18 kerikil dari adukan maupun bleeding pemisahan air dan semen dari adukan. Hal ini
karena segregasi maupun bleeding mengakibatkan beton yang diperoleh akan jelek. Tiga hal penting yang perlu diketahui dari sifat-sifat beton segar, yaitu:
kemudahan pengerjaan workabilitas, pemisahan kerikil segregation, pemisahan air bleeding.
2.1.1.1 Kemudahan Pengerjaan Workability
Kelecakan adalah kemudahan mengerjakan beton, dimana menuang placing dan memadatkan compacting tidak menyebabkan munculnya efek negatif
berupa pemisahan segregation dan pendarahan bleeding. Ada 3 pengertian disini, yaitu kompaktibilitas, mobilitas dan stabilitas.
1. Kompaktibilitas: kemudahan mengeluarkan udara dan pemadatan.
2. Mobilitas: kemudahan mengisi acuan dan membungkus tulangan. Beton
dengan mobilitas yang baik umumnya mempunyai kompaktibilitas yang baik pula.Jadi umumnya cukup mengandalkan mobilitas.
3. Stabilitas: kemampuan untuk tetap menjadi massa homogen tanpa
pemisahan. Unsur-unsur yang mempengaruhi workabilitas, yaitu :
1. Jumlah air pencampur.
2. Semakin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar itu dikerjakan
namun jumlahnya tetap diperhatikan agar tidak terjadi segregasi.
Universitas Sumatera Utara
19 3.
Kandungan semen. Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara pengerjaan
adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan penambahan air campuran untuk memperoleh nilai FAS faktor air semen tetap.
4. Gradasi campuran pasir dan kerikil.
Bila campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan maka adukan beton akan mudah dikerjakan. Gradasi adalah
distribusiukuran dari agregat berdasarkan hasil persentase berat yang lolos pada setiap ukuran saringan dari analisa saringan.
5. Bentuk butiran agregat kasar
Agregat berbentuk bulat-bulat lebih mudah untuk dikerjakan. 6.
Cara pemadatan dan alat pemadat. Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan tingkat
kelecakan yang berbeda sehingga diperlukan jumlah air yang lebih sedikit daripada jika dipadatkan dengan tangan.
Konsistensikelecakan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump yang didasarkan pada ASTM C 143-74. Percoban ini menggunakan corong
baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua ujungnya, yang disebut kerucut Abrams. Bagian bawah berdiameter 20 cm, bagian atas berdiameter 10 cm, dan tinggi
30 cm disebut sebagai kerucut Abrams seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
20 Gambar 2.1 Kerucut Abrams
Variasi yang terjadi antara nilai slump adanya beberapa ukuran akibat tiga buah jenis slump yang terjadi dalam praktek, yaitu :
1. Penurunan umum dan seragam tanpa ada yang pecah, oleh karena itu dapat
disebut slump yang sebenarnya. Pengambilan nilai slump sebenarnya dengan mengukur penurunan minimum dari puncak kerucut.
Gambar 2.2 Slump Aktual 2.
Slump geser yang terjadi bilamana paruh puncaknya tergeser atau tergelincir ke bawah pada bidang miring. Pengambilan nilai slump geser ini
Universitas Sumatera Utara
21 ada dua yaitu dengan mengukur penurunan minimum dan penurunan rata-
rata dari puncak kerucut.
Gambar 2.3 Slump Geser 3.
Campuran beton pada kerucut runtuh seluruhnya. Pengambilan nilai slumpcollapse dengan mengukur penurunan minimum dari puncak kerucut.
Gambar 2.4 Slump Runtuh
2.1.1.2 Pemisahan Kerikil