Materi and Desain Pembelajaran Aqidah Ak

(1)

MAKALAH

ANALISIS MATERI AQIDAH AKHLAK

KELAS XI

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Materi dan Desaiin Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs/MA

DosenPengampu:

Agus Zaenul Fitri, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok VII

1. Irfan Saechudin

(2811123112)

2. Khoirun Hidayatun Anisah (2811123118)

3. Levy Hafidzah Shofif

(2811123126)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) 5-D

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) TULUNGAGUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat dan ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Atas jasa beliau kita dapat keluar dari kegelapan menuju cahaya terang dengan pancaran nur Ilahi.

Penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak DR. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung.

2. Bapak Agus Zaenul Fitri, M.Pd selaku dosen pengampu matakuliah Materi dan Desain Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs/MA

3. Segenap teman-teman PAI-5D yang telah memberikan semangat dan membantu dalam penyelasaian makalah ini.

4. Dan semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan setitik khasanah pengetahuan. Demikianlah penulisan makalah ini, apabila ada kekurangan kami mohon maaf.

Amiin-amiinyaRabbal ‘Alamin

Tulungagung, 25 Oktober 2014


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

A. PENDAHULUAN...1

1. Latar Belakang...1

2. Fokus Pembahasan...1

3. Tujuan Pembahasan...2

B. PEMBAHASAN...3

1. Ruang Lingkup Materi Akidah Akhlah...3

2. Kategori Materi Akidah Akhlak yang Paling Sulit...4

3. Kompetensi Dasar dan Indikator...5

4. Srtategi...5

5. Metode...7

6. Media...13

C. ANALISIS...16 DAFTAR PUSTAKA


(4)

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Menanamkan pengetahuan dan kecakapan dengan cara yang cepat dan tepat memerlukan penguasaan teori-teori. Teori-teori tesebut berupa teori mengajar yang dapat diterapkan dalam perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak bukanlah perbuatan yang sederhana, bila ingin menerapkan prinsip-prinsip cepat dan tepat. Dalam hal ini menguasai materi, kesulitan akan muncul dari perkembangan ilmu tersebut serta sifat dari ilmu itu sendiri.1

Dengan demikian guru harus bisa menguasi materi dengan baik. Karena keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh guru itu sendiri, untuk mencapai keberhasilan tersebut maka seorang guru harus mampu mengusai materi yang akan diajarkan serta memilih strategi, metode dan media yang tepat. Oleh karena itu analisis materi sangat diperlukan untuk bisa mengetahui srategi, metode, dan media yang tepat.

2. Fokus Pembahasan

a. Apa sajakah ruang lingkup materi aqidah akhlak kelas XI MA? b. Apa kategori materi aqidah akhlak kelas XI MA yang paling sulit? c. Bagaimanakah kompetensi dasar dan indikator dari materi aqidah

akhlak kelas XI?

d. Bagaimanakah strategi yang tepat dalam pembelajaran aqidah akhlak kelas XI MA?

e. Bagaimakah metode yang tepat dalam pembelajaran aqidah akhlak kelas XI MA?

f. Bagaimanakah media yang tepat dalam pembelajaran aqidah akhlak kelas XI MA?

1 Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009) 1-3.


(5)

3. Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui apa sajakah ruang lingkup materi aqidah akhlak kelas XI MA.

b. Untuk menegetaui apa kategori materi aqidah akhlak kelas XI MA yang paling sulit.

c. Untuk mengetahui bagaimanakah kompetensi dasar dan indikator dari materi aqidah akhlak kelas XI.

d. Untuk mengetahui bagaimanakah strategi yang tepat dalam pembelajaran aqidah akhlak kelas XI MA.

e. Unutk mengetaui bagaimakah metode yang tepat dalam pembelajaran aqidah akhlak kelas XI MA?

f. Bagaimanakah media yang tepat dalam pembelajaran aqidah akhlak kelas XI MA?


