Rancang Bangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis Internet

(1)

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE)

BERBASIS INTERNET

OLEH ANJAR RINALDI


(2)

Anjar Rinaldi. F14102131. Rancang Bangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis Internet. Di bawah bimbingan Kudang Boro Seminar dan Mohamad Solahudin. 2006.

RINGKASAN

Greenhouse awalnya berkembang dari negara-negara subtropis dan dingin. Asal mulanya karena mencari alternatif untuk bercocok tanam dengan tidak terganggu oleh iklim, dikarenakan pada musim dingin sulit sekali dilakukan kegiatan pertanian. Dengan adanya greenhouse yang dilengkapi dengan sistem pengendalian lingkungan maka keadaan tersebut dapat diatasi. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada daerah tropis antara lain kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, konsentrasi CO2 dan intensitas cahaya. Supaya tanaman dapat tumbuh secara optimal dibutuhkan suatu kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan program berbasis web untuk monitoring parameter-parameter lingkungan mikro di dalam greenhouse maupun kondisi sekitarnya yang meliputi suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, arah angin, curah hujan, tekanan udara, dan video streaming. Lalu mengimplementasikan prototipe pemantau greenhouse berbasis web ini.

Penelitian ini dilakukan dari Pebruari sampai Juni 2006 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian dan Greenhouse di Laboratorium Lapangan, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Portable Weather Station, Webcam, dan greenhouse. Metode yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.

Sistem Monitoring Greenhouse ini menyajikan informasi tentang data-data parameter lingkungan yang mencakup suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, arah angin, curah hujan, dan tekanan udara dalam bentuk tabel dan grafik. Selain itu, Sistem Monitoring Greenhouse ini menyajikan informasi berupa gambar bergerak dalam bentuk video streaming yang akan memberikan informasi kepada pengguna keadaan di dalam greenhouse secara nyata.

Sistem Monitoring Greenhouse ini belum dapat diterapkan di media internet karena keterbatasan peralatan pada server, sehingga pada penelitian ini pengujian dilakukan pada server local intranet dan pada jaringan LAN se-IPB. Hasil pengujian performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.1. menunjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet Explorer 6.0 resolusi 1024 × 768 pixels.

Secara umum, penilaian responden terhadap desain grafis pada sistem informasi sudah bagus (85 %), kecepatan akses sistem cepat (50 %), sistem


(3)

mudah digunakan (65 %), kelengkapan isi sistem informasi sudah lengkap (60 %), penjelasan sistem informasi sudah jelas (75 %), adanya fasilitas webcam sangat perlu (85 %), dan kegunaan data parameter lingkungan mikro pada sistem adalah sangat berguna(80 %).


(4)

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE)

BERBASIS INTERNET

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ANJAR RINALDI F14102131


(5)

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE)

BERBASIS INTERNET

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : ANJAR RINALDI

F14102131

Dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1984 di Depok

Tanggal Lulus : Agustus 2006 Menyetujui,


(6)

Bogor, Agustus 2006

Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, M.S. Ketua Departemen Teknik Pertanian

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis merupakan Anak tunggal dari bapak yang bernama Sudarma (Almarhum) dan ibu bernama Komariah yang dilahirkan di Depok pada tanggal 29 Agustus 1984. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Muhammadiyah 01 Kukusan, Depok, pada tahun 1996. Penulis lalu melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 211 Jakarta dan tamat pada tahun 1999. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 28 Jakarta dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2002 itu juga, penulis melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) diterima di Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan memilih Sub Program Studi Teknik Sistem Informatika Pertanian. Selain pendidikan formal, penulis juga mengikuti pendidikan non-formal, yaitu kursus bahasa inggris di LIA (Lembaga Indonesia Amerika) di LIA Pengadegan, Jakarta pada tahun 2000 sampai tahun 2002.

Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), di Departemen Kesekretariatan pada tahun 2005 sampai tahun 2006. Selain itu, penulis pada tahun 2006 menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah Matematika Teknik.


(7)

Penulis melakukan praktek lapangan di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Kebun Wangunreja, Subang, Jawa Barat pada tahun 2005 dengan judul “Mempelajari Sistem Informasi Produksi Di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Kebun Wangunreja, Subang, Jawa Barat”.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Rancang Bangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis Internet”.


(8)

KATA PENGANTAR

Selala puji dan syukur hanyalah kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis Internet” ini. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan Pebruari 2006 hingga bulan Juni 2006.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan transfer ilmunya kepada penulis.

2. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan transfer ilmunya kepada penulis.

3. Ir. Mad Yamin, M.T., selaku dosen penguji, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan-masukan yang sangat berharga kepada penulis.

4. Ibunda, atas segala dukungan moril, materil serta doa yang luar biasa kepada penulis.

5. Yudi Chadirin, S.TP., M.Agr., yang telah meminjamkan webcam kepada penulis selama penelitian.

6. Guru-guru PHP penulis: Bapak Adi Sujiwo atas script baca datanya dan M. Yusuf Ramdhan atas script untuk membuat grafiknya.

7. Riksa Hastuti, yang telah menjadi semangat penulis untuk selalu menjadi lebih baik.


(9)

8. Teman-teman seperjuangan penulis: Veni Nurcahyani, Riki Agusrinaldy, Gumilang Agus Gozali, Tri Wahyuni Apriani atas segala bantuan, dukungan, dan kebersamaan selama penelitian.

9. Windi, Basuki, Delly, Endah, Wahyu, Diah atas segala bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

10. Teman-teman TEP ’39, atas segala canda, tawa, tangis, kebersamaan, dan hari-hari indah selama menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor.

11. Seluruh pihak yang membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua dengan pahala yang setimpal, Amin!

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat.

Bogor, Agustus 2006

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA C. Greenhouse... 3

D. Parameter Lingkungan di Dalam Greenhouse ... 4

1. Parameter Suhu Udara ... 4

2. Parameter Kelembaban Udara ... 5

3. Parameter Radiasi Matahari... 6

4. Parameter Kecepatan Angin ... 6

E. Sistem Monitoring ... 7

F. Internet... 9

G. Multimedia... 9 H. Personal Home Page (PHP) dan MySql ... 10

I. Server Side Progamming ... 11

J. World Wide Web (WWW) ... 12


(11)

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE)

BERBASIS INTERNET

OLEH ANJAR RINALDI


(12)

Anjar Rinaldi. F14102131. Rancang Bangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis Internet. Di bawah bimbingan Kudang Boro Seminar dan Mohamad Solahudin. 2006.

RINGKASAN

Greenhouse awalnya berkembang dari negara-negara subtropis dan dingin. Asal mulanya karena mencari alternatif untuk bercocok tanam dengan tidak terganggu oleh iklim, dikarenakan pada musim dingin sulit sekali dilakukan kegiatan pertanian. Dengan adanya greenhouse yang dilengkapi dengan sistem pengendalian lingkungan maka keadaan tersebut dapat diatasi. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada daerah tropis antara lain kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, konsentrasi CO2 dan intensitas cahaya. Supaya tanaman dapat tumbuh secara optimal dibutuhkan suatu kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan program berbasis web untuk monitoring parameter-parameter lingkungan mikro di dalam greenhouse maupun kondisi sekitarnya yang meliputi suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, arah angin, curah hujan, tekanan udara, dan video streaming. Lalu mengimplementasikan prototipe pemantau greenhouse berbasis web ini.

Penelitian ini dilakukan dari Pebruari sampai Juni 2006 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian dan Greenhouse di Laboratorium Lapangan, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Portable Weather Station, Webcam, dan greenhouse. Metode yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.

Sistem Monitoring Greenhouse ini menyajikan informasi tentang data-data parameter lingkungan yang mencakup suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, arah angin, curah hujan, dan tekanan udara dalam bentuk tabel dan grafik. Selain itu, Sistem Monitoring Greenhouse ini menyajikan informasi berupa gambar bergerak dalam bentuk video streaming yang akan memberikan informasi kepada pengguna keadaan di dalam greenhouse secara nyata.

Sistem Monitoring Greenhouse ini belum dapat diterapkan di media internet karena keterbatasan peralatan pada server, sehingga pada penelitian ini pengujian dilakukan pada server local intranet dan pada jaringan LAN se-IPB. Hasil pengujian performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.1. menunjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet Explorer 6.0 resolusi 1024 × 768 pixels.

Secara umum, penilaian responden terhadap desain grafis pada sistem informasi sudah bagus (85 %), kecepatan akses sistem cepat (50 %), sistem


(13)

mudah digunakan (65 %), kelengkapan isi sistem informasi sudah lengkap (60 %), penjelasan sistem informasi sudah jelas (75 %), adanya fasilitas webcam sangat perlu (85 %), dan kegunaan data parameter lingkungan mikro pada sistem adalah sangat berguna(80 %).


(14)

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE)

BERBASIS INTERNET

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ANJAR RINALDI F14102131


(15)

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE)

BERBASIS INTERNET

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : ANJAR RINALDI

F14102131

Dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1984 di Depok

Tanggal Lulus : Agustus 2006 Menyetujui,


(16)

Bogor, Agustus 2006

Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, M.S. Ketua Departemen Teknik Pertanian

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis merupakan Anak tunggal dari bapak yang bernama Sudarma (Almarhum) dan ibu bernama Komariah yang dilahirkan di Depok pada tanggal 29 Agustus 1984. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Muhammadiyah 01 Kukusan, Depok, pada tahun 1996. Penulis lalu melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 211 Jakarta dan tamat pada tahun 1999. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 28 Jakarta dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2002 itu juga, penulis melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) diterima di Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan memilih Sub Program Studi Teknik Sistem Informatika Pertanian. Selain pendidikan formal, penulis juga mengikuti pendidikan non-formal, yaitu kursus bahasa inggris di LIA (Lembaga Indonesia Amerika) di LIA Pengadegan, Jakarta pada tahun 2000 sampai tahun 2002.

Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), di Departemen Kesekretariatan pada tahun 2005 sampai tahun 2006. Selain itu, penulis pada tahun 2006 menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah Matematika Teknik.


(17)

Penulis melakukan praktek lapangan di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Kebun Wangunreja, Subang, Jawa Barat pada tahun 2005 dengan judul “Mempelajari Sistem Informasi Produksi Di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Kebun Wangunreja, Subang, Jawa Barat”.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Rancang Bangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis Internet”.


(18)

KATA PENGANTAR

Selala puji dan syukur hanyalah kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis Internet” ini. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan Pebruari 2006 hingga bulan Juni 2006.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan transfer ilmunya kepada penulis.

2. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan transfer ilmunya kepada penulis.

3. Ir. Mad Yamin, M.T., selaku dosen penguji, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan-masukan yang sangat berharga kepada penulis.

4. Ibunda, atas segala dukungan moril, materil serta doa yang luar biasa kepada penulis.

5. Yudi Chadirin, S.TP., M.Agr., yang telah meminjamkan webcam kepada penulis selama penelitian.

6. Guru-guru PHP penulis: Bapak Adi Sujiwo atas script baca datanya dan M. Yusuf Ramdhan atas script untuk membuat grafiknya.

7. Riksa Hastuti, yang telah menjadi semangat penulis untuk selalu menjadi lebih baik.


(19)

8. Teman-teman seperjuangan penulis: Veni Nurcahyani, Riki Agusrinaldy, Gumilang Agus Gozali, Tri Wahyuni Apriani atas segala bantuan, dukungan, dan kebersamaan selama penelitian.

9. Windi, Basuki, Delly, Endah, Wahyu, Diah atas segala bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

10. Teman-teman TEP ’39, atas segala canda, tawa, tangis, kebersamaan, dan hari-hari indah selama menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor.

11. Seluruh pihak yang membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua dengan pahala yang setimpal, Amin!

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat.

Bogor, Agustus 2006

Penulis


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA C. Greenhouse... 3

D. Parameter Lingkungan di Dalam Greenhouse ... 4

1. Parameter Suhu Udara ... 4

2. Parameter Kelembaban Udara ... 5

3. Parameter Radiasi Matahari... 6

4. Parameter Kecepatan Angin ... 6

E. Sistem Monitoring ... 7

F. Internet... 9

G. Multimedia... 9 H. Personal Home Page (PHP) dan MySql ... 10

I. Server Side Progamming ... 11

J. World Wide Web (WWW) ... 12


(21)

III.METODOLOGI PENELITIAN

M. Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

N. Alat dan Bahan Penelitian ... 15

O. Metode Penelitian... 17 1. Tahapan Investigasi Sistem ... 18

2. Tahapan Analisis Sistem... 20

3. Tahapan Desain Sistem... 20

4. Tahapan Implementasi Sistem... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN P. Investigasi Sistem... 23 1. Kelayakan Teknis ... 24

2. Kelayakan Ekonomis... 24

3. Kelayakan Operasional... 26

Q. Analisis Sistem ... 27

1. Identifikasi Kebutuhan ... 27

2. Identifikasi Fungsional... 28

R. Desain Sistem ... 29

1. Deskripsi Sistem ... 29

2. Domain Sistem... 30

3. Desain Sistem... 31

a. Desain User Interface... 31

b. Desain Database... 34

c. Desain Input Data... 38

d. Desain Proses... 39

D. Implementasi Sistem ... 41

1. Instalasi pada Local Intranet... 41

2. Pengujian Pada Berbagai Browser Engine... 56 iv


(22)

3. Pengujian Performansi Pada Internet... 62 4. Pengujian Performansi Oleh Pengguna...

... ...62 5. Pengujian Lag Time... ...66 E. Perawatan Sistem... 69 F. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem... 69 1. Kelebihan Sistem ... 69 2. Kekurangan Sistem... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan ... 72 b. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA... 74 LAMPIRAN ... 76


(23)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Portable Weather Station...15 Gambar 2. Webcam...15 Gambar 3. Translator...16 Gambar 4. Greenhouse Lab. Lapang Leuwikopo...16 Gambar 5. Tahapan-Tahapan Dalam System Development Live Cycle...18 Gambar 6. Pembagian Frame Halaman Utama ...32 Gambar 7. Tabel-Tabel pada Database ”Greenhouse2”...34 Gambar 8. Isi Tabel ”Grhouselog”...36 Gambar 9. Isi Tabel Alat...37 Gambar 10. Isi Tabel User...37 Gambar 11. Isi File Batch SENSOR...38 Gambar 12. Alur Pembacaan Data...39 Gambar 13. Alur Proses Jalannya Informasi Pada Sistem Monitoring Greenhouse ...40 Gambar 14. Gambaran umum Sistem Monitoring Greenhouse...40


(24)

Gambar 15. Tampilan Halaman Awal...42 Gambar 16. Tampilan Halaman Sign Up...42 Gambar 17. Tampilan Halaman pada Saat Sign Up Berhasil...43 Gambar 18. Tampilan Halaman pada Saat Sign Up Tidak Berhasil...43 Gambar 19. Peringatan pada Saat Log In...44 Gambar 20. Tampilan Konfirmasi Log In...44 Gambar 21. Tampilan Menu Utama...45 Gambar 22. Tampilan Kondisi Aktual Greenhouse pada Menu Utama...46 Gambar 23. Tampilan Halaman Parameter Suhu...47 Gambar 24. Tampilan Halaman Utama Tabel Suhu...48 Gambar 25. Tampilan Halaman Tabel Suhu Berdasarkan Waktu Aktual...48 Gambar 26. Tampilan Halaman Tabel Suhu Berdasarkan...49 Gambar 27. Tampilan Peringatan Salah dalam Pemasukan Tanggal...49 Gambar 28. Tampilan Tabel Suhu...50 Gambar 29. Tampilan Tabel Suhu Tidak Dapat Ditampilkan...50 Gambar 30. Tampilan Grafik Kelembaban...51 Gambar 31. Tampilan Kamera 1...51 Gambar 32. Tampilan Kamera 2...52 Gambar 33. Tampilan Menu Tabel...53 Gambar 34. Tampilan Menu Grafik...53 Gambar 35. Tampilan Menu Leuwikopo...54 Gambar 36. Tampilan Menu Tentang Kami...55 Gambar 37. Tampilan Menu Log Out...55 Gambar 38. Tampilan Halaman Utama Dengan Menggunakan Browser

Engine Internet Explorer 6.0...57 Gambar 39. Tampilan Halaman Utama Dengan Menggunakan Browser

Engine Mozilla firefox...58 Gambar 40. Tampilan Halaman Utama Dengan Menggunakan Browser

Engine Opera 8.1...59 Gambar 41. Java Plug-In Control Panel...59


(25)

Opera 8.1...60 Gambar 43. Tampilan Halaman Utama Dengan Menggunakan Browser

Engine Netscape 8.1...61 Gambar 44. Grafik Penilaian Responden Terhadap Desain Grafis dalam

Sistem Monitoring...62 Gambar 45. Grafik Penilaian Responden Terhadap Kecepatan Akses...63 Gambar 46. Grafik Penilaian Responden Terhadap Kemudahan Penggunaan...63 Gambar 47. Grafik Penilaian Responden Terhadap Kelengkapan Isi...64 Gambar 48. Grafik Penilaian Responden Terhadap Penjelasan Sistem...64 Gambar 49. Grafik Penilaian Responden Terhadap Fasilitas Webcam...65 Gambar 50. Grafik Penilaian Responden Terhadap Kegunaan Data...65 Gambar 51. Hubungan Ukuran File dengan Lag Time Antara Waktu Update

Data Terakhir dan Waktu Aktual Berdasarkan Ukuran File ...66 Gambar 52. Hubungan Ukuran File dengan Lag Time Antara Waktu Update

Data Terakhir dan Waktu Aktual Berdasarkan Waktu ...68 Gambar 53. Tampilan Halaman Sistem Monitoring dengan Netscape 8.1...70 Gambar 54. Tampilan Halaman Sistem Monitoring dengan Opera 8.0...70 Gambar 55. Tampilan Halaman Sistem Monitoring dengan Mozilla Firefox...71


(26)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Kisaran Suhu yang Sesuai Bagi Tanaman...5 Tabel 2. Struktur Tabel ”Grhouselog”...35 Tabel 3. Struktur Tabel ”Alat”...36 Tabel 4. Struktur Tabel ”User”...37 Tabel 5. Hubungan Ukuran File dengan Lag Time Antara Waktu Update

Data Terakhir dan Waktu Aktual Berdasarkan Ukuran File...66 Tabel 6. Hubungan Ukuran File dengan Lag Time Antara Waktu Update


(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Aliran Sistem...76 Lampiran 2. Isi Program ”OTOMAT3”...81 Lampiran 3. Isi File ”DATA.TXT”...82 Lampiran 4. Isi File SENSORCONV.PHP...83 Lampiran 5. Form Kuisioner...85 Lampiran 6. Hasil Uji Kuestioner Terhadap 20 Orang Pengguna...87 Lampiran 7. Analisis Pembuatan Sistem Monitoring Greenhouse...89


(28)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Greenhouse merupakan suatu bangunan yang berfungsi untuk melindungi tanaman dari pengaruh cuaca yang kurang bersahabat, seperti angin dan radiasi matahari yang cukup panas, hujan, dan melindungi tanaman dari serangga dan penyakit. Unsur-unsur cuaca tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti intensitas hujan yang cukup besar akan merusak tanaman secara fisik, misalnya rontoknya bunga/buah, patahnya cabang tanaman yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman selanjutnya. Selain itu, tanaman di dalam greenhouse perlu pengaturan kondisi lingkungannya secara optimal, sehingga mendapatkan hasil yang optimal pula.

