yaitu :

Y = a X1b X2c X3d

Dari fungsi produksi di atas maka elastisitas output dari input dapat diketahui dari nilai koefisien pangkat setiap faktor input. Sedangkan,

return to scale dapat diketahui dengan menjumlahkan koefisien pangkat yang ada pada setiap input faktor produksi.

Pada penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik karena menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat macam, yaitu :

1. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga bisa digunakan dalam statistik parametrik. Model regresi yang baik adalah model dengan data berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmugorov-Smirnov dengan bantuan SPSS. Dasar pengambilan keputusan normalitas data dengan melihat angka probabilitas, yaitu jika


(46)

probabilitas > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas

Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak ada adanya korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi pada variabel – variabel independen yang biasanya dilambangkan dengan X1, X2, X3,..., Xn. Jika terdapat multikolinearitas sempurna akan berakibat koefisien regresi tidak dapat ditentukan serta standar deviasi menjadi tak terhingga. Uji multikolinearitas menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Diagnosis untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah menentukan nilai Variance Inflaction Factor (VIF). Batas

tolerance value adalah > 0,10 dan VIF < 10. Jika nilai tolerance

dibawah 0,10 atau VIF di atas 10 maka terjadi korelasi antar variabel independen sebesar minimal 10%.

3. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model pengamatan terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat dilihat dari pola scatterplot diagram pada hasil


(47)

SPSS. Apabila tidak ada pola tertentu dalam pola scatterplot diagram, maka tidak ada heteroskedastisitas dari model regresi yang digunakan. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka dapat dikatakan homoskedastisitas yang merupakan syarat suatu model regresi.

4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak adanya autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Tujuan dari uji autokorelasi ini adalah untuk menguji apakah dalam suatu regresi linier ada korelasi antara residual pada periode t dengan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi maka dalam persamaan regresi linier tersebut terdapat masalah, karena hasil yang baik seharusnya tidak ada indikasi autokorelasi. Untuk memeriksa adanya autokorelasi biasanya menggunakan metode Durbin – Watson (DW).

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson dan tingkat signifikan (α)=5%, dengan kriteria sebagai berikut :

< dl : Adanya autokorelasi (+) dl s.d du : Tanpa kesimpulan du s.d 4-du : Tidak ada autokorelasi 4-du s.d 4-dl : Tanpa kesimpulan > 4-dl : Ada autokorelasi


(48)

a. Uji Signifikansi Simultan ( uji statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji statistik F ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F table dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%. Langkah – langkah pengujian hipotesis sebagai berikut :

1) Menentukan Formula Hipotesis

Ho : Tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan tidak berpengaruh terhadap output

Ha : Tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan berpengaruh terhadap output

2) Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.

3) Menentukan Kriteria Pengujian Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel 4) Mengambil Kesimpulan

a) Jika Ho ditolak, berarti tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan berpengaruh terhadap output.

b) Jika Ho diterima, berarti tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan tidak berpengaruh terhadap output.


(49)

b. Uji Signifikan Parameter Individual ( uji statistik t)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pengaruh signifikan satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji statistik ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t table dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%. Langkah – langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Menentukan Formula Hipotesis

Di dalam penelitian ini diajukan formula uji hipotesis sebagai berikut : a) HO1 : β1 = 0, tebu secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah

gula pasir yang dihasilkan.

Ha1 : β1 ≠ 0, tebu secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

b) HO2 :β2 = 0, tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Ha2 : β2 ≠ 0, tenaga kerja secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

c) HO3 : β3 = 0, mesin secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Ha3 : β3 ≠ 0, mesin secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.


(50)

2) Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan tingkat signifikansi (level of significance) sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. 3) Menentukan kriteria pengujian

a) HO1, HO2, HO3 ditolak jika : thitung > ttabel atau –thitung < –ttabel b) HO1, HO2, HO3 diterima jika : -ttabel≤ thitung≤ ttabel

4) Menentukan Kesimpulan

a) Jika HO1 ditolak berarti tebu secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Jika HO1 diterima berarti tebu secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

b) Jika HO2 ditolak, berarti tenaga kerja secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Jika HO2 diterima berarti tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

c) Jika HO3 ditolakberarti mesin secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Jika HO3 diterima berarti mesin secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Setelah data ditransfomasikan ke dalam bentuk logaritma dan diolah menggunakan analisis regresi berganda maka dapat dilihat besarnya elastisitas input dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas yang diubah kembali ke dalam bentuk asli fungsi produksi :


(51)

Y = a X1b X2c X3d

Dari fungsi produksi tersebut maka besarnya elastisitas output dari input dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien pangkat pada setiap faktor input. Koefisien pangkat b menunjukkan besarnya elastisitas tebu, koefisien pangkat c menunjukkan elastisitas tenaga kerja, dan koefisien pangkat c menunjukkan elastisitas mesin.

