Penagihan Pajak Tinjauan Pustaka

commit to user xxix atas nama Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat Gubernur Bupati Walikota Pemerintah Daerah setempat. Dasar penghitungan pajak adalah NJKP yang ditetapkan serendah- rendahnya 20 dan setinggi-tingginya 100 dari NJOP. Besarnya persentase NJKP ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah PP, dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional. NJKP = AV Assesment Value x NJOP = 20 x NJOP PBB = Tarif Pajak x NJKP = 0,5 x 20 x NJOP-NJOPTKP

3. Penagihan Pajak

a. Pengertian Penagihan Pajak Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksankan penyanderaan, menjual barang yang telah disita Ilyas, 2001. Penjualan barang yang telah disita biasanya dilakukan melalui pelelangan, kecuali untuk aset-aset tertentu seperti surat-surat berharga, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain. Penagihan pajak dibagi menjadi penagihan pajak aktif dan penagihan pajak pasif. Penagihan pajak pasif dilakukan dengan commit to user xxx menerbitkan Surat Tagihan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak. Penagihan pajak aktif merupakan penagihan dengan surat paksa yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000. b. Pelaksanaan Penagihan Pajak Tahap pelaksanaan penagihan pajak: 1 Surat Teguran Pajak Surat Teguran Pajak diterbitkan setelah 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pelunasan kepada penanggung pajak apabila tidak melunasi utang pajaknya. 2 Surat Paksa Surat paksa merupakan surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat paksa diterbitkan setelah lewat 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran. Surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat paksa diterbitkan apabila: a Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis, b Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, atau commit to user xxxi c Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. c. Penyitaan Penyitaan merupakan tindakan jurusita pajak untuk menguasai barang penanggung pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundang-undangan, Apabila utang pajak tidak dilunasi penanggung pajak dalam jangka waktu 2 dua kali 24 dua puluh empat jam setelah surat paksa diberitahukan, pejabat menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan. Penyitaan dilakukan oleh jurusita pajak disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk indonesia, dikenal oleh jurusita pajak, dan dapat dipercaya. Setiap melaksanakan penyitaan, jurusita pajak membuat berita acara pelaksanaan sita yang ditandatangani oleh jurusita pajak, penanggung pajak dan saksi-saksi. d. Pengumuman Lelang Apabila utang pajak dan atau biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah lewat 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanakan penyitaan, maka pejabat berwenang mengumumkan lelang commit to user xxxii e. Penjualan Pelelangan Barang Sitaan Lelang merupakan setiap penjualan dimuka umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli. Setelah lewat 14 emapt belas hari sejak pengumuman lelang ternyata penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya, maka pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang terhadap barang yang disita melalui kantor lelang. f. Pencegahan dan Penyanderaan Pencegahan merupakan larangan yang bersifat sementara terhadap penanggung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pencegahan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak yang mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp100.000.000,- seratus juta rupiah dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Pencegahan dapat dilakukan berdasarkan berdasarkan keputusan pencegahan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atas permintaan pejabat atau atasan pejabat yang bersangkutan. Jangka waktu pencegahan paling lama 6 enam bulan. Pencegahan terhadap penaggung pajak tidak mengakibatkan hapusnya utang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak. commit to user xxxiii Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan penanggung pajak dengan menempatkannya ditempat tertentu. Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak yang mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp100.000.000,- seratus juta rupiah dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. g. Keberatan dan Pengurangan PBB 1 Dasar Hukum Keberatan PBB: Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER- 25 2009 tanggal 16 Maret 2009 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bnagunan. 2 Keberatan diajukan apabila: a Dalam hal Wajib Pajak merasa SPPT SKP tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya mengenai luas obyek bumi dan bangunan, klasifikasi obyek bumi dan bangunan, besarnya penetapan pengenaan PBB. b Terdapat perbedaan penafsiran Undang-Undang antara Wajib Pajak dengan fiskus, misalnya penatapan subyek pajak sebagai Wajib Pajak, Obyek pajak yang seharusnya tidak dikenakan PBB, penerapan Nilai Jual Kena Pajak NJKP, commit to user xxxiv penentuan saat pajak terhutang, tanggal jatuh tempo, atau penetapan Nilai Jual Obyek Pajak NJOP.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Perkembangan Objek Pajak Buni di Kabupaten Klaten Wilayah kerja KPP Pratama Klaten meliputi desa dan kecamatan di Kabupaten Klaten yang terdiri dari 26 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 401 desa dan SPPT PBB Tahun 2011 sebanyak 543.473 Objek Pajak dengan jumlah pokok ketetapan sebesar Rp18.561.023.085,-. Banyak bencana yang menimpa Kabupaten Klaten, seperti gempa, letusan gunung berapi dan juga hama wereng yang menyebabkan objek pajak bumi dan bangunan mengalani kerusakan. Tahun ini hama wereng yang banyak menyerang objek pajak sawah di Kabupaten Klaten. Jenis hama yang menyerang tanaman padi petani adalah hama wereng batang coklat. Hama wereng di Kabupaten Klaten menyerang lahan seluas 1980 hektar sehingga menyebabkan petani gagal panen. Tabel 2.1 Rekapitulasi Ketetapan PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan Kabupaten Klaten Keterangan 2009 2010 2011 Jumlah Objek Pajak 543.473 543.473 543.473 Jumlah SPPT 519.620 530.079 532.227 Luas Bumi 570.142.019 578.179.650 578.762.174 NJOP Bumi 13.408.112.794 13.886.407.261 14.090.912.609