Dalam industri greenhouse, komputer dapat digunakan untuk mengontrol kondisi lingkungan dan konsentrasi dari larutan nutrisi di dalam greenhouse tersebut, membantu pengambilan keputusan manajemen operasi dalam bidang hortikoltura, maupun pengoperasian dan mekanisasi robot dalam bidang pertanian.

Perkembangan yang cepat dalam bidang teknologi mikro elektronik telah digunakan dalam semua sistem komputer yang dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pertanian. Dalam bidang pertanian sendiri telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai media atau alat bantu dalam kelangsungan kegiatan pertanian.

Masalah yang dihadapi dalam pembudidayaan tanaman di dalam greenhouse adalah perlunya kondisi yang optimal untuk kehidupan tanaman di dalam greenhouse selama 24 jam. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh petugas atau orang-orang yang berkepentingan dengan greenhouse untuk terus-menerus memantau keadaan lingkungan di dalam greenhouse tersebut yang mencakup suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, dan tekanan udara.


(29)

Sehingga dibutuhkan suatu sistem monitoring yang dapat membantu memantau keadaan lingkungan di dalam greenhouse yang dapat dilakukan dari tempat yang berbeda. Jika terjadi kondisi lingkungan yang ekstrim pada saat petugas atau orang-orang yang berkepentingan dengan greenhouse tidak berada di greenhouse, keadaan tersebut masih dapat diketahui secepatnya, sehingga dapat segera dilakukan upaya untuk mengoptimalkan kembali kondisi lingkungan. Dengan upaya tersebut diharapkan akan mengurangi kerugian akibat terjadinya kerusakan pada tanaman yang disebabkan karena berubahnya keadaan lingkungan di dalam greenhouse.

Sistem monitoring yang akan dikembangkan berbasis web, sehingga dapat diakses oleh multiuser yang berada di tempat yang berbeda-beda.

Sistem yang dibangun ini merupakan bagian dari penelitian sistem monitoring dan peringatan dini parameter lingkungan mikro tanaman pada greenhouse yang terdiri dari sistem monitoring dan peringatan dini parameter lingkungan mikro pada greenhouse berbasis SMS, sistem monitoring parameter lingkungan mikro pada greenhouse berbasis internet, dan sistem kendali jarak jauh lingkungan mikro berbasis telepon seluler. Pada penelitian ini dikhususkan hanya pada kegiatan monitoring parameter lingkungan mikro dengan menggunakan media internet.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Membuat rancangan program berbasis web untuk monitoring parameter-parameter lingkungan mikro di dalam greenhouse maupun kondisi sekitarnya yang meliputi suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, arah angin, curah hujan, tekanan udara, dan video streaming.

2. Mengimplementasikan prototipe pemantau greenhouse berbasis web.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. GREENHOUSE

Greenhouse dipakai sebagai istilah untuk bangunan tempat budidaya tanaman, walaupun kondisi lingkungan di sekitar bangunan tidak menguntungkan. Menurut Nelson (1981), istilah greenhouse digunakan untuk menyatakan sebuah bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya, sehingga tanaman tetap memperoleh cahaya matahari dan terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.

Kondisi lingkungan tersebut adalah hujan yang deras, tiupan angin yang kencang, atau keadaan suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Dengan menggunakan greenhouse, suhu, kelembaban, cahaya, dan keperluan lain dari tanaman dapat diatur, sehingga tanaman dapat tetap menghasilkan di luar musimnya.

Greenhouse awalnya berkembang dari negara-negara subtropis dan dingin. Asal mula greenhouse ini karena dibutuhkannya suatu alternatif untuk bercocok tanam yang tidak terganggu oleh iklim, terutama pada musim dingin yang sulit sekali melakukan kegiatan pertanian. Dengan adanya greenhouse yang dilengkapi dengan sistem pengendalian lingkungan keadaan tersebut dapat diatasi.

Menurut Soeseno (1989), dengan menggunakan greenhouse untuk melindungi tanaman, kondisi lingkungan seperti suhu udara, kelembaban udara, dan cahaya dapat diatur. Dengan demikian, penggunaan greenhouse sebagai pelindung tanaman memungkinkan tingkat mutu dan produksi tanaman lebih baik dan tanaman dapat ditanam di luar musimnya.

Manfaat dan keuntungan dari teknologi greenhouse ini antara lain: 1. Kebersihan lebih mudah dijaga.

2. Tanaman dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung musim. 3. Serangan hama dan penyakit cenderung jarang.


(31)

B. Parameter Lingkungan Mikro di Dalam Greenhouse

Kondisi lingkungan di dalam greenhouse yang diidentifikasi menjadi kualitas cahaya, suhu, kelembaban udara, siklus udara, ventilasi ruangan, serta kondisi media tempat tumbuh tanaman secara keseluruhannya merupakan unsur iklim mikro di dalam greenhouse. Kondisi iklim mikro ini sebaiknya optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Tanaman akan tumbuh dengan baik meskipun ditempatkan di dalam tempat yang mempunyai temperatur yang lebih tinggi dari kebutuhan suhu optimumnya, asalkan kelembaban relatif tempat tersebut lebih tinggi dan air tersedia lebih banyak. Sehingga untuk kelangsungan kehidupan tanaman di dalam greenhouse maka perlu dilakukan pengaturan kondisi iklim mikro di dalam greenhouse tersebut.

1. Parameter suhu udara

Suhu merupakan ukuran panas dan dingin dari suatu benda. Suhu udara sangat berpengaruh pada proses-proses yang terjadi pada tanaman seperti proses fotosintesis, transpirasi, dan respirasi. Suhu udara yang optimum sangat diperlukan bagi tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Tanaman memerlukan suhu udara optimum yang berbeda-beda (Tiwari and Goyal, 1998).

Hanan et al. (1978) menyatakan bahwa garis lintang merupakan faktor utama yang mempengaruhi suhu greenhouse. Faktor lain adalah ketinggian matahari, kondisi topografi yang mempengaruhi pergerakan angin dan panjang hari. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap proses fisik dan kimiawi tanaman dan selanjutnya mengendalikan proses biologi dalam tanaman.

Tanaman yang tumbuh di dalam suatu ruangan menyukai kisaran suhu tertentu untuk pertumbuhan yang optimum. Pada umumnya, tanaman akan tumbuh baik pada ruangan yang bersuhu antara 20 – 25 °C; biji akan berkecambah jika suhu mencapai 18 °C atau lebih; setek pucuk akan tumbuh pada kisaran suhu 18 – 24 °C.


(32)

Secara alami, tanaman akan tumbuh lebih cepat pada tempat yang bertemperatur rendah. Beberapa tanaman mungkin dapat beradaptasi, tumbuh dengan baik, bahkan pertumbuhannya lebuh cepat pada temperatur yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan. Namun, tanaman yang mengalami kondisi seperti ini biasanya memiliki periode pembungaan yang lebih pendek. Tabel 1 memperlihatkan kisaran suhu yang sesuai bagi tanaman.

Tabel 1. Kisaran Suhu yang Sesuai Bagi Tanaman Jenis Kisaran Suhu (°C) Biji benih

Setek Tanaman Tanaman sukulen Jenis paku-pakuan Kaktus liar

Berbagai jenis palm

18 – 32 18 – 24 15 – 21 15 – 21 15 – 21 15 – 21

2. Parameter kelembaban udara

Kelembaban udara merupakan jumlah uap air yang terdapat di dalam udara. Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur. Udara hangat mampu membawa uap air lebih banyak dari pada udara dingin sebab air terevaporasi dari seluruh sumber yang tersedia, termasuk daun-daun tanaman. Jumlah uap air di dalam udara diukur pada skala kelembaban relatif (jumlah air di udara dibandingkan dengan titik jenuh pada temperatur yang tersedia).

Udara yang benar-benar kering berarti memiliki kelembaban relatif sama dengan 0%. Apabila kelembaban relatif telah mencapai 100% berarti udara memiliki uap air jenuh. Sebagian besar tanaman memerlukan kelembaban udara sebesar 40%. Untuk mempertahankan kelembaban udara pada tingkat yang diinginkan, maka jumlah air yang dibutuhkan tanaman lebih banyak pada udara hangat dari pada udara bersuhu lebih dingin.


(33)

Indikasi tanaman yang menderita akibat kelembaban udara yang terlalu rendah adalah daun-daun mulai layu dan menunjukan tanda-tanda hangus mengering pada ujung daun tanaman, tunas-tunas berguguran, dan bunga-bunga cepat layu. Sedangkan pada tanaman yang mengalami kelembaban udara yang terlalu tinggi akan mengalami pembusukan pada bagian-bagian tertentu yang akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, kondisi kelembaban yang optimal sangat dibutuhkan untuk perkembangan tanaman.

3. Parameter radiasi matahari

Cahaya matahari merupakan unsur lingkungan yang penting bagi semua tanaman. Tanpa cahaya matahari yang cukup pertumbuhan tanaman akan terhambat, hal ini disebabkan karena terhambatnya proses fotosintesis.

