31
2.1.2.2 Porositas Beton
Porositas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah volume lubang-lubang kosong yang dimiliki oleh zat padat volume kosong dengan jumlah
dari volume zat padat yang di tempati oleh zat padat. Porositas pada suatu material dinyatakan dalam persen rongga fraksi
volume dari suatu rongga yang ada dalam material tersebut. Besarnya porositas pada suatu material bervariasi mulai dari 0 sampai dengan 90 tergantung dari jenis dan
aplikasi material tersebut. Porositas suatu bahan pada umumnya dinyatakan sebagai porositas terbuka
yakni porositas yang rongganya masih memiliki akses ke permukaan luar, walaupun rongga tersebut ada ditengah-tengah padatan. Porositas ini dapat dihitung dengan
rumus Lawrence H.Van Vlack, l989 :
Porositas = x
x 100
Dimana : P
= Porositas mb
= Massa basah sampel setelah direndam gram mk
= Massa kering sampel setelah direndam gram Vb
= Volume benda uji cm
3
Pada percobaan ini porositas dihitung sebelum pembakaran dan setelah benda uji tersebur dibakar untuk membandingkan hasil keduanya.
Universitas Sumatera Utara
32
2.1.2.3 Uji Pembakaran Beton
Pada penelitian ini dilakukan uji pembakaran terhadap campuran beton dengan penambahan admixture superplasticizer sebanyak 1; 1,5; dan 2
dibandingkan dengan beton normal. Pengujian pembakaran menggunakan mesin furnace dilaksanakan di
Laboratorium Teknik Mesin Growth Centre Kopertis Wilayah-I Aceh-Sumatera Utara. Adapun gambar mesin furnace dapat dilihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11 Alat Uji Pembakaran Furnace
Alat uji ini biasa digunakan untuk proses penyepuhan besi, aluminium, baja ataupun logam lainnya tetapi pada saat ini akan dilakukan pembakaran terhadap
Universitas Sumatera Utara
33 beton untuk mengetahui efek terhadap beton pasca kebakaran. Percobaan ini
menggunakan benda uji berbentuk kubur dengan ukur15 cm x 15 cm x 15 cm.
2.2 Bahan Penyusun Beton
2.2.1 Semen
2.2.1.1 Umum
Arti kata semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif maupun kohesif, yaitu bahan perekat. Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks,
dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Semen hidraulis dan 2. Semen non-hidraulis.
Semen hidraulis adalah semen yang akan mengeras bisa bereaksi dengan air, tahan terhadap air water resistance dan stabil di dalam air setelah mengeras.
Contoh semen hidraulis anara lain kapur hidrolik, semen pozzolan, semen terak, semen alam, semen portland, semen portland-pozzolan, semen portland terak tanur
tingg, semen alumina, dan semen ekspansif. Contoh lainnya adalah semen portland putih, semen warna, dan semen-semen untuk keperluan khusus. Semen non-hidraulis
adalah semen perekat yang dapat mengeras tetapi tidak stabil dalam air. Contoh utama dari semen non-hidraulis adalah kapur.
Universitas Sumatera Utara