THE INFLUENCE OF ALA CHEF SHOW ON TRANS TV TOWARDS THE INTEREST OF COOKING OF TEENAGERS (Study of the Students Communications of Lampung University)

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ALA CHEF SHOW ON TRANS TV TOWARDS THE INTEREST OF COOKING OF TEENAGERS (Study of the Students Communications of Lampung University)

By

A.INDRA DARMAWAN AGUNG

Nowdays there is a stereotype considering that women living in this modern era tend to disregard cooking as an important activity. This phenomenon is supported by an increasing number of food stalls which provide various foods with affordable price and practically sold. It shows that the interest of young women in cooking is getting decreased. However, society is now being served by one of the innovative television programs focush on cooking activity with different package of creative modern approach, “Ala Chef”. This program attracts the interest of society proven by being awarded as the winner of Gobel Award 2011. The problem explored in this research is the existence and percentage of influence of “Ala Chef” television program towards the interest of cooking of the students (women) of Communications of Lampung University. The aim of this research is to know the existence and percentage of influence “Ala Chef” television program on Trans TV in increasing the interest of cooking of young women who are the students of Lampung University majoring Communications.


(2)

The theory used in this research is the Theory of Uses and Effect. This research is done based on the survey method by using “Ala Chef” Program of Trans TV as the independent variable (X) and cooking interest of young women who are the students of Lampung University majoring Communications as the dependent variable (Y). The population of this research is 71 respondents who are the students (young women) of Lampung University majoring Communications, by taking whole population as the samples. The data processing techniques used in this research are editing, coding, and tabulating. The examining instruments used in this research are examining of validity, reliability, hypothesis, and the data analysis technique basing this research is the Simple Linear Regression Analysis Technique.

By examining the hypothesis with test t on level of 5 %, it shows that t counted as = 6,037 with t table as = 1,667. It shows that H0 is rejected and H1 is accepted. The result of the reseacrh shows that r2 = 0,272 (27,2%) which means the x variable influences singificantly towards the y variable as much as 27,2%. However, it is not considered as the main factor affaecting, because the rest of influence percentage of the external factors is as much as 72,8 %.


(3)

ABSTRAK

PENGARUH TAYANGAN ALA CHEF DI TRANS TV TERHADAP MINAT MEMASAK PADA REMAJA

(Studi Pada Mahasiswi Komunikasi Universitas Lampung)

Oleh

A.INDRA DARMAWAN AGUNG

Pada zaman sekarang terdapat sebuah stereotype yang menganggap bahwa wanita pada era modern cenderung mengeyampingkan kegiatan memasak. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tempat-tempat untuk membeli makanan dengan cepat dan mudah. Fenomena yang terjadi pada saat ini mengungkapkan bahwa minat memasak pada remaja wanita semakin menurun. Disamping itu ada sebuah tayangan televisi yang fokus pada kegiatan memasak yaitu “Ala Chef”. Tayangan ini cukup diminati oleh masyarakat terbukti tayangan “Ala Chef” memenangkan Gobel Award 2011. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV dalam meningkatkan minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Uses and Effect. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan variabel bebas tayangan “Ala Chef” di Trans TV (X) dan variabel terikat minat memasak pada remaja (Y). Populasi penelitian ini sebanyak 71 responden yang merupakan mahasiswi-mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, dengan jumlah


(4)

sampel mengambil keseluruhan populasi. Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding dan tabulasi. Pengujian penelitian ini menggunakan uji validitas, reliabilitas, hipotesis dan teknik analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai r2 (r square) mengetahui adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja sebesar 27,2%. Nilai signifikan pada taraf 5% yang didapat adalah 6,037 > 1,667 maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa tayangan “Ala Chef” di Trans TV berpengaruh terhadap minat memasak pada remaja. Tetapi tidak menjadi faktor utama karena nilai sempurna adalah 100% dan sisa pengaruh sebesar 72,8% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar penelitian ini.

Pada pengujian hipotesis dengan uji t pada taraf 5% menunjukkan bahwa t hitung = 6,037 dengan t tabel = 1,667. Hal itu menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil penelitian menunjukkan r2 = 0,272 (27,2%), yang berarti variabel x berpengaruh signifikan terhadap variabel y sebesar 27,2%. Tetapi tidak menjadi faktor utama karena sisa pengaruh sebesar 72, 8% dipengaruhi oleh faktor diluar penelitian ini.


(5)

PENGARUH TAYANGAN “ALA CHEF” DI TRANS TV TERHADAP MINAT MEMASAK PADA REMAJA

(Studi Pada Mahasiswi Komunikasi Univertas Lampung )

(Skripsi)

Oleh

A.INDRA DARMAWAN AGUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Format Acara Televisi ...21 Gambar 2. Kerangka Pikir ...33


(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Kegunaan Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Komunikasi ...6

1. Definisi Komunikasi...6

2. Unsur-Unsur Komunikasi...7

B. Definisi Komunikasi Massa ...9

1. Karakteristik Komunikasi Massa...9

2. Fungsi Komunikasi Massa...11

C. Tinjauan Tentang Media Massa...12

1. Pengertian Media Massa...12

2. Teori Efek Komunikasi Massa...13

D. Tinjauan Media Televisi...17

1. Klasifikasi Siaran Televisi...18

2. Format Acara Televisi...21

E. Tinjauan Mengenai Ala Chef ...23

F. Tinjauan Mengenai Minat ...25

G. Tinjauan Mengenai Memasak...27

H. Tinjauan Mengenai Remaja...27

I. Teori Yang Mendukung Penelitian ...29

J. Kerangka Pikir...31

K. Hipotesis ...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ...34

B. Variabel Penelitian ...34

C. Definisi Konsep ...35

D. Definisi Operasional ...36

E. Populasi ...41


(8)

G. Sumber Data ...42

H. Teknik Pengumpulan Data ...43

I. Teknik Pengolahan Data ...44

J. Teknik Pemberian Skors ...44

K. Teknik Analisis Data ...45

L. Uji Hipotesis ...46

M. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ...47

1. Uji Validitas ...47

2. Uji Reliabilitas ...48

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian...49

1. Sejarah FISIP Unila...49

2. VISI FISIP Unila...50

3. MISI FISIP Unila...52

4. Tujuan FISIP Unila...52

B. Sejarah Jurusan Ilmu Komunikasi...52

1. VISI Jurusan Ilmu Komunikasi...53

2. MISI Jurusan Ilmu Komunikasi...54

C. Gambaran Singkat Trans TV...54

1. Daftar Direktur Trans TV...55

2. VISI Trans TV...55

3. MISI Trans TV...55

D. Gambaran Singkat Tentang Ala Chef...55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...57

1. Uji Vailditas...57

2. Uji Reliabilitas...59

B. Karakteristik Responden ...60

1. Karakteristik Responden Berdasarkan usia...60

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ...61

C. Hasil Respon Sampel ...62

1. Hasil Analisis Tabel tunggal Tentang Tayangan Ala Chef...62

2. Hasil Analisis Tabel Tunggal Tentang Minat Memasak Remaja ...80

D. Pembahasan...97

1. Pembahasan Hasil Penelitian...102

2. Pembahasan Menurut Tujuan Penelitian...105

3. Pembahasan Secara Teoritis...106


(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...112 B. Saran...114 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Rating Tayangan ...24

Tabel 2. Definisi Operasional ...36

Tabel 3. Data Pra-Survey ...41

Tabel 4. Uji Validitas Kusioner Variabel X ...58

Tabel 5. Uji Validitas Kusioner Variabel Y ...58

Tabel 6. Alpha Variabel X ...59

Tabel 7. Daftar Interprestasi Koefisien r ...59

Tabel 8. Alpha Variabel Y ...60

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...60

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ...61

Tabel 11. Waktu Yang Dihabiskan Untuk Menonton Tayangan Ala Chef Dalam Sebulan ...63

Tabel 12. Frekuensi Tayangan Ala Chef Di Trans TV Yang Disiarkan sebanyak 2 Kali Seminggu ...64

Tabel 13. Durasi Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...65

Tabel 14. Durasi Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...66

Tabel 15. Perpaduan Menu Masakan Dalam Negeri Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...67

Tabel 16. Lokasi Yang Berbeda-beda Setiap Episodenya ...68

Tabel 17. Lokasi Yang Berbeda-beda Mempengaruhi Responden Untuk Menonton Ala Chef Di Trans TV...69

