fokus melakukan selfie. Itu sangat mudah dimanfaatkan untuk kejahatan, karena dia hanya fokus kepada satu yaitu dandan dan selfie, tutur Kasandra
http:wolipop.detik.comread201402071308262490218852hati-hati-5- dampak-buruk-yang-bisa-terjadi-karena-pamer-foto-selfie, di unduh pada 21
Januari 2015.
Sebaiknya kita lebih bijak dan berhati-hati saat melakukan selfie agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan diri kita sendiri. Kejahatan melalui
selfie ini memang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.
6. Foto
selfie yang di unggah ke media sosial dapat merugikan orang lain
Maksudnya adalah, jika seseorang menyebarkan foto selfie ke akun media sosial pribadinya dan foto tersebut kini bisa berkembang menjadi Picture Exchange Affair.
Tidak menutup kemungkinan bahwa foto tersebut digunakan untuk merugikan orang lain. Biasanya sepasang kekasih akan lebih sering bertukar foto dan bisa jadi foto
tanpa busana pun ikut menjadi hal yang saling ditukarkan. Bisa saja setelah mereka tidak menjalin hubungan lagi maka foto tersebut akan di unggah ke jejaring sosial
dan merugikan pelaku dalam foto tersebut. Dari berbagai dampak positif dan negatif selfie yang telah dipaparkan diatas maka
kita sebaiknya lebih bijak dan berhati-hati saat melakukan self portrait. Memang tidak ada larangan seseorang untuk melakukan selfie namun akan lebih baik jika kita
lebih cermat dan bersikap sopan saat melakukan self portrait, menempatkan diri sebagaimana mestinya.
B. Landasan Teori
1. Teori Diffusi Inovasi
Landasan Teori Graunded theory ini di presentasikan pertama kali oleh Gleser dan Strauss dalam bukunya yang berjudul The Discovery of Graunden Theory 1967.
Para peneliti dalam lapangan-lapangan praktisi seperti pendidikan, kerja sosial, dan perawatan telah semakin menggunakan prosedur grounded theory ini sendiri atau
dalam hubungannya dengan metodologi-metodologi yang lain Denzin Lincoln, dalam Jiwandono 2014:31.
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian tentang “Trend Selfie di Jejaring Sosial” ini adalah teori difusi inovasi Diffusion of Innovations oleh Everett M
Rogers. Dalam teori ini menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers, yaitu “as the process by which an innovation is communicated through
certain channels over time among the members of a social system” atau dalam bahasa indonesianya adalah ”proses sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide
baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan- lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial.” Lebih jauh dijelaskan
bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers
difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or