Penentuan Kadar Unsur Kalsium (Ca+) Pada Susu Sapi Murni Dan Susu Sapi Di Pasaran Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

Pengaruh variasi volume HCl 0,5 N
(Yuniarti Yusak)

PENENTUAN KADAR UNSUR KALSIUM (Ca+) PADA SUSU SAPI
MURNI DAN SUSU SAPI DI PASARAN DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Zul Alfian
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak
Kalsium (Ca+) merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Menurut penelitian
kadar kalsium yang dianjurkan 500-500 mg/orang dewasa tiap harinya dan untuk usia
menopause $1000 mg/harinya. Dalam penelitian ini kadar kalsium (Ca+) yang terdapat pada
susu sapi murni (asli) dan susu sapi komersial dipasaran dengan metode spektrofotometri
serapan atom (SSA). Dari hasil penelitian ini kadar kalsium (Ca+) yang terdapat pada susu sapi
murni (asli) lebih besar dibandingkan dengan kadar kalsium (Ca+) yang terdapat pada susu sapi
yang beredar dipasaran.
Kata Kunci : Kalsium, Susu


PENDAHULUAN
Kalsium
adalah
mineral
yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Menurut
hasil penelitian, angka kecukupan ratarata kalsium yang dianjurkan adalah 500800 mg/orang tiap harinya dan untuk usia
menopause kira-kira 1000 mg/harinya. (1)
Tubuh memerlukan kalsium karena
setiap hari tubuh kehilangan mineral
tersebut melalui pengelupasan kulit, kuku,
rambut, dan juga melalui urine dan feses.
Kehilangan kalsium harus diganti melalui
makanan yang dikonsumsi oleh tubuh.
Jika jumlah kalsium yang dibutuhkan oleh
tubuh
tidak
sesuai
maka
dapat

menimbulkan penyakit yang disebut
dengan osteoporesis. Osteoporosis adalah
suatu penyakit yang ditandai dengan
tulang menjadi keropos lalu terkelupas.
Karena kekurangan kalsium tulang
menjadi rapuh misalnya pada orang
berusia lanjut. (2)

Oleh karena kalsium ini tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh manusia sendiri,
maka untuk keperluan tersebut mineral ini
harus diperoleh dari luar tubuh dengan
cara mengkonsumsi makanan yang
mengandung kalsium. Untuk memenuhi
kebutuhan akan kalsium ini orang banyak
mengkonsumsi susu, misalnya susu bubuk
(full cream) atau susu dari hewan seperti
kerbau, sapi, kambing dan hewan lain
disamping produk susu komersil dari
pabrik.

Dari uraian diatas, maka pada
penelitian ini ingin diketahui kadar
kalsium yang terdapat pada susu sapi
murni dan susu sapi segar di pasaran
secara Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA), dengan alasan bahwa dengan
metode ini memiliki keuntungan antara
lain: cepat, spesifik untuk setiap unsur
tanpa dilakukan pemisahan, dapat
mengukur kadar logam dalam jumlah
kecil dan tidak begitu banyak bahan yang
digunakan.
27

Jurnal Sains Kimia
Vol.8, No.1, 2004: 26-28

BAHAN DAN METODA

PEMBAHASAN


Pembuatan Larutan Standar
2,497 g kalsium karbonat (CaCO3)
dilarutkan dengan asam klorida 1M,
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur
1000 mL dan dicukupkan dengan
aquabidest sampai garis tanda sehingga
diperoleh larutan standar Ca 1000 ppm.

Hasil Pengukuran Logam Kalsium
Data hasil pengukuran logam kalsium
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:

Pembuatan Kurva Kalibrasi
1. Dari larutan standar Ca 1000 ppm
dipipet sebanyak 10 mL lalu
dimasukkan kedalam labu takar 100
mL
lalu

dicukupkan
dengan
aquabidest sampai garis tanda
sehingga diperoleh larutan standar Ca
100 ppm.
2. Kemudian dari larutan 100 ppm ini
diambil masing-masing 0, 1, 2, 3, 4
mL lalu dimasukkan kedalam labu
ukur 100 mL lalu dicukupkan dengan
aquabidest sampai garis tanda dan
digunakan sebagai larutan standar.

Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi
Larutan Standar Logam Kalsium
(Ca) Dengan Spektrofotometer
Serapan Atom.

