TREND SELFIE (SELF PORTRAIT) DI JEJARING SOSIAL (Studi Tentang Faktor Pendorong, Perubahan Gaya Hidup, dan Dampak Foto Selfie Di Jejaring Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung)

(1)

TRENDSELFIE(SELF PORTRAIT)DI JEJARING SOSIAL

(Studi Tentang Faktor Pendorong, Perubahan Gaya Hidup, dan Dampak Foto Selfie Di Jejaring Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Lampung)

Oleh

ANGGA HADI PUTRA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang faktor pendorong, perubahan gaya hidup, dan dampak foto selfie di jejaring sosial pada mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung, serta pemahaman mendalam mengenai trendselfiedi jejaring sosial. Mahasiswa dan mahasiswi jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung merupakan remaja-remaja yang aktif dalam melakukan selfie dan kemudian mengunggahnya ke media jejaring sosial. Mereka sering sekali melakukan kegiatan ini saat perkuliahan tengah berlangsung atau saat pergantian mata kuliah. Selain itu juga, selfie sendiri merupakan sebuah kegiatan atau fenomena baru yang tengah terjadi di masyarakat. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan mengunakan pendekatan “verstehen” yang berarti memahami atau pemahaman. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori difusi inovasi (Diffusion of Innovations). Penentuan informan ditentukan secara snowball sampling pada mahasiswa dan mahasiswi jurusan Sosiologi Universitas Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan juga dokumentasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa; (1) Faktor pendorong: membagikan sebuah moment, eksistensi diri, pujian yang didapat, dan pengaruh inovasi teknologi. (2) Perubahan gaya hidup: selfie menjadi kegiatan wajib dalam sehari-hari, selfie menjadikan trendy, dan boros pulsa. (3). Dampak; dampak positif: menyalurkan hobi, lebih percaya diri, dan banyak teman dan menjadi hiburan bagi orang lain yang melihatnya. Dampak negatif: korban keisengan orang lain, buang-buang waktu, kritikan negatif, dan menggangu orang lain.


(2)

Selfie In Social Network Of Sociology Student In The Faculty Of Social And Political Lampung University)

By

ANGGA HADI PUTRA

This study aims to assess about motivation factor, the life style changes, and the impact of a selfie in social networking at the departement student of sociology the social and political faculty of lampung university as well as the awareness about deep understand the trend of selfie in soci al networking. Students of sociology in the social and political faculty of lampung university are teenagers who active in doing selfie and then upload it to the social media. They are often once doing these activities during the ongoing lecture or changing subyek. In addition also, selfie itself is an activity or new phenomenon that were occurring in society. This research use the qualitative method using “verstehen” approach which means understand or understanding. A theory that used in this research was the theory of diffusion of innovations. The determination of informants determined on deliberately on students of sociology in lampung university. Data collection is done by means of in-depth interviews, observation and also documentation. The results of this research prove that; 1. the motivation factor: share a moment , self existence , praise obtained , and the influence of technology innovation .2. the life style changes: Selfie become compulsory event daily , make trendy , and wasteful pulse .3. The impact of; positive impact: distributing a hobby , more confident , and many friends .The negative impact: victims of crime from others , selfie waste of time , negative criticisms , and selfie interfere another.


(3)

Di Jejaring Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung)

Oleh

ANGGA HADI PUTRA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

Penulis bernama Angga Hadi Putra dilahirkan pada tanggal 10 Mei 1992 di Desa Srimenanti Kecamatan Bandar Sribhawono Lampung Timur. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Eko Purwanto dan Ibu Sri Udiningsih, memiliki seorang kakak perempuan bernama Ika Apriyani.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :

1. Taman Kanak-kanak (TK) Aisiyah Muhammadiyah yang diselesaikan pada tahun 1998.

2. Sekolah Dasar Negeri II Bandar Sribhawono yang diselesaikan pada tahun 2004.

3. SMP Negeri I Bandar Sribhawono yang diselesaikan pada tahun 2007. 4. SMA Negeri I Bandar Sribhawono yang diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2011 penulis diterima di Universitas Lampung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi melalui jalur PMPAP. Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Januari sampai Maret di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur.


(8)

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat yang tak henti-hentinya kepada umat-Nya. Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya kelak. Ku persembahkan skripsi sederhana ini kepada:

 Sang Pencipta Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

 Bapak dan Ibu tersayang, terimakasih atas segala doa dan kasih sayang beserta semangat yang kalian berikan. Anakmu selalu berdoa agar Allah SWT memberikan kalian tempat terindah dan bahagia di sisi-Nya.

 Kakak ku tersayang, terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang tiada henti dan doa setulus hati.

 Seluruh keluarga besar S.Hadi Wardoyo dan Suyahmi serta seluruh keluarga besar Kosim dan Sumirah, atas nasehat-nasehatnya dan juga doa beserta dukungan demi kelancaran skripsi ini. Terimakasih yang tiada tara penulis ucapkan.

 Semua teman-teman terkasih yang selalu memberikan semangat dan kebahagian bagi penulis.


(9)

“Hidup adalah sebuah perjuangan, dan setiap perjuangan takkan pernah berakhir sia-sia”

(Angga HP)

“Nothing to help you, but your head and your own head” (Alexander Supertamb)

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang

yang sabar.” (Al-Baqaroh: 153)

“Karena sejauh apapun jaraknya, do’a pasti akan sampai” (Luiigy)

“Kemampuan terbesar kita bukan terletak pada tidak pernah gagalnya Kita, tetap pada kemampuan kita untuk bangkit lebih tinggi lagi

Setiap kali kita jatu” (Mahatma Ghandi)


(10)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat mencapai gelar sarjana Sosiologi. Tak lupa Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Trend Selfie di Jejaring Sosial” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Universitas Lampung. Dalam penyelesaian skripsi ini, tentunya tidak lepas dari peran, bantuan, bimbingan, saran, dan kritik dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati dan keyakinan bahwa Allah SWT yang bisa membalasnya, penulis mengucapkan terimaksih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan FISIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Effendi, M.M. selaku Pembantu Dekan I FISIP Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi FISIP Universitas

Lampung.

4. Ibu Dra. Anita Damayanti, M.H. selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung.


(11)

yang telah ibu berikan kepada saya. Terimakasih juga untuk ilmunya yang telah dibagikan kepada saya bu, sangat bermanfaat sekali, semoga menjadi bekal hidup saya kelak.

6. Bapak Drs. Abdulsyani, M.IP. selaku Dosen Pembahas, terimakasih pak untuk semua saran dan kritiknya. Terimakasih juga untuk semua kelancaranya.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dengan segala ketulusan.

8. Seluruh staf bagian akademik dan kemahasiswaan FISIP Universitas Lampung, terimakasih atas semua bantuannya.

9. Kedua orang tuaku, terimakasih atas semua yang telah kalian berikan padaku. Apapun yang kulakukan tidak akan mungkin bisa menggantikan seluruh doa serta pengorbanan kalian. Semoga Allah SWT memberikan tempat terindah pada kalian di sisi-Nya.

10. Kakaku tercinta Ika Apriyani dan Kastari, terimakasih atas segala doa dan semangat yang diberikan.

11. Sahabat terkasih Anggun Permatasari, Diar Nurmala Dewi, Dyah Ayu Ambarwati dan Cahyawati Ayuningtyas, terimakasih untuk semangat yang tiada henti dan tempat berbagi keluh kesah.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan tersayang Tri Wijayanti, Fika Febriana, Nurlaily Sabiqoh, Tina Sih Panglipur, Muklis, Desi Lisnawati, Monica Ciciliani, Yunus Dwi


(12)

13. Terimakasih untuk semua sahabat dari SD, SMP, SMA, yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

14. Abang-abangku Febri Lasendo, Ellyson, Arif, terimakasih untuk semua semangat dan doanya.

15. Sahabat di Sosiologi, Hafiz, Gede, Moran, Nora, Jeje, Ratna, Will, Fetia, Ayak, Faxy, Deni, Nanda, terimakasih untuk semuanya. Suatu anugrah terindah bisa mengenal dan belajar bersama kalian. Terimakasih telah berbagi kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah. Tetap semangat untuk semuanya. Ok genks!!! 16. Rekan seperjaungan Fahri, Fahru, Andre, Tomi, Agus, Yudi, Meiga, Siti, Alpek,

Boing, Siska, Citra, Yosi, Nisa, Eri, Kiki terimakasih untuk obrolan serunya. Semangat kawan!!

17. Semua sahabat seperjuangan di Sosiologi 2011 kalian istimewa dan luar biasa. 18. Semua kakak-kakak tingkat dari Sosiologi Universitas Lampung, terimakasih atas

bantuan dan semangatnya.

19. Para Kance KKN Srigading, Anggun Komalasari, Ahmad Yonanda, Andika, Andi Marino, Alfian, Anastasia, Alisa, Amin. Tetap semangat!!

20. Genk Seribu yang luar biasa mbak Yuyun, Mbak Janah, Abang Agus. Terimakasih doa dan dukunganya.

21. Sepupu-sepupu ku yang baik, Aji Putra, Rendi Agung, Rivaldi Vicky, terimakasih untuk doa dan semangatnya.


(13)

23. Om dan Tante dari Keluarga besar Kosim – Sumirah, terimakasih untuk semua semangat, doa, dan dukungannya.

24. Adik-adikku tercinta, Dhiya, Naufal (kanang), Rafa Fauzan, Hana, Naufal (bocil) terimakasih doanya.

25. Terimaksih untuk seluruh informan dalam pennelitian ini atas kerja sama kalian. Dan seluruh yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini terimaksih.

