Distrik Maseirei : Distrik Ureifaisei :

21 adat merupakan salah satu upaya pemulihan keseimbangan yang terganggu dalam masyarakat, masyarakat hukum adat Biak Numfor biasanya menggelar upacara pemulihan keseimbangan hanya dikhususkan untuk delik adat mamunaipyokem pembunuhan. Istilah yang dipergunakan, yaitu ”wafwuf afer” tiup kapur atau ”owapuk ambober” potong bambu sebagai simbol yang memiliki nilai kerelegiusan dan kesakralan dalam mendamaikan si pelaku dengan pihak keluarga korban. 5. Di kalangan masyarakat Kampung Kabupaten Waropen 9 Provinsi Papua, delik adat lebih variatif. Dalam masyarakat hukum adat di kampung-kampung kabupaten Waropen, ada berbagai perbuatan yang dianggap sebagai pelanggaran adat di samping ada pula pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya ringan. Klasifikasi perbuatan sebagai delik di kampung-kampung di 4 distrik, yaitu : distrik Maserei, Urei Faisei, Waropen Bawah dan Oadate apabila diklasifikasikan termasuk ke dalam: 1 delik terhadap badan dan nyawa ; 2 delik harta benda ; 3 delik terhadap kehormatan seseorang ; 4 delik terhadap kesusilaan ; dan 5 pelanggaran lainnya. Hanya saja, di masing-masing kampung distrik, penyebutan nama delik tersebut berbeda sesuai dengan bahasa daerah masing-masing. Berikut nama-nama perbuatan yang diklasifikasikan sebagai pelanggaran adat di masing-masing distrik :

A. Distrik Maseirei :

Distrik Maseirei terdiri dari 9 kampung dengan jumlah penduduk kurang lebih 3.159 jiwa, terdiri dari 14 suku 10 , yaitu : 1 Suku Mambai; 2 9 I Gusti Ketut Ariawan dan Daniel Tanati “Delik Adat di Kampung-Kampung Kabupaten Waropen Papua” Penelitian kerjasama Program Studi Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana dengan BAPEDA Kabupaten Waropen, Provinsi Papua, Tahun 2008 10 Jumlah suku yang teridentifikasi. Banyaknya jumlah suku karena patokan bahasa yang dipakai sebagai pedoman. 22 Suku Papado; 3 Suku Risei; 4 Suku Sewobari; 5 Suku Bokadaro; 6 Suku Oadate; 7 Suku Papai; 8 Suku Aniboi; 9 Suku Mayawahedo; 10 Suku Urato; 11 Suku Sinonnde; 12 Suku Koweda; 13 Suku Sauri Sirame; dan Suku Rowiare Perbuatan-perbuatan yang dapat diidentifikasi sebagai pelanggaran adat, yaitu : No Klasifikasi Namasebutan dalam bahasa setempat Sanksi Keterangan 1. Delik terhadap badan dan nyawa 1. Munio penganiayaan 2. Famunio pengania- yaan dengan menggu- nakan alat 3. Munifero penganiayaan yang berakibat mati Denda Denda Diserahkan ke kepolisian Besar dan bentuk denda ditentukan oleh lembaga adat, kepala kampung dan keamanan 2. Delik terhadap harta benda Humamana pencurian Denda sda 3. Delik terhadap kehormatan seseorang Ghadadumana pelecehan bagi sebutan nama kepala kampung Denda sda 4. Delik terhadap kesusilaan 1. Wererai menceraikan suamiistri tanpa alasan yang sah Delik ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : a. Ri Bingga : apabila suami menceraikan istri tanpa alasan yang sah. b. Ri Mangga : apabila istri menceraikan suaminya tanpa alasan yang sah. Denda sda 23 2. Omamana Zinah 5. Pelanggaran lain Yai Iningga Khewan peliharaansapi pelihara- an yang lepas, kemudian memakan tanaman orang lain sehingga menimbul- kan kerugian Denda sda

B. Distrik Ureifaisei :

Distrik Ureifaisei terdiri dari 7 kampung dengan jumlah penduduk kurang lebih 4.387 jiwa, terdiri dari suku, yaitu : 1 Suku Faisei Saubowoa; 2 Suku Nubuai; 3 Suku Mambui; dan Suku Woyui Perbuatan-perbuatan yang dapat diidentifikasi sebagai pelanggaran adat, yaitu : No Klasifikasi Namasebutan dalam bahasa setempat Sanksi Keterangan 1. Delik terhadap badan dan nyawa

1. Fameio penganiayaan,