Penggunaan Pengujian Kuat Tekan Beton

80 Setelah umur beton 24 jam, cetakan silinder dan balok dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian.

3.6 Penggunaan

Admixture Superplasticizer Pada penelitian ini, penggunaan admixture superplasticizer yang digunakan sebagai bahan tambah pada beton normal. Adapun variasi yang digunakan adalah : 1; 1,5; dan 2. Cara penghitungan berat admixture superplasticizer yang digunakan yaitu M 2 = M 1 . Dimana diketahui, volume total kubus beton = 0,152 m , berat jenis admixture superplasticizer = 29.86 kgm 3 . Rumus yang dipakai: M 2 = M 1 x Berat jenis admixture superplasticizer Dimana: M 1 = Volume total silinder beton M 2 = Berat jenis admixture superplasticizer yang dipakai Dan kebutuhan admixture yang digunakan adalah:  Variasi I : kosong M 2= 0 M 1  Variasi II : M 2 = 1 M 1 x Berat jenis admixture superplasticizer M2 = 0.125kg  Variasi III : M 2 =1,5 M 1 xBerat jenis admixture superplasticizer M2 = 0.300 kg  Variasi IV : M 2 =2 M 1 xBerat jenis admixture superplasticizer M2 = 0.450 kg Universitas Sumatera Utara 81

3.7 Pengujian Sampel

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan beton, porositas beton, dan uji pembakaran beton.

3.7.1 Uji Kuat Tekan Beton

Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari untuk tiap variasi beton sebanyak 3 buah. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, kubus beton dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton yang digerakkan secara manual. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : c f  3.1 dimana : f c = Kekuatan tekan kgcm 2 P = Beban tekan kg A = Luas permukaan benda uji cm 2

3.7.2 Porositas Beton

Porositas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah volume lubang-lubang kosong yang dimiliki oleh zat padat volume kosong dengan jumlah dari volume zat padat yang ditempati oleh zat padat. Universitas Sumatera Utara 82 Porositas pada suatu material dinyatakan dalam persen rongga fraksi volume dari suatu rongga yang ada dalam material tersebut. Besarnya porositas pada suatu material bervariasi mulai dari 0 sampai dengan 90 tergantung dari jenis dan aplikasi material. Porositas suatu bahan pada umumnya dinyatakan sebagai porositas terbuka yakni porositas yang rongganya masih memiliki akses ke permukaan luar, walaupun rongga tersebut ada ditengah-tengah padatan. Porositas ini dapat dihitung dengan rumus Lawrence H.Van Vlack, l989 : Porositas = x x 100 3.2 Dimana: P = Porositas mb = Massa basah sampel setelah direndam gram mk = Massa kering sampel setelah direndam gram Vb = Volume benda uji cm 3 Pada percobaan ini porositas dihitung sebelum pembakaran dan setelah benda uji tersebur dibakar untuk membandingkan hasil keduanya.

