KEGIATAN PRAKTIKUM 1 SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRID DENGAN KANCING
GENETIKA A. Tujuan
1. Membuktikan hukum mendel I tentang prinsip segregasi secara bebas
2. Membuktikan perbandingan mendel pada F2 persilangan monohibrid yaitu perbandingan genotip 1:2:1 dan perbandingan
fenotip 3:1 3. Menganalisis penyimpangan hasil percobaan dengan uji chi –
square khi –kuadrat dalam analisis genetika Mendel
B. Latar Belakang
Genetika merupakan salah satu bidang ilmu yang sejak dahulu sudah menarik perhatian manusia. Genetika adalah ilmu yang mempelajari cara sifat
diwariskan karena dengan genetika dapat diketahui cara transfer gen atau informasi biologi dari satu sel ke sel yang lain atau dari satu generasi ke generasi
berikutnya Widianti, 2014 . Salah satu tokoh genetika yang terkenal adalah Mendel. Beliau merupakan salah satu tokoh yang menemukan hukum Mendel I
atau sering dikenal sebagai hukum segregasi. Hukum ini menyatakan bahwa dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas
Barmawi, 2007. Kemudian gen akan berpasangan kembali pada waktu fertilisasi sehingga setiap individu akan diploid Widianti, 2014 .
Eksperimen yang dilakukan Mendel adalah menyilangkan tanaman – tanaman ercis dengan satu sifat beda monohibrida , dua sifat beda dihibrida ,
tiga sifat beda trihibrida dan seterusnya. Percobaan persilangan yang dilakukan oleh Mendel sangat sederhana, yaitu menggunakan tanaman kapri dengan satu
sifat beda. Persilangan ini disebut dengan persilangan monohybrid. Tanaman keturunan generasi pertama filial 1 atau F1 mempunyai sifat yang seragam
menyerupai salah satu induknya. Kemudian tanaman – tanaman F1 tesebut disilangkan satu dengan lainnya F1 x F1 . Pada keturunan generasi ke dua
F2 , kedua sifat induk muncul kembali. Mendel beranggapan bahwa sifat yang
tidak muncul pada tanaman F 1 itu sebenarnya ada di dalam tanaman tersebut, tetapi tidak terekspresikan atau tidak nampak, sehingga ia kemudian menarik
kesimpulan bahwa sifat tertentu dapat menutup sifat lainnya. Sifat ini di sebut sifat dominan. Sifat yang tertutup oleh sifat dominan tersebut disebut dengan sifat
resesif. Henuhili, 2002 . Pada persilangan monohybrid , karakter-karakter genetic diatur oleh unit
factor yang berpasangan yang terdapat dalam tiap individu. Individu diploid menerima satu factor dari masing-masing orang tua. Karena unit factor itu
berpasangan, maka ada tiga kemungkinan kombinasi pasangan, yaitu keduanya sifat dominan, keduanya sifat resesif atau satu dominan satu resesif. Setiap
individu yang diploid memiliki salah satu dari kemungkinan kombinasi tersebut. Selama pembentukan gamet, pasangan unit faktor akan memisah, atau mengalami
segregasi dan akan diteruskan ke gamet-gamet secara bebas yang kemudian akan diteruskan ke keturunannya Henuhili, 2002.
Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genes atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan
bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini
dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu ataulebih karakter yang berbeda. Persilangan dihibrid akan
menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan 9:3:3:1 Campbell, 2010.
C. Alat dan Bahan