Tabel 18. Pembawa Acara Menguasai Topik Kuliner Dengan Baik ...70

Tabel 19. Pembawa Acara Sudah Berpenampilan Sesuai Dengan Keinginan Responden ...72

Tabel 20. Penampilan Pembawa Acara Ala Chef Menjadi Salah Satu Alasan Responden Untuk Menonton ...73

Tabel 21. Resep-resep Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef ...74

Tabel 22. Resep-resep Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV Sudah Dapat Diterapkan ...75

Tabel 23. Keinginan Bergabung Di Acara Ala Chef Sebagai Bintang Tamu ...77


(11)

Tabel 24. Keinginan Menjadi Asisten Chef Pada Tayangan

Ala Chef Di Trans TV...78

Tabel 25. Keinginan Mencicipi Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...79

Tabel 26. Pengetahuan Akan Bahan Apa Saja Yang Digunakan Untuk Membuat Satu Menu Masakan ...81

Tabel 27. Mencatat Semua Resep Masakan Pada Tayangan Ala Chef.... ...82

Tabel 28. Dapat Membedakan Bahan-bahan Masakan Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...83

Tabel 29. Menerapkan Resep-resep Menu Masakan Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...85

Tabel 30. Berkeinginan Untuk Mencoba Memasak Masakan Yang Disajikan Oleh Chef Farah Quinn...86

Tabel 31. Menemukan Ide Baru Untuk Jenis Masakan Baru Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...87

Tabel 32. Penasaran Terhadap Rasa Masakan Yang Disajikan Oleh Chef Farah Quinn...89

Tabel 33. Tetap Berada Disaluran Tayangan Ala Chef Trans TV Selama Jeda Iklan ...91

Tabel 34. Perasaan Terhibur Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...92

Tabel 35. Memasak Adalah Kegiatan Yang Mengasyikkan ...93

Tabel 36. Tayangan Ala Chef Di Trans TV Bermanfaat ...94

Tabel 37. Tayangan Ala Chef Di Trans TV Memiliki Nilai Positif ...95

Tabel 38. Memiliki Minat Yang Besar Untuk Memasak...97


(12)

Persembahan

BISMILLAHHIRROHMANIROHIM

Ku persembahkan Karya ini sebagai tanda bakti dan

cinta Kepada :

Kedua orang tuaku yang sangat kucintai Papa dan Mama, atas semua kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, nasehat dan do’a

yang tidak pernah putus ...

Kakak-kakakku tersayang Palinda dan Evi serta Adikku Teddy, Denti dan Irvan yang selalu memberikan rasa cinta kasih, motivasi,

dan semangat ...

Keluarga besarku, yang selalu memberikan perhatian dan motivasi atas study ku ...


(13)

MOTTO

Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun

yang bisa mengalahkanmu

Belajarlah merendah sampai tak seorangpun

yang bisa merendahkanmu


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30 Juli 1990, sebagai anak ketiga dari enam bersaudara, buah hati pasangan Bapak M. Nasir, SH dan Ibu Parida Yanti. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak Kasih Ibu Bandar Lampung pada tahun 1999, SD Negeri 1 Kampung Sawah Lama Bandar Lampung pada tahun 2001, SMP Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan SMA YP UNILA Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unversitas Lampung Melalui jalur Mandiri.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pesawaran Dusun Mergosari selama 40 hari.


(15)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, nikmat, ridho dan kehendak-Nya skripsi ini dapat terselaikan.

Skripsi yang berjudul Pengaruh Tayangan “Ala Chef” di Trans TV Terhadap Minat Memasak Pada Remaja (Studi Pada Mahasiswi Komunikasi Universitas Lampung) sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan maupun penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi proses pembelajaran dan perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas di kemudian hari.

Berbekalkan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki, tanpa adanya bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(16)

1. Allah SWT, yang selalu mengiringi perjalanan hidup ini dengan cinta, kasih sayang, nikmat, ridho, perlindungan, dan pembelajaran.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.

4. Ibu Dr. Nina Yudha Aryanthi, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak masukan, saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi. Terima kasih juga ibu karena telah sangat sabar untuk membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ilmu yang pernah ibu berikan akan selalu diingat oleh penulis

5. Ibu Dhanik. S, S.Sos., M.Comn&MediaSt, selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan banyak masukan, nasehat, kritik serta kebaikannya dalam mengiringi penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Toni Wijaya, S.Sos, M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis. Terima kasih untuk saran, bimbingan dan pengarahan selama penulis menjalakankan perkuliahan dari awal sampai akhir.

7. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Pak Sarwoko, Ibu Nanda, Ibu Ida, Ibu Hestin, Ibu Anna, Ibu Windah, Ibu Bangun, Pak Agung, Pak Rudy, Pak Andy, Pak Riza, Pak Firman, Pak Cahyono. Semoga Allah selalu memberikan rahmatNya atas semua ilmu dan pembelajaran yang kalian berikan


(17)

8. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung , khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, Mas Tur, Mas Jul, Pak Jo dan Pak Pitoyo yang telah membantu kelancaraan seminar dan ujian skripsi.

9. Mama-papa tersayang, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan nasehat kepada penulis untuk selalu maju dan tidak patah semangat hingga dapat terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Ini merupakan salah satu bukti penulis untuk membanggakan mama-papa tersayang, I love you mah-pah.

10.Adek, kakak, dan spu-spu ku. Palinda, Evi Fitriana, Teddy, Denti, Irvan, Tia, Ahmad, Jemi dan yang lainnya, selalu membantu penulis serta memberikan inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Untuk Citra Ayu Wardani, S.H, terima kasih untuk semua doa, dukungan semangat, motivasi yang diberikan kepada penulis selama ini sehingga dapat menyelesiakan skripsi ini.

12.Teruntuk Sahabatku : Faruk, Ari, Ebon, Aria. Semangat untuk kalian semua mudah-mudahan kita semua bisa sukses bersama.

13.Untuk sahabat sedarahku : Jesica, Isti, Elok. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini yang selalu memberi masukan kepada peneliti.

14.Untuk sahabatku di Mabes Slepet : Aji, Amal, Amri Riski Rangga, Reza Willy, Tajuddin.

15.Teman-teman Komunikasi 2008 : Barni, Ali, Satria, Joni, Riski Dewa, Tama, Bastian Vp, Bastian RM, Vita, Rara, Ule, Sulis, Alia, Angel, Rani, Diah, Vera, Bocil, Hendi, Patrik, Nova, Mifta, Ayu, Intong, Helda, Pinta, Memey, Jemeita, Embun, Ajeng, Jafar, Jo, Zilfin, Grace, Ledia, Felin, Tia,


(18)

Oki, Fitri, Yudi, Evan, Rio, Duwi, Nadia serta teman-teman semua yang selalu memberikan warna dalam hidup ini. Sukses untuk kita semua 16.Kakak-kakak Komunikasi : Kak Feri, Kak Heru, Kak Kiting, Kak Hafis,

Kak Krisna, Mbak Dedek, Mbak Sya, Mbak Nina, Kak Hernadi dan kakak-kakak yang lain. Terimakasih untuk semua pengalaman dan pengetahuan yang diberikan kepada peneliti.

17.Teman-teman 2009, 2010, 2011 dan 2012 semangat dan segera menyusul. 18.Teman-teman KKN di Pesawaran Indah Dusun Mergosari, terimakasih

untuk kebersamaan yang kita lewati selama 40 hari serta memberikan kita banyak sekali pengalaman baru dan memiliki keluarga baru disana.

19.Kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2012

Penulis, A.Indra Darmawan Agung


(19)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di dalam suatu pernikahan, selain sebagai seorang istri, perempuan juga berfungsi sebagai ibu rumah tangga, artinya yang mengatur berbagai macam urusan rumah tangga agar berjalan lancar dan mulus. Banyak sekali tugas dan tanggung jawab perempuan sebagai ibu rumah tangga, diantaranya mengatur keadaan rumah agar terlihat rapi, bersih dan nyaman, juga mengatur menu makanan yang akan disajikan, disusun agar semua gizinya seimbang, dipikirkan cara memasak yang sehat, pemilihan bahan yang tepat, dan lain-lain.