Besarnya return to scale yang terjadi di perusahaan juga dapat dilihat dari bentuk transformasi fungsi produksi Cobb – Douglas yang diubah kembali ke dalam bentuk asli fungsi produksi :

Y = a X1b X2c X3d

Dari fungsi produksi di atas maka return to scale dapat diketahui dengan menjumlahkan koefisien pangkat yang ada pada setiap input faktor produksi. Apabila nilai b + c + d > 1, maka perusahaan berada pada kondisi increasing return to scale. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Jika b + c + d = 1. Maka perusahaan berada pada kondisi

constant return to scale. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sama besar. Jika b + c + d < 1. Maka perusahaan berada pada kondisi decreasing return to scale. Ini artinya proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih kecil.


(52)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada pertengahan tahun 1955, tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine Fabric Sangerhousen dari Jerman Timur. Pada tahun 1942 dengan masuknya tentara Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh Pemerintah Jepang, namun Pemerintah Jepang tidak dapat mengelola pabrik sepenuhnya, sehingga perkembangan pabrik semakin merosot.

Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang masih produktif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu yang dialih fungsikan sebagai areal tanaman palawija dan areal persawahan padi untuk kepentingan bala tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini mulai menemui titik terang setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa pembangunan kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX membangun kembali pabrik-pabrik tersebut adalah:

1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan pekerjaannya.

2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.


(53)

Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang berbentuk perseroan terbatas. Saham-saham dari perusahaan ini merupakan gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan milik pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75% milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan 25% milik Pemerintah RI. Saat ini kepemilikan saham sebesar 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan 35% milik Pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN. Pada perkembangannya yaitu tanggal 3 September 1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan PT. Madu Baru yang memiliki dua unit usaha yakni pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Alkohol Spiritus Madukismo, hal ini berjalan sampai tahun 1984.

Sejak tanggal 4 Mei 1984 dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Buowo IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula kembali dikelola oleh Pemerintah RI yakni PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI), berdasarkan Contract Management yang ditandatangani pada tanggal 4 Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Lama kontrak manajemen 10 tahun dan saat berakhirnya kontrak pada tahun 1994, kontrak manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru diperpanjang 10 tahun kedua mulai 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 2004. Saat ini PT. Madu Baru adalah perusahaan yang mandiri yang dikelola secara professional dan independen.


(54)

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

PT. Madu Baru menjadi perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

2. Misi

a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.

c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.

d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share holders values.

C. Struktur Organisasi PT Madu Baru

Struktur organisasi adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk mengoperasikan perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang diinginkan. Tujuan dari struktur organisasi yaitu agar semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari untuk tugas, wewenang, serta tanggung jawab dari semua unit kerja maupun setiap orang yang melaksanakan tugas-tugas tertentu dapat dikoordinir sehingga masing-masing personil mengetahui tanggung jawabnya sebagai penyelenggara organisasi. Dibawah manajemen PT.


(55)

Rajawali Nusantara Indonesia struktur organisasi PT. Madu Baru dapat dilihat dibawah ini:

Gambar IV : Struktur Organisasi PT. Madu Baru Sumber : PT. Madu Baru

Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari berbagai tingkat manajerial PT. Madu Baru :

1. Dewan Komisaris

a. Membawahi langsung direktur, kepala bagian dan staf-stafnya. Dewan Komisaris Penasehat Sek.Dekom

Kabag. Tanaman Kabag.

Instalasi

Kabag. Akt dan Keu General Manager

Kabag. Pabrikasi Kabag.

Pemasaran

Kabag. Pabrik Spiritus

Kabag. SDM dan Umum Direktur


(56)

b. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang ada dalam perusahaan. 2. Penasehat

a. Sebagai penasehat Dewan Komisaris

b. Mendampingi langsung Dewan Komisaris terutama memberikan masukan-masukan yang diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk kemajuan perusahaan.

3. Direktur Utama

a. Berfungsi mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk melaksanakan kebijakan Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

c. Merumuskan tujuan perusahaan, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan dan menyusun rencana jangka panjang. d. Berwenang mengangkat dan memberhentikan karyawan dan staff

perusahaan.

e. Bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan dan efektivitas strategi yang ditetapkan.