Dalam proses fotosintesis cahaya dimanfaatkan oleh klorofil yang berpigmen warna hijau. Energi cahaya yang diserap tanaman dirubah menjadi energi kimia dengan proses fotosintesis yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman. Bagian spektrum PAR (Photosynthetically Active Radiation) yang paling potensial dalam fotosintesis adalah spektrum biru (0.41 nm – 0.51 nm). Penurunan intensitas cahaya, khususnya spektrum biru menyebabkan penurunan kadar ATP dan NADPH2, sehingga laju fotosintesis akan berkurang. Peningkatan intensitas cahaya dapat meningkatkan kecepatan fotosintesis. Salah satu komponen yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah titik kompensasi cahaya. Pada saat tanaman ditempatkan pada lingkungan yang mempunyai intensitas cahaya sebanding atau lebih rendah dari pada titik kompensasi cahaya, pertumbuhan akan terhenti dan tanaman akan mati dalam periode waktu yang pendek (Briggs and Calvin, 1987).

4. Parameter kecepatan angin

Angin merupakan suatu vektor yang memiliki besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatan sedangkan arahnya adalah dari


(34)

mana datangnya angin. Secara mikro angin penting artinya dalam proses pertukaran udara khususnya oksigen dan karbondioksida dari dan ke lingkungan (Handoko, 1995).

Dalam bentuk yang sangat sederhana, angin dapat dibatasi sebagai gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Batasan ini berasumsi bahwa seluruh gerakan udara secara vertikal kecepatannya dapat diabaikan karena relatif rendah (kurang dari 1 m/s) akibat diredam oleh gaya gravitasi bumi (Handoko, 1995). Sedangkan arah angin dibatasi sebagai arah asal angin itu bertiup (merupakan lawan arah gerakan udara). Walaupun aliran udara ke atas penting dalam pembentukan awan dan hujan, kecepatan pergerakan horizontal jauh lebih besar dan mempengaruhi proses-proses cuaca.

Angin merupakan pengantar yang sangat efektif dalam proses pemindahan energi dan massa secara konveksi dibanding proses difusi dan konduksi yang keduanya sangat lambat di udara. Sebagai contoh angin memindahkan panas, uap air serta amoniak dari permukaan tanah atau tanaman ke atmosfer. Laju pemindahan gas-gas di udara khususnya di sekitar tajuk tanaman yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis dan pertumbuhan hama penyakit tanaman, sangat ditentukan oleh kecepatan angin (Handoko, 1995).

Kecepatan angin merupakan suatu vektor dimana mempunyai besaran dan arah. Menurut Esmay and Dixon (1986), pada umumnya kecepatan angin sebesar 0.1 - 0.25 m/s yang mengenai permukaan daun akan memudahkan daun menangkap CO2. Pada kecepatan angin 0.5 m/s, CO2 yang ditangkap akan berkurang. Pada kecepatan angin sebesar 1.0 m/s akan menghambat pertumbuhan dan kecepatan angin di atas 4.5 m/s akan terjadi kerusakan proses fisik tanaman.

C. Sistem Monitoring

Monitoring merupakan bagian dari pengamatan, pengumpulan informasi, pengawasan dan tidak lanjut. Secara definisi, monitoring adalah pengamatan


(35)

dan pengawasan dalam suatu kegiatan dalam hubungan dengan hasil dan pengaruhnya.

Tujuan monitoring adalah:

1. Untuk meyakinkan bahwa masukan dan keluaran telah berjalan sesuai dengan perencanaan.

2. Untuk membuat dokumen tentang kegunaaan masukan, aktivitas dan hasil.

3. Untuk menjaga deviasi dari tujuan awal dan hasil yang diharapkan.

Sedangkan menurut Dahlan (1998) dalam Widarto (1999) monitoring dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati dan mengawasi yang dilakukan secara terus menerus atau berlaku di setiap tingkatan manajemen atau pengelola suatu kegiatan, untuk memastikan bahawa pengadaan atau penggunaan input, hasil yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

Monitoring juga merupakan kegiatan yang teratur dan berkesinambungan dan dilakukan pada waktu suatu kegiatan sedang berlangsung sehingga sebenarnya monitoring adalah evaluasi di saat kegiatan sedang berlangsung. Menurut Wiranto (1996) dalam Widarto (1999) monitoring merupakan kegiatan pencatatan dan pengumpulan data serta informasi yang secara terus menerus, mengenai perkembangan pelaksanaan proyek atau kegiatan, hasil dan manfaat dari pelaksanaan proyek atau kegiatan. Untuk itu kegiatan monitoring pada greenhouse sangat diperlukan.

Sistem monitoring adalah sebuah sistem yang melakukan kegiatan monitoring atau pemantauan. Secara umum, sistem ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan objek yang lain. Sistem monitoring merupakan bagian dari sistem pengendalian objek dari jarak jauh yang dinamakan sistem teleoperasi. Teknologi teleoperasi, atau sering disebut teleotomasi, merupakan teknologi yang berhubungan dengan interaksi antar manusia dengan sistem


(36)

secara otomatis jarak jauh. Sistem yang dikendalikan pada teknologi tersebut dapat bermacam-macam, antara lain robot, kamera, kendaraan, sensor-sensor, atau perangkat lain.

Pada sistem pengambilan keputusan terhadap suatu perintah dapat diperoleh melalui kombinasi antara pengetahuan menurut prosedur otomatisasi dan sumber data yang berasal dari sensor dan pengetahuan dari operator. Sedangkan manusia sebagai operator digunakan untuk menyesuaikan sistem terhadap kondisi lingkungan yang sulit diperkirakan.

D. Internet

Internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang menggunakan protokol TCP (Transmission Control Protocol) atau IP (Internet Protocol) yang saling terhubung, sehingga pengguna pada suatu jaringan dapat menggunakan layanan jaringan yang disediakan oleh TCP/IP untuk mencapai jaringan lain (Malkin et. Al., 1991) dalam (Solahudin, 1999).

Internet pada awalnya merupakan suatu jaringan komunikasi yang dipergunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang disebut dengan ARPANET atau Advance Research Project Agency. Jaringan ini dibentuk pada tahun 1968 dengan menghubungkan empat komputer di kota yang berbeda.

Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, volume informasi yang dapat dipindahkan.

ARPANET secara khusus dibentuk di empat Universitas besar di Amerika, yaitu Stanford Research Institute, University of California di Santa Barbara, University of California di Los Angeles, dan University of Utah. ARPANET terakhir diperkenalkan secara umum pada akhir tahun 1972.

Dengan berakhirnya perang dingin antara Amerika dan sekutunya dengan Uni Soviet, seluruh jaringan yang tercakup di ARPANET diubah menjadi TCP/IP dan selanjutnya menjadi cikal bakal dari internet.


(37)

Multimedia adalah pendayagunaan komputer untuk menyajikan dan mengkombinasikan objek informasi berupa teks, grafik, audio, dan video dengan lintasan asosiasi (link) dan alat bantu (tool) yang memungkinkan user melakukan navigasi, interaksi, kreasi, dan komunikasi (Hofstetter, 1995) dalam (Wiradarya, 2002). Karakteristik utama aplikasi multimedia adalah tersedianya fasilitas interaksi yang intensif antara user dengan sistem Komputer untuk eksplorasi objek informasi dalam berbagai media: teks, citra, grafik, audio, dan video.

Sedangkan menurut Turban (1995), Multimedia adalah media komunikasi antara mesin dengan manusia yang berbentuk suatu program aplikasi. Dalam teknologi informasi saat ini, pendekatan multimedia yang interaktif sebagai media komunikasi antara manusia dengan mesin ialah dengan meningkatkan utilitas berupa bagian dari media.

Kegunaan multimedia antara lain (Spectramedia, 2001): 1. Pelatihan (Training)

2. Pengajaran (Education)

3. Pemasaran Produk (Product Marketing)

4. Basis Data Gambar Elektronik (electronic Image database) 5. Entertainment

Multimedia banyak digunakan apa aplikasi-aplikasi interaktif, seperti: sistem supervisor dan konsultasi online, permainan interaktif (game), online marketing, sistem pakar untuk diagnosa gangguan dan kerusakan, bahkan untuk kegiatan pemantauan/monitoring suatu objek. Dalam aplikasi multimedia setiap objek informasi dapat menjadi pemicu (trigger) untuk melakukan navigasi ke objek informasi lain yang relevan. Objek-objek yang pernah dilintasi dalam navigasi tersebut dapat tersedia dalam berbagai media, baik teks, grafik, audio, dan video yang harus dapat ditampilkan secara online.

Dalam kegatan monitoring greenhouse penggunaan fitur multimedia sangat diperlukan. Penggunaan fitur multimedia tersebut sangat berguna untuk menampilkan informasi apa yang ingin disampaikan agar lebih mudah


(38)

dipahmi oleh pengguna. Penggunaan fitur-fitur multimedia tersebut seperti penampilan data dalam bentuk grafik dan penampilkan kondisi aktual dengan dengan video streaming.

F. Personal Home Page (PHP) dan MySql

PHP adalah sebuah bahasa pemograman berbasis web yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahasa pemograman berbasis web lainnya. PHP merupakan bahasa pemograman yang bersumber dari Perl. Sedangkan Perl merupakan pengembangan dari bahasa C. Oleh karena itu struktur pemograman yang ada di PHP sama dengan yang ada di bahasa C. Bahasa pemograman PHP banyak sekali memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan. PHP memiliki tingkat akses yang lebih cepat, memiliki tingkat keamanan yang tinggi, mampu berjalan di Linux sebagai platform sistem operasi utama bagi PHP, mendukung akses kebeberapa database antara lain MySQL, PosgrSQL, mSQL, Informix, dan MicrosoftSQL server (Mulyana, 2004).