(6)

B. PEMBAHASAN 1. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari dan memperdalam akidah-akhlak sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat dan/atau memasuki lapangan kerja. Pada aspek akidah ditekankan pada pemahaman dan pengamalan prinsip-prinsip akidah Islam, metode peningkatan kualitas akidah, wawasan tentang aliran-aliran dalam akidah Islam sebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang macam-macam tauhiid seperti tauhiid uluuhiyah, tauhiid rubuubiyah, tauhiid ash-shifat wa al-af’al, tauhiid rahmuaniyah, tauhiid mulkiyah, dan lain-lain serta perbuatan syirik dan implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, di samping berupa pembiasaan dalam menjalankan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, juga mulai diperkenalkan tasawuf dan metode peningkatan kualitas akhlak.2

Ruang lingkup mata pelajaran aqidah akhlak di Madarasah Aliyah kelas XI adala sebagai berikut:

a. Aspek Aqidah (keimanan) b. Aaspek Akhlak

Ruang Lingkup materi Adidah Akhlak di Madrasah Aliyah kelas XI (Modul Al Hikmah kurikulum KTSP) adalah sebagai berikut:

a. Memahami Tsawuf

b. Membiasakan perilaku terpuji (adil, ridha, amal shaleh, persatuan dan kerukunan)

2 Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tahun 2013 tentang kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah


(7)

c. Akhlak erpuji dalam pergaulan remaja

d. Menghindari perilaku tercela (ishraf, tabdzir, dan fitnah)

2. Kategori Materi Akidah Akhlak yang Paling Sulit

Pada dasarnya manusia dibekali tuhan berupa akal yang bervariasi. Kesulitan seseorang dalam memahami suatu masalah maupun perkara yang dihadapinya juga demikian. Orang satu dengan yang lainnya pasti juga mempunyai strategi maupun metode sendiri dalam memahami atau menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Misalkan pada materi akidah akhlak Madrasah Aliyah (MA) kelas XI yaitu “Memahami Tasawuf” seorang guru harus pandai-pandai menyajikan meteri kepada peserta didik dengan semudah mungkin. Agar tujuan pembalajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Alasan kenapa materi ini dianggap yang paling sulit karena jika melihat konteks pembahasannya, materi ini membahas tentang jiwa seseorang. Pembenahan atau pembentukan jiwa yang hanya berpandangan bahwa dunia seisinya tiada apa-apa. Dan dijiwa mereka hanya memikirkan keagungan Allah. Selain itu tasawuf juga bertujuan untuk mencapai ma’rifat dengan cara fana. Arti fana ialah leburnya pribadi pada kebaqaan Allah di mana perasaan keinsanan lenyap diliputi rasa ketuhanan dalam keadaan aman. Ketika itu antara diri dan Allah menjadi satu dalam baqanya, dalam pengertian seolah-olah manusia dan Tuhan sama. Sehingga tumbuhlah akhlak terpuji yang dilakukan mereka sebagai gambaran bahwa mereka hanyalah milik Allah dan segala sesuatu yang mereka lakukan hanyalah untuk Allah. Sedangkan tingkatan iman manusia itu


(8)

adalah beragam adakalanya masih pada tingkat syariat, hakikat dan ma’rifat. Sedangkan memahami tasawuf merupakan salah satu jalan untuk mencapai ma’rifat billah. Semua berawal dari hati atau jiwa hanya untuk Allah yang di realisasikan berupa perilaku atau akhlakul karimah. Inti dari materi ini sebenarnya mengajarkan kepada siswa untuk senantiasa berakhlakul karimah yang dilakukan hanya untuk Allah. Dan untuk membentuk jiwa peserta didik tidaklah membutuhkan waktu yang sedikit. Dari situlah kenapa materi “memahami tasawuf” merupakan materi yang sulit. 3. Kompetensi Dasar dan Indikator dalam materi Memahami

Tasawuf

Kompentsi dasar materi Akidah Akhlak dalam materi tasawuf adalah sebagai berikut:3

a.1 Menjelaskan pengertian, asal-usul dan istilah-istilah dalam tasawuf

a. Menjelaskan pengertian tasawuf b. Menjelaskan asal-usul tasawuf

c. Memahami istilah-istilah dalam tasawuf

a.2 Menejelaskan fungsi dan peranan tasawuf dalam kehidupan modern

a. Menyebutkan fungsi tasawuf dalam kehidupan modern b. Menjelaskan peranan tasawuf dalam kehidupan modern a.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku bertasawuf

Memberikan contoh-contoh perilaku tasawuf a.4 Menerapkan tasawuf dalam kehidupan

Memberikan contoh-contoh penerapan tasawuf dalam kehidupan

3 Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul Al Hikmah Akidah Akhlak Kelas XI Kurikulum KTSP, (Bojonegoro: Akik Pustaka, 2013), 2.