4. Kepala Bagian Tanaman

a. Bertanggung jawab kepada direktur.

b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana areal tanaman untuk tahun yang akan datang.

c. Menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa tanam dan jenis sehingga penyediaan bahan baku giling yang telah ditentukan dapat dijamin.


(57)

5. Kepala Bagian Instalasi

a. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi. b. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan

proses produksi. 6. Kepala Bagian Pabrikan

a. Berfungsi melaksanakan kebijaksanaan direksi dan ketentuan administratur dalam pabrik gula dan spiritus, pemeliharaan, reparasi, perluasan instalasi pabrik gula dan spiritus.

b. Membawahi langsung: Bagian instalasi pabrik gula dan Pabrik Spiritus, bagian Pabrikasi Gula dan Seksi Pabrikasi Spiritus.

c. Bertugas menjalankan kebijaksanaan direksi dan ketentuan administrasi dalam bidang produksi gula dan spiritus serta menyusun rencana anggaran divisinya.

d. Berwenang menetapkan rancangan anggaran bagian pabrik serta menetapkan daftar bagi hasil gula petani yang dibuat oleh bagian pabrikasi gula.

e. Bertanggung jawab atas proses produksi pemeliharaan, alat-alat produksi, rehabilitasi peralatan pabrik.

7. Kepala Bagian Personalia

a. Bertanggung jawab kepada direktur.

b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelola tenaga kerja dan kesehatan karyawan.


(58)

8. Kepala Pengawasan (SPI)

a. Berfungsi malaksanakan kebijaksanaan direksi dalam bidang pengawasan terhadap pengendalian intern perusahaan.

b. Bertanggung jawab kepada direksi.

c. Bertugas melaksanakan pemeriksaan terhadap efektivitas pengendalian intern akuntansi dan membuat rancangan anggaran bagiannya untuk diajukan kepada Direksi.

d. Berwenang untuk meminta informasi yang dibutuhkan dalam rangka tugas pemeriksaan dari administratur , semua kepala divisi, kepala bagian, kepala seksi, dan seluruh karyawan perusahaan, serta berwenang menentukan bagiannya yang akan diusulkan.

e. Bertanggung jawab atas ketepatan laporan hasil pemeriksaan kepada Direksi.

D. Sumber Daya Manusia

1. Tenaga Kerja Pabrik

Berdasarkan peraturan pemerintahan yaitu surat keputusan kepala kantor wilayah Departemen Tenaga Kerja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Nomor 075/ WK/ Tahun 1986 tentang Tenaga Kerja, maka Tenaga Kerja di Pabrik Gula Madukismo dibedakan menjadi:

a. Tenaga kerja tetap

Tenaga kerja tetap yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan secara kontinyu, tenaga kerja tetap ini dibedakan menjadi


(59)

dua status yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Sistem pengupahan diatur tersendiri antara Serikat Pekerja dan Direksi.

b. Tenaga Kerja Tidak Tetap

Tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan yang bekerja pada waktu tertentu, biasanya pada musim giling berlangsung (saat proses produksi) dan sistem pengupahan mengacu pada upah minimum Propinsi yang berlaku, tenaga kerja ini dibedakan menjadi:

1) Karyawan Kerja Waktu Tertentu/ KKWT atau tenaga kerja kampanye.

Karyawan ini bekerja saat masa produksi saja. Jangka waktu hubungan kerja adalah selama musim giling dari pabrik gula dan spiritus.

2) Karyawan Musiman

Karyawan ini bekerja disekitar emplacement akan tetapi tidak berhubungan dengan proses produksi. Jangka hubungan kerja adalah selama musim giling pabrik gula dan pabrik spiritus.

3) Karyawan Borongan

Karyawan ini bekerja bila ada pekerjaan borongan, dan karyawan diupah secara harian.


(60)

2. Jam Kerja dan Hari Kerja

Jam kerja karyawan Pabrik Gula Madukismo yaitu: a. Regu kerja umum

1) Hari Senin sampai dengan Kamis Jam Kerja : 06.30-15.00 Istirahat : 11.30-12.30 2) Hari Jumat dan Sabtu

Jam kerja : 06.30-11.30 Istirahat : Tidak ada

b. Regu kerja khusus ( hanya dalam masa giling ) 1) Shift I : 06.00-14.00

2) Shift II : 14.00-22.00 3) Shift III : 22.00-06.00

E. Proses Produksi

1. Produk yang dihasilkan

Pabrik Gula Madukismo memproduksi gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau sering disebut GKP (Gula Kristal Putih). Kualitas gula Pabrik Madukismo termasuk klasifikasi dengan standar.

