pengalaman, ketekunan dan kesabaran agar dapat diperoleh hasil yang seimbang antara besar benda dengan ketebalan dinding benda.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan dengan teknik pijit antara lain adalah tanah liat yang digunakan sebaiknya tidak terlalu lunak dan
tidak terlalu kering sehingga tidak akan menyulitkan dalam proes pembentukan. Tanah yang digunakan sebaiknya tanah plastis dan homogen serta perlunya
ketersediaan air untuk membasahi tanah yang ketika dibentuk mulai mengering. Cara membasahi adalah dengan menambahkan sedikit air pada dinding yang
mulai kering kemudian dilakukan pemijitan secara merata.
d. Proses Pembentukan Tanah Liat
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga teknik utama dalam
membentuk benda keramik: Pembentukan tangan langsung hand building, teknik putar throwing, dan teknik cetak casting. Pembetukan tangan langsung
ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit pinching, teknik pilin coiling, dan teknik lempeng slabbing.
Pembentukan dengan teknik putar. Teknik ini merupakan teknik yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena
kekhasannya tersebut, sehingga teknik ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan teknik yang lain, teknik ini mempunyai tingkat
kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja secara langsung dapat membuat benda keramik
begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari
agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik
dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan teknik ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder:
misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar meja putar. Meja putar
dapat berupa alat putar manual maupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik. Secara singkat, tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar
adalah: centering pemusatan, coning pengerucutan, forming pembentukan, rising membuat ketinggian benda, refining the contour merapikan.
Pembentukan yang ketiga adalah pembentukan dengan teknik cetak. Dalam teknik ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan
tetapi menggunakan bantuan cetakan atau mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang slip. Pada
teknik cetak padat, bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang, bahan yang digunakan berupa badan tanah liat
slip atau cair.
Gambar 4. Proses penuangan kedalam cetakan Dokumentasi: Abdul Rochman Habib, 2015
Gambar 5. Proses pengeluaran tanah cair setelah didapatkan ketebalan yang diinginkan.
Dokumentasi: Abdul Rochman Habib, 2015
Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik pijit atau
pembentukan langsung, setelah proses pembuangan tanah slip dari model kemudian keringan terlebih dahulu lalu ditunggu beberapa menit. Hal ini
merupakan cara efektif untuk mengetahui cetakan tersebut telah siap untuk di lepas dengan cara memotong bagian lubang pada saat menuangkan tanah cair
kedalam model.
Gambar 6. Proses pelepasan cetakan Dokumentasi: Abdul Rochman Habib, 2015
e. Proses Pembentukan Motif