Fungsi yang dimiliki oleh PHP sangat lengkap sehingga tidak perlu membuat fungsi sendiri karena daftar fungsi PHP yang lengkap menjadikan baris perintah semakin effisien dalam pemrograman. Database yang paling umum digunakan dalam pemrograman PHP ialah MySQL.

Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa basis data standar yang digunakan untuk mendefinisikan, mengintegrasikan, dan memanipulasi basis data relasional (Mannino, 2001). SQL ialah bahasa data yang menjadi standar dari sistem akses dan manipulasi data dalam hubungan dengan sistem manajemen basis data. SQL digunakan sebagai akses online basis data, sistem operasi sistem manjemen basis data (Turban, 1995).

G. Server Side Programming

Purwanto (2001) menyebutkan bahwa ciri-ciri situs yang bersifat dinamis adalah bisa berinteraksi dengan pengunjung situs, bisa menampilkan


(39)

informasi-informasi yang berasal dari database dan halaman-halaman web bisa berubah secara otomatis. Berdasarkan tempat dijalankannya perintah-perintah program dalam halaman web, pemograman web dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :

1. Server-Side Programming 2. Client-Side Programming

Script yang dipakai dalam pemograman jenis server-side diolah oleh server. Akibat-akibat yang muncul saat script diolah oleh server, yaitu sebagai berikut :

a. Script diterjemahkan oleh sebuah server sebelum dikirim ke browser. Setelah hasil diterjemahkan, script tersebut akan diubah menjadi HTML murni dan selanjutnya dikirim ke browser untuk ditampilkan ke jendela monitor.

b. Server yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan kode-kode script.

c. Kode-kode script berjenis server-side yang telah dibuat tidak bisa terbaca oleh orang lain. Hal ini disebabkan oleh script yang telah diubah menjadi HTML murni saat dikirim ke browser.

Script yang digunakan dalam pemograman jenis client-side diolah langsung oleh client atau dalam hal ini web browser. Akibat-akibat yang muncul dari script yang diolah langsung oleh browser antara lain :

a. Browser yang akan langsung mengolah script harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan kode-kode yang ada pada script. Jika browser tidak mampu menterjemahkannya, maka hasilnya tidak bisa ditampilkan di layar browser.

b. Script yang berjenis client-side bisa diletakkan di server manapun. Hal ini disebabkan karena server tidak bertanggung jawab dalam mengolah kode-kode script.

c. Mengingat script diolah oleh browser, kode-kode script client-side dapat dilihat dengan mudah oleh orang lain. Hal ini menyebabkan script yang berjenis client-side tidak aman dan mudah diambil programmer lain.


(40)

H. World Wide Web (WWW)

Web adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan dapat diakses melalui suatu interface sederhana dan mudah digunakan. Selain HTTP, protokol yang sangat penting dalam penggunaan Internet adalah FTP (File Transfer Protocol). Penggunaan FTP sebagai protokol memungkinkan beberapa operasi sebagai berikut :

a. Pemindahan files antar komputer.

b. Melihat direktori pada komputer yang terhubung.

c. Menghapus, memindahkan, dan mengganti nama files pada komputer lain.

d. Navigasi struktur direktori pada komputer yang terhubung.

e. Membuat dan menghapus direktori pada komputer yang terhubung. Informasi dalam jaringan biasanya disajikan dalam format Hypertext yang tersimpan pada berbagai server di seluruh dunia. HTML (Hyper Text Markup Language) sebagai bahasa halaman-halaman web dapat menampilkan citra, teks, multimedia dan menyediakan intruksi bagi pengguna untuk mengatur penampilan suatu dokumen dan hubungan satu dokumen dengan dokumen yang lain.

I. Database Management System (DBMS)

Database (basis data) adalah kumpulan atau koleksi terpadu dari data-data yang saling berkaitan dari suatu enterprise, yang didesain untuk mempermudah sharing data. Sedangkan Database Management System (DBMS) adalah koleksi terpadu dari sekumpulan program (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan merawat database (Post, 1999).

Pada awalnya DBMS hanya digunakan untuk menyimpan dan mengambil data. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi maka DBMS juga berkembang sehingga dapat melakukan aktivitas lain yang lebih luas


(41)

seperti penyediaan kesempatan yang luas untuk akuisisi, diseminasi, pengambilan dan pemformatan data (Mannino, 2001).

J. Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Saat ini telah ada sistem monitoring greenhouse yang dibuat oleh Wiyudha (2001) yang menampilkan kondisi lingkungan mikro greenhouse pada laboratorium Lapang Leuwikopo, Departemen Teknik Pertanian, IPB. Sistem ini dibangun dengan bahasa pemrograman ASP dengan database Microsoft Access.

Dari produk sistem informasi yang sudah ada ini memilik kelebihan produk sistem yaitu dapat menampilkan keadaan aktual lingkungan mikro pada greenhouse. Sedangkan kekurangannya adalah sistem yang dibangun masih dalam lingkup LAN (Local Area Network), sehingga pengguna hanya dapat menggunakan sistem pada tempat tertentu dan tidak dapat memantau dari kejauhan. Selain itu, sistem ini hanya melakukan pengamatan parameter lingkungan mikro saja, belum memperlihatkan keadaan visual di dalam greenhouse secara secara nyata.

Pada penelitian ini, pengembangan sistem monitoring greenhouse ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda dari penelitian sebelumnya, yaitu PHP dengan database MySQL. Pada penelitian ini juga ditambahkan juga fitur kamera, sehingga pengguna dapat melihat keadaan aktual greenhouse secara langsung. Selain itu, penelitian ini lebih dikembangkan berbasis internet, sehingga dapat digunakan oleh multiuser tanpa batas lokasi.

.


(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.

Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Pebruari 2006 sampai dengan bulan Juni 2006 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian dan Greenhouse di Laboratorium Lapangan, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

B.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian antara lain: 1. Perangkat Keras (Hardware)

• PC AMD Athlon, 1.20 GHz, DDR 256 MB, Harddisk 40 GB. • Portable Weather Station tipe RM YOUNG

Gambar 1. Portable Weather Station.

• Dua Buah Webcam, yaitu webcammerk Logitech dan Prolink.

Gambar 2. Webcam. 1

2 32

42

52

Keterangan:

1. Tipping Bucket 2. Barometer 3. Relative Humidity 4. Pyranometer 5. Wind recorder


(43)

Translator

Gambar 3. Translator. • Greenhouse Lab Lapang Leuwikopo

Gambar 4. Greenhouse Lab. Lapang Leuwikopo.

2. Perangkat Lunak (Software)

• Sistem Operasi Windows® XP® Home Edition, sebagai sistem operasi yang digunakan untuk membangun sistem.

Xampp-win32-1.5.12-installer, sebagai perangkat lunak sebagai web server lokal untuk mengekseskusi sistem informasi dalam lokal intranet. Web server ini terdiri dari Web Scripting PHP 5.1.2, sebagai bahasa program yang digunakan yang berjalan dalam sebuah web server serta Web Database MYSQL 5.0.18-nt untuk pembangunan basis data.

• Macromedia® Dreamweaver® MX 2004, sebagai software untuk mendesain tampilan web.


(44)

• Macromedia® Flash® MX 2004, sebagai software untuk membuat animasi dan grafik di dalam web.

• Adobe® PhotoShop® CS sebagai software untuk mengedit gambar/foto yang digunakan pada tampilan web.

• Coreldraw Graphics Suite 12® sebagai software untuk membuat gambar pada tampilan web.

• Biromsoft WebCam® sebagai software untuk menampilkan gambar yang ditangkap oleh webcam pada tampilan web.

• Empat macam Browser Engine: Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.0. Software-software ini digunakan untuk menjalankan sistem dan untuk uji performansi sistem.

• Java(TM) 2 Plug-in 1.4.2, sebagai software untuk menampilkan tampilan applet java pada browser engine pada tampilan webcam di

web.

C. Metodologi Penelitian

Dalam membangun Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca Berbasis Web ini didasarkan pada pendekatan tahap perancangan sistem informasi dengan metode pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) oleh O’Brien (1999).


(45)

Gambar 5. Tahapan-Tahapan Dalam System Development Live Cycle

(O’Brien, 1999).

Tahapan-tahapan pengembangan sistem berdasarkan SDLC ini seperti pada gambar di atas yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem. Tahapan-tahapan tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terputus sehingga sistem dapat terus berubah dan berkembang sesuai dengan waktu dan kebutuhan yang ada.

1. Investigasi Sistem

Tahap investigasi sistem dimaksudkan untuk merumuskan permasalahan dan peluang dari suatu kondisi. Kegiatan investigasi meliputi pemantauan, seleksi, dan studi awal mengenai tujuan pemecahan masalah dalam sistem. Tahapan investigasi sistem meliputi: tahap perencanaan dan tahap studi kelayakan.

a. Tahap Perencanaan

Perancangan Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca Berbasis Web didasarkan oleh diperlukannya sistem monitoring untuk membantu pengguna agar dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien dalam mengontrol tanaman di dalam greenhouse


(46)

tanpa harus datang langsung ke lapang. Tujuan perancangan sistem monitoring ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai parameter lingkungan mikro pada greenhouse. Penyajian informasi tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara tepat dan cepat sehingga dapat lebih mengefisienkan pekerjaan yang ada pada proses pengawasan dan pengendalian pada greenhouse.

Informasi-informasi yang disajikan dalam sistem informasi ini diharapkan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan teknik pada kegiatan di greenhouse.

b. Tahap Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Studi kelayakan sistem meliputi kelayakan teknis, ekonomis, dan operasional.