2. Bahan Baku Utama

Bahan baku yang dipergunakan atau diolah dalam proses produksi pada Pabrik Gula Madukismo adalah tebu. Tebu yang ditanam memiliki jenis yang bermacam-macam, tetapi Pabrik Gula Madukismo mengusahakan tebu yang jenisnya unggul, dengan tujuan agar hasil yang


(61)

didapat berkualitas tinggi. Bahan baku tersebut tersebut akan menjadi hasil olahan yang baik apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut misalnya kadar zat, penggunaan ukuran, umur atau tingkat kemasakan, tingkat rendemen (kadar gula) dan kemurnian, sehingga penebangan tebu dilakukan pada saat yang tepat yaitu pada waktu tanaman tebu sudah mencapai optimal kemasakannya, dan tebu dengan kualitas baik bisa ditebang sebanyak 6 kali tebangan. Oleh karena itu sebelum penebangan, dilakukan analisis kemasakan tebu atau analisis pendahuluan. 3. Bahan Tambahan

Bahan pembantu proses produksi gula pasir adalah batu gamping sebesar 3 ku per 1000 ku tebu, belerang sebesar 70 kg per 1000 ku tebu, minyak bakar (FO) sebesar 300 liter per 1000 ku tebu, soda api (Na OH) sebesar 3 kg / 1000 ku tebu, bahan tambahan lain seperti Flokulant sebesar 0,25 kg per 1000 ku tebu. Flokulant adalah bahan pembantu untuk mempercepat pengumpulan bahan-bahan terlarut dan kotoran halus agar proses pengendapan dapat berjalan dengan cepat.

4. Proses Produksi

Proses pembuatan gula adalah sebagai berikut: tebu digiling, diperas sampai keluar nira, kemudian dilakukan pemurnian, selanjutnya diendapkan, diuapkan, dimasak (kristalkan), hingga akhirnya menjadi gula (SHS) yang berwarna putih. Proses pengolahan gula di Pabrik Gula Madukismo secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang digambarkan sebagai berikut :


(62)

Gambar IV.1 : Tahap Pengolahan Gula Sumber : PT. Madu Baru

Proses pembuatan gula sebagai berikut: 1. Penggilingan Tebu

Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (Nira mentah) melalui alat-alat berupa Unigrator Mark IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan.

Pemerahan Nira Pemurnian Nira Penguapan Nira

Penyelesaian Kristalisasi

Penggilingan Tebu


(63)

2. Pemerahan Nira

Setelah digiling hasil nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di Stasiun Gilingan.

3. Pemurnian Nira

PG. Madukismo menggunakan sistem Sulfitasi . Nira mentah lalu ditimbang, dipanaskan 70– 75°C, direaksikan dengan susu kapur dalam Defekator dan diberi gas SO2 dalam peti Sulfitasi sampai PH 7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100°– 105°C. Kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam peti pengendap (Dorr Clarifier) dan disaring menggunakan alat penapis hama (Rotary Vacum Filter). Endapan padatnya digunakan sebagai pupuk organik. Nira jernihnya dikirim ke stasiun penguapan.

4. Penguapan Nira

Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem

multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nila encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap dikristalkan di stasiun kristalisasi. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas SO2, sebagai

bleaching/pemucatan, dan siap untuk dikristalkan. 5. Kristalisasi

Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang


(64)

dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit, serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan. Sebelum dipisahkan di stasiun puteran, gula terlebih dahulu didinginkan di dalam palung pendingin.

6. Penyelesaian

Dalam tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya. Agar gula lebih putih maka pemutaran gula dilakukan dua kali, sedangkan filtratnya (sisa larutannya) terakhir yang sudah tidak bisa dikristalkan lagi disebut tetes, dan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan alkohol dan spiritus. Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan antara gula halus, gula kasar, dan gula normal kemudian dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik, kapasitas 50 kg netto.

F. Bagian Pemasaran

Sebelum pertengahan tahun 1997, semua hasil produksi dari pabrik gula Madukismo dibeli semua secara monopoli oleh pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah. Namun pada saat Indonesia mengalami krisis moneter, ini membawa dampak positif terhadap sistem penjualan gula yang dilakukan oleh perusahaan. Sistem pendistribusian gula tidak lagi dimonopoli oleh Bulog, sehingga perusahaan dapat menjual langsung ke pasaran. Dengan demikian harga gula ditentukan oleh tingkat keseimbangan antara permintaan pasardan penawaran dari produsen.