Memasak merupakan aktivitas yang banyak dilakukan oleh wanita secara turun menurun. Meski sekarang tidak sedikit laki-laki yang pandai memasak, namun dalam kehidupan rumah tangga, memasak tetap dominan diperani oleh wanita. Seorang wanita dituntut untuk bisa mengerjakan pekerjaan di dapur khususnya memasak dan menyiapkan makanan untuk keluarga setiap hari. Saat berkeluarga, seorang istri yang pandai memasak akan membuat keluarganya lebih merasakan kehadiran dan perannya, sehingga mampu mempererat hubungan keluarga.

(Dunia Perempuan. Artikel. Peranan dan Tugas Perempuan. www.dunia perempuan.com (diunduh pada 10 April 2012)


(20)

Pada masa modern seperti saat ini, terdapat sebuah stereotype yang menganggap bahwa wanita pada era modern cenderung mengenyampingkan memasak sebagai keahlian. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tersedia tempat-tempat untuk membeli makanan dengan cepat dan mudah, sehingga lebih memudahkan mereka memperoleh makanan tanpa harus memasak. Fenomena yang terjadi pada saat ini mengungkapkan bahwa perilaku memasak pada remaja wanita untuk memasak semakin menurun. Kemudahan untuk memperoleh makanan dengan berbagai variasi rasa serta harga yang terjangkau mengakibatkan mereka lebih memilih berperan sebagai konsumen aktif pembeli makanan dibandingkan belajar memasak sebagai minat maupun keahlian.

(Dunia parenting. Mengenal dan mengolah bahan masakan. http://duniaparenting.com/page/35/ diunduh pada 10 april 2012)

Media massa, terutama televisi memainkan peranan yang cukup signifikan dalam mempromosikan kegiatan memasak untuk tetap diminati masyarakat, baik wanita maupun pria. Jenis media ini, sebagai media audio-visual, tidak membebani banyak syarat untuk dapat menikmatinya.

Media televisi merupakan media yang terpopuler dan digemari khalayak. Benda berbentuk bola (pada umumnya) dengan kemampuan audio-visual sejak tahun 1980 telah menggeser popularitas media radio. Media ini tidak hanya sebuah benda mati tetapi sebuah showbiz yang penuh dengan kreasi dan inovasi yang mampu mengangkat dirinya dan menghipnotis publik (Bungin B.2001:64)

Salah satu tayangan televisi yang fokus pada kegiatan memasak adalah “Ala Chef”. Tayangan ini merupakan tayangan kuliner yang ditayangkan pada stasiun


(21)

Trans TV. Pada tayangan “Ala Chef” ini terdapat resep baru serta demo memasak yang sederhana, praktis dan dapat dijadikan salah satu referensi resep masakan oleh pemirsa, memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana mengolah masakan serta lokasi setiap episodenya selalu berbeda tergantung dimana daerah yang dikunjunginya. Pada umumnya, masyarakat menganggap bahwa wanita yang pandai memasak identik dengan orang yang sudah tua dan berpenampilan kurang menarik (not good looking), terlebih pada masa remaja penampilan merupakan salah satu hal yang paling diutamakan. Dengan tayangan “Ala Chef” yang dipandu dengan koki cantik dan berpenampilan menarik serta pandai berkomunikasi dengan baik membuat tayangan ini banyak diminati masyarakat, terutama remaja wanita. Terbukti tayangan “Ala Chef” ini mendapatkan dukungan yang baik dari masyarakat dengan terpilihnya “Ala Chef” sebagai pemenang Gobel Award 2011 dalam kategori Travel, Hobi, dan Gaya Hidup Terfavorit”. (Trans Tv Multimedia Team. www.TransTv.co.id. Review Program Ala Chef. Diunduh tanggal 7 Februari 2012)

Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja wanita. Remaja wanita dinilai mampu mewakili tingkat perolehan pengaruh minat memasak melalui tayangan “Ala Chef”. Karena pada masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa di mana pada masa ini remaja berusaha untuk mencari identitas diri, hal ini ditunjang juga dengan penonton tayangan “Ala Chef” yang didominasi oleh para remaja wanita. Untuk menggali tingkat pengaruh tayangan Ala “Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja wanita, peneliti mengambil 71 orang mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi UNILA sebagai


(22)

sample. Pemilihan sample tersebut didasari pertimbangan bahwa mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi UNILA aktif mengonsumsi media massa sebagai proses pembelajaran Ilmu Komunikasi yang berhubungan erat dengan media massa. Berkaitan dengan penjelasan di atas, maka peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja. Dengan demikian, maka penelitian ini dipandang perlu untuk dilakukan. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalahnya adalah :

1. Adakah pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung ? 2. Seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap

minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung.


(23)

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan penelitian, jadi kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kajian Ilmu Komunikasi khususnya pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja. 2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan

pemikiran penulis kepada stasiun televisi terutama stasiun televisi swasta agar tayangan dapat lebih memberikan hal-hal yang bersifat positif terhadap masyarakat terutama dalam membangkitkan minat para remaja dalam memasak.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Komunikasi

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu sejak diri bangun tidur di pagi hari sampai dengan manusia beranjak tidur di malam hari. (Suprapto, 2006 : 1).

1. Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama, communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan suatu pikiran, pesan dan makna dianut secara sama. (Mulyana, 2007 : 46)

Masih di dalam buku yang sama, Mulyana (2007: 65) mengutip Tubbs dan Moss yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dan komunikator 2) atau lebih. Komunikasi juga mengacu


(25)

pada tindakan seseorang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan, yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (Devito, 1997: 23)

Dari pernyataan-pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses transaksi informasi dari komunikator kepada komunikan untuk memperoleh keinginan tertentu.

2. Unsur-Unsur Komunikasi

Berdasarkan yang didefinisikan oleh Harold Laswell. Terdapat 5 unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lainnya. Laswell mengungkapkan bahwa cara yang baik untuk komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect” ? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ? (Mulyana. 2007 : 69-72)

1. Sumber (Source)

Unsur ini biasa dikenal dengan istilah pengirim (sender) penyandi (encoder), komunikator (communicator), Pembicara (speaker/originator). Sumber disini berperan sebagai pihak yang berinisiatif dalam memulai suatu komunikasi. Sumber dapat berupa seorang individu, kelompok, organisasi dan perusahaan. Apa yang akan disampaikan oleh sumber didalam pikirannya perlu diubah berupa pesan verbal maupun non-verbal sehingga dimengerti pesan tersebut oleh penerima pesan. Proses tersebutlah yang dinamakan dengan penyandian (encoding)


(26)

2. Pesan (message)

Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan dapat berupa verbal maupun verbal. Pesan non-verbal berupa isyarat anggota tubuh (gerakan tangan, senyuman, mata dll). Sedangkangkan pesan verbal terdiri dari pesan secara lisan (ucapan, percakapan dan wawacanca) maupun tulisan (novel, artikel, esai dll). 3. Saluran (media)

Saluran merupakan alat atau wahana yang digunakan oleh sumber dalam menyampaikan pesan kepada penerima. Pada dasarnya manusia menggunakan 2 saluran saat berkomunikasi yaitu saluran cahaya dan suara, serta kelima indera.

4. Penerima (receiver)

Biasa juga disebut dengan sasaran/tujuan (destination), komunikate, penyanding balik, khalayak, pendengar, yaitu pihak yang menerima pesan dari sumber. Apa yang disampaikan oleh sumber kepada penerima akan ditafsirkan dan diterjemahkan sehingga pesan yang berupa verbal maupun nonverbal tersebut dapat dipahami oleh penerima.

5. Efek

Efek dapat terjadi setelah proses komunikasi berlangsung. Efek ini dapat bersifat positif maupun negatif. Reaksi apa yang terjadi kepada penerima pesan adalah hasil dari komunikasi. Efek komunikasi ini dapat terlihat pada penerima melalui, penambahan pengetahuan, perubahan sikap dan lain-lain.


(27)

B. Definisi Komunikasi Massa

Masyarakat modern ini tidak dapat dilepas dari pengaruh komunikasi massa. Setiap topik yang didiskusikan akan selalu berkaitan dengan berita-berita yang disajikan dalam koran, televisi dan radio. Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang (Bittner dalam Ardianto dan Komala, 2004 : 3)

Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) disebutkan, “Mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang di produksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen)”. (Nurudin, 2007 : 12)

Dari berbagai definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah pesan yang disebarluaskan kepada masyarakat baik melalui media elektronik maupun media cetak.

1. Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa antara lain :

a. Komunikator Melembaga

Dalam komunikasi massa terlihat bahwa komunikatornya bukan hanya satu orang melainkan beberapa orang. Artinya gabungan antar berbagai macam unsur yang tergabung dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga,


(28)

karena elemen komunikasi massa adalah media massa yang hanya bisa muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang. (Nurudin, 2007 : 19)

b. Komunikan Bersifat Heterogen

Artinya dalam komunikasi massa komunikannya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang dapat digolongkan dalam kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, latar belakang budaya, agama, dan tingkatan ekonomi. (Ardianto dan Komala, 2004 : 15)

c. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Karena melalui media massa, komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung, komunikator menyampaikan pesan dan komunikan menerima pesan namun tidak dapat melakukan dialog secara langsung. (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2004 : 11)

d. Pesannya Bersifat Umum

Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa tidak hanya ditujukan kepada sekolompok orang saja melainkan kepada semua orang. Oleh karena itu pesan yang disampaikan harus bersifat umum. Pesan dapat berupa fakta peristiwa atau opini (Ardianto Komala, 2004 : 8)

e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Salah satu kelebihan komunikasi massa adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas, tetapi pesan yang disampaikan dapat diterima secara secara serempak dengan waktu bersamaan. (Ardianto Komala, 2004 : 10)


(29)

2. Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Dominick dalam Ardianto dan Komala (2004:15), komunikasi massa mempunyai fungsi bagi masyarakat antara lain :

1. Pengawasan (surveillance)

Fungsi pengawasan ini dibagi kedalam 2 bentuk yaitu, pengawasan peringatan yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang kejadian bencana alam, tayangan inflasi atau serangan militer. Kemudian yang kedua adalah pengawasan instrumental yaitu, penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penafsiran (Interpretation)

Penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editoral). Penafsiran ini berbentuk komentar atau opini yang ditujukan kepada khalayak pembaca serta dilengkapi dengan persektif atau sudut pandang terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya. Tujuan penafsiran media adalah untuk mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi kelompok.

3. Pertalian (Linkage)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan sama tetapi terpisah secara geografis dipertalian dihubungkan oleh media.


(30)

4. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of values)

Fungsi ini disebut juga sebagai sosialisasi. Media mewakili sebagai model dan peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

5. Hiburan (Entertainment)

Melalui program-program ditelevisi dan radio, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendaki. Sementara surat kabar dapat melakukan hal tersebut dengan membuat cerpen, teka-teki silang (TTS) dan berita yang mengandung sentuhan manusiawi.

C. Tinjauan Tentang Media Massa 1. Pengertian Media Massa

Media massa adalah saluran komunikasi yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar, heterogen dan terpencar-pencar serta bagi komunikator yang menyebarkan pesannya yang bersifat abstrak. Media tersebut meliputi televisi, radio, pers, dan film sebagai cirinya yang utama menimbulkan keserempakan pada khalayak saat diterpa pesan. (Effendy O.U, 1992 : 62)

Tujuan media massa sebagai institusi adalah menyebarluaskan informasi, mempengaruhi, menghibur, mendidik, bagi membimbing tindakan atau perilaku individu sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat, atau membimbing cara-cara bagi setiap individu memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi media, maka peranan media massa makin luas karena menampilkan banyak peran. Peranan media dapat


(31)

menyebarluaskan informasi, hiburan, dan pengaruh melalui isi informasi yang disebarluaskan. (Liliweri,Alo , 2011 : 877).

Menurut Karnilah fungsi komunikasi massa secara khusus terdiri dari : Fungsi Informasi, Fungsi Pendidikan, Fungsi Mempengaruhi, Fungsi Proses Pengembangan, Fungsi Adaptasi Lingkungan, Fungsi Memanipulasi Lingkungan. (Ardianto, 2004 : 19-23)

2. Teori Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. Defluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, dimana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu : kognitif, afektif, konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. (Rakhmat, 2004 : 220)

1. Cognition / kognitif (pengertian atau nalar)

Komponen kognisi ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian diri seseorang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.


(32)

2. Affect / afektif (perasaan atau emosi)

Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci, sedih, dan kebanggaan hingga muak atau bosan terhadap sesuatu, sebagai akibat setelah merasakannya atau timbul setelah melihat dan mendengarkannya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek emosional) untuk menghasilkan penilaian baik atau buruk.

3. Behaviour / konatif (tingkah laku)

Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misalnya bereaksi memukul, menghancurkan, menerima, menolak, mengambil, membeli dan sebagainya. Jadi merupakan komponen untuk menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau perilaku yang dihadapinya. (Rosady, Ruslan.2000 : 55)

Sedangkan menurut Bloom (Winkel, 1996 : 247-248), menguraikan aspek kognitif dan aspek afektif, yaitu :

1. Kognitif

Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berfikir. Menurut Bloom domain kognitif terdiri atas enam bagian :

a. Pengetahuan (knowelegde)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya. Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan


(33)

mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

b. Pemahaman (comprehension)

kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Pemahaman juga dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya.

c. Penerapan (application)

Penerapan atau aplikasi sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman. Ditingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan sebagainya di dalam kondisi kerja.

d. Analisis (analysis)

ditingkat ini seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi kedalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit.

e. Sintesa (synthesis)

mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru


(34)

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal.

2. Aspek afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat,

sikap, apresiasi, dan cara penyesuain diri. Aspek ini terdiri dari 6 bagian yaitu :

a. Penerimaan (receiving)

Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.

b. Tanggapan (responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.

c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing)

Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu mulai dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan.

d. Pengorganisasian (organization)

Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

e. Karakterisasi atau pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex).

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya. Karakteristiknya mencakup


(35)

kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

Suatu media dapat dikatakan efektif apabila mendapatkan respon yang positif dari khalayaknya. Maksudnya, pemberian informasi melalui pemakaian atau aplikasi media yang positif dapat menimbulkan efek yang diinginkan sehingga menjadikannya sebagai media informasi yang efektif. Efek atau pengaruh ini telah menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui pesan-pesan yang hendak disampaikannya berusaha untuk menjangkau khalayak yang diinginkan. Oleh karenanya, mereka akan berusaha untuk menemukan saluran yang paling efektif untuk dapat mempengaruhi khalayak.

D. Tinjauan Media Televisi

Televisi ditemukan pada tahun 1884 oleh Paul Nipkov di Jerman Timur yang menemukan elecrische teleskop dan terus mengalami modifikasi mengikuti perkembangan teknologi dimana telepon, telegraf dan fotografi ditemukan. (Kuswandi, W. 1996 : 6)

Televisi adalah sebuah alat elektronik yang merupakan gabungan antara audio (broardcast) dan film (video/moving picture) yang dapat menerima pesan yang dipancarkan dari stasiun pemancar televisi . (McQuail, D. 1996 : 15)

Media televisi merupakan media yang terpopuler dan digemari khalayak. Benda berbentuk kotak (pada umumnya) dengan kemampuan audio-visual sejak tahun 1980 telah menggeser popularitas media radio. Media ini tidak hanya sebuah


(36)

benda mati tetapi sebuah showbiz yang penuh dengan kreasi dan inovasi yang mampu mengangkat dirinya dan menghipnotis publik. (Bungin B, 2001 : 64) Media televisi mempunyai kelebihan dan kekurangan yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Kelebihan : media televisi mampu menampilkan pesan berupa gambar hidup dengan suaranya, jangkauan lebih luas dari media lainnya, serta komunikasi yang berlangsung antara komunikator dengan komunikan seolah-olah langsung.

2. Kekurangan : pesan yang disampaikan bersifat time-bond atau terikat dengan waktu, khalayak yang ingin menikmati pesan harus memiliki alat televisi. (Kuswandi W, 1996 : 8-10)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa media televisi adalah alat atau media komunikasi yang dapat memberikan pesan berupa gambar dan suara (audio visual) kepada komunikan yang berasal dari stasiun pemancar televisi.