Penulis hanya bisa berdoa semoga Allah membalas semua kebaikan kalian dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 24 April 2015 Penulis


(14)

Gambar 1. Anastasia Nikoleavna ... 12

Gambar 2. Robert Cornelius... 12

Gambar 3. Sesosok anak lelaki dari Skotlandia ... 13

Gambar 4. Contohselfieyang di unggah ke akun jejaring sosial ... 15

Gambar 5. Fotoselfiemeninkatkan kepercayaan diri seseorang ... 34

Gambar 6. Fotoselfiememberikan pesan positif ... 35

Gambar 7. Selfiemenuai berbagai kritikan ... 37


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN... ix

SANWANCANA ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9


(16)

A. Trend Selfie di Jejaring Sosial

1. Sejarah Selfie... 11

1.1 Anastasia Nikoleavna ... 12

1.2 Robert Cornelius ... 12

1.3 Sesosok Anak Laki-laki dari Skotlandia ... 13

2. Fenomena Selfie di Indonesia ... 14

3. Konsep dan Pengertian Selfie... 18

4. Selfie dan Narsis, Serupa tapi tak sama ... 20

5. Alat-alat Pendukung Selfie... 21

5.1 Tongsis ... 21

5.2 Iphone Stand... 21

5.3 Lampu Meja ... 22

5.4 Shutter Remote ... 22

5.5 Aplikasi Edting Foto ... 22

5.6 Conclear ... 22

5.7 Cermin ………. 22

6. Selfie di Jejaring Sosial ... 23

7. Pengertian Jejaring Sosial dan Macam-macamnya... 24

7.1 Facebook ... 25

7.2 Twitter ... 25

7.3 Instgram ... 25

7.4 Path ... 25

7.5 Flickr ... 26


(17)

8.1 Adanya teknologi pendukung untuk melakukan selfie ... 29

8.2 Adanya Supply dan Demand ... 29

8.3 Merekam sebuah moment dan membagikan pada orang lain . 29

9. Perubahan Gaya Hidup Pelaku Selfie ... 30

10. Dampak Positif dan Negatif Selfie yang di Unggah ke Jejaring Sosial 32 10.1 Dampak positif selfie yang di unggah ke jejaring sosial... 33

1. Dapat membuat hidup lebih bersemangat dan mempengaruhi Penikmatnya ... 33

2. Bisa meningkatkan kepercayaan diri baik pada pelaku selfie Maupun pada orang lain yang melihat ... 33

3. Menyebarkan pesan positif pada orang lain ... 34

10.2 Dampak negatif foto selfie yang di unggah ke jejaring sosial ... 35

1. Mengganggu orang lain... 35

2. Menimbulkan fitnah dan ejekan terhadap diri... 36

3. Memengaruhi aksi pornografi di jejaring sosial ... 37

4. Obsesi oprasi plastik... 37

5. Dapat mengundang kejahatan ... 38

6. Foto selfie yang di unggah ke media sosial dapat merugikan orang lain ... 39

B. LANDASAN TEORI ... 40

1. Teori Difusi Inovasi ... 40

2. Teoro Interaksi Simbolik... 43


(18)

A. Tipe Penelitian ... 49

B. Fokus Penelitian ... 50

C. Lokasi Penelitian... 51

D. Jenis dan Sumber Data ... 51

E. Penentuan Informan ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data... 53

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik ... 57

B. Filosofi ... 60

C. Visi, Misi, Tujuan FISIP ... 64

D. Program Kerja ... 67

E. Sejarah Singkat Berdirinya Jurusan Sosiologi FISIP Unila... 68

F. Visi, Misi, dan Tujuan Jurusan Sosiologi FISIP Unila ... 71

G. Sasaran Pengembangan Jurusan Sosiologi ... 73

H. Fasilitas Jurusan Sosiologi FISIP Unila... 73

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden 1. Profil Informan 1... 77

2. Profil Informan 2... 77

3. Profil Informan 3... 77


(19)

6. Profil Informan 6 ... 79

7. Profil Informan 7 ... 79

B. Faktor Pendorong Seseorang Melakukan Selfie dan Mengunggahnya ke Jejaring Sosial 1. Mengabadikan dan membagikan sebuah moment ... 80

2. Eksistensi diri ... 82

3. Reward (berupa like dan pujian atau komentar positif) ... 84

4. Pengaruh inovasi teknologi ... 87

C. Perubahan Gaya Hidup Pelaku Selfie 1. Selfie menjadi kegiatan wajib dalam sehari-hari ... 90

2. Aku selfie, aku ada, aku trendy ... 92

3. Lebih boros kuota dan pulsa... 94

D. Dampak Foto Selfie D.1 Dampak Positif 1. Menyalurkan hobi ... 98

2. Meningkatkan kepercayaan diri ... 99

3. Teman di jejaring sosial bertambah ... 101

4. Selfie menjadi hiburan bagi orang lain yang melihatnya ... 103

D.2 Dampak Negatif 1. Korban keisengan orang lain... 106

2. Selfie buang-buang waktu ... 107

3. Mendapat kritikan negatif ... 109


(20)

1. Teori Difusi Inovasi ... 115

2. Teori Interaksi Simbolik... 117

3. Fenomenologi ditinjau dari teori fenomenologi Alfred Schutz ... 120

4. Teori Individualisme ... 121

5. Teori Kepribadian ... 122

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan dan Rekomendasi... 126

B. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA


(21)

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menegah kebawah dan golongan menengah keatas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun pembangunan kelompok. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi komunikasi, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecangihannya (Putri dalam, Zikri 2012:1).

Teknologi diciptakan hakekatnya untuk mempermudah manusia dalam melakukan segala bentuk kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari. Kecanggihan teknologi tersebut kemudian menjadikan semua serba mudah dan cangih sehingga hanya dengan sentuhan jari semua permasalahan dapat dianggap selesai. Mengumpulkan beberapa alat atau penemuan menjadi satu kesatuan sehingga mempermudah dan menguntungkan penggunanya itu sendiri.


(22)

Penyempurnaan dari penemuan sebelumnya juga menjadi dasar utama pemikiran para ahli dalam menciptkan suatu alat trend terbaru di era abad 21 ini. Beberapa bahkan ada yang kita anggap tidak mungkin bisa menjadi mungkin di pemikiran para ahli teknologi tersebut. Mereka bekerja siang dan malam untuk menciptakan suatu bentuk alat atau inovasi baru dalam dunia teknologi yang saat ini benar-benar berkembang dengan semakin pesatnya, karena disadari atau tidak, ada semacam persaingan di antara mereka dalam menciptakan hasil inovasi teknologi terbaru. Hasil temuan dan inovasi mereka ini tentu sangat menjanjikan bagi kehidupan mereka sendiri dan orang banyak.

Teknologi juga diciptakan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan manusia, salah satunya adalah eksistensi diri. Salah satu bentuk untuk menunjukkan eksistensi diri ini adalah dengan cara mengabadikan gambar atau foto diri dengan teknologi tersebut. Mereka menganggap bahwa dengan mengabadikan gambar maka mereka dapat merekam suatu moment yang nantinya dapat di tunjukkan atau dibagikan kepada orang lain. Terlebih lagi jika foto diri yang di unggah ke jejaring sosial tersebut mendapat pujian atau komentar yang baik. Saat ini kegiatan berbagai gambar yang terjadi di media sosial seperti ini lebih di kenal dengan istiahselfie.

Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan Santoso (2013) dalam harian online Merdeka.com sebagai berikut:

"Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, ia juga mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie


(23)

tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat 'bernilai' lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus tentang foto tersebut. (http://m.merdeka.com/teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html, di unduh pada 21 September 2014)

Dulu masyarakat sangat dekat sekali dengan kamera. Mereka menggunakannya untuk mengabadikan suatu moment dan bentuk eksistensi diri atau berfoto dengan menggunakan kamera yang sederhana. Selain kamera, webcame juga digunakan untuk mengabadikan suatu gambar. Kini setelah perkembangan zaman terjadi begitu cepat dan juga pesat penggunaan kamera dengan roll film dan webcame mulai di tinggalkan. Kini mereka menggunakan gadget, ponsel atau smartphone sebagai media untuk melakukanselfie.

Kemunculan ponsel atau yang sering kita kenal dengan istilah smartphone memberikan dampak perubahan yang sangat besar di kehidupan masyarakat. Kini saat melakukan foto diri atau selfie masyarakat tidak perlu terpaku dengan menggunkana kamera, namun cukup dengan menggunakan ponsel yang sudah ada fitur kameranya. Selain ponsel beberapagadgetsepertiipad, tablet, dan tab juga bisa membantu dan mempermudah untuk melakukan selfie. Ini memang sangat mempermudah bagi pelaku selfie karena lebih praktis dan dapat digunakan dimana saja dengan mudah.

Selfie memang bisa dilakukan tidak hanya menggunakan telepon pintar saja, kamera danwebcamejuga dapat digunakan untuk melakukan selfie. Penggunaan kamera dan webcame dirasa kurang efesien jika dibandingkan dengan smartphone, hal ini dikarenakan konsep selfie itu sendiri ialah meggambil gambar diri sendiri dengan


(24)

bantuan tangan sendiri. Pemahamanya adalah selfie itu dilakukan oleh si pelaku itu sendiri. Beberapa orang yang melakukan selfie akan mengunggahnya di jejaring sosial miliknya dan ada juga yang menyimpanya sebagai koleksi pribadi saja.

Hal ini seperti dijelaskan Santoso dalam harian online Merdeka.com (2013) sebagai berikut:

“Kini, di era teknologi serba maju, perangkat hi-tech beredar di mana-mana sekaligusportable devicedengan fitur kamera seperti smartphone, phablet dan tablet menjadi satu hal yang umum, aksi selfie ini amat sering dijumpai. Bahkan ketika internet dan jejaring sosial meraih popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir ini, foto-foto selfie juga sering beredar luas serta dijadikan cover atau profile picture seseorang dalam account jejaring sosial mereka.” (http://m.merdeka.com/ teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dankurang-percaya-diri.html, di unduh pada 21 September 2014)

Saat menggunakan smartphone dalam berselfie maka akan didapati kemudahan dan kepraktisan bagi si pelaku selfie tersebut. Mereka akan dengan mudah mengambil foto selfie karena ukuran smartphone yang lebih mudah digenggam dibandingkan dengan kamera atau webcame, kemudian mereka juga bisa mengedit foto mereka dengan aplikasi yang ada pada smartphonedan langsung mengungganhya ke jejaring sosial mereka. Tentu akan sangat mudah dan praktis jika dibandingkan dengan menggunakan kamera danwebcame.

Saat ini masyarakat banyak menggunkan smartphoneuntuk berselfiekarena adannya fitur-fitur dan aplikasi yang mendukung dalam smartphone untuk melakukan selfie. Sebagai contoh yang paling utama adalah adanya dual kamera pada smartphone. Dengan adanya fitur dual kamera padasmartphonemaka orang dengan leluasa dapat


(25)

melakukan selfie atau berfoto dimanapun dan kapanpun dengan siapapun, kemudian mereka secara cepat dapat mengunggahnya di jejaring sosial yang mereka miliki.