(65)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui besarnya pengaruh elastisitas dan return to scale pada bagian produksi yang terjadi di PT. Madu Baru maka perlu dilakukan tiga tahap analisis. Tahap pertama adalah melakukan pengubahan variabel independen dan dependen ke dalam bentuk logaritma natural, agar data tersebut dapat dianalisis menggunakan analisis regresi, kemudian melakukan uji asumsi klasik, uji F dan uji t untuk melihat hubungan antar variabel. Tahap kedua adalah melihat seberapa besar elastisitas yang terjadi dengan melihat besar koefisien pangkat pada persamaan yang telah diolah. Tahap ketiga adalah menghitung seberapa besar

return to scale yang terjadi dengan menjumlahkan koefisien pangkat pada masing – masing variabel yang ada dalam persamaan.

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi perusahaan PT. Madu Baru yang terdiri atas :

1. Bahan Baku Tebu dalam satuan kuintal yang digunakan tahun 2008 – 2012 dalam masa giling. Dalam satu tahun masa giling berjalan selama 6 bulan.

2. Tenaga Kerja tahun 2008 – 2012 yang dihitung berdasarkan jam tenaga kerja.

3. Mesin tahun 2008 – 2012 yang dihitung berdasarkan jam mesin. 4. Gula pasir dalam satuan kuintal yang dihasilkan tahun 2008- 2012.


(66)

Tabel V Data Produksi tahun 2008 – 2012

Bulan/Tahun Tebu (kuintal) Tenaker (jam) Mesin (jam) Gula Pasir (kuintal) May-08 864682 189228 34034 60361 Jun-08 1039425 187824 38630 66911 Jul-08 755475 194232 39083 57327 Aug-08 667324 188784 38156 49572 Sep-08 704173 124224 28441 57683 Oct-08 554655 188976 36303 52554 May-09 894930 188736 36864 57031 Jun-09 887734 188352 38649 57033 Jul-09 865733 195192 39341 51900 Aug-09 855957 194928 39959 60459 Sep-09 696556 124536 24569 47134 Oct-09 579166 188016 36587 47464 May-10 711641 182760 33090 38845 Jun-10 940176 188592 37737 53834 Jul-10 1036759 187944 39806 60181 Aug-10 1172185 194328 39237 65830 Sep-10 625277 123720 24579 34139 Oct-10 748099 187728 30789 42371 May-11 687415 176016 36022 45052 Jun-11 913906 187656 38712 56055 Jul-11 856594 187872 40024 57945 Aug-11 605306 162672 35718 40970 Sep-11 590769 168648 35954 45209 Oct-11 498401 187968 39404 33534 May-12 813832 189480 34088 65577 Jun-12 822434 188520 38569 60952 Jul-12 943925 189240 39142 63229 Aug-12 920716 137448 27022 68391 Sep-12 980105 188424 38688 68252 Oct-12 683417 188832 38691 55416 Sumber Tebu dan Gula : Data Sekunder PT.Madubaru

Sumber Jam Mesin dan Jam Tenaga Kerja : Data Diolah

B. Analisis Data

Data produksi yang diperoleh kemudian diubah ke dalam bentuk logaritma natural (ln) agar dapat diolah menggunakan regresi. Hasil logaritma


(67)

natural dari tabel V untuk masing – masing variabel yang digunakan tahun 2008 – 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel V.1 Hasil Logaritma Natural Data Produksi

Bulan/Tahun

Logaritma natural tebu

Logaritma natural tenaker Logaritma natural mesin Logaritma natural gula May-08 13.67012 12.15071 10.43512 11.00810

