Solidaritas di Kelompok Motor Pattimura Brothers Salatiga

dua orang yang ada disampingnya. Ketiganya bisa berkomunikasi dengan siapapun yang ada dalam kelompok tersebut. Pola keempat yaitu pola komunikasi lingkaran. Pada pola komunikasi lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam model ini tidak ada pemimpin. Pola komunikasi ini tidak sesuai dengan kelompok motor Pattimura Brothers karena pola ini tidak menghendaki adanya pemimpin. Sedangkan di dalam kelompok tersebut ada Wawung yang merupakan ketua kelompok motor Pattimura Brothers. Pola komunikasi yang terakhir adalah pola komunikasi Bintang. Pola ini juga disebut dengan komunikasi semua saluranall channel. Artinya setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.

4.3. Solidaritas di Kelompok Motor Pattimura Brothers Salatiga

Kelompok motor Pattimura Brothers bukan merupakan kelompok yang profit oriented atau kelompok yang berorientasi mencari keuntungan, sehingga sistem yang berlaku dalam kelompok tersebut adalah sistem kekeluargaan. Sistem kekeluargaan ini didasari oleh rasa kebersamaan antar anggotanya. Seperti dalam tulisan sebelumnya jika diperhatikan, Alfat, pelajar SMA yang menjadi anggota kelompok ini tidak sungkan untuk melakukan komunikasi dengan ketua kelompok. Ia banyak bertanya soal motor klasik dan begitu juga dengan Wawung, ketua kelompok Pattimura Brothers, yang juga tidak sungkan untuk berbagi info dengan anggota yang lainnya. Wawung mengaku jika yang ia lakukan itu adalah reflek dari hati. Karena dalam benaknya, Pattimura Brothers sudah seperti saudaranya. Kedekatan yang terjalin antara ketua dan anggota dalam kelompok motor ini menunjukkan seolah tidak ada jarak di antara mereka. Jarak yang dimaksud adalah pembedaan berdasarkan kedudukan dalam kelompok. Rasa kebersamaan dalam kelompok motor Pattimura Brothers ini sangat terlihat ketika penulis melakukan pengamatan pada tanggal 30 Juli 2016. Ketika sebagian anggota kelompok ini nongkrong, ada pesan dari Wawung. Pesan tersebut berisi berita duka yang datang dari salah satu keluarga anggota. Wawung menitipkan pesan tersebut kepada salah satu anggota dan disampaikan kepada seluruh anggota. Tanpa dikomando, seluruh anggota yang hadir pada malam itu langsung mengemasi barang mereka dan menuju lokasi rumah duka yang kebetulan tidak jauh dari tempat mereka nongkrong. Penulis pun ikut melawat ke rumah duka salah satu anggota yang dimaksud. Dan ssesampainya di sana, penulis menjumpai hampir seluruh anggota kelompok motor Pattimura Brothers. Rupanya informasi yang dititipkan kepada Dani telah sampai dengan baik ke masing-masing anggota. Kehadiran seluruh anggota kelompok Pattimura Brothers malam itu juga menunjukkan solidaritas dan rasa kebersamaan yang kuat antar anggotanya. Dalam kasus lain, penulis juga menemukan jika kelompok motor Pattimura Brothers memiliki solidaritas antar anggotanya. Yaitu ketika salah satu anggotanya sakit dan mereka secara khusus membahasnya dalam sebuah pertemuan darurat. Pertemuan itu terjadi pada tanggal 13 Agustus 2016. Padahal sehari sebelumnya yaitu tanggal 12 Agustus 2016, mereka juga berkumpul rutin di kawasan Jl. Pattimura Salatiga. Agenda peremuan rutin pada tanggal 12 Agustus 2016 membahas mengenai rencana penggalangan dana bagi salah satu anggota yang sakit dan sedang menjalani pengobatan. Karena keterbatasan biaya, anggota tersebut menjalani pengobatan rawat jalan dari rumah sakit. Berita tersebut sampai ke telinga anggota kelompok motor Pattimura Brothers meski anggota yang sakit tidak menyampaikan kendala pengobatan tersebut kepada rekan-rekannya di kelompok motor. Maka dalam perkumpulan rutin yang mereka lakukan setiap hari Jumat, kelompok ini secara khusus membahas masalah tersebut. Diskusi pada Jumat, 12 Agustus 