3.7.3 Uji Pembakaran Beton

Pada penelitian ini dilakukan uji pembakaran terhadap campuran beton dengan penambahan admixture superplasticizer sebanyak 1; 1,5; dan 2 dibandingkan dengan beton normal. Universitas Sumatera Utara 83 Pengujian pembakaran menggunakan mesin furnace dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Growth Centre Kopertis Wilayah I Aceh-Sumatera Utara. Adapun gambar mesin furnace dapat dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Alat Uji Pembakaran Furnace Alat uji ini biasa digunakan untuk proses penyepuhan besi, aluminium, baja ataupun logam, dan lainnya tetapi pada saat ini akan dilakukan pembakaran terhadap beton untuk mengetahui efek terhadap beton pasca kebakaran. Percobaan ini menggunakan benda uji berbentuk kubur dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm. Prosedur pengujian pembakaran: 1. Siapkan furnace dalam keadaan kosong; 2. Masukkan sampel beton yang akan diuji bakar; 3. Hubungkan kabel mesin furnace ke sumber listrik; 4. Hidupkan mesin furnace dan atur suhu yang diinginkan yaitu 200ºC, 500ºC, dan 800ºC; 5. Lihat perubahan pertambahan suhu di monitor digital furnace; Universitas Sumatera Utara 84 6. Tunggu sampai suhu yang diinginkan; 7. Pertahankan suhu pada suhu yang diingikan sampai waktu yang ditentukan yaitu selama 3 jam; 8. Setelah sampai pada waku yang ditentukan matikan mesin furnace, dingikan sampai pada suhu normal ruangan lalu keluarkan sampel. Universitas Sumatera Utara 85 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan alat Mesin Compressor Compressor Mechine. Kuat tekan beton dapat diperoleh dengan menggunakan rumus 3.1. Data hasil pengujian kekuatan tekan beton dengan penambahan admixture superplasticizer untuk tiap-tiap suhu pembakaran, sebagai berikut: Tabel 4.1 Beton dengan Tambahan Admixture Superplasticizer Tanpa Pembakaran Sampel Beban Tekan ton Kuat Tekan kgcm 2 Beton admixture 1 70 311,111 Beton admixture 1,5 73 324,444 Beton admixture 2 87 386,667 Tabel 4.1 menunjukkan data beban tekan yang dipeoleh dari hasil pengujian untuk beton dengan tambahan admixture superplasticizer 1; 1,5; dan 2 tanpa pembakaran berturut- turut yaitu sebesar 70 ton, 73 ton dan 87 ton. Ketiga datamenunjukkan bahwa penambahan admixture superplasticizer pada Universitas Sumatera Utara 86 campuran beton dapat meningkatkan beban tekan beton. Dari data beban tekan dapat dihitung kuat tekan dengan menggunakan rumus3.1 Tabel 4.2 Data Kuat Tekan Beton Pasca Bakar dengan Tambahan Admixture Superplasticizer 1 Sampel Temperatur o C BebanTekan ton KuatTekan kgcm 2 1 27 70 311,111 2 200 65 288,889 3 500 41,6 184,889 4 800 24 106,667 Tabel 4.2 menunjukkan data beban tekan dan kuat tekan untuk beton dengan tambahan admixture superplasticizer sebanyak 1 dengan pembakaran pada temperatur 200°C, 500°C, dan 800°C, bahwa semakin meningkatnya temperatur beban tekan maksimum yang mampu dipikul beton semakin berkurang kekuatannya. Artinya beton semakin lemah dan kuat tekan beton berturut- turut menurun sebesar 7,14;40,57; dan 65,71 dari kekuatan awal beton. Universitas Sumatera Utara 87 Gambar 4.1 Grafik Kuat Tekan Beton Admixture 1 Pasca Bakar Terhadap Temperatur Tabel 4.3 Data Kuat Tekan Beton Pasca Bakar dengan Tambahan Admixture Superplasticizer 1,5 Sampel Temperatur o C BebanTekan ton KuatTekan kgcm 2 1 27 73 324,444 2 200 71 315,556 3 500 62 275,556 4 800 25 111,111 Tabel 4.3 menunjukkan data beban tekan dan kuat tekan untuk beton dengan tambahan admixture superplasticizer sebanyak 1,5 dengan pembakaran padatemperatur 200° C , 500°C, dan 800°C bahwa semakin meningkatnya temperatur beban tekan maksimum yang mampu dipikul beton semakin berkurangkekuatannya. 