Jun-08 13.85418 12.14326 10.56178 11.11112 Jul-08 13.53510 12.17681 10.57344 10.95653 Aug-08 13.41103 12.14836 10.54944 10.81118 Sep-08 13.46478 11.72984 10.25559 10.96272 Oct-08 13.22610 12.14938 10.49966 10.86960 May-09 13.70450 12.14810 10.51499 10.95135 Jun-09 13.69643 12.14607 10.56228 10.95139 Jul-09 13.67133 12.18174 10.58002 10.85707 Aug-09 13.65998 12.18039 10.59561 11.00972 Sep-09 13.45390 11.73235 10.10924 10.76075 Oct-09 13.26934 12.14428 10.50745 10.76773 May-10 13.47533 12.11593 10.40699 10.56733 Jun-10 13.75382 12.14734 10.53840 10.89366 Jul-10 13.85161 12.14390 10.59177 11.00511 Aug-10 13.97438 12.17730 10.57738 11.09483 Sep-10 13.34595 11.72578 10.10965 10.43820 Oct-10 13.52529 12.14275 10.33491 10.65422 May-11 13.44069 12.07833 10.49189 10.71557 Jun-11 13.72548 12.14237 10.56390 10.93409 Jul-11 13.66072 12.14352 10.59723 10.96725 Aug-11 13.31349 11.99949 10.48341 10.62060 Sep-11 13.28918 12.03557 10.49000 10.71905 Oct-11 13.11916 12.14403 10.58162 10.42032 May-12 13.60951 12.15204 10.43670 11.09098 Jun-12 13.62002 12.14696 10.56020 11.01784 Jul-12 13.75780 12.15077 10.57495 11.05452 Aug-12 13.73291 11.83100 10.20441 11.13300 Sep-12 13.79541 12.14645 10.56328 11.13096 Oct-12 13.43486 12.14861 10.56336 10.92262 Sumber :Data Diolah


(68)

C. Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi berganda, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan agar dalam analisis regresi tidak terjadi estimasi yang bias. Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan uji Kolmugorov-Smirnov dengan bantuan SPSS for windows versi 17.0. Dasar pengambilan keputusan normalitas data adalah dengan melihat angka probabilitas. jika probabilitas > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Tabel V.2 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .94686415

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .052

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .858

c. Test distribution is Normal. d. Calculated from data

Sumber : Data Diolah

Uji normalitas menggunakan standardized residual yang berarti data dari hasil selisih antara nilai variabel dependen dan independen yang di prediksi dengan nilai variabel dependen dan independen hasil pengamatan telah distandarisasi. Dari hasil tabel SPSS diketahui bahwa


(69)

probabilitas koefisien toleransi lebih dari 0,05 atau Asymp.sig > taraf signifikan (α), yaitu 0,858 > 0,05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

Selain dari tabel tersebut, normalitas data juga dapat diketahui dari grafik normal probability plot. Apabila variabel berdistribusi normal maka penyebaran plot berada di sekitar dan disepanjang garis 45°. Hasil selengkapnya terpenuhi atau tidak terpenuhinya asumsi normalitas dapat dilihat dari grafik normal probability plot sebagai berikut :

Gambar V Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standardized residual.


(70)

Dari gambar V, uji normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standardized residual menunjukkan bahwa titik – titik menyebar disepanjang dan mengikuti garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Diagnosis untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah menentukan nilai Tolerence dan Variance Inflaction Factor (VIF). Batas

tolerance value adalah > 0,10 dan VIF < 10. Jika nilai tolerance dibawah 0,10 atau VIF di atas 10 maka terjadi korelasi antar variabel independen. Berdasarkan pengolahan dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0, didapatkan nilai VIF dan tolerence untuk masing – masing variabel bebas pada tabel berikut ini :

Tabel V.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Data Diolah

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1(Constant)

Tebu .926 1.080

Tenaker .174 5.757

Mesin .179 5.580


(71)

Dari tabel V.3, dapat dilihat bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF < 10 dan tolerence value > 0,10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas dalam model regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model pengamatan terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat dilihat dari pola scatterplot diagram pada hasil SPSS. Apabila tidak ada pola tertentu dalam pola scatterplot diagram, maka tidak ada heteroskedastisitas dari model regresi yang digunakan. Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0, didapatkan kurva pengujian heteroskedastisitas sebagai berikut:


(72)

Berdasarkan gambar V.1 dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar secara acak tanpa membentuk pola yang jelas. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga model regresi ini layak digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu regresi linier ada korelasi antara residual pada periode t dengan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi maka dalam persamaan regresi linier tersebut terdapat masalah, karena hasil yang baik seharusnya tidak ada indikasi autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson dan tingkat signifikan (α)=5%.

Tabel V.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .778a .605 .559 .13008091 1.838

a. Predictors: (Constant), mesin, tebu, tenaker b. Dependent Variable: gula

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel V.4 nilai Durbin Watson sebesar 1,838. Syarat tidak terjadi autokorelasi jika du < dw < 4-du. Dengan data 30 sampel dan 3 variabel independen, diketahui nilai du sebesar 1,65 dan 4-du sebesar 2,35 , maka 1,65 < 1,838 < 2,35. Sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terjadi autokorelasi.