1. Klasifikasi Siaran Televisi

Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi umum dibagi menjadi dua (Baksin, 2006:79-81), yaitu:

1. Karya Artistik

Yang tergolong ke dalam karya artistik adalah Film, Sinetron (sinema elektronik), Pergelaran musik (tari, pantomin, lawak, sirkus, sulap, dan


(37)

teater), Acara keagamaan, Variety show, Kuis, Ilmu pengetahuan dan teknologi, Penerangan umum, Iklan (komersial dan layanan masyarakat) 2. Karya Jurnalistik

Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek keindahan dan menggunakan imajinasi senimannya, karya jurnalistik justru sebaliknya. Yang tergolong dalam karya jurnalistik adalah :

a. Berita aktual yang bersifat timeconcern. b. Berita nonaktual yang bersifat timeless.

c. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog (seperti pengumuman harga BBM, pidato kepala negara), dialog (bisa berupa wawancara / diskusi), laporan dan siaran langsung (komentar, reportase)

JB Wahyudi berpendapat memasuki abad ke-21 ada kecenderungan terjadi penggabungan antara artistik dan jurnalistik. Penggabungan ini sangat terasa pada media televisi karena siaran televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Acara talkshow merupakan hasil penggabungan antara karya artistic dan jurnalistik (Baksin, 2006 : 82).

Pada karya jurnalistik televisi memiliki unsur dominan yang menjadi ciri khas dari karya jurnalistik media cetak, yakni adanya penampilan anchor, narasumber, dan bahas yang digunakan. Karakteristik suatu peristiwa yang meliputi fakta dan opini yang layak menjadi berita adalah fakta dan opini yang harus mengandung unsur penting dan menarik. Begitu pula pesan lainnya yang bertujuan menghibur. Tetapi, pesan yang disampaikan melalui televisi juga memerlukan pertimbangan


(38)

lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto, 2004 : 131). Faktor tersebut adalah :

a. Pemirsa

Pemirsa adalah khalayak yang menonton tayangan tersebut. Sasaran khalayak perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan pesan yang disampaikan agar maksud pesan tersebut sampai kepada khalayak sasaran.

b. Waktu

Setelah mengetahui minat dan kebiasaan setiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak yang dituju.

c. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan naskah. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

d. Metode Penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur dan informasi. Tetapi, tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Hal yang perlu diperhatikan untuk memadukan fungsi televisi adalah cara mengemas pesan sedemikian


(39)

rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan non-hiburan dapat mengundang unsur hiburan.

2. Format Acara Televisi

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kreteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Rukmananda, 2004 : 63)

Dari pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa format acara televisi adalah susunan atau rangkaian acara yang akan ditayangkan pada sebuah stasiun televisi serta disesuaikan dengan target dan tujuan agar dapat diterima oleh pemirsa dengan baik.

FORMAT ACARA TELEVISI

DRAMA Opera NON DRAMA Infotainment BERITA (FIKSI) Musikal (NON FIKSI) Sportaiment (NEWS)

Reality Show

Tragedy Musik Features Komedi Magazine Show Sports Cinta Talk Show News Legenda Variety Show

Horror Repackaging Game Show Kuis


(40)

Gambar 1 . Sumber : (Rukmananda, 2004 : 64) 1. Drama (fiksi)

Format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses imajinatif kreatif dari kisah drama yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interprestasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtunan cerita dalam sebuah adegan. Contoh : tragedy, komedi, legenda dan horror.

2. Non drama (non fiksi)

Format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses imajinatif kreatif dari realititas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang. Format acara ini lebih mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contohnya : musik, magazine Show, talk show, variety show, repackagin, game show, kuis dan lain-lain.

3. Berita (news)

Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contohnya : features, sports dan news

4. Lainnya

Perpaduan antara drama dan non-drama adalah drama musikal dan reality show. Perpaduan antara non-drama dan berita adalah entertaiment dan sporttaiment. (Rukmananda, 2004:65)

Dalam penelitian ini tayangan “Ala Chef” masuk dalam kategori Reality and Magazine. Sesuai dengan namanya, Reality show adalah suatu program acara


(41)

yang menyajikan suatu keadaan nyata dengan cara sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Menurut data diatas Reality Show merupakan format acara yang

menggabungkan antara Drama dan Non-Drama. Sementara itu Magazine adalah

program yang menampilkam informasi ringan namun mendalam mengenai informasi tempat makan, acara masak, dan tempat hiburan yang menarik.

E. Tinjauan Mengenai Tayangan “Ala Chef”

Tayangan dapat diartikan sebagai sesuatu yang ditampilkan, mempertunjukan atau pertunjukan (KBBI, 1998 : 909). Dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan apa yang dikonsumsikan oleh komunikator kepada komunikan melalui media massa televisi.

“Ala Chef” adalah sebuah program kuliner yang menampilkan perjalanan seorang chef perempuan mengelilingi Indonesia dan mengeksplorasi kekayaan kuliner serta budaya suatu daerah. Keunikan program ini adalah host akan melakukan demo masak yang akan menggabungkan resep masakan tradisional Indonesia dan Eropa (Fusion) ala Chef Farah Quinn, tetapi di kerjakan secara mudah sekali sehingga masyarakat dapat mengikuti resep-resep yang ia buat. Hasil masakannya akan dicicipi oleh penduduk lokal dan bahan-bahan masakan yang akan digunakan pun adalah hasil bumi daerah yang dikunjungi.

(Trans Tv Multimedia Team. www.TransTv.co.id. Review Program Ala Chef. Diunduh tanggal 7 Februari 2012)

Program “Ala Chef” ini dipandu oleh wanita cantik yang sangat pandai sekali memasak yaitu Farah Quin. Dengan latar belakang pengalaman kemampuan Farah Quin membuat tayangan ini menjadi sangat pas untuk dinikmati. Terbukti


(42)

tayangan ini mendapatkan respon yang begitu baik dari masyarakat untuk memenangkan penghargaan gobel award 2011 dengan nominasi tayangan “Travel, Hobi dan Gaya Hidup” Terfavorit. Oleh karena itu dengan adanya program acara “Ala Chef” di Trans TV sangat diharapkan bisa menumbuhkan minat remaja dalam memasak.

Tabel 1. Data Rating Tayangan per 18 Maret 2012

No Judul Tayangan Data Rating

1. Tendangan Si Madun (MNCTV, 20:03-21:07), 5.6/20.1-5.6/19.5

2 Fathiyah (MNCTV, 19:00-20:03), 3.9/14.4-4/14.4

3 Putih Abu Abu (SCTV, 19:12-20:33), 3.8/13.8-3.8/13.6

4 Karunia (RCTI, 20:32-23:01), 3.7/16.5-3.8/16.6

5-6 Cintaku Full Enggak 1/2 Setengah (SCTV, 09:48-11:53), 3.4/23.5-3.3/23.6

6-5 Shaun The Sheep (MNCTV, 17:47-18:53), 3.3/16.6-3.4/17.1

7 PAS Mantab (TRANS7, 20:31-22:07), 3.3/12.9-3.2/12.3

8-12 Reportase (TRANS, 17:21-17:54), 3.2/19.3-3/18.3

9 Jika Aku Menjadi (TRANS, 17:54-18:59), 3/15.8-3.1/16.3

10-12 Si Miskin & Sikaya (MNCTV, 21:07-22:09), 3/12.4-2.9/12

11-13 Hitam Putih (TRANS7, 18:32-19:34), 2.9/11.9-2.9/11.5

12-9 Yusra Dan Yumna (RCTI, 18:13-20:32), 2.9/11.4-3.1/11.9

13-8 Tutur Tinular (IVM, 20:59-22:53), 2.8/12.6-3.2/14.2

14-16 Eliminasi 2012(R), (RCTI, 12:58-15:05), 2.8/21.1-2.6/20.4

15 BPL: Wolves Vs Man Utd (GTV, 19:59-22:31), 2.6/10.3-2.7/10.7

16-18 Didin Dan Surat Dalam Botol (SCTV, 12:28-14:23), 2.5/18.8-2.5/19.1

17-19 Ketok Palu (TRANS7, 19:34-20:31), 2.5/8.9-2.5/8.7

18-14 ISL: Persiba Vs Pelita Jaya (ANTV, 18:05-20:31), 2.5/10.1-2.5/11.2

19-21 Ceriwis (TRANS, 08:31-09:37), 2.5/18.5-2.4/17.8

20 Ala Chef (TRANS, 09:37-10:24), 2.4/16.9-2.4/17.2

21-22 Liputan 6 Siang (SCTV, 11:53-12:27), 2.4/17.7-2.4/17.3

22-24 Swat (TRANS, 21:17-23:39), 2.4/13-2.3/12.5

23-28 Cinta Salsabilla (SCTV, 20:33-22:40), 2.4/9.9-2.2/9.2

24-23 Mister Tukul (TRANS7, 22:07-23:06), 2.4/13.5-2.4/13.4

25 Super Trap (TRANS, 19:33-20:39), 2.3/8.1-2.3/8.1

26-17 Cinta Cinderella dan Kupu2 Ajaib (IVM, 18:00-19:58), 2.3/9.6-2.5/10.5

27-29 The Polar Express (GTV, 19:38-19:59), 2.3/9.9-2.2/9.4

28-31 Tolak Angin Hip Hip Hura (SCTV, 14:53-16:56), 2.3/17.3-2.2/17

29-30 Intens (RCTI, 10:53-11:56), 2.2/16.1-2.2/15.5

30-31 Doraemon (RCTI, 07:59-08:29), 2.2/17.2-2.1/17.6

(viva socio.Acara Televisi.http://forum.vivanews.com/televisi/322244-acara-televisi.html. diunduh pada tanggal 28 Mei 2012)