(9)

4. Strategi

Macam-macam strategi yang digunakan untuk mata pelajaran Akidah Akhlak pada materi Tasawuf yaitu sebagai berikut:

a. Contextual Teaching and Learning (CTL)

CTL merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar “mengetahuinya”. Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa mapu memaknai apa yang dipelajari itu.4

Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memfasilitasi siwa dalam menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) melalui pembelajaran sendiri bukan apa kata guru. Siswa benar-benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil rekontruksi sendiri. Dengan demikian, siswa akan lebih produktif dan inovatif.5

Dalam menggunakan strategi CTL guru mengaitkan materi tasawuf pada kehidupan sehari-hari. Misalnya guru menjelaskan materi tentang tasawuf dengan memberikan manfaat dalam setiap kegiatan, contohnya guru menjelaskan tentang tahapan tahapan yang dilakukan oleh para sufi untuk membersihkan hati mereka salah satunya dengan tobat, dari materi tersebut siswa dapat meniru apa yang dilakukan oleh para sufi dalam kehidupan sehari-hari, dari situ siswa diminta untuk mengaplikasikan atau menerapkan dalam keidupan sehari-hari. Jadi siswa dapat memahami apa yang dipelajari dari materi tasawuf tersebut.

b. Learning Cycle (CL)

4 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007) 293.


(10)

LC merupakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan atau memperkaya konsep yang telah dimiliki siswa sebagai awal kognitifnya. LC merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok untuk membelajarkan siswa dengan berangkat dari pengetahuan awal siswa. Dengan penggunaan LC dapat terwujud keteraturan dalam proses pembalajaran.

LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.6

Dalam menggunakan strategi LC guru membangkitkan minat dan keingintahuan siswa terhadap materi tasawuf dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru merangsang agar siswa dapat berfikir dan merespon peretannyaan yang telah diajukan. Dalam hal ini siswa memberikan penjelasan mengenai tasawuf dengan kalimat atau pemikiranya sendiri sehingga dengan mendengarkan penjelasan siswa secara kritis guru memberi definisi dan penjelasan tentang tasawuf melalui penjelasan siswa dulu sebagai dasar. Dengan demikian strategi ini lebih menekankan pada aspek kognitif yaitu tentang pemahaman peserta didik mengenai pengertian tasawuf.

5. Metode

6 Anissatul Mufarokah, Strategi Dan Model-Model Pembelajaran, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013), 155-156.


(11)

Dalam rangka efektifitas dan efisiensi pembelajaran materi memahami tasawuf ada beberapa metode pembelajaran yang dipergunakan, antara lain:

a. Metode ceramah

Metode ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran murid disini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan.7

Untuk penjelasan uraian guru dapat mengunakan metode ini dengan memakai alat-alat pembantu seperti gambar-gambar, peta, film, slide, dan sebagainya. Namun demikian, yang utama tetap penerangan secara lisan. Hal ini juga diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin dkk., bahwa metode ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru didepan kelas atau kelompok. Metode ini adalah metode mengajar yang paling tua dan paling banyak digunakan disekolah-sekolah dapat dipandang sebagai cara yang paling mengena bagi usaha untuk penyampaian informasi.8

Dalam penyampaian materi memahami tasawuf dengan mengimplementasikan mateode ceramah guru mememberikan penjelasan mengenai pengertian, fungsi, serta istilah-istilah dalam tasawuf kepada peserta didik. Untuk memahami tasawuf maka perlu adanya penjelasan mengenai pengertian tasawuf, fungsi dan istilah-istilah dalam tasawuf terlebih dahulu. Tanpa adanya penjelasan mengenai hal-hal tersebut maka peserta didik akan sulit merima dan memahami materi tasawuf.