(73)

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama.

1. Uji F

a. Merumuskan Hipotesis

Ho: β1,β2,β3 = 0, maka tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan tidak berpengaruh terhadap gula pasir.

Ha : Minimal satu dari β i ≠ 0, maka tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan berpengaruh terhadap gula pasir.

b. Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan level of significance (tingkat signifikansi) sebesar 5% dengan level of confidence (tingkat kepercayaan) sebesar 95%.

c. Menentukan Kriteria Pengujian Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel

Tabel V.5 ANOVAb Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .673 3 .224 13.249 .000a

Residual .440 26 .017

Total 1.113 29

a. Predictors: (Constant), mesin, tebu, tenaker b. Dependent Variable: gula

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan tabel V.5 nilai Fhitung sebesar 13,249 lebih besar dari Ftabel sebesar 8,62. Dari tabel V.5 sum of squares regression sebesar 0,673 didapat dari Σ( Y - )², yaitu selisih antara Y asli dengan


(74)

Y rata – rata yang di kuadratkan dan sum of square residual sebesar 0,440 didapat dari Σ( Y’- Y )², yaitu selisih antara Y estimasi dengan Y asli. Mean of square rata – rata yang diperoleh dari sum of square

dibagi dengan df. d. Mengambil Kesimpulan

Nilai Fhitung sebesar 13,249 lebih besar dari Ftabel sebesar 8,62. Apabila dilihat dari tingkat probabilitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan sebesar 0,05 (α ), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti tebu, tenaga kerja, dan mesin secara simultan berpengaruh terhadap gula pasir.

2. Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari variabel independen yang terdiri dari tebu, tenaga kerja, dan mesin terhadap hasil output perusahaan yang berupa gula pasir di PT. Madu Baru. Pada kolom unstandardized coefficient, B menunjukkan koefisien parameter regresi yang dihasilkan menggunakan variabel biasa (tidak distandarisasi) karena menggunakan unit atau skala asli dari variabel – variabel yang digunakan.

Pada kolom standardized coefficient, beta menunjukkan koefisien parameter regresi standardized variables (variabel – variabel yang datanya telah di standarisasi dengan standar deviasi masing – masing variabel).


(75)

Tabel V.6 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.435 2.320 .618 .542

Tebu .699 .120 .748 5.832 .000

Tenaker -.744 .406 -.542 -1.831 .079

Mesin .855 .391 .637 2.187 .038

a. Dependent Variable: gula

Sumber : Data Diolah

a. Pengujian Hipotesis Pertama

1) HO1 : β1 = 0, tebu secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Ha1 : β1 ≠ 0, tebu secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

2) Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan level of significance (tingkat signifikansi) sebesar 5% dengan level of confidence (tingkat kepercayaan) sebesar 95%. 3) Dari hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 5,832

4) Mengambil Kesimpulan

Karena nilai thitung sebesar 8,306 > ttabel sebesar 2,056, nilai probabilitas sebesar 0,000 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tebu berpengaruh signifikan terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.


(76)

b. Pengujian Hipotesis Kedua

1) HO2 : β2 = 0, tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Ha2 :β2 ≠ 0, tenaga kerja secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

2) Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan level of significance (tingkat signifikansi) sebesar 5% dengan level of confidence (tingkat kepercayaan) sebesar 95%. 3) Dari hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar -1,831

4) Mengambil Kesimpulan

Karena nilai -thitung sebesar -1,831 < -ttabel sebesar -2,056, nilai probabilitas 0,079 > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

c. Pengujian Hipotesis ketiga

1) HO3 :β3 = 0, mesin secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

Ha3 : β3 ≠ 0, mesin secara parsial berpengaruh terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

2) Menentukan Level of Significance (α)

Menentukan level of significance (tingkat signifikansi) sebesar 5% dengan level of confidence (tingkat kepercayaan) sebesar 95%. 3) Dari hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 2,187


(77)

4) Mengambil Kesimpulan

Karena nilai thitung sebesar 2,187 > ttabel sebesar 2,056 dan nilai probabilitas sebesar 0,038 < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa mesin berpengaruh signifikan terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan.

