1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang kesehatan ibu dan anak khususnya dalam Keluarga Berencana KB yang membahas mengenai pengetahuan dan
persepsi akseptor KB non MKJP tentangkontrasepsi implan di Puskesmas I Denpasar Utara pada tahun 2016.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan dengan tujuan membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya Sulistyawati, 2014. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga, keluarga berencana, dan sistem informasi keluarga. Program keluarga berencana KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Sasaran
program KB adalah PUSpada kelompok Wanita Usia Subur WUS yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun Kemenkes RI, 2014.
2.2 Alat Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencengah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat
permanen. Menurut BKKBN 2015, kontrasepsi merupakan usaha untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat dari pertemuan
antara sel telur matang dengan sel sperma.
Alat kontrasepsi yang terbanyak digunakan di Bali adalah alat kontrasepsi suntikan dan pil, sedangkan alat kontrasepsi IUD, implan, MOW dan MOP masih
sedikit digunakan di Bali. Penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang IUD, implan masih rendah di Bali, akan tetapi akseptor KB IUD lebih banyak dibandingkan
dengan akseptor KB implan. Walaupun alat kontrasepsi IUD dan implanmerupakan metode kontrasepsi jangka panjang, akan tetapi penggunaan IUD dan implan tidak
seimbang, dilihat dari penggunaan alat kontrasepsi IUD lebih banyak daripada penggunaan alat kontrasepsi implanBKKBN, 2015.
Dalam melaksanakan upaya pencegahan kehamilan terdapat beberapa metode kontrasepsi yaitu metode kontrasepsi sederhana, metode kontrasepsi mantap, dan
metode kontrasepsi modern. 2.2.1
Metode kontrasepsi sederhana Metode kontrasepsi sederhana dapat dibagi lagi menjadi metode sederhana
tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat meliputi metode pantang berkala, metode suhu basal, metode lendir serviks,
metode simtomtermal, koitus interuptus. Sedangkan metode sederhana dengan alat meliputi penggunaan kondom, barrier intravagina atau kondom untuk wanita, dan
spermisida Sulistyawati, 2014. 2.2.2
Metode Kontrasepsi Modern 1.
Kontrasepsi oral PIL Kontrasepsi oral PIL merupakan alat kontrasepsi hormonal yang memiliki
keunggulan seperti tidak mengganggu hubungan seksual, siklus haid mnjadi teratur, dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Serta memiliki kelemahan seperti
mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari, mual pada tiga bulan pertama, pusing, dan nyeri payudara Sulistyawati, 2014.
2. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik terdiri dari metode kontrasepsi suntik kombinasi merupakan metode kontrasepsi yang diberikan sebulan sekali. Kontrasepsi suntikan progestin
ada dua jenis yaitu Depomendroksiprogesteron asetat DMPA, mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan. Depo noretisteronenantat Depo Noristrat,
mengandung 200 mg noretindronenantat yang diberikan setiap satu bulan. Cara kerja kontrasepsi ini untuk mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menghambat transportasi gamet oleh tuba Wiknjosastro, 2009. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan seperti, tidak
memiliki pengaruh pada hubungan suami istri, serta klien tidak perlu menyimpan obat suntik. Serta memiliki kekurangan seperti menimbulkan gangguan haid, tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu, klien bergantung pada sarana pelayanan kesehatan karena harus kembali untuk disuntik, sering menimbulkan efek samping masalah
berat badan Sulistyawati, 2014. 3.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR AKDR merupakan alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam uterus. AKDR
dibuat dari plastik khusus yang diberi benang pada ujungnya yang bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan ovum sehingga kehamilan tidak terjadi
Kurniawati, 2013. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan efektif untuk jangka panjangdanpulihnyakesuburantidak lama setelah AKDR dicabut. AKDR memiliki
kekurangan seperti perubahan siklus menstruasi, menstruasi lebih lama dan banyak, saat menstruasi akan terasa lebih sakit, tali AKDR dapat menimbulkan
perlukaanportio uteri dan mengganggu hubungan seksual Manuaba, dkk. 2010. Pemeriksaan panggul diperlukan dalam pemasangan AKDR, perubahan lokasi dan
translokasi atau ekspulsi keluar dari rahim sehingga masih menimbulkan terjadinya
kehamilan. Tingkat kegagalan AKDR sebesar 1-3 kehamilan pada 100 wanita pertahun Kurniawati, 2013.
4. Implan