Seperti pendapat Seladipura (2013) sebagai berikut:

“Kemunculan Selfie mania ini juga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi. Bisa anda bayangkan repotnya berfoto Selfie bila tidak ada kamera depan di smartphone? Bisa diakali pakai cermin, atau nekat memotret dengan kamera belakang, tapi dengan kamera depan, jauh lebih praktis dan mudah.” (http://ginseladipura.com /2013/12/26/selfie-mewarnai-2013/, di unduh pada 21 September 2014)

Ditambah dengan adanya banyak aplikasi yang mampu mengedit foto mereka sehingga terlihat lebih menarik dan lebih indah. Beberapa aplikasi untuk membuat sebuah foto menjadi lebih indah adalah antara lain photoshop, camera360, pictart, photogrid, camera365, dan masih banyak lagi aplikasi yang dapat di unduh dengan gratis. Aplikasi pengubah foto tersebut memiliki kemampuan dapat membuat sebuah foto terlihat lebih indah dan menarik dengan sangat baik layaknya sebuah foto hasil bidikan dari photographer profesional. Selain itu juga aplikasi ini memiliki pilihan jenis menu untuk membuat foto semakin lebih indah dan menarik, sehingga banyak dilakukan untuk berselfieoleh kebanyakan orang.

Mereka menggunakan aplikasi tersebut guna kebutuhan agar wajah atau hasil gambar diri mereka saat berselfie semakin terlihat indah cantik atau tampan seperti layaknya model dan aktris-aktris yang sering mereka lihat di televisi. Hasil dari editan foto mereka menggunakan aplikasi tersebut akan sangat menarik perhatian orang dan banyak yang akan kagum saat melihat gambar diri mereka tersebut. Penggunaan


(26)

aplikasi tersebut juga mudah dan praktis dalam gadget yang mereka miliki. Jadi mereka bisa mengedit kemudian mengunggahnya di jejaring sosial dimana saja dan kapan saja.

Selfie sebagai sesuatu yang tidak asing lagi bagi kita saat ini merupakan sebuah fenomena yang sedang booming khususnya di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan foto selfie yang diunggah ke media sosial seperti Instagram dapat memenuhi kebutuhan ke arah aktualisasi para remaja tersebut. Sehingga, mereka merasa selfie sebagai media yang dapat menyalurkan kebutuhan mereka. Selfie pada awal kemunculannya bertujuan untuk menginformasikan kepada orang lain. Namun, sekarang ini tujuan orang melakukanselfiemulai bergeser (Simatupang, 2014:2).

Pendapat lain mengatakan bahwa Selfie secara harafiah seringkali diartikan sebagai aktivitas memotret diri sendiri. Jika ditelusuri lebih dalam pengertian Selfiemenurut referensi pustakawan Britania adalah “sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui smartphone atau webcam yang kemudian diungguh ke situs web media sosial.” Sedikit banyak, layanan berbagi foto (gambar)Instagramcukup berperan besar dalam mempromosikan istilah selfie sebagai kata kerja. Padahal menurut penelitian tim Oxford, frase itu mulai digaungkan di dunia online pada awal 2002 lalu dalam sebuah forumMySpace danFlickr(http://www.definisikata.com/selfie.html diunduh pada 04 September 2014)

Dalam kehidupan sekarang ini, tidak sulit untuk menemukan seseorang melakukan selfie dan memiliki foto selfie. Kita dapat menjumpai dimana saja orang melakukan


(27)

selfie, ada yang di bus, di jalan bahkan di dalam toilet mereka bisa melakukan foto diri sendiri dan mengunggahnya ke jejaring sosial miliknya. Inilah yang sangat menggambarkan bahwa berselfie dan mengunggahnya ke jejaring sosial merupakan suatu trend yang sedang digandrungi oleh masyarakat khususnya remaja.

Selain digunakan untuk menghibur diri, selfie juga berguna untuk mengisi waktu luang seseorang ketika sedang tidak ada kegiatan. Melakukan selfie membuat pelakunya merasa puas dengan apa yang dilakukannya, entah karena foto yang di-posting ke media sosial mendapat respon positif atau memang ada kesenangan tersendiri saat melakukannya. Namun kini foto selfie sudah banyak tersebar luas di media sosial sehingga banyak yang menirunya, mulai dari selebriti hingga masyarakat umum (Syahbana, 2014:5).

Selfie memang awalnya hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri saja. Sebelumnya selfie dilakukan dengan cara yang biasa saja seperti pada umumnya. Namun kini selfie sedikit banyak mengubah seseorang menjadi rela melakukan sesuatu atau berdandan untuk berselfiedan kemudian mengunggahnya ke jejaring sosial miliknya. Mereka cenderung menjadi mahluk konsumerisme karena sebuah foto selfie yang di unggah ke jejaring sosialnya. Ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan pujian atau komentar positif bagi siapa saja yang melihat foto dirinya yang ada di jejaring sosial miliknya tersebut. Seperti dikutip dari pernyataan Dr. Rutledge sebagai berikut:

“Manusia pada dasarnya suka mencoba identitas-identitas baru, dan Selfiemengakomodasi kesenangan tersebut.Selfie tells other people how


(28)

we want to be seen. Sebagaimana kita sering menemukan seseorang yang gemar berfotoSelfie, sekali foto bisa puluhan, tapi tidak semuanya di publish, hanya beberapa foto yang ia sukai saja. Sehingga tak jarang pula yang menuduh kaum Selfie sebagai ‘haus perhatian’. (http://ginseladipura.com/2013/12/26/selfie-mewarnai-2013/, di unduh pada 21 September 2014)

Namun kenyataanya selfie yang di unggah ke jejaring sosial saat ini banyak disalah gunakan untuk kepentingan atau hal-hal yang sifatnya negatif bahkan banyak orang yang jadi terobsesi karena sebuah fotoselfieyang di unggah ke jejaring sosial. Seperti beberapa kejahatan yang bisa terjadi akibat sebuah foto selfie yang di unggah ke jejaring sosial dan juga aksi pornografi yang menyebar luas melalui foto selfie tersebut.

Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Seladipura (2013) sebagai berikut:

“Tidak ada yang salah dengan Selfie. Orang bebas melakukan apapun yang ia suka, selama tidak melanggar hak orang lain. Namun demikian, tetap ada masalah yang mungkin timbul. Beberapa hal yang harus disadari terkaitSelfieadalah: internet merupakan dunia maya yang terus menerus berkembang. Perilaku penggunanya belum bisa ditebak dengan jitu. Banyak orang jahil di dalamnya. Sekali anda mengupload foto ke Internet, sebaiknya anda relakan ketika ada yang mengambilnya, menyimpannya, bahkan mengeditnya seenak jidat, untuk dipublish lagi. Keisengan masyarakat maya sesungguhnya sulit dikontrol.” (http://ginseladipura.com/2013/12/26/selfie-mewarnai-2013/, di unduh pada 21 September 2014)

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang apa yang mendasari masyarakat khususnya mahasiswa dan mahasiswi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung melakukan selfie dan mengunggahnya ke jejaring sosial miliknya. Selain itu juga adalah untuk mengetahui secara mendalam


(29)

dampak apa sajakah yang ditimbulkan dari selfie yang di unggah ke jejaring sosial tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang menjadi pokok penelitiaan ini adalah;

1. Faktor-faktor apa yang menjadi pendorong seseorang melakukan selfie dan mengunggahnya di jejaring sosial?

2. Bagaimanakah perubahan gaya hidup seseorang yang melakukan selfie di jejaring sosial?

3. Apa saja dampak positif dan negatif melakukanselfiedi jejaring sosial?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengkaji tentang apa yang mendorong remaja melakuakan foto selfie dan mengunggahnya ke jejaring sosial

2. Menganalisis perubahan gaya hidup remaja yang telah atau sering melakukan fotoselfiedi jejaring sosial


(30)

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan sosial atau sosiologi, khususnya sosiologi post modern dan juga sosiologi budaya. Selain juga dapat diharapkan dapat meperdalam kajian menegenai penerimaan budaya-budaya baru dan apa yang sedang berlangsung di masyarakat.

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengkaji penemuan dan fenomena baru yang sedang digandrungi masyarakat. Selain itu juga penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berkaitan dengan masalah trendselfiedi jejaring sosial.


(31)

A. TrendSelfiedi Jejaring Sosial

1. SejarahSelfie

Menurut Ahmad (2013), selfie merupakan istilah untuk memotret diri sendiri. Berdasarkan info yang diperoleh dari BBC, selfie kemungkinan pertama kali dilakukan pada awal tahun 1800-an dengan menggunakan cermin atau self-timer. Namun, kala itu selfie tidak melibatkan objek tunggal seperti sekarang ini, tetapi dalam kelompok besar seperti berfoto dengan teman atau keluarga. Dalam dunia modern, istilah selfie diperkenalkan pertama kali oleh seorang photografer bernama Jim Krause pada tahun 2005, sehingga kemudian menjadi genre baru dalam dunia fotografi.(http://alltutorial.net/sejarah-selfie-serta-efek-positif-dan-negatifnya/diakses pada 03 September 2014).

Sedangkan Syahbana (2014:21) menjelaskan beberapa orang yang diyakini sebagai pelaku selfie pertama di dunia. Ada beberapa orang diantaranya adalah sebagai berikut:


(32)

1.1 Anastasia Nikolaevna

Salah satu remaja yang pertama kali mengambil fotonya sendiri melalui cermin menggunakan Kodak Brownie pada tahun 1914. Putri kekaisaran Rusia ini mengambil fotonya sendiri melalaui cermin untuk dikirim kepada temannya pada tahun 1914.

Gambar 1. Anastasia Nikoleavna

(http://www.dailymail.co.uk/femail/article-2514069/Russian-Grand-Duchess-Anastasia-seen-capturing-reflection-1913-Russia.html, di unduh pada 13 Desember 2014)

1.2 Robert Cornelius

Seorang warga negara asing bernama Robert Cornelius dipercaya adalah yang pertama kali melakukan aksi berfoto diri melalui perangkat elektronik pada tahun 1839. Ia adalah seorang Amerika perintis Photografi.


(33)

Gambar 2. Robert Cornelius

( https://vanessataaffe.wordpress.com/tag/robert-cornelius/, di unduh pada 13 December 2014 Desember 2014)

1.3 Sesosok Anak Lelaki dari Skotlandia

Ditemukan dua buah foto kuno yang diambil di Skotlandia pada sekitar tahun 1900-an d1900-an 1950-1900-an menunjukk1900-an bahwa kegiat1900-an ini telah lama dilakuk1900-an. Kedua foto tersebut menggunakan cermin untuk memotret dirinya sendiri.