Keunggulan metode ceramah ini adalah9 :

1) Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya

7 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 34.

8 Acmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), 110-111


(12)

2) Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dan tidak diperlukan pengelompokan siswa secara khusus.

3) Dapat memberikan motivasi dan dorongan terhadap siswa dalam belajar

4) Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit sedangkan waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.

Kelemahan metode ceramah ini adalah10 :

1) Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa sampai sejauh mana pemahaman mereka tentang materi yang diceramahkan.

2) Siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru

3) Bilamana guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas, menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemampuan siswa

4) Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, karena guru kurang memperhatikan fakto-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.

b. Metode Cerita

Metode cerita mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode cerita yang disampaikan merupakan salah satu metode pendidikan


(13)

yang masyhur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh keputusan hati yang mendalam.11

Metode kisah adalah metode yang banyak menceritakan suatu peristiwa untuk menyampaikan pesan-pesan yang terkandung didalamnya, misalnya kisah para nabi dan rasul dan umat terkemuka zaman dahulu. Dalam kisah itu tersimpan nilai-nilai etis, pedagogis, religius, kepemimpinan dan perjuangan dan memungkinkan siswa mampu meresapinya.12

Metode cerita dicantumkan sebagai alternatif pada hampir semua pokok bahasan, karena selain aspek kognitif, tujuan bidang studi adalah aspek afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya akidah Islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia.13

Implementasi dari metode cerita/kisah pada penyampaian materi tasawuf adalah guru dalam pembelajaran memberikan kisah atau cerita mengenai asal-usul tasawuf, menceritakan perkembangan tasawuf dan menceritakan tasawuf di masyarakat modern. Dari cerita yang disampaikan oleh guru tersebut maka siswa dapat mengetahui dan memahami asal –usul tawasawuf, perkembangannya serta peran tasawuf di masyarakat.

c. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertannya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar mengajar melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk

11 Mizan, Macam-macam Metode Pembelajaran, http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-dalam-pendidikan.html, diakses 27 Oktober 2014 pukul 14.30 WIB

12 Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam (Bandung: ALFABETA, 2013), 29.

13 Cahib Thoha, Sifuddin Zuhri dan Syamsudin Yahya, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) 96.


(14)

bertanya terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran, pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran. Bilamana metode tanya jawab ini dilakukan secara tepat akan meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif.14

Dalam materi tasawuf setelah guru menjelaskan tentang pengertian, fungsi, dan istilah-istilah dalam tasawuf maka guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik seputar materi taswuf. Misalnya, guru bertanya kepada peserta didik, “Apa yang kalian ketahuai tentang tawawuf?, apa fungsi tasawuf?, dan seterusnya. Dengan bertanya demikian guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tasawuf.

Keuntungan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:15

1) Memberi kesempatan pada murid-murid untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut.

2) Guru dapat dengan segera mengetaui kemajuan muridnya dari behan yang telah diberikan

3) Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari murid dapat mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih lanjut.

Sedangakan kelemahan metode ini adalah:16

1) Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan dapat kurang terkontrol secara baik oleh guru karena banyaknay pertanyaan yang timbul dari siswa

2) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang dibicarakan

14 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran...43

15 Binti Maunah, Metode Pengajaran,...131


(15)

3) Jalanya pengajaran kurang dapat kekoordinir secara baik karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baiak oleh guru maupun oleh siswa. d. Metode pemahaman dan penalaran (al-ma’rifal wa al-nadhariyah)

Metode ini adalah metode mendidik dengan membimbing anak didik untuk dapat memahami problema yang dihadapi dengan menemukan jalan keluar yang benar dari berbagai macam kesulitan dengan melatih anak didik menggunakan pikirannya dalam mendata masalah, dengan cara memilah-memilih, membuang mana yang salah, meluruskan yang bengkok, dan mengambil yang benar.17

Dalam penyampaian materi tasawuf guru memberikan bimbingan terhadap peserta didik untuk berperilaku terpuji yang terdapat dalam tasawuf seperti sabar, tawakal, ridha dan lain-lain. Dimana hal tersebut dapat menyelesaikan problema kehidupan pada masa modern saat ini.

e. Metode Uswatun Hasanah

Metode ini termasuk metode tertua dan tergolong paling sulit dan mahal. Bahan metode ini, pendidikan agama disampaikan melalui contoh teladan yang baik dari pendidiknya, sebagaimana yang telah dilakukan para nabi terdahulu.