No.

Kadar (ppm)


1
2
3
4

0.0000
1.0000
2.0000
3.0000

*Keterangan: Faktor pengenceran (Fp) 50 kali

*Keterangan: Faktor pengenceran (Fp) 50
kali
Tabel 2

No.

Perlakuan Terhadap Sampel Susu Sapi

1.

2.
3.
4.

28

20 mL sampel susu dimasukkan
kedalam cawan porselin, selanjutnya
didestruksi dengan asam klorida
(HCl) pekat dan didiamkan selama
satu malam.
Hasil destruksi selanjutnya diuapkan
sampai kering di waterbath
Sampel kering tersebut selanjutnya
dilarutkan kembali dengan asam
klorida 10 % lalu disaring
Filtrat yang diperoleh selanjutnya
dimasukkan kedalam labu ukur 250

mL lalu dicukupkan dengan
aquabidest sampai garis tanda dan
diatur pada pH 3 dengan NaOH lalu
dianalisis dengan Spektrofotometer
Serapan Atom pada panjang
gelombang 422,7 nm

Absorbansi
(A)
0.0000
0.0514
0.1050
0.1378

Data Hasil Pengukuran Absorbansi dan Kadar
Kalsium (Ca) pada Susu Sapi Di pasaran Dengan
Spektrofotometer Serapan Atom.
Sampel
Susu
Sapi


Absorbansi (A)

A1

A2

A
ratarata

Kadar (ppm)

A3

1

A

0,2431


0,2430

0,2429

5,0625 ± 0,0137

2

B

0,2438

0,2440

0,2432

0,2437

5,0716 ± 0,0216


3

C

0,2449

0,2450

0,2446

0,2448

5,1028 ± 0,0109

4

D

0,2451

0,2448

0,2455

0,2451

5,1090 ± 0,0182

5

E

0,2469

0,2465

0,2464

0,2466

5,1396 ± 0,0137

0,2426

*Keterangan: Faktor pengenceran (Fp) 50 kali

PEMBAHASAN
Penetapan kadar logam kalsium (Ca)
pada susu sapi murni dan susu sapi
dipasaran dapat dilakukan dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom dengan
cara destruksi basah.
Kadar logam kalsium (Ca) pada susu
sapi murni diperoleh sebesar 5,7576 ±
0,0078 ppm; 5,7604 ± 0,0207 ppm;
5,7674 ± 0,0078 ppm; 5,7711 ± 0,0260
ppm; dan
5,7854 ± 0,0027 ppm ,
sedangkan kadar logam kalsium (Ca) pada
susu sapi di pasaran diperoleh sebesar
5,0625 ± 0,0137 ppm; 5,0716 ± 0,0216

Penentuan kadar unsur kalsium (Ca)
(Zul Alfian)

ppm; 5,1028 ± 0,0109 ppm; 5,1090 ±
0,0182 ppm; dan 5,1396 ± 0,0137 ppm.
Kemudian dari data massa jenis untuk
susu sapi murni diperoleh sebesar 1,1379
g/ml; 1,1380 g/ml; dan 1,1406 g/ml,
sedangkan untuk susu sapi di pasaran
1,1295 g/ml; 1,1302 g/ml; 1,1305 g/ml;
1,1307 g/ml; dan 1,1308 g/ml. Selanjutnya
dari data viskositas pada susu sapi murni
diperoleh sebesar 1,3164 cp; 1,2950 cp;
dan 1,3102 cp, sedangkan untuk susu sapi
di pasaran 1,1978 cp; 1,2029 cp; 1,2048
cp; 1,2082 cp; dan 1,2152 cp.
Menurut hasil penelitian ini dapat
dilihat bahwa kadar logam kalsium (Ca)
pada susu sapi murni dan susu sapi di
pasaran perbedaannya cukup signifikan
yaitu sekitar 0,7 ppm dalam 20 ml sampel
(10 kali pengenceran).
Dari data tersebut diatas perbedaan
yang muncul disebabkan karena susu sapi
yang di pasaran kemungkinan besar telah
dicampur dengan air dimana hal tersebut
dapat kita lihat dari massa jenis dan
viskositas yang diperoleh. Sehingga
dengan ditambahnya air pada susu sapi
tersebut menyebabkan kadar mineral yang
terdapat pada susu tersebut terutama
dalam hal ini kalsium (Ca) menurun
cukup signifikan. Sehingga masyarakat
yang biasanya banyak mengkonsumsi
susu yang menurut perhitungannya telah
mencukupi kebutuhan akan kalsium yang
dibutuhkan tubuh menjadi tidak lagi
terpenuhi dan harus memenuhinya dari
sumber-sumber yang lain.
KESIMPULAN
Kadar logam kalsium (Ca) yang
terdapat pada susu sapi murni lebih
besar dibandingkan dengan kadar logam
kalsium (Ca) yang terdapat pada susu
sapi di pasaran.

