• ODHA di Lembaga Pemasyarakatan LAPASmempunyai situasi khusus yang perlu penanganan khusus. Situasi dan peraturan serta kegiatan rutin di dalam
LP seringkali menghambat dan mengacaukan proses terapi yang sedang dijalaninya. Stok dan keberlangsungan ketersediaan obat di dalam LAPAS tidak terjamin,
tanpa peranan keluarga ODHA tidak dapat mengakses ARV dan obat-obatan lain yang diperlukan selama di LAPAS banyaknya biaya yang diperlukan untuk
mengakses ARV yang notabene gratis dan obat-obatan lainnya dari luar LAPAS karena tidak tersedia di LAPAS, dan terhambatnya kegiatan Kelompok
Dukungan di dalam LAPAS. Salah satu harapan penting dari komunitas ini adalah advokasi pada LAPAS untuk lebih memperhatikan kebutuhan khusus
ODHA di dalam LP dan pelatihanpeningkatan kapasitas bagi petugas-petugas LAPAS berkaitan dengan masalah HIVAIDS.
“ kadang kita terbentur dengan sistem yang ada di sini, misalnya dokter
dateng jam satu siang seharusnya jadwal prektek 10 pagi sampai 1 siang, kita baru dikeluarin dari sel jam tiga siang, jadi serba salah, bagaimana
kalau pas obat ARV habis dan kita lagi dikeongdikurung? ”
FGD - LP NARKOTIKA CIPINANG
o Harapan
n
Peningkatan kapasitas untuk petugas-petugas LAPAS wawancara
n
Persediaan stok ARV di dalam LAPAS
n
Penyediaan alat alat laboratorium sederhana untuk cek SGPT – SGOT, Hb, HbsAG.
Observasi dilakukan di 11 RS dan lembaga-lembaga yang memberikan layanan terhadap ODHA di Jakarta dan Jawa Timur. Pengamat berbekal kertas dan pensil
untuk menggambarkan denah ruangan dan jika perlu mengambil foto digital. Karena alasan privasi, foto-foto tersebut tidak disajikan dalam laporan ini. Pengamatan
ditujukan untuk melihat beberapa aspek berikut ini, yaitu:
E.1. Aksesibilitas
Observasi terhadap mudah tidaknya fasilitas diketahui dan di jangkau klien meng- hasilkan beberapa pengamatan sebagai berikut:
• Walau ruang layanan di beberapa LSM dan klinik cukup mudah ditemukan, di
beberapa RS nampaknya masih ada yang diletakkan disudut yang sulit dilihat. Ini mungkin karena alasan privasi.
• Fasilitas pemberian ARV dipisahkan dari pemberian obat untuk klien lainnya.
E. Data Observasi
ODHA Akses Pelayanan Kesehatan Dasar 35
• Pembayaran dan pemberian obat dilakukan di tempat terpisah. • Pemeriksaan laboratorium kadang masih jauh, tetapi dimaklumi karena fasilitasnya
memang terbatas.
E.2. Kenyamanan
Observasi dari sisi privasi dan kenyamanan menunggu atau memperoleh perawatan letak ruang, ventilasi, tempat duduk, dan lika-liku ruang layanan
dilakukan dengan pencatatan sebagai berikut: • Ruang periksa ada yang terbuka sehingga tidak menjamin privasi.
• Ruang tunggu tidak nyaman, sempit dan ventilasi udara kurang sehingga
panas, terutama yang digabung dengan Poliklinik. • Di fasilitas pengambilan substitusi oral, dirasakan kurang pengamanan.
• Di beberapa fasilitas, percampuran dengan klienpasien lain dikhawatirkan akan mengurangi kenyamanan ODHA yang takut bertemu dengan pihak-
pihak tertentu.
Catatan di atas tidak menyangkal bahwa sebagian besar fasilitas sudah cukup memadai dengan ruang tunggu yang langsung berhubungan dengan halaman
terbuka, tempat duduk di lobby yang sangat nyaman, ruang konsultasi yang berAC, peralatan laboratorium yang cukup lengkap, dan kebersihan serta tata
ruang yang apik.
E.3. Lokasi Layanan
Karena terbatasnya tempat layanan pada ODHA, maka pengamatan yang dilakukan di berbagai RS pemerintah menyatakan bahwa lokasi sudah cukup
baik – yaitu mudah dijangkau dengan transportasi umum. Selain itu, karena dikenal oleh publik, maka mudah dicari.
ODHA Akses Pelayanan Kesehatan Dasar 36
Tujuan utama penelitian ini adalah meningkatkan kapasitas ODHA dalam melakukan penelitian partisipatif sederhana sebagai bagian dari partisipasi
ODHA untuk membantu memperbaiki kualitas layanan bagi ODHA. Tujuan ini sebagian tercapai dan sebagian lagi masih belum dapat dicapai dengan
memuaskan. Para peneliti selain memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari hasil penelitian, mereka memperoleh peluang untuk meningkatkan kapasitas
dan kepercayaan diri serta memperoleh ruang untuk refleksi diri maupun sebagai pengakses layanan.
Di samping keberhasilan, ada beberapa kendala yang diamati dalam proses penelitian ini:
1. Pimpinan kelompok ODHA belum siap memikul tanggung jawab yang cukup besar. Selain masalah organisasi kerja, ketua kelompok juga diminta
untuk bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan. Keadaan ODHA yang belum stabil dan kurang memperoleh perhatian dalam rekrutmen
menyebabkan penelitian ini mengalami keterlambatan yang serius karena ketua tim relaps dan mengacaukan organisasi dan kerja kelompok penelitian.
2. Waktu untuk merefleksikan hasil yang diperoleh di tiap-tiap daerah belum dapat dilakukan karena keterbatasan waktu dan dana. Dengan demikian,
hanya sebagian kecil dari ODHA yang terlibat dalam penelitian ini berkesempatan melakukan analisis bersama-sama konsultan.
3. Kesulitan saat memperoleh data di lapangan yang disebabkan oleh a kurang terbukanya komunitas ODHA setempat, b birokrasi, dan c kesulitan
dalam melakukan asistensi dari Jakarta karena masalah waktu dan administratif.
Semua masalah itu adalah tantangan yang dapat diantisipasi dan diatasi di kemudian hari. Di akhir analisis data, telah disepakati bahwa hasil ini akan
menjadi bahan refleksi di daerah dan di Jakarta.
4
bab
A. Kapasitas dan peran serta