Gambar 3. Anak Lelaki dari Skotlandia

(http://www.indogamers.com/read/28/11/2014/10255/inilah_foto_selfie_pertama_di_ dunia/, di unduh pada 13 Desember 2014)

Dari beberapa pernyataan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya selfiesejatinya sudah ada atau sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namun di saat itu orang hanya menyebutnya sebagai foto diri saja dan bukan selfie. Pada beberapa


(34)

tahun belakangan inilah foto diri ini yang kemudian di unggah ke media jejaring sosial dan lebih dikenal dengan istilahselfie.

2. FenomenaSelfiedi Indonesia

Selfie atau foto diri yang di unggah ke jejaring sosial mulai masuk ke Indonesia dimulai sejak maraknya penggunaan akun jejaring sosial, lebih tepatnya pada akhir tahun 2013 dan mulai banyak digunakan sampai sekarang. Sejak saat itulah masyarakat khususnya remaja di Indonesia mulai kenal dengan istilah selfie dan mengunggahnya ke jejaring sosial. Sebelumnya memang kegiatan memfoto diri dan mengunggahnya ke jejaring sosial sudah ada, namun hal ini di anggap sebagai perilaku‘narsis’oleh sebagian orang.

Menurut pendapat Seladipura (2013), mengatakan bahwa selfie bukanlah hal yang baru. Di Indonesia sendiri kita telah sering melihat foto-foto selfie sejak facebook mulai banyak dipakai. Tentu anda juga sering melihatnya, foto diti orang berpose “duckface” alias memonyong-monyongkan bibir agar terlihat lebih seksi. (http://ginseladipura.com/2013/12/26/selfie-mewarnai-2013/, di unduh pada 21 September 2014).

Lebih lanjut membahas sejarah selfie, tentunya Indonesia dan para remajanya semakin akrab dengan istilahselfie tersebut. Mereka mulai mengunggah foto dirinya ke akun jejaring sosial miliknya dan mulai menuliskan kata selfie di setiap foto


(35)

tersebut. Berikut adalah beberapa foto selfie yang saat ini tengah banyak dilakukan oleh masyarakat khususnya para remaja yang ada di indonesia.

Gambar 4. Contohselfieyang di unggah ke akun jejaring sosial

(http//www.google/foto-selfie-remaja-indonesia/, di unduh pada 20 Januari 2015).

Para remaja ini umunya memiliki gaya yang sama saat mereka melakukan selfie. Menurut Simatupang, (2014:89) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pose andalan saat melakuaknselfie adalah ekspresi wajah bebek atau lebih dikenal dengan istilah duck face, yakni memanyunkan bibir dan menyipitkan mata agar terlihat menggemaskan dan imut.

Saat ditelusuri, tahun 2002 kata selfiepernah dipakai dalam sebuah forum online di Australia. Saat itu seorang pria mengunggah foto dirinya yang menunjukkan wajahnya yang cedera akibat tersandung. Kata ini pertama kali muncul dalam sebuah forum internet Australia (ABC Online) pada 13 September 2002 (Syahbana, 2014:18). Kalimat yang di unggah pada forum tersebut adalah sebagai


(36)

berikut:

“Um, drunk at a mates 21st, I tripped ofer [sic] and landed lip first (with front teeth coming a very close second) on a set of steps. I had a hole about 1cm long right through my bottom lip. And sorry about the focus, it was a selfie.”(http://blog.oxforddictionaries.com/2013/11/word-of-the-year-2013-winner/ di unduh pada 21 September 2014)

Dari postingan kalimat tersebut maka disinyalir bahwa itu merupakan pertama kalinya kata selfiedituliskan dan mejadiboomingpada pertengan tahun 2013 sampai sekarang. Kita akan benar-benar menjumpai kata tersebut terutama di jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, Path, Twitter dan jejaring sosial yang lainnya. Bahkan jika anda menuliskan kalimat tersebut pada mesin pencari Googlemaka akan banyak sekali hasil yang ditemukan melalui kata kunci tersebut

Dengan mengunggah foto dirinya ke akun jejaring sosial mereka, maka mereka mengharapkan adanya penilaian dari orang lain terhadap foto diri mereka yang di unggah tersebut. Semakin banyak komentar positif dan pujian maka semakin banyak selfieyang nantinya mereka unggah ke akun tersebut.

Hal ini didukung dengan adanya pernyataan dari Meisha (2014) tentang adannya evolusi trendselfiemelalui perkembangan media sosial yang ada :

“Evolusi fotografiselfiemodern dapat dikatakan terjadi ketika sosial media MySpace digandrungi oleh banyak anak muda secara global. Sejak tahun 2005 hingga 2008, MySpace adalah media sosial terbesar di dunia dan melahirkan fitur MySpace pic yang diadopsi oleh banyak sosial media lain yang lahir setelah mereka.” (http://www.nilni.com/2014/10/selamat-datang-di-perabadan-selfie.html, di unduh pada 04 September 2014).


(37)

menjadi kata paling banyak digunakan pada tahun 2013 dan sampai sekarang. Bahkan sampai-sampai kamus bahasa inggris oxford pada tahun 2013 mencantumkan kata selfie kedalam perbendaharaan kata-katanya. Dalam pernyataannya dituliskan bahwa,“Definition of selfie in English: A photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and shared via sosial media” (http://blog.oxforddictionaries.com/2013/11/word-of-the-year-2013-winner/ di unduh pada 21 September 2014).

Kemudian pendapat lain oleh Yulistara (2014) Kepopuleran selfie juga tidak lepas dari para selebriti yang hobi memamerkan foto diri mereka di jejaring sosial seperti Instagram dan Twitter. Sebelum trend selfie booming, beberapa orang yang suka memfoto diri sendiri atau memamerkan barang-barangnya ke jejaring sosial disebut narsis. (http://wolipop.detik.com/read/2014/02/ 07090434/2489927/852/selfie-dan-narsis-serupa-tapi-tak-sama)

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa selfie mulai masuk dan di kenal oleh masyarakat Indonesia khusunya remaja ialah saat maraknya penggunaan media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Hal ini terjadi pada awal tahun 2014. Memang selfie mulai marak di bicarakan sejak pertengahan tahun2013, namun di Indonesia kegiatan ini mulai banyak dibicarakan dan dilakukan semenjak awal tahun 2014. Selain itu masyarakat khususnya remaja mengikuti foto diri ini dan mengunggahnya ke jejaring sosial karena mereka mengikuti beberapa aktris atau tokoh idola mereka melakukan kegiatan serupa di jejaring sosial.


(38)

3. Konsep dan PengertianSelfie

Beberapa orang mugkin masih bingung dengan arti atau konsep dari selfie itu sebenarnya apa. Untuk lebih jelasnya, beberapa pendapat dari ahli dapat membantu kita memahami dengan jelas pengertian atau konsep dariselfieyang banyak dijadikan acuan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut.

Siapa yang tidak mengenal selfie, semua orang terutama pengguna handphone berkamera jenis apapun itu pasti mengetahui apa itu selfie. Rata-rata penguna handphonetersebut pasti pernah melakukan selfie.Definisiselfieitu sendiri adalah a photograph that one has taken of one self, typically one taken with a smarthphone or webcam and upload to a media soial website atau dengan kata lain yaitu memotret diri sendiri atau lebih yang diambil melalui kamera handphone dan kemudian di unggah ke media sosial (Syahbana, 2014:9).

Kemudian menurut Kartikawati (2014) mengatakan bahwa selfie merupakan gaya foto yang menampilkan diri sendiri entah itu wajah, seluruh tubuh atau hanya bagian tertentu dari tubuh. Foto selfieini dilakukan oleh diri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain untuk memotret Anda. Saat melakukannya, si pelaku selfie akan memegang ponsel berkamera atau kamera dengan salah satu tangannya dan mengarahkan lensa ke bagian yang ingin difoto. (http://wolipop.detik.com/read/ 2014/02/07/074842/2489885/852/fenomena-selfie-dan-alasan-aksi-foto-narsis-ini-begitu-digemari).


(39)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwaselfie adalah sebuah foto diri baik itu wajah, kaki, kepala atau apapun asal itu bagian dari diri kita yang di ambil oleh diri kita sendiri menggunakan kamera, baik itu kamera yang ada pada smartphone atau kamera biasa dan juga webcame kemudian di unggah ke akun media jejaring sosial yang dimiliki.

Selain dari selfie, masyarakat juga kini tenggah dikenalkan dengan istilah baru yakni Groufie. Kata groufie ini merupakan kepanjangan dari group selfie, bedanya dengan selfie adalah groufie merupakan memotret bersama group atau teman sekelompok. Jadi groufie tidak dilakukan seorang diri, tetapi bersamaan dengan orang lain. Sedangkan selfie dilkukan sendiri. Terkadang memang orang masih banyak yang salah menafsirkan perbedaan antara selfiedan jugagroufie. (http://malratuindah.co.id /selfie-groufie-dan-dronie/, di unduh pada 25 April 2015).

Dalam pengertian ini bukan berarti foto diri yang tidak di unggah ke jejaring sosial tidak bisa dikatakan selfie, tetapi memang umumnya seseorang melakukan kegiatan selfie ini dengan tujuan untuk di unggah ke jejaring sosial. Kegiatan mengunggah foto tersebut ke jejaring sosial karena pelaku selfie ini ingin mendapatkan tanggapan dari orang lain yang melihat foto selfienya dalam akun jejaring sosial yang sama. Foto diri yang tidak di unggah atau hanya disimpan dalam gadget tetap disebut foto selfie.


(40)

4. SelfiedanNarsisSerupa Tapi Tak Sama

Sebagian orang akan mengatakan bahwa selfie adalah perilaku narsis. Hal ini terjadi karena memang sebelumnya pemahaman menganai selfie masih sangat tidak jelas. Orang-orang menyamakan bahwa selfie adalah kegiatan narsis dari seseorang. Sejatinyaselfieitu berbeda dengan narsis.

Menurut Yulistara (2014) mengatakan bahwa Selfie sering sekali disamakan dengan istilah narsisme, padahal selfie dan narsisme adalah dua hal yang sangat berbeda. Umumnya kebanyakan orang hanya tahu apabila seseorang melakukan selfie maka orang tersebut juga narsis. Pada dasarnyaselfieadalah sebuah foto dan narsis adalah bentuk dari suatu kelainan jiwa atau psikis seseorang. Menurut psikolog Kasandra Putranto (dalam Yuliastara, 2014), selfie merupakan bagian dari narsis. Sedangkan narsis atau narsistik adalah prilaku mencintai diri sendiri yang berlebihan. Narsis tidak hanya pamer di jejaring sosial tapi juga ingin selalu menang sendiri, baik dengan orang lain maupun pasangannya.