Metode uswatun hasanah besar pengaruhnya dalam misi pendidikan agama Islam, bahkan menjadi faktor penentu. Apa yang dilihat dan didengar orang dari tingkah laku guru agama, bisa menambah daya didiknya, tetapi sebaliknya bisa pula melumpuhkan daya didiknya, apabila ternyata yang nampak itu bertentangan dengan yang didengarnya. Dalam hubungan masalah ini Athiyah Al Abrasyi mengatakan bahwa perbandingan antara guru dengan murid, adalah ibarat tongkat dengan bayangannya.


(16)

Kapankah bayangan itu akan lurus kalau tongkatnya sendiri bengkok.

Dalam dunia pendidikan modern istilah metode uswatun hasanah sering disebut dengan metode imitasi atau tiruan. Dilihat dari segi bentuknya maka metode ini merupakan bentuk yang non-verbal dari metode pendidikan agama Islam.18

Dalam materi akidah akhlak khususnya tasawuf yang disampaikan oleh guru dengan metode-metode sebelumnya seperti metode ceramah, cerita/kisah, dan tanya jawab maka dalam metode uswatun hasanah ini guru sebagai contoh atau panutan dimana apa yang dilakukan dan dijelaskan guru akan ditiru oleh peserta didik.

Namun demikian teladan yang diberikan tidak hanya dari guru saja melainkan bisa juga dari tokoh-tokoh tasawauf. Misalnya guru meberikan kisah mengenai pengalaman spiritual Robi’ah Al-Adawiyah, Al Ghazali dan tokoh-tokoh tasawuf lainnya. Dalam kisah yang dituturkan oleh guru tersebut terdapat nilai-nilai akhlak yang bisa ditiru oleh peserta didik.

Kelebihan metode uswatun hasanah adalah:19

1) Akan memudahkan peserta didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajari di sekolah.

2) Agar tujuan pendidikan lebih terarah tercapai dengan baik. 3) Bila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga dan

masyarakat baik, maka tercipta situasi yang baik. 4) Tercipta hubungan harmonis antara guru dan siswa.

5) Secara tidak langsung guru dapat menerapkan ilmu yang diajarkannya.

6) Mendorong guru untuk selalu berbuat baik karena akan dicontoh siswanya.

Kekurangan metode uswatun Hasanah adalah:20

18Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan...133-134

19 Binti Maunah, Metode Pengajaran,...105


(17)

1) Jika figur yang mereka contoh tidak baik, maka mereka cenderung untuk mengikuti tidak baik.

2) Jika teori tanpa praktek menimbulkan vebalisme. 6. Media

Dalam pembelajaran Akidah Akhlak mencakup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran agama, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat pada diri seseorang, maka ada beberapa media pengajaran yang dapat membantu pencapian pengajaran akidah akhlak. Media yang sesuai dengan mata pelajaran Akidah Akhlak adalah sebagai berikut:21

a. Melalui bahan bacaan atau bahan cetak

Melalui bahan ini siswa akan memperoleh pengalaman dengan membaca, belajar melalui simbol-simbol dan pengertian-pengertian dengan menggunakan indra penglihatan. Yang termasuk media ini buku teks akhlak, buku teks agama pelengkap, bahan bacaaan umum seperti majalah, koran, dan sebagainya.

Dalam pembelajaran tasawuf media yang digunakan melalui bahan bacaan atau cetak contohnya adalah buku-buku tentang tasawuf serta buku-buku tentang akidah akhlak.

b. Melalui alat-alat audio visual

Melalaui media ini siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung dan mendekati kenyataan, misalnya dengan alat-alat dua dan tiga dimensi atau pun dengan alat-alat-alat-alat teknologi modern seperti televisi, radio, internet dan sebagainya. Ini semua untuk mempercepat sasaran yang ingin dicapai.