Kelayakan teknis menyatakan ketersediaan perangkat keras, perangkat lunak, dan dengan media apa sistem monitoring greenhouse

ini dibangun sehingga layak untuk dikembangkan.

Kelayakan ekonomis menyatakan dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya. Pada Penelitian ini yang dibandingkan kondisi kegunaan dengan biayanya antara mengakses informasi melalui internet dengan melakukan pengukuran secara langsung di lapangan.

Kelayakan operasional menyatakan dapatkah sistem memberikan kemudahan dan memberikan manfaat bagi user pada saat digunakan. Pada penelitian ini, kelayakan operasional dilaksanakan dengan memilih media apa yang digunakan pada sistem ini yang paling memudahkan user, kemudahan dalam instalasi dan set up, serta kemudahan sistem untuk dilakukan perawatan dan update.


(47)

2. Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem meliputi identifikasi kebutuhan dan fungsional. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap informasi yang dibutuhkan dengan mengungkapkan komponen atau hal-hal yang terkait dengan informasi yang akan dibangun. Melalui tahap ini dapat diketahui kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, juga akan diketahui sumber dari informasi yang dibutuhkan.

Pada identifikasi kebutuhan dilakukan analilis mengenai siapa saja pihak yang memerlukan sistem monitoring ini dan apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna tersebut sehingga keberadaan sistem ini akan memberikan manfaat bagi pengguna.

Pada identifikasi fungsional dilakukan analisis mengenai fungsi-fungsi apa yang harus ada di dalam sistem monitoring ini, sehingga apa yang dibutuhkan oleh pengguna akan didapatkan di dalam sistem ini.

3. Desain Sistem

Pada tahap ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna.

a. Desain User Interface

Aktivitas desain user interface berfokus pada dukungan terhadap interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputernya. Desainer berkonsentrasi pada bentuk desain dari sistem monitoring dengan tujuan untuk memberikan bentuk desain yang atraktif dan efisien bagi pengguna seperti mudahnya menggunakan halaman internet/intranet, atau mendesain metode untuk mengubah dokumen yang dapat dibaca manusia ke input yang dapat dibaca mesin.

b. Desain Database

Desain ini berguna untuk membuat sistem basis data yang efektif dan memudahkan administrator basis data dalam mengimplementasikan program aplikasi. Sistem ini didesain untuk memenuhi seluruh atau sebagian informasi yang dibutuhkan user.

Data-data yang akan disimpan dalam database meliputi: data-data parameter lingkungan mikro greenhouse dari weather station. Data –


(48)

data parameter lingkungan mikro di dalam rumah kaca yang ditangkap oleh sensor-sensor pada Weather Station diolah dan disimpan dalam bentuk file DATA.DAT. Data tersebut kemudian dimasukan ke

database MySql yang kemudian akan di manipulasi untuk ditampilkan melalui jaringan internet kepada client.

c. Desain Proses

Aktivitas desain proses adalah mendesain kebutuhan program dan prosedur bagi sistem monitoring ini. Desainer berkonsentrasi dalam mengembangkan spesifikasi detail dari program yang akan dikembangkan agar sejalan dengan desain user interface dan desain data.

4. Implementasi Sistem

Tahapan ini sistem meliputi pengadaan perangkat keras (hardware)

maupun perangkat lunak (software) yang mendukung jalannya proses instalasi sistem, menjalankan sistem, pemasukan data dan basis data, pengembangan dan pengujian program dan prosedur. Tahap ini bertujuan untuk membuat dan menerapkan sistem yang telah dibangun.

Instalasi sistem dilakukan dengan memasukan sistem yang tersedia kedalam server jaringan internet dan intranet yang telah didukung oleh perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sehingga dapat diakses oleh pengguna.

Pengujian sistem meliputi pengujian kecepatan pengaksesan, kemudahan penggunaan, tampilan, kelengkapan dan pengaruh komponen multimedia terhadap informasi yang disajikan. Pengujian sistem yang dilakukan meliputi :

a. Pengujian pada local intranet

b. Pengujian pada internet

c. Uji performansi pada browser engine

Sistem yang di uji cobakan disertai dengan lembar pertanyaan yang akan diisi oleh pengguna/responden dan hasilnya akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan sistem.


(49)

Pada penelitian ini sistem yang akan dibangun masih berupa prototipe

dan hanya dilakukan sampai tahap implementasi dan dengan pengujian dengan skala terbatas, sehingga untuk bagian terakhir dari siklus daur hidup sistem (SDLC), yaitu kegiatan perawatan sistem tidak dapat dilakukan.


(50)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. INVESTIVIGASI SISTEM

Tahap investigasi sistem dimaksudkan untuk merumuskan permasalahan dan peluang dari suatu kondisi. Kegiatan investigasi meliputi pemantauan, seleksi, dan studi awal mengenai tujuan pemecahan masalah dalam sistem. Tahapan investigasi sistem meliputi: tahap perencanaan dan tahap studi kelayakan.

a. Tahap Perencanaan

Perancangan Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca Berbasis Web didasarkan oleh diperlukannya sistem monitoring untuk membantu pengguna untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien dalam mengontrol tanamannya di dalam greenhouse tanpa harus datang langsung ke lapang. Tujuan perancangan sistem monitoring ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai parameter lingkungan mikro pada greenhouse, yang meliputi suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, curah hujan, arah angin, dan kecepatan angin pada greenhouse

tersebut. Penyajian informasi tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara tepat dan cepat sehingga dapat lebih mengefisienkan pekerjaan yang ada pada proses pengawasan pada greenhouse.

Informasi-informasi yang disajikan dalam sistem informasi ini diharapkan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan teknik pada kegiatan di greenhouse.

b. Studi Kelayakan

Studi kelayakan sebagai bagian dari investigasi sistem dilakukan dengan cara analisis kelayakan baik secara teknis, ekonomis, dan operasional sehingga dapat diketahui apakah sistem ini layak untuk dikembangkan atau tidak. Pembangunan sistem informasi tersebut memerlukan pengujian kelayakan sebagai berikut :


(51)

Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro Greenhouse

Leuwikopo secara teknis layak untuk dikembangkan. Hal ini dengan alasan bahwa sistem ini di bangun berbasis web yang memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat sesuai dengan apa yang diperlukan oleh pengguna. Jaringan internet di Indonesia juga telah berkembang pesat, sehingga untuk melakukan akses internet bukan merupakan hal yang sulit.

Sistem informasi ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan mikro pada greenhouse secara aktual, sehingga perkembangan kondisi di greenhouse dapat terkontrol dan terkendali. Untuk itu, pengguna informasi tersebut dapat memilih penggunaan dengan media internet untuk memperoleh informasi, untuk melakukan komunikasi dan interaksi kapanpun dan dimanapun informasi tersebut diperlukan.

2. Kelayakan Ekonomis a. Pengelola

Untuk Departemen Teknik Pertanian IPB sebagai pengelola, secara ekonomis dapat dikatakan layak karena sistem ini tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal. Hal ini disebabkan karena semua peralatan yang digunakan sudah dimiliki. Portable

Weather Station tipe RM Young yang merupakan alat utama yang

digunakan untuk mengambil data di greenhouse telah dimiliki oleh Bagian Lingkungan Bangunan Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, sehingga dapat langsung dimanfaatkan saja dan diintegrasikan di dalam sistem. Harga Portable Weather Station

tipe RM Young saat ini adalah sekitar Rp. 200.000.000. Jadi pada lingkungan Departemen Teknik Pertanian IPB ini tidak perlu melakukan investasi sebesar nilai tersebut untuk melakukan pembelian dan hanya memanfaatkan alat ini saja dalam membangun sistem monitoring greenhouse ini. Selain itu, sistem ini dapat menggunakan IP Public dari jaringan internet IPB, sehingga tidak memerlukan investasi untuk pembelian IP Public.


(52)

Sedangkan untuk kasus badan lain atau perusahaan yang ingin mengembangkan sistem ini, investasi untuk membangun sistem ini akan memakan biaya yang cukup mahal, hal ini disebabkan sistem ini membutuhkan server, IP Public, dan koneksi internet sendiri. Sedangkan untuk Portable Weather Station dapat ditekan biayanya dengan mengganti alat ini dengan mengimplementasikan beberapa piranti ukur yang terhubung dengan komputer. Harga alat ini relatif jauh lebih murah jika dibandingkan dengan Portable Weather

Station, yaitu sekitar Rp. 2.500.000. Analisis biaya pembuatan

sistem ini dapat dilihat pada lampiran 7. b. Pengguna

Bagi pengguna, Sistem ini dapat memberikan keuntungan rill

secara ekonomis karena biaya untuk mengakses internet tidak terlalu mahal dibandingkan mencari informasi parameter cuaca tersebut ke greenhouse menggunakan alat transportasi atau mendapatkan informasi tersebut secara langsung. Biaya untuk mengakses internet di warnet saat ini sekitar Rp. 2500 – Rp. 5000/jam, di rumah juga dapat menggunakan layanan internet

sendiri dengan biaya sekitar Rp. 165/menit. Sedangkan biaya pembelian bahan bakar yang paling umum digunakan, yaitu bensin, saat ini adalah Rp. 4500/liter, hal ini akan menjadi lebih murah untuk melakukan pemantauan keadaan greenhouse dengan menggunakan media internet pada saat pihak yang berkepentingan dengan greenhouse tersebut berada jauh dari greenhouse.