(http://wolipop.detik.com/read/2014/02/07/090434/2489927/852/selfie-dan-narsis serupa-tapi-tak-sama, diakses pada 21 September 2014).

Dari pendapat tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa selfie dan narsis memang saling berdekatan bahkan berkaitan, namum dua hal ini memanglah tidak sama. Bisa saja seseorang yang melakukanselfiedikatakan sebagai orang yangnarsis namun jika mereka menganggap bahwa mereka yang paling sempurna dan ingin selalu dipuji oleh penikmat foto mereka di jejaring sosial. Tetapi bisa saja seseorang


(41)

tersebut melakukan selfie hanya untuk kesenangan sesaat bukan untuk narsisme. Tentu saja orang yang melakukan foto selfie bukan merupakan mengalami ganguan jiwa atau kepribadian. Umumnya mereka hanya ingin berekspresi melalui selfie tersebut.

5. Alat-alat PendukungSelfie

Karena kegiatan mengambil foto sendiri ini begitu populer, maka banyak sekali berbagai macam alat-alat pendukung selfie. Semua ini diciptakan guna mempermudah para pelaku selfie dalam mengambil foto. Menurut Syahbana (2014:91) menjelaskan tentang beberapa alat-alat pendukung selfie yang dapat membuat foto diri ini tampak lebih sempurna dan cantik. Beberapa diantaranya adalah:

5.1 Tongsis (TongkatNarsis)

Kegunaanya adalah agar anda dapat mendapatkan sudut pandang selfie yang lebih baik tanpa harus memaksakan tangan anda.

5.2 Iphone Stand

Dengan alat ini iphone akan berdiri sendiri dan dapat disesuaikan dengan sudutselfieyang anda inginkan.


(42)

5.3 Lampu Meja

Pada malam hari akan sulit mendpatkan cahaya yang cukup untuk selfie yang sempurna. Lampu meja dapat membantu anda untuk mengatur cahaya pada saatselfie.

5.4 Shutter Remote

Fungsinya adalah untuk menekan shutter camera dengan bantuan semacam remote, sehingga anda tidak perlu memegangsmartphoneanda saat berselfie. 5.5 Aplikasi Editing Foto

Hasil selfie dapat disempurnakan dengan sedikit sentuhan editing. Beragam aplikasi untuk editing foto telah banyak beredar dan dapat digunakan dengan mudah dismartphoneanda.

5.6 Concealer

Concealeradalah senjata rahasia wanita agar wajahnya tampak sempurna saat selfie.Concealerdapat menyamarkan noda hitam wajah hingga kantung mata. 5.7 Cermin

Dengan bantuan cermin, anda dapat melihat dengan jelas penampilan anda saat selfie, andapun dapat mengatur apa saja yang akan tampak pada foto dengan mudah.

Beberapa alat diatas merupakan media pendukung seseorang melakukan selfie dan kemudian mengunggahnya ke akun jejaring sosial media yang dimilikinya. Alat-alat tersebut dirasa sangat membantu bagi sebagian banyak orang.


(43)

6. SelfieDi Jejaring Sosial

Selfie yang di unggah ke jejaring sosial tentunya memiliki latar belakang atau alasan kenapa foto diri tersebut di unggah ke akun jejaring sosial. Hal ini tentu akan menimbulkan berbagi alasan yang di ungkap oleh beberapa ahli sebagai berikut;

Menurut Psikolog Dr. Pamela Rutledge (2013), mengatkan bahwa keinginan memotret kemudian memposting dan mendapatkan “likes” dari situs jejaring sosial

merupakan hal yang wajar dari setiap orang. Keinginan ini dipengaruhi rasa kita pada hubungan sosial. Hal ini sebetulnya sama dengan saat orang mengatakan betapa bagus baju yang kita kenakan. (http://health.kompas.com/read/2013/12/18/1151301 /Apa.Kata.Psikolog.soal.Foto.Narsis.di.Jejaring.Sosial. di unduh pada, 21 September 2014).

Kemudian menurut Psikolog Diana Parkisan (dalam Syahbana, 2014:87) menyatakan bahwa, selfie kini menjadi sebuah cara baru untuk berkomunikasi yang bisa diterima secara luas. Selfie merupakan bentuk modern dari trik menarik perhatian karena sekarang ini sebagian besar orang bertemu dan berkomunikasi secara online, dengan begitu merupakan salah satu cara untuk menggambarkan dan menempatkan diri kita .

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa selfie yang di unggah ke jejaring sosial memiliki alasan sebagai media untuk berkomuniksi dengan orang lain dan menunjukan eksistensi dan juga aktualisasi diri mereka. Kemudian mereka juga ingin tahu seberapa banyak orang yang akan menyukai fotoselfiemereka tersebut di media jejaring sosial.


(44)

7. Pengertian Jejaring Sosial dan Macam-macamnya

Situs jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh Profesor J.A. Banes pada 1954 (Irfano dalam Jiwandono, 2014:12)

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa jejaring sosial adalah suatu tempat untuk bertukar informasi baik gambar (foto), suara, video, ataupun tulisan melalui jaringan internet kesesama pengguna jejaring sosial lain di seluruh dunia tanpa mengenal jarak, ruang dan waktu. Dengan demikian mereka akan tetap terhubung dan saling mengetahui satu sama lain tanpa harus bertatap muka.

Sekarang ini banyak sekali jenis dan macam jejaring sosial. Bukan hanya sekedar berbagi informasi namun mereka juga dapat berbagi gambar, video, tulisan dan juga pesan suara. Beberapa diantara media jejaring sosial adalah; Facebook, Twitter, MySpace, Path, Instagram, dan masih banyak lagi. Mugkin rasanya akan menjadi

orang yang “ketinggalan zaman” jika saat ini tidak memiliki salah satu atau beberapa

jejaring sosial tersebut. Dengan adanya jejaring sosial tersebutlah istilahselfiedikenal dan disebarkan ke seluruh belahan dunia ini kemudian juga mereka membagi foto selfiemereka kepada seluruh penduduk di dunia ini.

Menurut Wibowo (2013) terdapat lebih dari 30-an jenis atau macam jejaring sosial. Berikut ini beberapa jejaring sosial yang paling popular di tahun 2012 versiSilverpop


(45)

(Ibnu Aziz dalam Jiwandono 2014: 12). Beberapa situs jejaring sosial ini merupakan media pendukung istilahselfiemenjadi trend saat ini:

7.1Facebook

Jejaring sosial ini memiliki 1 miliar pengguna. Terbesar di jagad raya ini untuk urusan pengguna. Facebook bukan hanya jejaring sosial, Mark Zukerberg menyuntikkan beberapaplafonlain di situs ini.

7.2Twitter

Microblogging ini memiliki setengah miliar pengguna atau hampir setengah pengguna facebook. Didirikan pada tahun 2006. Twitter cepat mendapat hati di kalangan netizen khusunya penggunamobile.

7.3 Instagram

Jejaring sosial ini memiliki harga fantastis, 1 miliar dolar. Tak hanya sebauh jejaring sosial, Instagram juga sebgai aplikasi pengolah gambar. Saat ini memiliki 100 juta pengguna.

7.4Path

Disebut sebagai smart journal online, Path tetap menghubungkan pengguna dengan keluarga, kerabat, dan sahabat. Saat ini memiliki 5 juta pengguna.


(46)

7.5Flickr

Situs berbagi foto ini kini memiliki 75 juta pengguna. Flickr masih digunakan di kalangan pencinta fotografi.

7.6MySpace

MySpace masih memiliki gaung dengan 25 juta pengguna. Kini mereka lebih fokus ke ranahsosial music.

Beberapa media sosial ditersebut digunakan sebagai sarana pendukung seseorang melakukan selfie, namun selfie sendiri lebih banyak di unggah pada akun jejaring sosialInstagram. Oleh karena ituinstagramdijuluki sebagai rumahnyaselfie. Seperti dikuti dalam pernyatan berikut.

Fadila (2015) “Instagram Menjadi Rumahnya ‘Selfie’. Saat ini, Instagram

menjadi layanan favorit buat berbagi foto selfie. Aplikasi ini jadi sangat populer karena mengizinkan penngunanya untuk mengedit, memberi filter, dan mengunggah foto secara praktis. Sejak Januari 2013 foto bertagar #selfie digunakan sekitar 34 juta kali ke aplikasi ini. Untuk kebutuhan impulsifselfie kamu, Instagram adalah pilihan yang paling tepat” (http://www.hipwee.com /hiburan/momen-momen-krusial-dalam-sejarah-selfie/, di unduh pada 14 Februari 2015).

Instagram merupakan jenis jejaring sosial yang paling banyak digunakan untuk mengunggah foto-foto selfie. Ini disebabkan karena memang pada dasarnya instagram dikhususkan sebagai akun jejaring sosial untuk berbagi gambar atau foto. Oleh karena itu Instagram sendiri mendapat predikat sebagai rumahnya selfie. Saat kita membuka jejaring sosial instagram maka akan dengan mudah kita menemukan


(47)

foto selfie dengan berbagai macam pose dan gaya dari orang-orang bahkan seluruh dunia.

Dari berbagai media jejaring sosial di atas memanglah sangat membantu kita dalam mengunggah selfie dan dari sanalah kita mengenal selfie. Dalam hal ini selfie biasanya di unggah tidak hanya pada satu akun jejaring sosial saja, tetapi ke berbagai media jejaring sosial yang dimiliki oleh si pelaku selfie tersebut. Sudah dapat dipastikan remaja di era tahun ini pasti memiliki paling tidak satu jenis media jejaring sosial seperti yang disebutkan di atas.

8. Faktor PendorongSelfiedan Mengunggahnya di Jejaring Sosial

Saat seseorang melakukan selfie dan mengunggahnya ke media jejaring sosial pastinya orang tersebut memiliki faktor yang mendorongnya untuk melakukanya. Berikut tentang berbagai fenomena dan alasan selfie yang terjadi di kalangan masyarakat yang dipeoleh dari media online:

FenomenaSelfiedan Alasan Aksi Foto Narsis Ini Begitu Digemari Kartikawati (2014) Jakarta - Penggemar situs jejaring sosial Instagram setahun belakangan ini pasti akrab dengan hashtag bertuliskanselfie. Mulai dari orang biasa hingga selebriti ternama, semua 'latah' berfotoselfie. Begitu populernyaselfiesampai-sampai Kamus Bahasa Inggris Oxford menobatkan kata tersebut sebagai kata yang paling banyak dicari pada November 2013. Bagi Anda yang belum tahu,selfiemerupakan gaya foto yang menampilkan diri sendiri entah itu wajah, seluruh tubuh atau hanya bagian tertentu dari tubuh. Foto selfie ini dilakukan oleh diri sendiri tanpa meminta bantuan orang lain untuk memotret Anda. Saat melakukannya, si pelaku selfie akan memegang ponsel berkamera atau kamera dengan salah satu tangannya dan mengarahkan lensa ke bagian yang ingin difoto.