Media audio visual yang digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak kuhususnya materi tasawuf contohnya adalah video tentang kesabaran dalam kehidupan, video tentang orang yang menjalani taubat dan lain-lain,

21 Chabib Thoha, Saifuddin Zuhri dan Syamsudin Yahya, Metodologi Pengajaran...133-134


(18)

c. Melalui contoh-contoh kelakuan

Melalui profil guru yang baik, dalam menyampaikan bahan pengajaran diharapkan siswa bisa meniru tingkah laku guru, misalnya mimik, berbagai gerakan badan dan anggota badan, dramatisasi, suara dan perilaku sehari-sahari. Melalui contoh-contoh ini guru dapat mengajarkan bagaimana sifat-sifat terpuji yang diperankan tokoh-tokoh, yang menjadi panutan. Misalnya bagaimana bicara yang baik, bergaul dengan teman, dan sifat-sifat terpuji lainnya.

d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar

Untuk memperoleh suatu pemahaman dan pengalaman komprehensif, guru dapat membawa anak keluar kelas untuk memperoleh pengalaman langsung dan masyarakat maupun alam sekitar.

Bentuk-bentuk media yang dimaksudkan, diantaranya: 1) Peninggalan dan pengalaman kegiatan masyarakat.

a. Berbagai objek/tempat peninggalan sejarah, seperti para wali, bekas-bekas kerajaan Islam dan musium.

b. Berbagai dokumentasi sejarah keagamaan. Kegiatan keagamaan, perayaan hari-hari besar agama dan sebagainya. 2) Dari kenyataan alam

Yaitu melibatkan siswa pada kegiatan darma wisata, berkemah, menikmati keindahan alam dan membawa siswa ke planetarium untuk melihat gambaran penataan alam semesta. 3) Dari contoh kelakuan masyrakat

Siswa dapat diajak berkunjung ke tokoh-tokoh ulama’ masyarakat agam yang homogen dan kelembaga-lembaga pendidikan Islam.


(19)

(20)

C. Analisis

Pada hakikatnya yang dimaksud dengan ilmu tasawuf adalah ilmu yang dapat memberi tuntunan kepada manusia mengenai bagaimana cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan (Allah Swt) dengan sebaik-baiknya sehingga bisa berada sedekat mungkin denganNya. Adapun yang menjadi pembahasan materi tasawuf adalah pengertian tasawuf, karakteristik tasawuf, maqamat dalam tasawuf serta tasawuf dalam kehidupan modern. Dimana pembahasan tersebut bertujuan unutk membentuk kepribadian yang baik dan bersih hingga dekat dengan Allah Swt.

Menurut analisis yang diambil dari buku” al-hikmah” materi yang paling sulit untuk disampaikan adalah “memahami tasawuf”. Dari materi tersebut membahas tentang tata cara atau jalan agar manusia dapat bersih hatinya dari segala penyakit hati agar siswa menerapkannya. Dan dari materi tersebut tidak lepas dari peran guru untuk mendampingi siswa agar tidak terjadi kesalahan persepsi atau faham yang akan menjadikan siswa keluar dari aturan-aturan syari’at agama.

Sedangkan dalam pencapaian tujuan materi tersebut dibutuhkan pendidikan dan pengajaran yang baik terhadap siswa. Pembelajaran yang baik itu adalah suatu proses pembelajaran yang terdapat umpan balik antara pengajar dan pelajar serta peran guru sebagai pengajar itu merupakan tonggak utama dalam suksesnya pembelajaran. Guru harus mengetahui kebutuhan siswa, model siswa dan kondisi siswa agar materi tasawuf dapat diterima dengan baik.

Tercapainya hasil pembelajaran tidak lepas dari strategi, metode dan media belajar yang diterapkan oleh


(21)

guru, jadi guru harus pandai dalam mencari strategi, metode dan media dalam menyampaikan materi. Jika salah dalam pemilihan strategi, metode dan media pembelajaran akan berimbas pada tujuan pembelajaran yang tidak tercapai serta menjadi suatu permasalahan yang berkepanjangan. Jadi seorang guru harus bijak terhadap langkah yang diambilnya.