(43)

Pada data diatas menyatakan bahwa tayangan “Ala Chef” mendapat peringkat 20 diantara tayangan-tayangan lain. Namun jika dibandingkan dengan tayangan sejenis tayangan “Ala Chef” masih sangat baik tingkat rating yang diraihnya. F. Tinjauan Tentang Minat

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Minat Merupakan komponen kognitif dan berorientasi pada objek (perilakunya lebih ditarik daripada didorong). (Munandar, A.S, 2001 : 429). Menurut Onong U. Effendy (2000 : 103) minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Minat akan timbul bila ada unsur-unsur seperti :

a. Terjadinya sesuatu hal yang menarik.

b. Terdapat kontras yaitu antara hal yang satu dengan yang lainnya sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.

c. Terdapatnya harapan akan mendapatkan keuntungan atau mungkin

gangguan dari hal yang dimaksud

Wilbur Schramm dalam Slamet (1995 : 66) menguraikan taraf-taraf pertumbuhan atau tumbuhya minat sebagai berikut :

1. Sensasi : perhatian responden terhadap stimulus atau pesan berupa tayangan yang berarti bahwa dalam benak atau tingkah lakunya mencari keterangan tentang pesan yang diterimannya itu menarik.


(44)

2. Persepsi, ia berkeinginan pesan itu bermanfaat baginya sehingga mengerti isi pesan yang disampaikan / memahami dan menyimpulkan isi pesan.

3. Kegunaan yaitu, mengenai manfaat tidaknya bilamana ia menerima pesan

tersebut dan melaksanakannya.

4. Minatini adalah taraf terakhir setelah mengalami perhatian, keinginan dan kegunaan / manfaat.

Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Menurut Sarwono (2006 : 52) menyebutkan bahwa interest atau minat dapat diartikan sebagai berikut :

1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.

2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.

3. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah sebuah dorongan dalam diri seseorang sehingga dapat membuat seseorang tersebut, dengan giat untuk mencapai sesuatu yang telah menarik minatnya.


(45)

G. Tinjauan Mengenai Memasak

Menurut Sihite (2000 : 112) memasak merupakan sebuah proses dengan penerapan panas pada bahan makanan, untuk membuat bahan-bahan dasarnya berubah menjadi makanan yang mempunyai rasa lebih enak, yang mudah dicerna dan membunuh kuman-kuman yang mungkin terdapat didalamnya serta mengubah bentuk bahan dasar sehingga bermanfaat bagi tubuh manusia serta meningkatkan penampilan dari bahan dasar menjadi lebih baik.

Jadi memasak adalah mengolah penganan, makanan dan gulai dengan cara membuat bahan makanan menjadi makanan yang siap untuk dimakan dengan menggunakan energi panas. Penelitian ini melihat minat remaja khususnya wanita untuk memasak, karena fenomena sekarang para remaja khususnya wanita gengsi pergi ke dapur untuk memasak makanan. Padahal memasak adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan para calon ibu rumah tangga nanti.

H. Tinjauan Mengenai Remaja

Masa remaja, menurut (Mappiare, 1982 : 26), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan usia 17 atau 18 tahun adalah masa remaja awal. Dan usia 17 atau 18 sampai dengan usia 21 atau 22 tahun adalah masa remaja akhir.

Remaja adalah masa transisi / peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia 12/13-21 tahun. Untuk menjadi orang dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka


(46)

remaja akan melalui masa krisis dimasa remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for self-identity). (Dariyo, A. 2002. 13-14)

Menurut Erikson tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota. Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Masa ini merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin luas tidak hanya berada dalam area keluarga, sekolah namun dengan masyarakat yang ada dalam lingkungannya. Masa pubertas terjadi pada tahap ini, kalau pada tahap sebelumnya seseorang dapat menapakinya dengan baik maka segenap identifikasi di masa kanak-kanak diintrogasikan dengan peranan sosial, sehingga pada tahap ini mereka sudah dapat


(47)

melihat dan mengembangkan suatu sikap yang baik dalam segi kecocokan antara isi dan dirinya bagi orang lain, selain itu juga anak pada jenjang ini dapat merasakan bahwa mereka sudah menjadi bagian dalam kehidupan orang lain. Semuanya itu terjadi karena mereka sudah dapat menemukan siapakah dirinya. Identitas ego merupakan kulminasi nilai-nilai ego sebelumnya yang merupakan ego sintesis. Dalam arti kata yang lain pencarian identitas ego telah dijalani sejak berada dalam tahap pertama/bayi sampai seseorang berada pada tahap terakhir/tua. Oleh karena itu, salah satu point yang perlu diperhatikan yaitu apabila tahap-tahap sebelumnya berjalan kurang lancar atau tidak berlangsung secara baik, disebabkan anak tidak mengetahui dan memahami siapa dirinya yang sebenarnya ditengah-tengah pergaulan dan struktur sosialnya, inilah yang disebut dengan identity confusion atau kekacauan identitas. (Suryabrata, 1983 :58-60) Dari seluruh definisi remaja yang dikemukakan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa, remaja termasuk dalam kategori usia 12 tahun sampai 21 tahun, berada pada masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mengalami fase perkembangan menuju kematangan secara mental, emosi, fisik, dan sosial.

I. Teori Yang Mendukung Penelitian

Uses and Effects Theory pertama kali dipikirkan oleh Sven Windahl pada tahun 1979. Adanya teori ini merupakan sintesis dari teori sebelumnya, yaitu uses and gratifications theory dan teori tradisional mengenai efek. Konsep “use” merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari suatu pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkannya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses


(48)

komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. (Bungin, Burhan. 2006 : 291) Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengunaan media. Harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa. (Sendjaja, S. Djuarsa. 1999 : 216)

Asumsi dasar pada penggunaan media terhadap model uses and gratification terbagi menjadi tiga variabel yaitu :

1. Jumlah waktu, dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media.

2. Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis isi media yang dipergunakan

3. Hubungan, dimensi menyajikan perihal hubungan antara individu

konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. (Sendjaja, S. Djuarsa. 1999 : 214)

Dalam penelitian ini prinsip dasar yang terkandung yaitu, dimana para pengguna media massa mendapatkan suatu efek setelah menggunakan media massa tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Demikian halnya pada


(49)

tayangan “Ala Chef” di Trans TV yang menayangkan wanita cantik sedang memasak serta memberikan suatu informasi dan edukasi yang baru terhadap khalayak. Pengetahuan tersebut akan membuat khalayak mampu mengambil pelajaran dan informasi dari tayangan “Ala Chef” dan otomatis menerima efek setelah menggunakan atau menonton tayangan tersebut.

J. Kerangka Pikir

Sesuai peran media, televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bisa dalam bentuk perilaku mode bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Hal ini tergantung dari bagaimana kesiapan manusianya untuk menghadapi informasi televisi. (Kuswandi, 1996 : 22)

“Ala Chef” merupakan tayangan acara yang berformat kuliner, disamping itu tayangan ini memberikan informasi kepada masyarakat dalam mengolah masakan serta mempunyai resep-resep yang simpel dan mudah untuk diikuti. Fenomena saat ini banyak sekali remaja putri yang kurang berminat untuk memasak. Dengan berbagai alasan dan latar belakang yang membuat mereka menjadi malas untuk memasak.

Dalam penelitian ini pengaruh tayangan “Ala Chef” terhadap minat memasak pada remaja. Pembahasannya dapat ditunjukkan dalam Teori Uses and Effect. Teori uses and effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek.