Selain itu, informasi melalui web dapat diperoleh lebih lebih cepat sehingga sangat berguna dalam upaya pencegahan terhadap kerusakan pada tanaman di dalam greenhouse yang disebabkan oleh kondisi ekstreem pada parameter lingkungan mikro yang tidak terkontrol. Hal ini akan lebih murah jika dibandingkan dengan biaya untuk mengganti kerusakan tanaman di greenhouse akibat hal tersebut. Biaya akses internet dari warnet yang hanya Rp. 2500 – Rp. 5000/jam atau dengan mengakses sendiri dari rumah yang sekitar Rp. 165/menit akan lebih murah jika dibandingkan dengan


(53)

mengganti kerusakan tanaman dengan membeli bibit, pupuk, dan media tanam yang bisa mencapai biaya diatas Rp. 100.000.

Selain itu, hal yang juga penting yang tidak dapat dinilai dengan uang adalah dengan menggunakan sistem ini pengguna akan lebih hemat dalam penggunaan waktu dan tenaga jika dibandingkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Dengan menggunakan sistem ini, pengguna hanya perlu menggunakan komputer yang terhubung dengan internet. Sedangkan jika pengguna melakukan pengamatan langsung di lapangan, pengguna harus pergi ke lapangan terlebih dahulu, melakukan set up alat, lalu baru mendapatkan informasi yang diinginkan.

3. Kelayakan Operasional

Secara operasional sistem informasi yang dibangun ini mempertimbangkan beberapa aspek-aspek antara lain:

a. Kemudahan penggunaan jasa pelayanan Internet oleh pengguna informasi.

b. Sistem yang dikembangkan mudah diakses dan ditampilkan dalam bentuk halaman HTML di layar komputer yang terkoneksi ke

internet.

c. Sistem yang dikembangkan ini mudah untuk diperbaharui (update) dan mudah untuk dilakukan pemeliharaan (maintenance), bila komponen sistem informasi telah dipersiapkan dengan baik. Komponen sistem informasi tersebut meliputi lunak (software), perangkat keras (hardware), perangkat manusia (brainware), jaringan (netware), dan data (dataware).

B. ANALISIS SISTEM

Analisis sistem meliputi identifikasi kebutuhan dan identifikasi fungsional. Analisis sistem ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan sistem yang mampu memberikan alternatif informasi lain untuk membantu mengatasi


(54)

kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna yaitu informasi-informasi yang berhubungan dengan kondisi.

1. Identifikasi Kebutuhan

Dalam identifikasi kebutuhan, hal yang menjadi acuan adalah siapakah yang akan menggunakan sistem dan informasi yang dibutuhkan untuk membuat sistem yang berguna untuk pengguna tersebut.

Pengguna sistem ini adalah orang-orang yang berkepentingan di

Greenhouse Labolatorium Lapang Leuwikopo, diantaranya dosen-dosen

dan mahasiswa Departemen Teknik Pertanian, dosen-dosen dan mahasiswa Departemen lain di lingkup IPB, ataupun peneliti yang sedang melakukan penelitian maupun budidaya tanaman di dalam greenhouse

tersebut.

Jenis informasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem informasi ini merupakan informasi-informasi parameter lingkungan mikro di dalam greenhouse yang terdiri dari :

1. Informasi suhu pada greenhouse

Informasi ini menyajikan tentang data-data parameter suhu yang ada di greenhouse dalam satuan (° C). Informasi yang disajikan berupa tabel dan grafik.

2. Informasi kelembaban pada greenhouse

Informasi ini menyajikan tentang data-data parameter kelembaban yang ada di greenhouse dalam satuan persen (%). Informasi yang disajikan berupa tabel dan grafik.

3. Informasi radiasi matahari pada greenhouse

Informasi ini menyajikan tentang data-data parameter radiasi matahari yang ada di greenhouse dalam satuan W/m2. Informasi yang

disajikan berupa tabel dan grafik. 4. Informasi kecepatan angin greenhouse

Informasi ini menyajikan tentang data-data parameter kecepatan angin yang ada di luar greenhouse dalam satuan m/s. Informasi yang disajikan berupa tabel dan grafik.


(55)

Informasi ini menyajikan tentang data-data parameter kecepatan angin yang ada di greenhouse dalam satuan Derajat (°). Informasi yang disajikan berupa tabel dan grafik.

6. Informasi curah hujan di luar greenhouse

Informasi ini menyajikan tentang data-data parameter curah hujan yang ada di greenhouse dalam satuan mm. Informasi yang disajikan berupa tabel dan grafik.

7. Informasi keadaan aktual di dalam greenhouse

Informasi ini menyajikan tentang keadaan aktual di dalam

greenhouse secara visual dengan menggunakan webcam secara

realtime.

2. Identifikasi Fungsional

Pengguna sistem informasi ini adalah dosen, mahasiswa, peneliti, maupun orang-orang lain yang berkepentingan dengan greenhouse

Labolatorium Lapang leuwikopo, Departemen Teknik Pertanian, IPB yang sedang melakukan penelitian atau budidaya tanaman di greenhouse

tersebut. Orang-orang tersebut akan sangat memerlukan informasi tentang data-data parameter lingkungan mikro pada greenhouse ini untuk mengontrol tanaman yang sedang diteliti atau dibudidayakan. Sistem ini akan mempermudah proses pencarian informasi mengenai data-data parameter lingkungan mikro pada greenhouse kapanpun dan dimanapun pengguna berada tanpa harus berada di greenhouse setiap saat.

Sumber-sumber informasi yang berfungsi sebagai acuan bagi pembangunan sistem informasi ini didapat dari hasil keluaran dari

translator dari yang merupakan data-data parameter lingkungan mikro

yang ditangkap oleh Portable Weather Station type RM Young yang berupa data-data suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, curah hujan, arah angin, dan kecepatan angin.

Fungsi-fungsi yang dikembangkan dalam sistem ini mencakup: 1. Fungsi untuk melakukan Log In untuk masuk ke dalam sistem.

2. Fungsi untuk melakukan Sign Up bagi user yang belum terdaftar sebagai pengguna sistem.


(56)

3. Fungsi untuk memantau keadaan lingkungan mikro di dalam

greenhouse yang terdiri dari suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan

angin, arah angin, dan radiasi matahari dalam bentuk tabel dan grafik sehingga dapat memudahkan pengguna untuk mengartikan informasi dari sistem ini.

4. Fungsi untuk melihat keadaan aktual greenhouse dengan media video

streaming sehingga pengguna dapat mengetahui keadaan aktual secara

nyata.

5. Fungsi untuk mengetahui profil Greenhouse Leuwikopo sehingga pengguna dapat dengan mudah mengetahui letak, ketinggian, bentuk, bahan pembentuk bangunan Greenhouse Leuwikopo.

6. Fungsi untuk melakukan Log Out bagi pengguna untuk keluar sistem.

C. DESAIN SISTEM

Kegiatan dalam proses desain sistem monitoring adalah kegiatan yang memegang peranan yang sangat penting karena dengan desain sistem yang baik akan menentukan baiknya kualitas sistem dan kemudahan penggunaan sistem ini, sehingga dalam proses pembuatannya diperlukan kecermatan dan ketelitian. Dalam kegiatan desain sistem dilakukan tahap-tahap antara lain: 1. Deskripsi Sistem

Tujuan utama dikembangkannya sistem monitoring ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai data-data parameter lingkungan mikro pada greenhouse secara cepat, mudah, dan mampu diakses di manapun dan kapanpun melalui internet. Agar sistem yang dikembangkan ini dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka sistem harus dapat dijalankan dengan cepat dan memberikan kemudahan dalam tampilan ketika diakses oleh pengguna.

Sistem informasi ini menyajikan informasi mengenai perkembangan parameter mikro di sekitar greenhouse yang meliputi suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, arah angin, dan curah hujan. Selain itu, sistem ini menyajikan informasi secara visual dengan menampilkan kondisi aktual di greenhouse secara streaming dengan menggunakan


(57)

Pembangunan sistem informasi ini dilakukan sebagai suatu alternatif untuk mencapai kemudahan, lebih efisien, efektif, serta lebih murah dalam memperoleh data-data parameter lingkungan mikro pada greenhouse jika dibandingkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di

greenhouse. Ada beberapa alasan dasar dalam pembangunan sistem

informasi ini ialah :

a. Menyajikan informasi dengan cepat, dapat berinteraksi dengan pengguna dan mengutamakan kemudahan dalam proses pemakaian untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan pengguna.

b. Memberikan informasi data-data parameter lingkungan mikro pada

greenhouse dan sebagai tindakan dalam pengambilan keputusan. Dapat

melihat secara langsung perkembangan keadaan parameter lingkungan mikro pada greenhouse secara harian dari tabel maupun grafik yang ditampilkan dari jenis parameter yang dipilih.

c. Sistem ini dapat diakses melalui internet dengan harga yang terjangkau, dan perawatan sistem informasi mudah dilakukan.

2. Domain Sistem

Sistem yang dikembangkan diharapkan lebih terarah dan tidak keluar dari tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, perlu ditentukan domain atau batasan sistem dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna, tujuan sistem, dan alur sistem yang dikembangkan. Domain atau batasan sistem ini adalah :

1. Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Greenhouse

dibangun dan dikembangkan untuk menginformasikan tentang data-data perkembangan parameter lingkungan mikro pada greenhouse

serta sebagai informasi pendukung dilengkapi informasi secara secara

visual dengan menampilkan kondisi aktual di greenhouse secara

streaming dengan menggunakan webcam.