DAFTAR PUSTAKA
Gan, S. 1999., “Farmakologi dan Terapi”,
Edisi
IV,
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta
Sumarianto dan Nurhaida, 1985., “Kamus
Kedokteran”, Cetakan pertama, Ade
Putra, Jakarta
Buckle. KA, Edwards. RA, 1987., “Ilmu
Pangan”, Cetakan kedua, UI Press,
Jakarta
Egan. H, Kirk. DS, 1988., “Pearson’s
Chemical Analysis of Foods”, 8th
edition, Longman Scientific and
Technical, London
Guyton. A.C, 1994., “Fisiologi Kedokteran”,
Edisi VII, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Ganong. A.C, 1992., “Fisiologi Kedokteran”,
Cetakan I, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Hartono. M, 2000., “Mencegah dan
Mengatasi Osteoporosis”, Cetakan I,
Puspa Swara, Jakarta
Anderson, Shauna. C, 1983., “Clinical
Chemistry Concepts and Application”,
W.B. Saunders Company, London
Khopkar. S.M, 1990., “Konsep Dasar Kimia
Analitik”, UI Press, Jakarta
Darmono, 1995., “Logam Dalam Sistem
Biologi Makhluk Hidup”, Cetakan
pertama, UI Press, Jakarta
Walsh. A, 1955., “The Aplication of Atomic
Absorption Spectra to Chemical
Analysis”, Spectrochimica Acta
Zul Alfian, 2001., “Analisis Unsur Toksik
Kadnium
Menggunakan
Metode
Tabung Perangkap Atom Berlubang
pada Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA)”, Majalah Akademika, Vol.
V/No.4, Medan
Day. RA, Underwood, 1988., “Analisa Kimia
Kuantitatif”, Edisi keempat, Erlangga,
Jakarta

29

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Cu Pada Makanan Cokelat Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 123 42

Penetapan Kadar Kalsium Secara Spektrofotometri Serapan Atom dan Fosfor Secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada Ikan Teri (Stolephorus spp.)

25 151 105

Penetapan Kadar Ca Dalam Susu Kedelai Murni dan Kemasan yang beredar di Pasaran Secara Spektrofotometri Serapan Atom.

11 96 84

Analisis Kadar Kemurnian Gliserin Dengan Metode Natrium Meta Periodat Dan Kadar Unsur Besi ( Fe ) Dan Zinkum ( Zn ) Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

28 154 58

Penetapan Kadar Kalsium Susu Kambing, Susu Kuda Liar Dan Susu Sapi Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

12 57 66

Perbandingan Metode Potensiometri Menggunakan Biosensor Urea Dengan Metode Spektrofotometri Untuk Penentuan Urea

5 80 5

Penetapan Kadar Kalsium Pada Susu Sapi, Susu Sapi Kemasan Dan Air Tajin Secara Spektofotometri Serapan Atom

8 133 78

Penetapan Kadar Kalsium Dan Magnesium Pada Susu Kambing Dan Susu Sapi Secara Kompleksometri

11 119 71

KADAR KALSIUM DAN UJI ORGANOLEPTIK DADIH KOMBINASI SUSU KACANG MERAH DAN SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN Kadar Kalsium Dan Uji Organoleptik Dadih Kombinasi Susu Kacang Merah Dan Susu Sapi Dengan Penambahan Ekstrak Nanas Dan Jambu Biji.

0 4 13

KADAR KALSIUM DAN UJI ORGANOLEPTIK DADIH KOMBINASI SUSU KACANG MERAH DAN SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN Kadar Kalsium Dan Uji Organoleptik Dadih Kombinasi Susu Kacang Merah Dan Susu Sapi Dengan Penambahan Ekstrak Nanas Dan Jambu Biji.

0 2 15