(50)

Konsep “use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkan, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Pada penelitian ini konsep Use

(penggunaan) menggunakan konsep dari uses and gratifications yaitu,

penggunaan media adalah jumlah waktu yang dikonsumsi, berbagai hubungan antara individu dan konsumen media, serta isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini, para pengguna (uses) media massa mendapatkan suatu efek (effect) setelah menggunakan media massa tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience.

Demikian halnya pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV yang menayangkan wanita cantik sedang memasak serta memberikan suatu informasi dan edukasi yang baru terhadap khalayak. Pengetahuan tersebut akan membuat khalayak mampu mengambil pelajaran dan informasi dari tayangan “Ala Chef” dan otomatis menerima efek (effect) setelah menggunakan atau menonton tayangan tersebut. Berdasarkan teori Uses And Effect maka dapat disusun gambaran kerangka pikir selengkapnya sebagai berikut :


(51)

Gambar 2. Kerangka Pikir

K. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk penjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. (Sudjana, 1992 : 219)

H0 : Tidak adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja

H1 : Adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja

Minat Memasak Pada Remaja ( Y ) (effect)

1. Kognitif : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi terhadap tayangan “Ala Chef’ di Trans TV.

2. Afektif : aspek perasaan yaitu meliputi penerimaan, tanggapan, penilaian, atau penentuan sikap,

pengorganisasian dan karakteristik/pembentukan pola Penggunaan media pada tayangan “Ala Chef” di

Trans TV ( X ) (Uses)

1. Jumlah waktu

2. Jenis isi media


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat. (Rakhmat, 1995 : 22,).

Metode penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. (Nazir 2003 : 56).

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, adapun adalah :

1. Variabel bebas (Independent Variabel), yaitu sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya


(53)

gejala atau faktor atau unsur lain yang pada gilirannya gejala atau faktor atau unsur yang kedua ini disebut variabel terikat. Biasanya variabel bebas ditandai dengan simbol X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Tayangan “Ala Chef” di Trans Tv

2. Variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atas ketentuan adanya variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Minat Memasak Remaja

C. Definisi Konseptual

Definisi konsep adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan (Singarimbun, 2001 : 121)

Definisi konsep dalam penelitian ini adalah : 1. Penggunaan media

Pengunaan media adalah suatu cara dengan menggunakan sarana untuk mendapatkan pesan atau informasi. Menurut teori uses and gratifications penggunaan media terdiri dari Jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media, Jenis isi media yang dipergunakan, Hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.


(54)

2. Minat

Minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13). Menurut teori Bloom taraf minat terdapat pada aspek kognitif dan afektif yaitu pada aspek kognitif adalah sebuah penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya, dan aspek afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur dengan membaca definisi operasional dalam penelitian, maka kita akan mengetahui baik buruknya variabel tersebut (Singarimbun, 2001 : 123)

Berdasarkan definisi konsep diatas, maka definisi operasional : Tabel 2. Definisi Operasional

NO Variabel (X) Dimensi Indikator

1. Penggunaan media Jumlah waktu, dimensi ini

menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media”

1. Kuantitas responden menonton tayangan “Ala Chef” di Trans Tv selama satu bulan. 2. Penilaian responden

terhadap jam tayang “Ala Chef” selama 2 kali seminggu. 3. Penilaian responden

terhadap durasi tayangan “Ala Chef”.


(55)

Jenis isi media, dimensi ini

menyajikan jenis isi media yang

dipergunakan

4. Lama menonton tayangan “Ala Chef” setiap episodenya.

1. Tanggapan responden terhadap menu

masakan pada tayangan “Ala Chef” 2. Tanggapan responden

terhadap lokasi berbeda-beda setiap episodenya pada tayangan “Ala Chef” 3. Apakah lokasi

berbeda

mempengaruhi responden untuk menonton tayangan “Ala Chef”.

4. Pembawa acara “Ala Chef” menguasai topik kuliner dengan baik.

5. Penampilan pembawa Acara “Ala Chef” sudah keinginan responden

6. Penampilan pembawa acara “Ala Chef’ menjadi salah satu faktor untuk

menonton tayangan tersebut.


(56)

Hubungan, dimensi menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan

pada tayangan “Ala Chef” sudah sesuai dengan keinginan anda

8. Resep-resep masakan pada tayangan “Ala Chef” mudah untuk diikuti.

1. Apakah responden ingin bergabung sebagai bintang tamu 2. Apakah responden

ingin menjadi asisten chef pada tayangan “Ala Chef”

3. Keinginan responden untuk mencicipi

masakan pada tayangan “Ala Chef’

NO. Variabel (Y) Dimensi Indikator

2. Aspek Kognitif adalah sebuah penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya

Pengetahuan adalah kemampuan

mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Dalam hal ini pengetahuan

masyarakat terhadap tayangan “Ala Chef” di Trans TV.

Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan

1. Mengetahui bahan-bahan yang

dipergunakan untuk membuat satu menu masakan pada tayangan “Ala Chef’ 2. Mencatat setiap resep

masakan yang disajikan pada tayangan “Ala Chef” 1. Dapat membedakan

bahan-bahan masakan setelah menonton tayangan “Ala Chef”


(57)

yang dipelajari. Dalam hal ini pemahaman masyarakat terhadap tayangan “Ala Chef” di Trans TV.

Penerapan atau aplikasi sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret.

Analisis , ditingkat ini seseorang akan

mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi yang diterima. Sintesa, mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu pendapat

mengenai sesuatu atau beberapa hal

1. Dapat menerepakan resep-resep masakan setelah menonton tayangan “Ala Chef”

1. Keinginan untuk mencoba memasak masakan yang disajikan oleh chef Farah Quinn.

1. Menemukan ide baru untuk jenis masakan baru setelah

menonton tayangan “Ala Chef”.

1. Merasa penasaran terhadap rasa masakan yang disajikan pada


(58)

Aspek Afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuain diri

Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.

Tanggapan yaitu reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Penilaian atau penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu mulai dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan Pengorganisasian, kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan

Karakterisasi,

memiliki sistem nilai

1. Selalu berada pada saluran Trans TV walaupun pada saat iklan dalam tayangan “Ala Chef”.

2. Merasa terhibur setelah menonton tayangan “Ala Chef”. 1. Menganggap kegiatan

memasak hal yang mengasyikkan setelah menonton tayangan “Ala Chef’.

1. Tayangan “Ala Chef” mempunyai manfaat bagi responden.

1. Tayangan “Ala Chef’ memiliki nilai positif bagi responden

1. Setelah menonton tayangan “Ala Chef”


(59)

yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya

responden memiliki minat yang besar untuk memasak.

E. Populasi

Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber dari penelitian (Masyhuri dan Zainuddin, 2008 : 151).

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja mahasiswi komunikasi UNILA, jadi untuk mengakuratkan data dengan populasi yang mendekati permasalahan maka penelitian ini dilakukan terhadap remaja tingkat akhir (usia 18-21 tahun) mahasiswi UNILA (Universitas Lampung) yang berjumlah 71 orang yang terdiri dari berbagai angkatan.

Tabel 3. Data Pra-survey

No. Mahasiswi Komunikasi UNILA Jumlah Menonton “Ala Chef” % 1. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2009 47 20 28,2 2. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2010 49 21 29,6 3. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2011 59 30 42,2

Jumlah 155 71 100

Sebanyak 71 mahasiswi yang merupakan jumlah populasi yang akan menjadi subjek penelitian


(60)

F. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi atau sub perangkat populasi. Secara praktis, sampel biasanya terdiri atas sejumlah kecil unit sampling yang proposional dan biasanya merupakan elemen-elemen target yang dipilih dari kerangka samplingnya (Arikunto, 2002 :131)

Pengambilan sampel menggunakan sampel populasi yaitu menentukan sampel dengan mengambil keseluruhan dari populasi, sehingga ditentukan sejumlah 71 responden yaitu mahasiswi komunikasi Univesitas Lampung yang menonton tayangan Ala Chef. Peneliti mengambil 71 orang sebagai sampel responden. (data pra riset 2012)

G. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden penelitian, baik berupa hasil kuisioner. Data primer ini akan menjadi sumber data yang utama dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur (buku, koran, majalah, artikel, dan lain-lain), dan internet. Data sekunder adalah data yang dipergunakan untuk mendukung data primer.