(48)

Psikolog Kasandra Putranto melihat fenomena selfie ini terjadi tak lain karena semakin canggihnya teknologi. Jika dulu foto diri sendiri tidak memungkinkan karena tidak adanya teknologi yang mendukung, sekarang ada banyak gadget penunjang untukselfie.

"Dulu mau foto sendiri gimana caranya, ya harus ke tukang foto. Sekarang orang punya gadget, kamera, self timer, itu teknologi yang memungkinkan," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu saat berbincang dengan Wolipop di kantornya di kawasan Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa(4/2/2014).

Dilihat dari sisi psikologi, Kasandra menilai fenomena selfie merupakan salah satu bentuk psikologi konsumen karena ada supply dan demand. Demand terjadi ketika orang-orang berkeinginan memotret dirinya sendiri dan kemudian didukung (supply) dengan hadirnya berbagaigadgetcanggih. "Supply dan demand naik, munculah Facebook dan Instagram. Lalu foto (selfie) itu disebarin, ditunjukin ini lho saya lagi ngapain," ucap Kasandra. Pandangan lain mengenai penyebab orang menyukai selfie datang dari profesor di Massachusetts Institute of Technology, Sherry Turkle. Dalam tulisannya di New York Times, Sherry mengatakanselfie, seperti foto pada umumnya, merupakan cara seseorang untuk merekam sebuah momen yang kemudian diperlihatkan ke orang lain.

Berdasarkan pengalamannya selama 15 tahun mempelajari hubungan antara manusia dan mobile techology, dia melihat sekarang ini bagi banyak orang sharing atau berbagi apapun dalam kehidupanlah yang penting dilakukan. "Orang-orang tidak lagi merasa menjadi dirinya sendiri kecuali mereka berbagi sebuah pemikiran atau perasaan, meskipun sebenarnya pemikiran atau perasaan itu juga belum jelas untuk mereka," tulis Sherry.

Profesor yang juga penulis buku Alone Together: Why We Expect More From Technology and Less From Each Other itu menulis lagi, jika dulu seorang filsuf Prancis ternama Descartes mengatakan'I think, threfore I am', orang zaman sekarang karena begitu hobinya berbagi apapun di situs jejaring sosial dan internet, mengubah ungkapan tersebut menjadi 'I share, therefore I am.'

Fenomena memperlihatkan atau membagikan apapun mengenai diri ke internet inilah yang semakin membuat selfie menjadi populer. Menurut Sherry, selfie membuat orang-orang jadi mengesampingkan apapun yang tengah terjadi di sekitar kita karena yang terpenting adalah bagaimana agar momen tidak hilang dan didokumentasikan. (http://wolipop.detik.com/read /2014/02/07/074842/2489885/852/fenomena-selfie-dan-alasan-aksi-foto-narsis-ini-begitu-digemari, di unduh pada 21 September 2014).


(49)

Dari kutipan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai alasan seseorang melakukan selfie dan mengunggahnya di jejaring sosial, diantaranya adalah sebagai berikut:

8.1 Adanya teknologi pendukung untuk melakukanselfie

Hal ini menjadi salah satu alasan seseorang melakukan foto selfie dan mengunggahnya di jejaring sosial. Kemajuan teknologi memang sangat berperan dalam melatar belakangi tindakan ini. Zaman dulu untuk melakukan foto diri seseorang harus ke tukang foto, tapi sekarang bisa dilakukan sendiri.

8.2 Adanyasupplydandemand

Hal ini terjadi ketika orang-orang memiliki keinginan akan memotret dirinya sendiri (demand) kemudian di dukung (supply) dengan adanya berbagai alat penunjangnya. Dari situlah menjadi faktor pendorong seseorang melakukan selfie dan mengunggahnya ke jejaring sosial.

8.3 Merekam sebuah moment dan membagikan pada orang lain

Selfie dilakukan untuk mengabadikan sebuah moment dan kemudian di bagikan kepada orang lain, melalui orang-orang yang melihat foto tersebut di jejaring sosial. Ini menjadi pemicu bahwa seseorang ingin menginfokan kepada orang lain tentang apa yang sedang mereka alami atau lakukan.


(50)

9. Perubahan Gaya Hidup PelakuSelfie

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di

dunia. Menurut Assael (1984:252), gaya hidup adalah “A made of living that is

identified by how people spend their time (activity), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”. Secara singkat dapat diartikan bahwa gaya hidup terjadi di masyarakat yang mempengaruhi mereka dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari, yakni tentang cara mereka berpikir, menghabiskan waktu dan juga tentang pendapat atau opini mereka terhadap suatu hal.

Kemudian menurut Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya (https://sosiologibudaya.wordpress.com/ 2011/05/18/gaya-hidup/, di unduh pada 15 Februari 2015).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah suatu cara bagaimana seseorang dalam mempresentasikan dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Serta bagaimana mereka menyikapi beberapa hal yang terjadi dalam kehidupan mereka.

Dalam kaitannya dengan tend selfie di jejaring sosial, ternyata ada beberapa perubahan gaya hidup pelekuselfie. Hal ini dapat ditelaah melalui pendapat beberapa ahli berikut;


(51)

Menurut Supriya (2014), mengatakan bahwaselfiesudah menjadi gaya hidup, bahkan kebutuhan untuk semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa, sehingga menurutnya orang yang tidak mengikuti trend selfieini akan merasa tidak gaul, tidak keren atau ketinggalan zaman (http://balipost.com/read/headline/2014/11/14/25249/ selfie-jadi-gaya-hidup.html, di unduh pada 15 Februari 2015)

Kemudian menurut Siregar (2015:2) mengatakan bahwa selfie sudah menjadi gaya hidup bahkan kebutuhan hidup anak muda, selain itu selfie juga menjadi fenomena sosial yang tidak asing lagi, karena dapat mempengaruhi masyarakat bahkan mempengaruhi dunia dengan cepat.

Menurut Bawantara (2014) yang pendapatnya merujuk pada beberapa pengamat sosial, mengatakan bahwa aktivitas selfie merupakan satu cara untuk mendapatkan perhatian dari sebanyak mungkin orang. Menurutnya ini adalah cara tercepat dan termudah bagi seseorang untuk mendapat pujian guna meningkatkan kebanggaan dirinya. Juga merupakan cara tergampang untuk memamerkan prestasi diri pada dunia, sekalipun prestasi tersebut kelas kacangan belaka (http://www.nefosnews.com/ post/opini/selfie-narsisme-dan-wajah-kita, di unduh pada 3 September 2014)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan gaya hidup yang terjadi pada seseorang yang melakukan selfiekemudian mengunggahnya ke media jejaring sosial adalah bahwa sebelum adanya trendselfiedi jejaring sosial, hidup mereka apa adanya tidak berlebihan atau konsumtif. Namun, saat ini mereka berusaha menampilkan sesuatu hal yang berbeda agar dapat dinilai lebih oleh orang lain.


(52)

Perubahan gaya hidup pelakuselfiesaat ini yaitu:

a. Saat ini mereka menjadikan selfie sebagai suatu kebutuhan. Hal ini sangat jelas berbeda di bandingkan dengan waktu sebelum munculnya trend selfie yang di unggah ke media jejaring sosial dimana foto diri hanya dilakukan sesekali dan biasa saja.

b. Orang-orang cenderung aktif dalam jejaring sosial dan juga dalam mengikuti perubahan dan perkemabangan zaman di bandingkan dengan dulu yang masih sedikit pengetahuan akan adanya inovasi teknologi. Sehingga mereka mengikuti trend yang sedang terjadi dengan seksama secara lebih antusias di bandingkan dulu.

c. Lebih ingin menunjukan kepada orang tentang apa yang terjadi pada dirinya (eksistensi dan aktualisasi) serta cenderung ingin mendapat pujian (reward) dari foto diri yang di unggah ke jejaring sosial dengan mudah dan cepat. Sebelumya seseorang harus memiliki sebuah prestasi yang membangakan untuk mendapat pujian dari orang lain.

10. Dampak Positif dan NegatifSelfieyang di Unggah ke Jejaring Sosial Ternyata foto selfie yang di unggah ke jejaring sosial memiliki dampak positif dan negatif. Sebagian besar dari kita mugkin hanya tahu dan sering melakukan selfiedan mengunggahnya ke jejaring sosial saja, padahal di sengaja atau tidak semua itu


(53)

memiliki dampak positif dan negatifnya. Menurut Syahbana (2014:43) ada banyak dampak positif dan negatif dari melakukanselfie,ialah sebagai berikut:

10.1 Dampak positif fotoselfieyang di unggah ke jejaring sosial

Beberapa dampak positif dari selfie dan mengunggahnya ke media jejaring sosial adalah sebagai berikut:

1. Dapat membuat hidup lebih bersemangat atau memengaruhi penikmatnya

Ada efek senang yang didapat dari mengunggah foto di dunia maya. Dengan berfoto selfiedan jika mengambilnya dengan wajah ceria maka itu akan membentuk karakter kita yang ceria. Jika dikemas dengan baik berselfie anda akan menemukan hal-hal indah dan menyenangkan. Saat foto tersebut di unggah ke jejaring sosial dan banyak orang yang akan melihatnya, maka foto tersebut tentu akan membuat penikmatnya menjadi lebih bersemangat karena ekspresi wajahnya memberikan aura positif.

Sebagai contoh adalah sebuah foto selfie seseorang yang sedang tersenyum manis seolah-olah memberikan senyuman bagi siapa saja yang melihat fotonya tersebut, tentu akan membuat siapa saja yang melihatnya juga ikut tersenyum dan merasa senang.

2. Bisa meningkatkan kepercayaan diri baik pada pelaku selfie maupun pada orang lain yang melihatnya

Dengan berfoto selfie yang mana bisa menempatakan diri kita sepenuhnya, kita akan semakin percaya diri. Dengan berselfie kita dapat menyimpukan diri kita secara


(54)

keseluruhan, bagaimana kita mengkonsepsikan diri kita secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena selfie yang di unggah di jejaring sosial akan menimbulkan berbagai komentar dari orang lain yang melihatnya. Jika memang banyak orang yang suka atau tertarik dengan foto tersebut maka akan menjadikan kepercayaan diri seseorang semakin baik.