2016 dipimpin langsung oleh Wawung, ketua kelompok motor Pattimura Brothers. Wawung menanyakan seputar kebenaran informasi mengenai salah satu anggotanya yang sedang sakit dan mengalami kesulitan biaya untuk pengobatan. Dalam diskusi, semua anggota berpartisipasi aktif. Masing-masing menyampaikan pendapatnya dan saling menyumbangkan ide. Fokus diskusi pada malam itu adalah rencana penggalangan dana yang akan diserahkan kepada anggota yang sakit. Seluruh anggota yang hadir pada malam itu setuju mengenai penggalangan dana, tetapi sayangnya ada beberapa anggota yang tidak hadir. Selain itu, kendala lain yang muncul adalah mengenai besaran nilai rupiah yang akan disumbangkan belum disepakati. Selama diskusi berlangsung, penulis mengamati keterlibatan masing-masing anggota dalam proses diskusi dan pengambilan keputusan. Semua anggota yang hadir malam itu terlibat secara aktif dalam diskusi. Bahkan terlihat lebih antusias dan beberapa di antaranya bahkan tidak sabar dan mendesak agar forum segera memutuskan besaran nilai rupiah agar segera bisa diberikan kepada anggotanya yang sakit. Diskusi pada hari Jumat, 12 Agustus 2016 diakhiri dengan keputusan sementara mengenai hari besuk anggota yang sakit. Diskusi dilanjutkan keesokan harinya tetapi dengan waktu yang lebih awal yaitu pukul 10.00 WIB di lokasi yang sama. Pengamatan penulis lanjutkan pada tanggal 13 Agustus 2016 pukul 10:00 WIB di kawasan Jl Pattimura, Salatiga. Setelah semua anggota berkumpul, mereka melanjutkan pembahasan mengenai usulan nominal uang yang akan didonasikan untuk anggota yang sakit. Tidak seperti diskusi pada malam sebelumnya yang berlangsung cukup lama, kali ini keputusan diambil dalam waktu yang cukup singkat. Setelah disepakati mengenai besar nominal uang, secara spontan donasi langsung dikumpulkan dan mereka segera menuju ke rumah anggota yang sakit tersebut. Apa yang direncanakan pada malam sebelumnya tidak berjalan sesuai rencana karena pada awalnya mereka berencana besuk Hari Minggu tetapi ide spontan mereka justru berubah menjadi hari Sabtu. Ide itu dicetuskan oleh Valent dan diamini oleh anggota yang lain. Bagi mereka, semakin cepat menjenguk dan memberikan uang tersebut semakin baik karena bisa meringankan beban anggota yang sakit tersebut. “…Semakin cepat semakin baik karena berapapun yang terkumpul dan kita berikan kepada anggota yang sakit itu tidak seberapa, tapi ini bukan soal besarnya uang, ini soal kepedulian kita. Kita ingin saling meringankan. Kita bantu semampu kita, kalau mampunya seribu ya tidak masalah. Kalau ndilalahe pas ndak ada uang sama sekali ya ndak apa- apa. Toh intinya adalah ketulusan, kebersamaan.”

4.4. Kohesi Kelompok di Kelompok Motor Pattimura Brothers Salatiga

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Kelompok Motor Pattimura Brothers Salatiga dalam Membangun Solidaritas T1 362010038 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Kelompok Motor Pattimura Brothers Salatiga dalam Membangun Solidaritas T1 362010038 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Kelompok Motor Pattimura Brothers Salatiga dalam Membangun Solidaritas T1 362010038 BAB V

0 2 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Kelompok Motor Pattimura Brothers Salatiga dalam Membangun Solidaritas

0 0 13

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Ketua Kelompok dalam Solidaritas Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo T1 BAB IV

0 0 29

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB VI

0 0 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB V

0 0 9

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB IV

0 0 5

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB III

0 0 3

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB II

0 0 11