311,111 288,889 184,889 106,667 100 200 300 400 500 1000 K u a t T e k a n k g c m ² Temperatur ºC Pengaruh Penambahan Admixture Superplasticizer 1 Terhadap Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Beton Admixture 1 Pasca Bakar Universitas Sumatera Utara 88 Artinya beton semakin lemah dan kuat tekan beton berturut- turut menurun sebesar 2,74; 15,07 ; dan 65,75 dari kekuatan awal beton. Gambar 4.2 Grafik Kuat Tekan Beton Admixture 1,5 Pasca Bakar Terhadap Temperatur Tabel 4.4 Data Kuat Tekan Beton Pasca Bakar dengan Tambahan Admixture Superplasticizer 2 Sampel Temperatur o C BebanTekan ton KuatTekan kgcm 2 1 27 87 386,667 2 200 75 333,333 3 500 67 297,778 4 800 35 155,556 324,444 315,556 275,556 111,111 100 200 300 400 200 400 600 800 1000 K u a t T e k a n k g c m ² Temperatur ºC Pengaruh Penambahan Admixture Superplasticizer 1,5 Terhadap Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Beton Admixture 1,5 Pasca Bakar Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 4.4 menunjukkan data beban tekan dan kuat tekan untuk beton dengan tambahan admixture superplasticizer sebanyak 2 dengan pembakaranpadatemperatur 200°C, 500°C, dan 800°C menunjukan semakinmeningkatnya temperatur beban tekan maksimum yang mampu dipikul beton semakin berkurang kekuatannya. Artinya beton semakin lemah dan kuat tekan beton berturut-turut menurun sebesar 13,79; 14,47 ; dan 53,95 dari kekuatan awal beton. Gambar 4.3 Grafik Kuat Tekan Beton Admixture 1,5 Pasca Bakar Terhadap Temperatur 386,667 333,333 297,778 155,556 50 100 150 200 250 300 350 400 450 200 400 600 800 1000 K u a t T e k a n k g c m ² Temperatur ºC Pengaruh Penambahan Admixture Superplasticizer 2 Terhadap Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Beton Admixture 2 Pasca Bakar Universitas Sumatera Utara 90 Tabel 4.5Rangkuman Data Kuat Tekan Beton Pasca Bakar dengan Tambahan Admixture Superplasticizer Temperatur ºC Kuat Tekan kgcm² Beton Admixture 1 Beton Admixture 1,5 Beton Admixture 2 27 311,111 324,444 386,667 200 288,889 315,556 333,333 500 184,889 275,556 297,778 800 106,667 111,111 155,556 Tabel 4.5 merupakan rangkuman data antara kenaikan temperatur dengan kuat tekan beton dengan masing-masing penambahan admixture superplasticizer sebanyak1; 1,5; dan 2.Tabel tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa kuat tekan beton akan turun seiring dengan kenaikan temperatur.Pada temperatur 200°C penurunan sebesar 7,14; 40,57 ; dan 65,71 , temperatur 500°C penurunan sebesar 2,74; 15,07 ; dan 65,75 ,pada temperatur 800°C penurunan sebesar 13,79; 14,47 ; dan 53,95 dari kekuatan awal beton tanpa pembakaran. Universitas Sumatera Utara 91 Gambar 4.4 Grafik Kuat Tekan Beton Admixture Pasca Bakar Terhadap Temperatur Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi temperatur maka kuat tekan beton semakin rendah. Disaat suhu 500ºC dengan penambahan admixture superplasticizer sebanyak 1 kuat tekan yang dihasilkan184,889 kgcm 2 , untuk penambahan admixture superplasticizer sebanyak 1,5 kuat tekan betonnya adalah 275,556 kgcm 2 , dan penambahan admixture superplasticizer sebanyak 2 kuat tekan beton yang dihasilkan sebesar 231,111 kgcm 2 . Hasil 311,111 288,889 184,889 106,667 324,444 315,556 275,556 111,111 386,667 333,333 297,778 155,556 50 100 150 200 250 300 350 400 450 200 400 600 800 1000 K u a t T e k a n k g c m ² Temperatur ºC Pengaruh Penambahan Admixture Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Beton