3. Uji Adjusted R Square

Tabel V.7 Uji Adjusted R Square

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .778a .605 .559 .13008091

a. Predictors: (Constant), mesin, tebu, tenaker b. Dependent Variable: gula

Pada tabel V.7 dapat dilihat nilai Adjusted R square sebesar 0.559 menunjukkan bahwa sebesar 55,9% hasil produksi (gula pasir) dapat dijelaskan oleh variabel tebu (X1), tenaga kerja (X2), dan mesin (X3) sedangkan sisanya yang sebesar 49,1% dijelaskan oleh variabel – variabel lain. Standard error of estimate menunjukkan tingkat prediksi dari regresi. Semakin kecil nilai Standard error of estimate semakin tepat prediksi yang dilakukan dalam menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(78)

4. Analisis Regresi Berganda

Setelah dilakukan uji asumsi klasik, uji F dan uji t maka untuk menjawab rumusan masalah kedua dan ketiga dilakukan analisis regresi linear berganda. Model regresi linear yang digunakan dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis diformulasikan sebagai berikut :

Y = a X1b X2c X3d Keterangan:

Y = output a = nilai konstanta X1 = tenaga kerja X2 = mesin X3 = tebu

b,c,d = elastisitas input

Persamaan fungsi di atas adalah rumusan asli fungsi produksi Cobb-Douglas dengan tiga variabel independen. Setelah semua variabel diubah ke dalam bentuk logaritma natural (Ln) maka rumusan fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam persamaan Ln, sehingga persamaannya menjadi :


(1)

Hasil Logaritma Natural Data Produksi

bulan /tahun

ln tebu

ln tenaker

ln mesin

ln gula

May-08

13.67012

12.15071

10.43512

11.00810

Jun-08

13.85418

12.14326

10.56178

11.11112

Jul-08

13.53510

12.17681

10.57344

10.95653

Aug-08

13.41103

12.14836

10.54944

10.81118

Sep-08

13.46478

11.72984

10.25559

10.96272

Oct-08

13.22610

12.14938

10.49966

10.86960

May-09 13.70450

12.14810

10.51499

10.95135

Jun-09 13.69643

12.14607

10.56228

10.95139

Jul-09 13.67133

12.18174

10.58002

10.85707

Aug-09 13.65998

12.18039

10.59561

11.00972

Sep-09 13.45390

11.73235

10.10924

10.76075

Oct-09 13.26934

12.14428

10.50745

10.76773

May-10 13.47533

12.11593

10.40699

10.56733

Jun-10 13.75382

12.14734

10.53840

10.89366

Jul-10 13.85161

12.14390

10.59177

11.00511

Aug-10 13.97438

12.17730

10.57738

11.09483

Sep-10 13.34595

11.72578

10.10965

10.43820

Oct-10 13.52529

12.14275

10.33491

10.65422

May-11 13.44069

12.07833

10.49189

10.71557

Jun-11 13.72548

12.14237

10.56390

10.93409

Jul-11 13.66072

12.14352

10.59723

10.96725

Aug-11 13.31349

11.99949

10.48341

10.62060

Sep-11 13.28918

12.03557

10.49000

10.71905

Oct-11 13.11916

12.14403

10.58162

10.42032

May-12 13.60951

12.15204

10.43670

11.09098

Jun-12 13.62002

12.14696

10.56020

11.01784

Jul-12 13.75780

12.15077

10.57495

11.05452

Aug-12 13.73291

11.83100

10.20441

11.13300

Sep-12 13.79541

12.14645

10.56328

11.13096

Oct-12 13.43486

12.14861

10.56336

10.92262


(2)

Hasil Uji Normalitas

a.

Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .94686415

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .052

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .858

a. Test distribution is Normal.

b.

Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standardized

residual


(3)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 1.435 2.320 .618 .542

Tebu .699 .120 .748 5.832 .000 .926 1.080

Tenaker -.744 .406 -.542 -1.831 .079 .174 5.757

Mesin .855 .391 .637 2.187 .038 .179 5.580


(4)

(5)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .778a .605 .559 .13008091 1.838

a. Predictors: (Constant), mesin, tebu, tenaker


(6)

Regression

a.

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .673 3 .224 13.249 .000a

Residual .440 26 .017

Total 1.113 29

a. Predictors: (Constant), mesin, tebu, tenaker

b. Dependent Variable: gula

b.

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.435 2.320 .618 .542

Tebu .699 .120 .748 5.832 .000

tenaker -.744 .406 -.542 -1.831 .079

mesin .855 .391 .637 2.187 .038

a. Dependent Variable: gula

c.

Hasil regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.435 2.320 .618 .542

Tebu .699 .120 .748 5.832 .000

tenaker -.744 .406 -.542 -1.831 .079

Mesin .855 .391 .637 2.187 .038