2. Sistem ini terdiri dari aplikasi utama berbasis web dan database untuk penyimpanan informasi.

3. Desain Sistem

Proses disain sistem memegang peran penting karena dalam disain


(58)

yang baik akan menentukan kualitas dan kemudahan penggunaan sistem ini. Dalam disain sitem, terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan. 1. Disain User Interface

Desain user interface adalah disain halaman web untuk memberikan tampilan yang menarik bagi pengguna sistem monitoring ini. Disain halaman web ini dirancang seefisien mungkin sehingga akan mempermudah interaksi antara pengguna dengan sistem.

Dalam mendisain sistem ini dibuat dua jenis halaman web, yaitu halaman web statis dan halaman web dinamis. Halaman web statis menampilkan data-data yang bersifat tetap yang tidak dapat diubah-ubah, contohnya halaman tentang kami dan halaman profil leuwikopo. Sedangkan halaman web dinamis merupakan halaman web yang isinya dapat berubah-ubah sesuai dengan input dari pengguna, contohnya halaman pengamatan parameter lingkungan.

Pada bagian awal web ini dibuat halaman awal yang berguna untuk proses log in pengguna untuk memasuki halaman pemantauan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan sistem dari pengguna yang tidak diinginkan.

Pada halaman selanjutnya dibuat halaman utama yang berisikan semua hal yang berguna untuk proses monitoring. Halaman ini terdiri dari tiga frame, yaitu: frame atas yang berisikan gambar dan judul sistem monitoring ini, frame menu yang berisikan pilihan jenis pengamata yang ingin dipilih pada proses monitoring, dan frame

pengamatan yang berisikan pemantauan secara keseluruhan dari parameter-parameter yang dimonitor. Dari halaman utama ini pengguna dapat menuju ke pengmatan dari parameter-paremeter yang diinginkan. Pembagian frame tersebut dapat dilihat pada gambar 6 berikut.


(59)

Gambar 6. Pembagian Frame Halaman Utama.

Pada disain user interface ini juga agar sistem ini dapat sesuai dengan tujuan yang direncanakan maka dilakukan disain-disain sebagai berkut:

a. Desain Input

Desain input adalah suatu kegiatan dalam merancang desain yang bertujuan untuk memasukan data-data yang merupakan interaksi pengguna dengan sistem. Desain input dari sistem informasi ini terdiri dari :

a. InputLog In

Halaman ini digunakan oleh user pada saat pertama kali memasuki halaman awal web untuk dapat masuk ke halaman utama dari web ini. Pada halaman ini, user memasukkan nama

dan password yang telah dimiliki.

b. InputSign Up

Halaman ini digunakan untuk user untuk keperluan pendaftaran agar dapat memasuki web ini. Pada halaman ini

user memasukkan nama dan password sesuai dengan yang ia kehendaki yang kemudian akan disimpan di dalam database

sistem ini dan dapat digunakan oleh user dalam proses log in.

c. Input Waktu

Frame Atas

Frame Menu Frame Pengamatan


(60)

Halaman Ini digunakan oleh user untuk memasukan waktu yang diinginkan untuk melihat parameter yang ingin ia amati.

b. Desain Output

Desain output adalah suatu kegiatan dalam merancang desain yang bertujuan untuk menampilkan informasi-informasi hasil interaksi pengguna dengan sistem informasi. Desain ini juga bertujuan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna informasi.

Desain output dari sistem monitoring ini terdiri dari :

a. Output Tabel

Halaman ini digunakan untuk menampilkan tampilan data-data parameter lingkungan dalam bentuk tabel dari parameter lingkungan mikro yang diinginkan.

b. Output Grafik

Halaman ini digunakan untuk menampilkan tampilan data-data parameter lingkungan dalam bentuk grafik dari parameter lingkungan mikro yang diinginkan.

c. Output Tabel dan Grafik

Halaman ini digunakan untuk menampilkan tampilan data-data parameter lingkungan dalam bentuk tabel dan grafik dari parameter lingkungan mikro yang diinginkan.

d. Output Kamera

Halaman ini digunakan untuk menampilkan hasil tampilan dari keadaan aktual greenhouse yang ditangkap dengan menggunakan webcam.

2. Desain Database

Dalam pembangunan desain database pada sistem informasi ini dibuat dengan bahasa pemograman MySQL yang ter-install pada


(1)

Sangat Perlu 85.00%

Perlu 15.00%

Kurang Perlu 0.00%

Tidak Perlu 0.00%

Tabel lampiran 7. Penilaian responden terhadap kegunaan data parameter lingkungan mikro pada sistem

Penilaian Persentase Sangat Bermanfaat 80.00%

Bermanfaat 20.00%

Kurang Bermanfaat 0.00%

Tidak Bermanfat 0.00%

Lampiran 7. Analisis Pembuatan Sistem Monitoring Greenhouse.

Berikut ini adalah analisis biaya pembuatan sistem monitoring greenhouse dengan menggunakan fasilitas internet dari provider Bonet dengan akses jaringan skala lokal Indonesia. Koneksi internet yang digunakan adalah Lan Dedicated paket Dedicated-64 dengan kecepatan 64 Kbps yang memakai radio wireless, dengan asumsi tidak adanya jaringan internet pada lokasi greenhouse.

1. Investasi (I)

a. Server NEC Express 5800 110 Eh Rp. 5.786.800

b. Dua buah Webcam Rp. 600.000


(2)

d. Antena dan radio wireless Rp. 1.400.000 e. Registrasi pada Bonet paket Dedicated-64 lokal Rp. 1.320.000 Total Biaya Investasi Rp. 11.606.800 2. Biaya Tetap (BT)

a. Biaya Penyusutan

a.1. Penyusutan Server (P1)

Biaya penyusutan server dengan perkiraan umur ekonomis 3 tahun dan nilai akhir 10% dari nilai awal adalah:

Biaya Penyusutan = HargaAwalNilaiAkhirUmurEkonomis

= Rp. 5. 786 . 800−Rp. 578 .680 3

= Rp. 1.736.040

a.2. Penyusutan piranti ukur pengganti Portable Weather Station (P2) Biaya penyusutan server dengan perkiraan umur ekonomis 3 tahun dan nilai akhir 10% dari nilai awal adalah:

Biaya Penyusutan = HargaAwalNilaiAkhirUmurEkonomis

= Rp. 2. 500 . 000−Rp. 250 . 000 3

= Rp. 916.667

Lampiran 7. Analisis Pembuatan Sistem Monitoring Greenhouse (lanjutan).

a.2. Penyusutan antena dan radio wireless (P3)

Biaya penyusutan antena dan radio wireless dengan perkiraan umur ekonomis 3 tahun dan nilai akhir 10% dari nilai awal adalah:

Biaya Penyusutan = HargaAwalNilaiAkhirUmurEkonomis

= Rp.1 . 400 . 000−Rp. 140 . 000 3

= Rp. 513.333 a.2. Penyusutan webcam (P4)


(3)

Biaya Penyusutan webcam dengan perkiraan umur ekonomis 3 tahun dan nilai akhir 10% dari nilai awal adalah:

Biaya Penyusutan = HargaAwalNilaiAkhirUmurEkonomis

= Rp. 600. 000−Rp. 60. 000 3

= Rp. 180.000 Total Penyusutan = P1 + P2 + P3 + P4

= Rp. 1.736.040 + Rp. 916.667 + Rp. 513.333 + Rp. 180.000

= Rp. 3.346.040 b. Biaya Akses Internet Bonet

Biaya akses jaringan skala Indonesia + PPN adalah Rp. 1.100.0000/bulan Total biaya akses selama satu tahun = Rp. 1.100.0000 x 12

= Rp. 13.200.000

Total Biaya Tetap = Biaya Penyusutan + Biaya Akses Internet = Rp. 3.346.040 + Rp. 13.200.000 = Rp. 16.546.040

Lampiran 7. Analisis Pembuatan Sistem Monitoring Greenhouse (lanjutan).

3. Biaya Tidak Tetap (BTT) a. Biaya tenaga kerja (BTT1)

Biaya operator yang mengelola sistem ini Rp. 1.500.000/bulan Biaya operator selama satu tahun = Rp. 1.500.000 x 12

= Rp.18.000.000 b. Biaya listrik (BTT2)

Biaya listrik = Rp. 445/KWh

Waktu pemakaian = 24 jam x 30 = 720 jam Daya server = 500 Watt


(4)

Total daya = Daya Server + Daya alat = 700 Watt

= 0.7 Kwatt

Penggunaan Listrik = Biaya x Waktu x Daya

= Rp. 445/KWh x 720 jam x 0.7 Kwatt = Rp. 224.280/bulan

= Rp. 224.280 x 12 = Rp. 2.691.360 Total Biaya Tidak Tetap = BTT1 + BTT2

= Rp. 18.000.000 + Rp. 2.691.360 = Rp. 20.691.360

4. Total Pengeluaran

a. Pengeluaran Awal Tahun

Total Pengeluaran = I + BT + BTT

= Rp. 11.606.800+ Rp. 16.546.040 + Rp. 20.691.360

= Rp. 48.844.200

Lampiran 7. Analisis Pembuatan Sistem Monitoring Greenhouse (lanjutan).

b. Pengeluaran Per Tahun

Total Pengeluaran = BT + BTT

= Rp. 16.366.040 + Rp. 20.691.360 = Rp 37.237.400

Untuk perhitungan kelayakan usaha tidak dapat dilakukan karena dalam penelitian ini belum ditentukan jenis tanaman apa yang dibudidayakan, sehingga perhitungan pendapatan yang dihasilkan dari budidaya tanaman belum dapat dilakukan. Perhitungan yang dilakukan ini hanya untuk memberikan gambaran investasi awal dan biaya operasional dari sistem yang dibangun ini.


(5)

(6)