Admixture 1 Pasca Bakar Beton Admixture 1,5 Pasca Bakar Beton Admixture 2 Pasca Bakar Universitas Sumatera Utara 92 inimenunjukkan beton yang diberi tambahan admixture superplasticizer yang lebih banyak akan memiliki kuat tekan yang masih cukup tinggi. Hal ini terjadi karena beton yang ditambahi admixture superplasticizer memiliki cukup air untuk melawan panas pembakaran walaupun penggunaan air dikurangi 10 -15 dari penggunaan air pada pembuatan beton normal. Air yang terserap pada agregat mulai menguap, penguapan menyebabkan penyusutan pasta semen. Disaat temperatur 500°C sampai dengan 800°C terjadi penurunan kuat tekan yang cukup signifikan, disaat suhu 800°C untuk beton dengan penambahan admixture superplasticizer sebanyak 1 kuat tekan yang dihasilkan adalah 106,667 kgcm 2 , untuk penambahan admixture superplasticizer 1,5 kuat tekannya adalah 111,111 kgcm 2 , dan untuk penambahan admixture superplasticizer 2 kuat tekannya adalah 155,556 kgcm 2 . Penurunan kuat tekan ini disebabkan karena pasta semen yang sudah terhidrasi terurai kembali CaOH 2 → CaO + H 2 O. CaO kapur yang bersifat higroskopis menyerap air, sedangkan H 2 O mulai menguap pada temperatur 100°C sehingga menyebabkan beton kering dan rapuh Febrina, F., 2010. Dalam hal inidapat dilihat bahwa semakin tinggi temperatur pembakaran maka kuat tekan beton semakin rendah. Bila dibandingkan nilai kuat tekan pada penambahan admixture superplasticizer sebanyak 1; 1,5; dan 2 kuat tekan beton yang dihasilkan semakin menurun. Untuk suhu 200°C, penurunannya dapat mencapai 2,74 – 13,79 , untuk suhu 500°C mencapai 14,47 – 40,57 , untuk suhu 800°C mencapai 53,95 – 65,75 , dimana pada suhu 800°C Universitas Sumatera Utara 93 dengan tambahan admixture paling sedikit yaitu 1 tampak fisik permukaan beton sudah mengelupas dan struktur bagian dalamnya sangat rapuh. Kapur dari hasil pembakaran bila ditambahkan air akan mengembang dan retak. Semen dan air berfungsi sebagai perekat serta penguat beton. Selama proses hidrasi, dua komponen senyawa terpenting dalam butiran semen yaitu C 2 S dan C 3 S bereaksi dengan H 2 0 dan menghasilkan CSH dan CaOH 2 . C-S-H berfungsi sebagai zat penentu kekerasan beton dan pengikat agregat. Proses hidrasi adalah proses dimana komposisi kimia semen CaO disingkat C, SiO 2 disingkat S, Al 2 O 3 disingkat A, Fe 2 O 3 disingkat F, bereaksi dengan air H 2 O disingkat H. Efek proses hidrasi ini kemudian menjadikan Kristal-kristal berukuran mikro dan nano yang disebut gel dan CaOH 2 yang akan tumbuh terus mengisi rongga-rongga kristal dimana rongga-rongga tersebut berisi air dan tumbuh menjadi kristal-kristal padat yang sesuai berjalannya waktu terus tumbuh memadati ruang-ruang kristal yang masih kosong. Terjadinya penurunan kuat tekan disebabkan karena adanya proses dekomposisi unsur C-S-H Calcium Silica Hydrate yang terurai menjadi kapur bebas CaO serta SiO 2 yang tidak memiliki kekuatan sama sekali. UnsurC-S- H merupakan unsur utama yang menopang kekuatan beton, maka pengurangan C-S-H yang jumlahnya cukup banyak akan sangat mengurangi kekuatan beton. Ketika suhu dinaikkan sampai mencapai 800ºC terjadi proses karbonisasi yaitu terbentuknyaCalsium Carbonat CaCO 3 yang berwarna keputih-putihan sehingga merubah warna permukaan beton menjadi lebih terang. Disamping itu,pada Universitas Sumatera Utara 94 temperatur ini terjadi penurunan drastis lekatan antara batuan dan pasta semen ditandai oleh retak-retak dan kerapuhan beton beton dapat dengan mudah dipecah oleh tangan.

4.2 Pengujian Porositas Beton