Tanah Asas Pemungutan Pajak

1994 tanggal 9 November 1994 adalah konstruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan di wilayah Republik Indonesia. Contoh: rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai, dan lain-lain. Bangunan menurut PSAP no.7 mengenai akuntansi aset tetap gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dalam kondisi siapa dipakai.

2.5 Tanah

Tanah sebagaimana yang dimaksud dalam PSAK no.47 mengenai akuntansi tanah, terdiri atas tanah dalam negeri dan tanah luar negeri. Tanah dalam negeri adalah tanah yang berada di wilayah geografis Indonesia, terbagi menjadi tiga wilayah: yaitu wilayah kawasan berikat, wilayah yurisdiksi negara perwakilan, dan wilayah pabean. Hukum pertanahan mengatur secara umum hak- hak atas tanah kedua wilayah tersebut, dan mengatur secara khusus wilayah berikat. Wilayah yurisdiksi negara perwakilan terkait dengan kantor perwakilan negara asing atau wilayah kedutaan, sedangkan tanah luar negeri adalah tanah yang berada di luar wilayah Indonesia, berada pada wilayah hukum pertanahan lain di luar hukum pertanahan Indonesia. Substansi aktiva tetap tanah dalam kaidah hukum tersebut adakalanya menyebabkan pencatatan manfaat ekonomik dari kepemilikan absolut dan penggunaannya ke dalam kelompok aktiva tetap.

2.6 Asas Pemungutan Pajak

Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal The Four Maxims, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut. a. Asas Equality asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan: pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak. b. Asas Certainty asas kepastian hukum: semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum. c. Asas Convinience of Payment asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas kesenangan: pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak saat yang paling baik, misalnya di saat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau di saat wajib pajak menerima hadiah. d. Asas Efficiency asas efisien atau asas ekonomis: biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

2.7 Nilai Jual Objek Pajak NJOP