Dari pembahasan di atas juga sudah dibahas beberapa contoh strategi dan metode yang di gunakan dalam pembelajaran materi akidah akhlak. Dari analisis yang telah dilakukan strategi yang cocok untuk diterapkan dalam materi akidah akhlak yang bertema “ memahami tasawuf” yaitu dengan strategi LC dan CTL sedangkan metode yang digunakan dalam penyampaian materi ini adalah metode ceramah, cerita, tanya jawab dan uswatun hassanah. Media yang digunakan adalah melalui bahan bacaan atupun cetak, melalui alat-alat audio visual, melalui contoh-contoh perilaku dan media masyarakat dan alam sekitar.

Akan tetapi seorang guru harus pandai memilih strategi, metode dan media yang sesuai dengan individu-individu seorang guru, belum tentu antara guru satu dengan yang lain akan sama dalam pengguanaan strategi, metode maupun media yang digunakan. Serta melihat situasi dan kondisi siswa itu sendiri.

Dari uraian diatas bertujuan untuk memudahkan seorang guru dalam pemilihan strategi, metode maupun media agar guru tidak merasa terberatkan akan tugas yang dilakukannya. Selain itu untuk memudahkan guru untuk berlaku bijak dalam melangkah. Hal ini bertujuan untuk tercapainya pembelajaran khususnya mata


(22)

pelajaran akidah akhlaq kelas XI yang terbilang materi yang cukup sulit yakni “ memahami tasawuf”.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Agus Zaenul. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Bandung: ALFABETA, 2013.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tahun 2013 tentang kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007.

Maunah, Binti. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta: Teras, 2009.

Mufarokah, Annisatul. strategi dan model-model pembelajaran.

Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013.

Patoni, Achmad Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004.

Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul Al Hikmah Akidah Akhlak Kelas XI Kurikulum KTSP. Bojonegoro: Akik Pustaka, 2013.

Thoha, Cahib, Sifuddin Zuhri dan Syamsudin Yahya, Metodologi Pengajaran Agama Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Mizan, Macam-macam Metode Pembelajaran, http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-dalam-pendidikan.html, diakses 27 Oktober 2014 pukul 14.30 WIB


(1)

c. Melalui contoh-contoh kelakuan

Melalui profil guru yang baik, dalam menyampaikan bahan pengajaran diharapkan siswa bisa meniru tingkah laku guru, misalnya mimik, berbagai gerakan badan dan anggota badan, dramatisasi, suara dan perilaku sehari-sahari. Melalui contoh-contoh ini guru dapat mengajarkan bagaimana sifat-sifat terpuji yang diperankan tokoh-tokoh, yang menjadi panutan. Misalnya bagaimana bicara yang baik, bergaul dengan teman, dan sifat-sifat terpuji lainnya.

d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar

Untuk memperoleh suatu pemahaman dan pengalaman komprehensif, guru dapat membawa anak keluar kelas untuk memperoleh pengalaman langsung dan masyarakat maupun alam sekitar.

Bentuk-bentuk media yang dimaksudkan, diantaranya: 1) Peninggalan dan pengalaman kegiatan masyarakat.

a. Berbagai objek/tempat peninggalan sejarah, seperti para wali, bekas-bekas kerajaan Islam dan musium.

b. Berbagai dokumentasi sejarah keagamaan. Kegiatan keagamaan, perayaan hari-hari besar agama dan sebagainya. 2) Dari kenyataan alam

Yaitu melibatkan siswa pada kegiatan darma wisata, berkemah, menikmati keindahan alam dan membawa siswa ke planetarium untuk melihat gambaran penataan alam semesta. 3) Dari contoh kelakuan masyrakat

Siswa dapat diajak berkunjung ke tokoh-tokoh ulama’ masyarakat agam yang homogen dan kelembaga-lembaga pendidikan Islam.