Gambar 5. Fotoselfiemeningkatkan kepercayaan diri seseorang

(https://biodatafoto.wordpress.com/tag/foto/page/55/, di unduh pada 20 Januari 2015)

3. Menyebarkan pesan positif pada orang lain

Asal di digunakan dengan tepat, foto selfie yang di unggah ke media jejaring sosial akan memberikan pemikiran dan dampak yang positif bagi orang lain yang melihatnya. Maksudnya adalah jika kita berfoto selfie setelah melakukan olah raga kemudian foto tersebut menunjukkan bahwa kita memulai suatu pola hidup sehat maka akan memberikan pesan positif bagi para penikmat foto tersebut. Foto-foto yang menunjukkan bentuk tubuh yang atletis akan memberikan semangat bagi para penikmat yang sedang melakukan diet dan juga menerapkan pola hidup sehat. Mereka akan termotivasi untuk semakin giat berolahraga demi tujuan yang baik tentunya. Seperti di kutip dalam harian online berikut:


(55)

wolipop.detik.com (2014) - Selain toilet, gym merupakan salah satu tempat yang paling disukai untuk fotoselfie. Memotret diri sendiri saat beraktivitas di gym ini biasa disebut Healthselfie, yaitu foto selfie yang diambil ketika

seseorang sedang berolahraga atau fitnes di gym.” (http://palingaktual.com/

895177/foto-selfie-saat-fitnes-jadi-kebiasaan-paling-menyebalkan-di-gym/, di unduh pada 20 Januari 2015)

Gambar 6. Fotoselfiememberikan pesan positif

(http://palingaktual.com/topic/fenomena-foto-selfie/page/22/, di unduh pada 20 Januari 2015

10.2 Dampak negatif fotoselfieyang di unggah ke jejaring sosial

Meski selfie yang di unggah ke jejaring sosial memiliki efek positif, namun ternyata juga memiliki efek negatif yang banyak. Berikut diantaranya:

1. Mengganggu orang lain

Memang terkadang dengan berfoto selfie dan mengunggahnya di media sosial akan mengundang komentar dari beberapa temanmu. Tapi ketahuilah, tidak semua orang suka dengan foto tersebut. Orang lain bisa merasa risih dengan postigan foto selfie, bahkan jika sampai kamu terlalu keseringan mempostingnya. Dalam sehari bisa saja lebih dari puluhan foto yang di unggah maka akan sangat menganggu pengguna jejaring sosial yang lain juga. Akibatnya orang tersebut bisa saja memblock akun jejaring sosial kita dan menghentikan pertemanan di jejaring sosial.


(56)

2. Menimbulkan fitnah dan ejekan terhadap diri

Sebuah foto yang menghangatkan dunia maya terjadi dalam upacara pemakaman Nelson Mandela di Afrika Selatan pada Desember 2013 lalu. Sinar kecerian yang ada di tengah-tengah suasana duka menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat yang ada. Presiden AS Barrack Obama, P.M Inggris David Cameron, dan P.M Denmark Helle Thorning justru sibuk melakuakn foto selfie dalam susana berduka tersebut. Sontak saja kejadian ini menjadi perhatian masyarakat dunia dan mendapat ejekan serta kritikan yang tajam dari masyarakat. Pernyataan tersebut seperti yang dikutip dari harian tempo.co berikut:

TEMPO.CO, Johannesburg (2013) – Upacara mengenang Mandela yang digelar di Stadion Soweto berlangsung khidmat. Sejumlah pemimpin dunia hadir dan menyampaikan pidato penghormatan terakhirnya. Namun, apa yang dilakukan Presiden AS Barrack Obama justru membuat dirinya dihujani banyak kritik. Akibat bernarsis dengan melakukan fotoselfiebersama Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Shcmidt dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, Obama langsung mendapat kritikan tajam dari sejumlah orang. (http://www.tempo.co/read/news/2013/12/11/119536492/Selfie-di-Pemakaman-Mandela-Obama-Dikritik-Tajam, di unduh pada 21 Januari 2015)

Tidak seharusnya foto saat menghadir pemakaman di unggah ke media jejaring sosial. Ini akan menjadi hal yang menimbulkan kritik dari pengguna akun jejaring sosial yang lainnya.


(57)

Gambar 7.Selfiemenuai berbagai kritikan

(http://news.detik.com/read/2013/12/12/104513/2439715/1148/fotografer-beberkan-kisah-di-balik-heboh-foto-selfie-obama?nd771104bcj, di unduh pada 21 Januari 2015)

3. Memengaruhi aksi pornografi di media jejaring sosial

Beberapa foto selfie yang di unggah ke media jejaring sosial dapat berakibat sebagai penyebaran pornografi. Kasus ini berawal dari foto-foto selfie yang di posting di Twitter. Masalahnya adalah foto diri yang di posting remaja 16 tahun ini adalah foto telanjang tanpa busana. Atas kelakuannya itu, remaja ini dituduh telah mendistribusi foto pornografi anak. Seseorang tentu saja diperbolehkan mengunggah foto selfie dirinya di jejaring sosialnya, namun perlu diingat apabila foto tersebut mengandung SARA maka sudah tentu berdampak negatif bagi siapa saja yang melihatnya.

4. Obsesi oprasi plastik

Saat melihat fotoselfieorang lain atau artis yang di unggah ke jejaring sosial dengan wajah yang begitu cantik dan memesona, sebagian orang termotivasi untuk melakukan operasi plastik. Obsesi untuk tampil cantik dan tampan di foto selfie bukan hanya membuat banyak orang mengedit fotonya secara berlebihan, yang lebih parah di Amerika trend selfie ini ditenggarai ikut memicu kenaikan akan operasi


(58)

plastik. Hal ini tentu saja karena banyak orang yang ingin tampak sempurna saat melakukan self portrait dan saat foto di unggah ke media sosial. Pernyataan ini seperti dikutip dalam harian online kompas.com berikut:

Setyani, Kompas.com(2014) - Obsesi untuk tampil cantik dan tampan di fotoselfiebukan hanya membuat banyak orang mengedit fotonya secara berlebihan. Yang lebih parah, di Amerika trenselfieini ditengarai ikut memicu kenaikan permintaan akan operasi plastik. The American Academy of Facial Plastic and Reconstructive Surgery (AAFPRS) mengungkapkan bahwa sepertiga dari 2.700 dokter anggotanya melihat peningkatan

permintaan operasi plastik pada tahun lalu. Hal ini tentu saja karena banyak orang ingin tampak sempurna saat melakukanselfiedan saat foto diunggah ke media sosial.”(http://female.kompas.com/read/2014/03/14/1127270/

Tren.Selfie.Picu.Peningkatan.Operasi.Plastik, di unduh pada 21 Januari 2015)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwaselfiebenar-benar memicu kenaikan oprasi plastik. Kegiatan ini dilakukan guna tampil sempurna saat melakukan selfiedi depan kamera dan kemudian mengunggahnya ke jejaring sosial. Selebihnya mereka akan semakin percaya diri dalam menjalankan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

5. Dapat mengundang kejahatan

Foto selfie yang disebarkan ke jejaring sosial dapat mengundang kejahatan. Tidak sedikit wanita yang berselfiedengan pakaian seksi sehingga memengaruhi orang lain untuk memanfaatkan peluang itu. Ini perlu diperhatikan terutama untuk orang yang tidak memiliki pekerjaan. Seperti penjelasan psikolog Kasandra melalui walipop.detik.com berikut:

"Yulistara, walipop.detik.com (2014) - Orang-orang yang tidak membiasakan diri melakukan kegiatan akan lebih terpengaruh karena lebih


(59)

fokus melakukan selfie. Itu sangat mudah dimanfaatkan untuk kejahatan, karena dia hanya fokus kepada satu yaitu dandan dan selfie," tutur Kasandra (http://wolipop.detik.com/read/2014/02/07/130826/2490218/852/hati-hati-5-dampak-buruk-yang-bisa-terjadi-karena-pamer-foto-selfie, di unduh pada 21 Januari 2015).

Sebaiknya kita lebih bijak dan berhati-hati saat melakukan selfie agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan diri kita sendiri. Kejahatan melalui selfieini memang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.

6. Fotoselfieyang di unggah ke media sosial dapat merugikan orang lain

Maksudnya adalah, jika seseorang menyebarkan foto selfie ke akun media sosial pribadinya dan foto tersebut kini bisa berkembang menjadi Picture Exchange Affair. Tidak menutup kemungkinan bahwa foto tersebut digunakan untuk merugikan orang lain. Biasanya sepasang kekasih akan lebih sering bertukar foto dan bisa jadi foto tanpa busana pun ikut menjadi hal yang saling ditukarkan. Bisa saja setelah mereka tidak menjalin hubungan lagi maka foto tersebut akan di unggah ke jejaring sosial dan merugikan pelaku dalam foto tersebut.

Dari berbagai dampak positif dan negatif selfie yang telah dipaparkan diatas maka kita sebaiknya lebih bijak dan berhati-hati saat melakukan self portrait. Memang tidak ada larangan seseorang untuk melakukanselfie namun akan lebih baik jika kita lebih cermat dan bersikap sopan saat melakukan self portrait, menempatkan diri sebagaimana mestinya.


(60)

B. Landasan Teori 1. Teori Diffusi Inovasi

Landasan Teori (Graunded theory) ini di presentasikan pertama kali oleh Gleser dan Strauss dalam bukunya yang berjudul The Discovery of Graunden Theory (1967). Para peneliti dalam lapangan-lapangan praktisi seperti pendidikan, kerja sosial, dan perawatan telah semakin menggunakan prosedur grounded theory ini sendiri atau dalam hubungannya dengan metodologi-metodologi yang lain (Denzin & Lincoln, dalam Jiwandono 2014:31).

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian tentang “Trend Selfie di Jejaring

Sosial” ini adalah teori difusi inovasi (Diffusion of Innovations) oleh Everett M

Rogers. Dalam teori ini menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers, yaitu “as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system” atau dalam bahasa

indonesianya adalah ”proses sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide

baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian

perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial.” Lebih jauh dijelaskan

bahwa difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers


(61)

creation to its ultimate users or adopters.” (https://wsmulyana.wordpress.com/ tag/everett-m-rogers/, di unduh pada 23 Maret 2015).

