Penjadwalan Pekerja LANDASAN TEORI

I-6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penjadwalan Pekerja

Penjadwalan adalah alokasi sumber daya berlebih untuk menjalankan serangkaian pekerjaan. Penjadwalan merupakan sebuah permasalahan yang kritis pada semua bidang kerja. Penjadwalan pekerja sendiri ternyata memberikan suatu permasalahan tersendiri. Pendekatan untuk menyeimbangkan antara permintaan dengan tenaga kerja sendiri telah dilakukan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memenuhi permintaan produk yang berubah-ubah dengan biaya yang minimal. Pilihan yang dapat dipilih adalah dengan tukar menukar tempat tenaga kerja, mengubah ukuran persediaan, dan menerapkan kerja lembur. Tugas yang terpenting dari setiap aktivitas dalam setiap periode waktu adalah relatif untuk memenuhi rencana pemenuhan materail. Dalam organisasi manufaktur, pilihan yang dilakukan adalah meningkatkan persediaan selama periode yang lamban dan bergantung pada inventory selama kecederungan permintaan melemah, untuk mengurangi masalah penjadwalan pekerja. Pada industri jasa, produk yang dihasilkan adalah jasa. Oleh karena itu sangatlah mungkin untuk meningkatkan performansi waktu, masalah inventori bukanlah masalah dari penjadwalan pekerja, sebagaimana dalam perusahaan manufaktur. Masalah pernjadawalan pekerja sendiri memiliki karakteristik yang unik. Karakter yang pertama adalah permintaan yang cenderung berfluktuasi secara luas dalam waktu yang singkat dan harus dipenuhi dalam waktu yang singkat pula. Dalam industri rumah makan daerah transit, permintaan bervariasi setiap jamnya namun masih bisa diperkirakan. Dalam departemen mesin pada sebuah perusahaan, permintaan lebih dapat dipeerkirakan namun biaya untuk masalah I-7 operator menganggur cukup tinggi. Dalam rumah sakit, perawatan dan makanan harus dipenuhi setiap jam, tujuh hari seminggu. Karakteristik yang kedua pada masalah penjadwalan pekerja adalah bahwa pekerja tidak dapat dijadikan persediaan. Misalnya, pada aktivitas yang terjadi pada toko perhiasan ataupun pada operator telepon. Pelanggan menuggu untuk dilayani adalah mungkin, namun pekerja tidak dapat bekerja sebelum pelanggan datang. Perencanaan produksi tidak dapat memperkecil permintaan yang berfluktuasi dan menghabiskan persediaan waktu pekerja. Karakteristik yang ketiga adalah bahwa konsumen sangat kritis. Jika konsumen akan bepergian dengan jarak yang jauh, dan konsumen tersebut tiba pada saat fasilitas dibuka dan menuggu dalam antrian, disinilah masalah akan dapat dilihat. Bagaimanapun, adanya kompetisi atau permintaan pelayanan yang kritis, mengharuskan penjadwalan pekerja untuk kepuasan konsumen. Ketiga karakteristik tersebut menjadikan masalah penjadwalan pekerja lebih rumit. Solusi untuk memecahkan masalah ini membutuhkan beberapa langkah. Pertama, mengenai pelayanan yang memerlukan kajian yang tersendiri. Kajian tentang waktu antara lain dengan menentukan rata–rata waktu yang diperlukan setiap pelayanan. Kajian tentang peramalan adalah untuk membuat model permintaan setiap pelayanan. Model permintaan agregat dibuat untuk memenuhi seluruh pengisian pekerjaan. Permintaan ini bervariasi setiap saat Bedworth David D, 1995.

2.2 Teori Antrian