(2)

(3)

C. Analisis

Pada hakikatnya yang dimaksud dengan ilmu tasawuf adalah ilmu yang dapat memberi tuntunan kepada manusia mengenai bagaimana cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan (Allah Swt) dengan sebaik-baiknya sehingga bisa berada sedekat mungkin denganNya. Adapun yang menjadi pembahasan materi tasawuf adalah pengertian tasawuf, karakteristik tasawuf, maqamat dalam tasawuf serta tasawuf dalam kehidupan modern. Dimana pembahasan tersebut bertujuan unutk membentuk kepribadian yang baik dan bersih hingga dekat dengan Allah Swt.

Menurut analisis yang diambil dari buku” al-hikmah” materi yang paling sulit untuk disampaikan adalah “memahami tasawuf”. Dari materi tersebut membahas tentang tata cara atau jalan agar manusia dapat bersih hatinya dari segala penyakit hati agar siswa menerapkannya. Dan dari materi tersebut tidak lepas dari peran guru untuk mendampingi siswa agar tidak terjadi kesalahan persepsi atau faham yang akan menjadikan siswa keluar dari aturan-aturan syari’at agama.

Sedangkan dalam pencapaian tujuan materi tersebut dibutuhkan pendidikan dan pengajaran yang baik terhadap siswa. Pembelajaran yang baik itu adalah suatu proses pembelajaran yang terdapat umpan balik antara pengajar dan pelajar serta peran guru sebagai pengajar itu merupakan tonggak utama dalam suksesnya pembelajaran. Guru harus mengetahui kebutuhan siswa, model siswa dan kondisi siswa agar materi tasawuf dapat diterima dengan baik.


(4)

guru, jadi guru harus pandai dalam mencari strategi, metode dan media dalam menyampaikan materi. Jika salah dalam pemilihan strategi, metode dan media pembelajaran akan berimbas pada tujuan pembelajaran yang tidak tercapai serta menjadi suatu permasalahan yang berkepanjangan. Jadi seorang guru harus bijak terhadap langkah yang diambilnya.

Dari pembahasan di atas juga sudah dibahas beberapa contoh strategi dan metode yang di gunakan dalam pembelajaran materi akidah akhlak. Dari analisis yang telah dilakukan strategi yang cocok untuk diterapkan dalam materi akidah akhlak yang bertema “ memahami tasawuf” yaitu dengan strategi LC dan CTL sedangkan metode yang digunakan dalam penyampaian materi ini adalah metode ceramah, cerita, tanya jawab dan uswatun hassanah. Media yang digunakan adalah melalui bahan bacaan atupun cetak, melalui alat-alat audio visual, melalui contoh-contoh perilaku dan media masyarakat dan alam sekitar.

Akan tetapi seorang guru harus pandai memilih strategi, metode dan media yang sesuai dengan individu-individu seorang guru, belum tentu antara guru satu dengan yang lain akan sama dalam pengguanaan strategi, metode maupun media yang digunakan. Serta melihat situasi dan kondisi siswa itu sendiri.

Dari uraian diatas bertujuan untuk memudahkan seorang guru dalam pemilihan strategi, metode maupun media agar guru tidak merasa terberatkan akan tugas yang dilakukannya. Selain itu untuk memudahkan guru untuk berlaku bijak dalam melangkah. Hal ini bertujuan untuk tercapainya pembelajaran khususnya mata


(5)

pelajaran akidah akhlaq kelas XI yang terbilang materi yang cukup sulit yakni “ memahami tasawuf”.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Agus Zaenul. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Bandung: ALFABETA, 2013.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tahun 2013 tentang kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007.

Maunah, Binti. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta: Teras, 2009.

Mufarokah, Annisatul. strategi dan model-model pembelajaran. Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013.

Patoni, Achmad Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004.

Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul Al Hikmah Akidah Akhlak Kelas XI Kurikulum KTSP. Bojonegoro: Akik Pustaka, 2013.

Thoha, Cahib, Sifuddin Zuhri dan Syamsudin Yahya, Metodologi Pengajaran Agama Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Mizan, Macam-macam Metode Pembelajaran, http://www.mizan-poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-dalam-pendidikan.html, diakses 27 Oktober 2014 pukul 14.30 WIB