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:

1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orangitu. Konsep “baru”dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

2. Saluran komunikasi; “alat” untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber

kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih


(1)

4. Dampak Positif dari kegiatan selfie ini adalah; 1.) Menyalurkan hobi, 2.) Meningkatkan rasa percaya diri, 3.) Teman di jejaring sosial bertambah dan 4.) Dampak positif lain yang dirasakan oleh masyarakat yang melihat foto selfietersebut adalah menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat tersebut. 5. Dampak negatif dariselfieadalah; 1.) Korban keisengan orang lain, 2.) Selfie

buang-buang waktu, 3.) Mendapat kritikan negatif, 4.) Mengganggu orang lain.

6. Dari hasil penelitan ini selfie cenderung bersifat dan berdampak negatif. Banyak hal yang merugikan bagi si pelaku terkait masalah perubahan gaya hidup dan juga dampak yang ditimbulkan setelah mengunggah foto selfieke akun jejaring sosial.

B. Saran

Berdasarkan dari beberapa kesimpulan di atas, maka peneliti menyarakan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebaiknya masyarakat para pelaku selfie hendaknya lebih cermat dan berwawasan luas dalam menyikapi setiap fenomena sosial yang tengah terjadi di masyarakat seperti dalam hal trendselfiedi jejaring sosial yang kini tengah diminati dan digemari oleh setiap kalangan.

2. Tidak ada yang salah memang dengan trend memfoto diri sendiri ini dan kemudian mengunggahnya ke jejaring sosial, hanya saja jika dalam sehari seseorang hanya melakukan kegiatan tersebut tentu saja akan berdampak tidak


(2)

✣✤8

baik bagi dirinya maupun bagi orang lain yang juga ada disekitarnya atau di akun jejaring sosial yang sama.

3. Selfie memang bisa menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif, tentunyan kita harus lebih bijak jika akan melakukan selfie agar tidak menimbulkan dampak yang negatif.

4. Setelah trend selfie di jejaring sosial ini pastinya kedepan akan muncul trend baru yang pada akhirnya juga akan menjadi hal yang digemari masyarakat, untuk itu semoga penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan trendselfiedi jejaring sosial.


(3)

Ahmad, Aris. 2013.Sejarah Selfie Serta Efek Positif dan Negatifnya. Di unduh pada 03 Septemeber, 2014 dari http://alltutorial.net/sejarah-selfie-serta-efek-positif-dan-negatifnya/

Assael, Henry. 1984. Consumer Behavior and Marketing Action. University of WisconsinMadison: Kent Pub. Co.

Atkinson, Rita. L, Richard C. Atkinson, Edward E.Smith, Daryl J, Bem. 2010. Pengantar Psikologi. Tangerang: Interaksara.

Barkah, Insan. 2009. Penegrtian Gaya Hidup Menurut Kamus. Di unduh pada 04 September, 2014 dari http://stylehidup.blogspot.com/2013/04/pengertian-gaya -hidup-menurut-kamus.html

Bawantara, Agung. 2014. Selfie, Narsisme dan Wajah Kita. Di unduh pada 03 September, 2014 dari http://www.nefosnews.com/post/opini/selfie-narsisme-dan-wajah-kita

Bimbingan.org (Admin).2014.Pengertian Media Sosial Menurut Ahli.Di unduh pada 22 September, 2014 dari http://www.bimbingan.org/pengertian-media-sosial-menurut-ahli.htm

Bocah Petir. 2014.Apakah Ini Selfie Pertama Di Dunia Pada Tahun 1920?. Di unduh pada 13 Desember, 2014 dari http://bocahpetir.blogdetik.com/2014/08/23/ apakah-ini-selfie-pertama-di-dunia-pada-tahun-1920/

Bruno. 2014.Inilah Foto Selfie Pertama di Dunia.Di unduh pada 13 Desember, 2014 dari http://www.indogamers.com/read/28/11/2014/10255/inilah_foto_selfie_ pertama_di_dunia/

Cholid Narbuko. Dkk. 2003.Metodologi Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara.

Creswell, Jhon W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daily Mail Reporter. 2014. Now that's a historical selfie! A teen Grand Duchess Anastasia is seen capturing her own reflection in 1913 Russia. Di unduh pada 13 Desember, 2014 dari http://www.dailymail.co.uk/femail/article2514069/


(4)

130

Russian-Grand-Duchess-Anastasia-seen-capturing-reflection-1913-Russia.html

Fadila, Yogi. 2015. Moment-moment Krusial Dalam Sejarah Selfie. Di unduh pada 14 Februari, 2015 darihttp://www.hipwee.com/hiburan/momen-momen-krusial-dalam-sejarah-selfie/

Hadari Nawawi., Martin Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Soaial. Jakarta: Salemba Humanika.

Jiwandono, Zaqi Ilman. 2014. Fenomena Gerakan Sosial Twitter. Lampung: Universitas Lampung

Johannesburg. 2013. Selfie Di Pemakaman Mandela Obama Dikritik Tajam. Di unduh pada 21 Januari, 2015 dari http://www.tempo.co/read/news/2013/12/ 11/119536492/Selfie-di-pemakaman-mandela-obama-dikritik-tajam.

Kartikawati, Eny. 2014. Fenomena Selfie dan Alasan Aksi Foto Narsis ini Begitu Digemari. Di unduh pada 21 September, 2014 dari http://wolipop.detik.com /read/2014/02/07/074842/2489885/852/fenomena-selfie-dan-alasan-aksi-foto-narsis-ini-begitu-digemari

Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian Fenomena Pengemis Kota Bandung. Bandung: Widya Padjadjaran.

Meisha, Muhammad. 2014. Selamat Datang di Perabadan Selfie. Di unduh pada 04 September, 2014 dari http://www.nilni.com/2014/10/selamat-datang-di-perabadan-selfie.html

Miles, M.B., Hubrman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Pers.

Moernantyo, Djoko. 2014. Selfito Ergo Sum: Aku Selfie, Aku Eksis, Maka Aku Ada. Di unduh 20 September, 2014 dari https://airputihku.wordpress.com /2014/01/20/selfito-ergo-sum-aku-selfi-aku-eksis-maka-aku-ada/

Moleong, Lexy J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_____________ . 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Slamet. 2009. Teori Difusi Inovasi. Di unduh pada 23 Maret, 2015 dari https://wsmulyana.wordpress.com/tag/everett-m-rogers/


(5)

Oxforddictionaries.com (Admin). 2013. The Oxford Dictionaries Word of the Year 2013. Di unduh pada 21 September, 2014 dari http://blog.oxforddictionaries.com/2013/11/word-of-the-year-2013-winner/ Pengertianahli.com (Admin). 2014. Pengertian Jejaring Sosial. Di unduh pada 22

September, 2014 dari http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-jejaring-sosial-social.html

Putri, Dhias Rahma. 2010.Perkembangan Teknologi Komunuikasi.Di unduh pada 18 September, 2014 dari http://dhiasrahmaputri.blogspot.com/2010/04/ perkembangan-teknologi-komunikasi04.html

Rakhmat, Jalaluddin. 2005.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rike Z. 2010. Aapakah Smarthphone itu?. Di unduh pada 18 September, 2014 dari

http://www.tasikisme.com/index.php?option=com_content&view=article&id =3985:apakah-smarthphone-itu&catid=43:mobile-tips&Itemid=70

Rustanto, Bambang. 2013. Kepercayaan Diri. Di unduh pada 22 September, 2014 dari http://bambang-rustanto.blogspot.com/2013/08/konsep-kepercayaan-diri.html

Santoso, Dwi Adi. 2013. Selfie Adalah Tanda Orang Narsis dan Kurang Percaya Diri?. Di unduh pada 21 September, 2014 dari http://www.merdeka.com /teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html Santoso. 2013. Selfie Adalah Tanda Orang Narsis Dan Kurag Percaya Diri. Di

unduh pada 21 September, 2014 dari http://m.merdeka.com/teknologi/selfie -adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html

Seladipura, Gin. 2013. Selfie Mewarnai 2013. Di unduh pada 21 September, 2014 dari http://ginseladipura.com/2013/12/26/selfie-mewarnai-2013/.

Setyani. 2014. Trend selfie picu peningkata oprasi plastic. Di unduh pada 21 Januari, 2015 dari http://female.kompas.com/read/2014/03/14/1127270/Tren. Selfie.Picu.Peningkatan.Operasi.Plastik.

Simatupang, Fritta Fauliana. 2014. Fenomena Selfie (Self Portrait) di Instagram. Pekanbaru: Univeritas Riau

Siregar, Indryani Utarri. Oji Kurniadi. 2015. Makna Foto Selfie Sebagai Bentuk Ekspresi Diri Mahasiswa Fikom Unisba. Bandung: Universitas Islam Bandung

Supriya. 2014. Selfie Jadi Gaya hidup. Di unduh pada 15 Februari, 2015 dari http://balipost.com/read/headline/2014/11/14/25249/selfie


(6)

132

Syahbana, Rabian. 2014.Selfie.Pangkal Pinang: CV. Ladang Akhirat

VanessaTaaffe. 2013. Robert Cornelius The #Selfie Obsession. Di unduh pada 13 Desember, 2014 dari https://vanessataaffe.wordpress.com/tag/robert-cornelius/

Wardani, Dian Wisnu. 2015. Video 360 Dibalik Kegemaran Selfie Orang Indonesia. Di unduh pada 14 Februari, 2015 dari http://video.metrotvnews.com/

West, Richard dan Lynn H. Turner 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Edisi 3).Jakarta: Salemba Humanika.

Widyani, Rosmha. 2013. Apa Kata Psikolog Tentang Foto Narsis Dijejaring Sosial. Di unduh pada 21 September, 2014 dari http://health.kompas.com/read /2013/12/18/1151301/Apa.Kata.Psikolog.soal.Foto.Narsis.di.Jejaring.Sosial. Wordpress.com (Admin). 2011. Gaya Hiup. Di unduh pada 15 Februari, 2015 dari

https://sosiologibudaya.wordpress.com/ 2011/05/18/gaya-hidup/

Yudhi, Zikri Muhammad. 2012. Fenomena Blackberry & Blakberryan. Lampung: Universitas Lampung.

Yulistara, Ariana. 2014. Selfie dan Narsis, Serupa tapi Tak Sama. Di unduh 21 September, 2014 dari http://wolipop.detik.com/read/2014/02/07/090434/ 2489927/852/selfie-dan-narsis-serupa-tapi-tak-sama