Sistem Pemungutan Pajak Syarat Pemungutan Pajak

2. Peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya Persentase Nilai Jual Kena Pajak untuk Pajak Bumi dan Bangunan. 3. Keputusan Menteri Keuangan No. 1002KMK.041985 tentang Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan. 4. Keputusan Menteri Keuangan No. 1006KMK.041985 tentang Tata Cara Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan dan penunjukan Pejabat yang berwenang mengeluarkan surat paksa. 5. Keputusan Menteri Keuangan No. 1007KMK1985 tentang pelimpaham wewenang penagihan Pajak Bumi dan Bangunan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II. 6. Keputusan Menteri Keuangan No. 523KMK. 041998 tentang penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak NJOP sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan. 7. Keputusan Menteri Keuangan No. 201KMK.042000 tentang penyesuaian besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan. 8. Keputusan Menteri Keuangan No. 82KMK. 042002 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan No. 552KMK. 032002 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 9. Peraturan Menteri Keuangan No. 150PMK.032010 tentang klasifikasi dan penetapan objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan. 10. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-60PJ2010 tentang tata cara penetapan nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan.

2.18 Ciri Utama Pajak

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara ekonomis pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah atau pengertian secara yuridis pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut : 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan : pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang. 2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik kontraprestasi perseorangan yang dapat ditunjukkan secara langsung. 3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. 4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang- undangan.

5. Selain fungsi budgeter anggaran yaitu fungsi mengisi Kas NegaraAnggaran Negara yang

diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial fungsi mengatur regulatif.

2.19 Sistem Pemungutan Pajak

9 Menurut Waluyo 2004:52, sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 4 empat sistem yaitu:

1. Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.

2. Semi Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang wewenangnya ada pada 2 dua pihak, yaitu fiskus dan pembayaran pajak. Pada awal tahun pajak, wajib pajak menaksir dulu berapa pajak terutangnya di mana pada akhir tahun, pajak yang sesungguhnya terutang ditentukan oleh fiskus.

3. Full Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

4. With Holding Sistem

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

2.20 Syarat Pemungutan Pajak

1. Adil Sama halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan keadilan dalam hal

pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya, misalnya: a. Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak b. Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak c. Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai dengan berat ringannya pelanggaran

2. Pengaturan Pajak Harus Berdasarkan Undang-Undang

Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan UU tentang pajak, yaitu: a. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU tersebut harus dijamin kelancarannya b. Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara umum c. Jaminan hukum akan terjaganya kerahasiaan bagi para wajib pajak.

3. Pemungutan Pajak tidak Mengganggu Perekonomian

Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah.

4. Pemungutan Pajak harus Efisien

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut.

5. Sistem Pemungutan Pajak harus Sederhana

10 Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.

2.21 Hambatan-hambatan Pemungutan Pajak