adalah beragam adakalanya masih pada tingkat syariat, hakikat dan ma’rifat. Sedangkan memahami tasawuf
merupakan salah satu jalan untuk mencapai ma’rifat billah. Semua berawal dari hati atau jiwa hanya untuk
Allah yang di realisasikan berupa perilaku atau akhlakul karimah. Inti dari materi ini sebenarnya mengajarkan
kepada siswa untuk senantiasa berakhlakul karimah yang dilakukan hanya untuk Allah. Dan untuk
membentuk jiwa peserta didik tidaklah membutuhkan waktu yang sedikit. Dari situlah kenapa materi
“memahami tasawuf” merupakan materi yang sulit.
3. Kompetensi Dasar dan Indikator dalam materi Memahami Tasawuf
Kompentsi dasar materi Akidah Akhlak dalam materi tasawuf adalah sebagai berikut:
3
a.1 Menjelaskan pengertian, asal-usul dan istilah-istilah dalam tasawuf
a. Menjelaskan pengertian tasawuf b. Menjelaskan asal-usul tasawuf
c. Memahami istilah-istilah dalam tasawuf a.2 Menejelaskan fungsi dan peranan tasawuf dalam kehidupan
modern a. Menyebutkan fungsi tasawuf dalam kehidupan modern
b. Menjelaskan peranan tasawuf dalam kehidupan modern a.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku bertasawuf
Memberikan contoh-contoh perilaku tasawuf a.4 Menerapkan tasawuf dalam kehidupan
Memberikan contoh-contoh penerapan tasawuf dalam kehidupan
3 Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul Al Hikmah Akidah Akhlak Kelas XI Kurikulum KTSP, Bojonegoro: Akik Pustaka, 2013, 2.
5
4. Strategi
Macam-macam strategi yang digunakan untuk mata pelajaran Akidah Akhlak pada materi Tasawuf yaitu sebagai berikut:
a. Contextual Teaching and Learning CTL CTL merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja”
dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar “mengetahuinya”. Pembelajaran tidak hanya sekedar
kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa mapu memaknai apa yang dipelajari itu.
4
Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memfasilitasi siwa dalam menemukan sesuatu yang baru
pengetahuan dan keterampilan melalui pembelajaran sendiri bukan apa kata guru. Siswa benar-benar mengalami dan
menemukan sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil rekontruksi sendiri. Dengan demikian, siswa akan lebih produktif dan inovatif.
5
Dalam menggunakan strategi CTL guru mengaitkan materi tasawuf pada kehidupan sehari-hari. Misalnya guru menjelaskan
materi tentang tasawuf dengan memberikan manfaat dalam setiap kegiatan, contohnya guru menjelaskan tentang tahapan tahapan
yang dilakukan oleh para sufi untuk membersihkan hati mereka salah satunya dengan tobat, dari materi tersebut siswa dapat meniru
apa yang dilakukan oleh para sufi dalam kehidupan sehari-hari, dari situ siswa diminta untuk mengaplikasikan atau menerapkan
dalam keidupan sehari-hari. Jadi siswa dapat memahami apa yang dipelajari dari materi tasawuf tersebut.
b. Learning Cycle CL
4 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007 293.
5 Ibid,...94
6
LC merupakan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan atau memperkaya konsep yang telah dimiliki siswa sebagai awal kognitifnya. LC
merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok untuk membelajarkan siswa dengan berangkat
dari pengetahuan awal siswa. Dengan penggunaan LC dapat terwujud keteraturan dalam proses
pembalajaran. LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan
fase yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi
yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.
6
Dalam menggunakan strategi LC guru membangkitkan minat dan keingintahuan siswa
terhadap materi tasawuf dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi
tersebut. Guru merangsang agar siswa dapat berfikir dan merespon peretannyaan yang telah diajukan.
Dalam hal ini siswa memberikan penjelasan mengenai tasawuf dengan kalimat atau pemikiranya
sendiri sehingga dengan mendengarkan penjelasan siswa secara kritis guru memberi definisi dan
penjelasan tentang tasawuf melalui penjelasan siswa dulu sebagai dasar. Dengan demikian strategi ini
lebih menekankan pada aspek kognitif yaitu tentang pemahaman peserta didik mengenai pengertian
tasawuf.
5. Metode