Tata Cara Pemungutan Pajak

commit to user xxiii 3 Pembagian Pajak berdasarkan sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a Pajak Subyektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau keadaan wajib pajak. b Pajak Obyektif adalah pajak yang awalnya memperhatikan obyek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru mencari subyeknya baik orang pribadi maupun badan.

f. Tata Cara Pemungutan Pajak

1 Stelsel Pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel: a Stelsel nyata riil stelsel adalah pengenaan pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode setelah penghasilan riil diketahui. b Stelsel Aggapan adalah pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang misalnya penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat commit to user xxiv ditetapkan besarnya pajak yang terhutang untuk tahun pajak yang berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya. c Stelsel Campuran adalah kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali. 2 Asas Pemungutan Pajak Menurut Smeets dalam bukunya Prastowo 2009. Asas pemungutan pajak yang penting adalah sebagai berikut: a Asas Equality merupakan pemungutan pajak yang dilakukan negara sesuai dengan kemampuan dan penghasilan Wajib Pajak. b Asas Certainty merupakan pemungutan pajak yang berdasarkan undang-undang. Dengan begitu, pihak yang melanggar dapat dikenai sanksi hukum. commit to user xxv c Asas Convinience of payment merupakan pemungutan pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi Wajib Pajak saat yang baik, misalnya pada saat Wajib Pajak baru menerima penghasilannya atau saat Wajib Pajak menerima hadiah. d Asas Eficiency merupakan pemungutan pajak yang biaya pemungutannya diusahakan sehemat mungkin. Jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak. 3 Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak di bagi atas 3 macam yaitu Waluyo, 2007: a Official Assesment System Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar pajak terutang oleh Wajib Pajak. b Self Assesment System Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang c With Holding System Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib commit to user xxvi Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

g. Tarif Pajak