IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. INVESTIVIGASI SISTEM
Tahap investigasi sistem dimaksudkan untuk merumuskan permasalahan dan peluang dari suatu kondisi. Kegiatan investigasi meliputi pemantauan,
seleksi, dan studi awal mengenai tujuan pemecahan masalah dalam sistem. Tahapan investigasi sistem meliputi: tahap perencanaan dan tahap studi
kelayakan.
a. Tahap Perencanaan
Perancangan Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro pada Rumah Kaca Berbasis Web didasarkan oleh diperlukannya sistem
monitoring untuk membantu pengguna untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien dalam mengontrol tanamannya di dalam greenhouse tanpa
harus datang langsung ke lapang. Tujuan perancangan sistem monitoring ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai parameter lingkungan
mikro pada greenhouse, yang meliputi suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, curah hujan, arah angin, dan kecepatan angin pada greenhouse
tersebut. Penyajian informasi tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara tepat dan cepat sehingga dapat lebih mengefisienkan pekerjaan
yang ada pada proses pengawasan pada greenhouse. Informasi-informasi yang disajikan dalam sistem informasi ini
diharapkan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan teknik pada kegiatan di greenhouse.
b. Studi Kelayakan
Studi kelayakan sebagai bagian dari investigasi sistem dilakukan dengan cara analisis kelayakan baik secara teknis, ekonomis, dan
operasional sehingga dapat diketahui apakah sistem ini layak untuk dikembangkan atau tidak. Pembangunan sistem informasi tersebut
memerlukan pengujian kelayakan sebagai berikut :
1. Kelayakan teknis
23
Sistem Monitoring Parameter Lingkungan Mikro Greenhouse Leuwikopo secara teknis layak untuk dikembangkan. Hal ini dengan
alasan bahwa sistem ini di bangun berbasis web yang memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat sesuai dengan apa yang
diperlukan oleh pengguna. Jaringan internet di Indonesia juga telah berkembang pesat, sehingga untuk melakukan akses internet bukan
merupakan hal yang sulit. Sistem informasi ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
lingkungan mikro pada greenhouse secara aktual, sehingga perkembangan kondisi di greenhouse dapat terkontrol dan terkendali.
Untuk itu, pengguna informasi tersebut dapat memilih penggunaan dengan media internet untuk memperoleh informasi, untuk melakukan
komunikasi dan interaksi kapanpun dan dimanapun informasi tersebut diperlukan.
2. Kelayakan Ekonomis
a. Pengelola Untuk Departemen Teknik Pertanian IPB sebagai pengelola,
secara ekonomis dapat dikatakan layak karena sistem ini tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal. Hal ini disebabkan
karena semua peralatan yang digunakan sudah dimiliki. Portable Weather Station tipe RM Young yang merupakan alat utama yang
digunakan untuk mengambil data di greenhouse telah dimiliki oleh Bagian Lingkungan Bangunan Pertanian, Departemen Teknik
Pertanian, sehingga dapat langsung dimanfaatkan saja dan diintegrasikan di dalam sistem. Harga Portable Weather Station
tipe RM Young saat ini adalah sekitar Rp. 200.000.000. Jadi pada lingkungan Departemen Teknik Pertanian IPB ini tidak perlu
melakukan investasi sebesar nilai tersebut untuk melakukan pembelian dan hanya memanfaatkan alat ini saja dalam
membangun sistem monitoring greenhouse ini. Selain itu, sistem ini dapat menggunakan IP Public dari jaringan internet IPB,
sehingga tidak memerlukan investasi untuk pembelian IP Public.
24
Sedangkan untuk kasus badan lain atau perusahaan yang ingin mengembangkan sistem ini, investasi untuk membangun sistem ini
akan memakan biaya yang cukup mahal, hal ini disebabkan sistem ini membutuhkan server, IP Public, dan koneksi internet sendiri.
Sedangkan untuk Portable Weather Station dapat ditekan biayanya dengan mengganti alat ini dengan mengimplementasikan beberapa
piranti ukur yang terhubung dengan komputer. Harga alat ini relatif jauh lebih murah jika dibandingkan dengan Portable Weather
Station, yaitu sekitar Rp. 2.500.000. Analisis biaya pembuatan sistem ini dapat dilihat pada lampiran 7.
b. Pengguna Bagi pengguna, Sistem ini dapat memberikan keuntungan rill
secara ekonomis karena biaya untuk mengakses internet tidak terlalu mahal dibandingkan mencari informasi parameter cuaca
tersebut ke greenhouse menggunakan alat transportasi atau mendapatkan informasi tersebut secara langsung. Biaya untuk
mengakses internet di warnet saat ini sekitar Rp. 2500 – Rp. 5000jam, di rumah juga dapat menggunakan layanan internet
sendiri dengan biaya sekitar Rp. 165menit. Sedangkan biaya pembelian bahan bakar yang paling umum digunakan, yaitu bensin,
saat ini adalah Rp. 4500liter, hal ini akan menjadi lebih murah untuk melakukan pemantauan keadaan greenhouse dengan
menggunakan media internet pada saat pihak yang berkepentingan dengan greenhouse tersebut berada jauh dari greenhouse.
Selain itu, informasi melalui web dapat diperoleh lebih lebih cepat sehingga sangat berguna dalam upaya pencegahan terhadap
kerusakan pada tanaman di dalam greenhouse yang disebabkan oleh kondisi ekstreem pada parameter lingkungan mikro yang tidak
terkontrol. Hal ini akan lebih murah jika dibandingkan dengan biaya untuk mengganti kerusakan tanaman di greenhouse akibat
hal tersebut. Biaya akses internet dari warnet yang hanya Rp. 2500 – Rp. 5000jam atau dengan mengakses sendiri dari rumah yang
sekitar Rp. 165menit akan lebih murah jika dibandingkan dengan
25
mengganti kerusakan tanaman dengan membeli bibit, pupuk, dan media tanam yang bisa mencapai biaya diatas Rp. 100.000.
Selain itu, hal yang juga penting yang tidak dapat dinilai dengan uang adalah dengan menggunakan sistem ini pengguna
akan lebih hemat dalam penggunaan waktu dan tenaga jika dibandingkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan. Dengan menggunakan sistem ini, pengguna hanya perlu menggunakan komputer yang terhubung dengan internet.
Sedangkan jika pengguna melakukan pengamatan langsung di lapangan, pengguna harus pergi ke lapangan terlebih dahulu,
melakukan set up alat, lalu baru mendapatkan informasi yang diinginkan.
3. Kelayakan Operasional