(61)

H. Teknik pengumpulan Data

Kegiatan mengumpulkan data dalam penelitian merupakan bagian yang sangat penting. Menurut Arikunto (2002:197) Bahwa menyusun instrumen adalah pekerjaan penting didalam penelitian. Oleh karena itu kegiatan pengumpulan data harus dilakukan sebaik-baiknya agar memperoleh hasil sesuai dengan kegunaanya.

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa yang kemudian diberikan kepada seluruh responden mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian. Pada penelitian ini sebanyak 155 kusioner pra-riset disebarkan untuk mengetahui banyaknya responden yang menonton tayangan “Ala Chef’ dan diketahui sebanyak 71 responden yang menonton tayangan “Ala Chef’ yang nantinya akan menjadi populasi dan sampel pada penelitian ini.

2. Studi dokumentasi

Pengumpulan data melalui peninggalan tertulis dengan cara membaca literature, tulisan, maupun dokumen yang dianggap peneliti berkenaan dengan penelitian yang sedang diteliti. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan literature yang berhubungan langsung dengan penelitian, memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitian seperti buku, penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya agar penelitian ini lebih relevan.


(62)

I. Teknik Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka tahap selanjutnya adalah mengadakan teknik pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Editing

Proses pemeriksaan dan penyelesaian kembali data yang telah terkumpul dari lapangan apabila data diisi atau dijawab oleh responden.

2. Koding

Merupakan tahap dimana jawaban responden diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan dengan jalan memberi tanda pada tiap-tiap data termasuk dalam kategori yang sama.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.

J. Teknik Pemberian Skors

Untuk pertanyaan yang diajukan dalam bentuk kuesioner, setiap item akan diberi 5 alternatif jawaban yaitu untuk jawaban sangat tidak setuju akan diberi skor 5 dan seterusnya sampai pada pilihan netral akan diberi skor 1.

Kriteria jawaban:

1. Jawaban A diberi skor 5 (lima) = Sangat Tinggi 2. Jawaban B diberi skor 4 (empat) = Tinggi


(63)

4. Jawaban D diberi skor 2 (dua) = Rendah

5. Jawaban E diberi skor 1 (satu) = Sangat Rendah

Setelah seluruh jawaban diberikan skorsnya, maka untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah dari setiap variabelnya digunakan skala interval dengan rumus interval sebagai berikut :

Rumus Interval I = NT – NR K Keterangan:

I = Interval

NT = Nilai Total Tertinggi NR = Nilai Total Terendah K = Kategori Jawaban (Arikunto, 2002 :185)

K. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisa dengan menggunakan rumus regresi liner sederhana. Gunanya untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel x dan variabel y dengan rumus sebagai berikut :


(64)

Keterangan

Y : Nilai variabel terikat yang diramalkan X : Nilai variabel bebas yang diramalkan a : Kostanta

b : Koefisien regresi dari x

Untuk mencari harga a dan b akan digunakan rumus sebagai berikut: a =

 

 

 

2 2 2

  x x n xy x x y

b =

 

 

2

2

  x x n xy x xy n Keterangan

y : jumlah skor dari variabel terikat x : jumlah skor dari varibel bebas n : jumlah sampel

(Arikunto, 2002 :167)

L. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dicari nilai t hitung (student test), dengan rumus statistik T sebagai berikut :


(65)

=

Keterangan : t : Nilai uji T r : Nilai korelasi n : Besarnya sampel

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dengan nilai T hitung dengan nilai T table pada taraf signifikan 5%. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan ini adalah :

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Bila T hitung > T tabel dengan taraf signifikasi 5% maka koefisien regresi signifikan, berarti hipotesis diterima.

2. Bila T hitung < T tabel dengan taraf signifikasi 5 % maka koefisien regresi tidak signifikan, berarti hipotesis ditolak.

M. Uji Validitas dan Reliabilitas Data 1. Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang


(66)

seharusnya di ukur. Untuk mengukur validitas angket dalam penelitian ini digunakan rumus Korelasi Product Moment:

= ∑ (∑ ) (∑ )

{ ∑ ( ∑ ) } { ∑ ( ∑ ) }

Keterangan

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y n : Jumlah Sampel

X : Skor variabel X Y : Skor variabel Y (Arikunto, 2002 : 160)

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrumen dalam penelitian berupa pertanyaan / pernyataan dalam kusioner. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan pada 71 orang responden yaitu objek utama penelitian ini yang merupakan penonton tayangan “Ala Chef” di Trans Tv.

2. Uji Reliabilitas data

Uji reliabilitas adalah instrument yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur data karena instrument tersebut telah baik.Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument tersebut sudah baik (Arikunto,1996:170). Untuk mengukur tingkat reliabilitas kuisioner, digunakan rumus alpha sebagai berikut :


(67)

∝ = − 1 ∑ ∝∑ ∝ 1

Keterangan :

α : Nilai reliabilitas

k : Jumlah item pertanyaan

∑αb² : Nilai varians masing-masing item ∑α1² : Nilai varians total


(1)

d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

11. Apakah resep – resep masakan yang disajikan pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV sudah sesuai dengan keinginan Anda ?

a. Sangat sesuai b. Sesuai

c. Kurang sesuai d. Tidak sesuai e. Sangat tidak sesuai

12. Apakah resep – resep masakan yang disajikan pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV sudah dapat diterapkan Anda ?

a. Sangat dapat diterapkan b. Dapat diterapkan

c. Kurang dapat diterapkan d. Tidak dapat diterapkan e. Sangat tidak dapat diterapkan

13. Apakah Anda ingin bergabung di acara “Ala Chef” sebagai bintang tamu ? a. Sangat berkeinginan

b. Berkeinginan

c. Kurang berkeinginan d. Tidak berkeinginan

e. Sangat Tidak berkeinginan

14. Apakah Anda ingin menjadi asisten chef pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV ?

a. Sangat berkeinginan b. Berkeinginan

c. Kurang berkeinginan d. Tidak berkeinginan


(2)

e. Sangat Tidak berkeinginan

15. Apakah Anda ingin mencicipi masakan yang disajikan pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV ?

a. Sangat berkeinginan b. Berkeinginan

c. Kurang berkeinginan d. Tidak berkeinginan

e. Sangat Tidak berkeinginan

II. Minat Memasak Pada Remaja (Y )

16. Apakah Anda mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk membuat satu menu masakan pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV ?

a. Sangat mengetahui b. Mengetahui

c. Kurang mengetahui d. Tidak mengetahui e. Sangat tidak mengetahui

17. Apakah Anda mencatat semua resep masakan pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV ?

a. Selalu mencatat b. Sering mencatat c. Kadang mencatat d. Jarang mencatat e. Tidak pernah mencatat

18. Apakah Anda dapat membedakan bahan-bahan masakan setelah menonton tayangan “Ala Chef” di Trans TV ?

a. Sangat setuju b. Setuju


(3)

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

19. Apakah Anda bisa menerapkan resep-resep menu masakan setelah menonton tayangan “Ala Chef” di Trans TV ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

20. Setelah menonton tayangan “Ala Chef” di Trans TV, apakah Anda berkeinginan untuk mencoba memasak masakan yang disajikan oleh chef Farah Quinn ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

21. Setelah menonton tayangan “Ala Chef” di Trans TV, apakah Anda menemukan ide baru untuk jenis masakan baru ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

22. Setelah menonton tayangan “Ala Chef” di Trans TV, apakah Anda merasa penasaran terhadap rasa masakan yang disajikan oleh chef Farah Quinn ? a. Sangat setuju


(4)

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

23. Apakah selama iklan pada tayangan “Ala Chef” Anda selalu berada di saluran Trans TV ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

24. Apakah Anda merasa terhibur setelah menonton tayangan “Ala Chef” di Trans TV ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

25. Setelah menonton tayangan ‘Ala Chef” di Trans TV, apakah Anda beranggapan bahwa memasak adalah kegiatan yang mengasikkan ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

26. Menurut Anda apakah tayangan “Ala Chef” di Trans TV bermanfaat bagi Anda ?


(5)

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

27. Menurut Anda apakah tayangan ‘Ala Chef” di Trans TV memiliki nilai positif tersendiri bagi Anda ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

28. Setelah menonton tayangan “Ala Chef” di Trans TV, apakah Anda memiliki minat yang besar untuk memasak ?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju


(6)