Kaderisasi Partai Politik Tinjauan Tentang Kaderisasi

3 Sarana belajar bagi anggota Tempat dimana anggota mendapat pendidikan yang tidak didapat dibangku pendidikan formal. Pendidikan dalam konsep kaderisasi dibagi menjadi dua, yaitu pengajaran pembentukan yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada karakter dan pelatihanpengembangan yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada skill Sumber: Amir Pandjaitan 2005: 32 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.

2. Kaderisasi Partai Politik

Kaderisasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam sebuah organisasi termasuk partai politik, mengingat kaderisasi adalah bagian yang sangat menentukan umur sebuah partai politik. Sebuah partai politik hanya akan mampu bertahan dari berbagai tantangan dan perubahan zaman jika dapat melakukan regenerasi dengan baik. Dalam rangka melakukan regenerasi yang baik, maka mutlak diperlukan suatu proses kaderisasi yang teratur dan berjenjang. Hal ini sejalan dengan pendapat Rochajat Harun 2006: 94 yang menyatakan bahwa Kaderisasi yang baik setidaknya memiliki beberapa jenjang yang diperuntukan bagi para kadernya. Klasifikasi jenjang kaderisasi menurut Rochajat Harun adalah jenjang pertama yang diperuntukkan bagi kader pemula, jenjang kedua yang diperuntukkan bagi kader madya dan jenjang ketiga yang diperuntukkan bagi calon-calon politisi. Kaderisasi merupakan salah satu bentuk pendidikan politik yang dijalankan oleh partai politik, biasanya dilakukan dengan menanamkan sejumlah informasi politik yang dilakukan dengan sengaja kepada orang-orang tertentu, dalam hal ini adalah kader partai. Informasi politik yang diberikan biasa berupa pengetahuan knowledge politik, tetapi juga hal-hal yang terkait dengan permasalahan bangsa dan negara. Dalam pola kaderisasi juga dapat dilakukan transfer keterampilan dan keahlian berpolitik. Proses kaderisasi yang diwujudkan dalam bentuk pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik merupakan suatu pembinaan terhadap seseorang yang bertujuan agar seseorang itu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. urgensi pendidikan politik menurut Idrus Affandi 2009: 28, adalah Pendidikan dengan indroktrinasi dipandang sudah kurang tepat, karena dalam banyak hal terbukti kurang memberi hasil sebagaimana diinginkan. Sementara itu penyadaran politik lebih berorientasi pada tindakan, yakni mempraktekan apa yang telah diketahui dan dipahami masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini menunjukan bahwa proses pendidikan politik yang efektif tidak sekedar menambah pengetahuan, tetapi sampai pada tingkat pengambilan keputusan dalam tindakan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dinyatakan bahwa dengan pendidikan politik selain akan meningkatkan pemahaman serta pengetahuan sesorang mengenai politik juga akan meningkatkan keterampilan seseorang dalam bertindak secara politik. Pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik dipahami sebagai suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dalam rangka memberi pelatihan serta bimbingan untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki seseorang, yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Stradling Yani Suryani, 2009: 23 bahwa substansi pendidikan politik meliputi Pertama, pengetahuan yang terdiri dari pengalaman professional dan pengetahuan praktikal. Kedua, keterampilan yang terdiri dari keterampilan intelaktual, keterampilan tindakan, keterampilan komunikasi. Ketiga, sikap dan nilai-nilai prosedural, kaderisasi yang dilakukan oleh partai politik yang tercermin dalam pendidikan politiknya merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja oleh partai politik dalam rangka melakukan regenerasi dengan baik. C. Kerangka Pikir Kaderisasi pada partai politik merupakan salah satu bentuk pendidikan politik yang dijalankan oleh partai politik bagi para kadernya. Kaderisasi yang dijalankan oleh partai politik biasanya dilakukan dengan menanamkan sejumlah informasi politik yang dilakukan dengan sengaja kepada orang-orang tertentu, dalam hal ini kader partai. Informasi politik yang diberikan biasa berupa pengetahuan politik, tetapi juga hal-hal yang terkait dengan permasalahan bangsa dan Negara. Dalam kaderisasi juga dapat dilakukan transfer keterampilan dan keahlian berpolitik. Kaderisasi dikatakan berhasil apabila dari proses kaderisasi tersebut mampu menciptakan pribadi yang tangguh dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap partai, sehingga antara dirinya dan partai merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan mampu menjadi solusi dari masalah- masalah yang muncul bagi partai kemudian hari. Keberhasilan partai politik dalam melakukan proses rekrutmen politik yang bisa menghasilkan kader-kader muda yang handal akan dengan sendirinya menghapuskan kekecewaan publik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses Kaderisasi Dewan Pimpinan Daerah DPD Partai Amanat Nasional Kota Bandar Lampung, sebagaimana dapat dilihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini : Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian DPD Partai Amanat Nasional Kota Bandar Lampung Rekrutmen Kader Pendidikan Politik Bagi Para Kader Proses Kaderisasi Bentuk Materi berupa pengetahuan politik, nilai, dan sikap politik

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah Moleong, 2005: 6. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dan kawasannya dan dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti objek dengan cara menuturkan, menafsirkan data yang ada, ada pelaksanaanya melalui pengumpulan, penyusunan, analisa dan interpretasi data yang diteliti pada masa sekarang. Tipe penelitian ini dianggap sangat relevan untuk dipakai karena menggambarkan keadaan objek yang ada pada masa sekarang secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian menyatakan pokok persoalan apa yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Penelitian kualitatif. Hal ini karena suatu penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong atau tanpa adanya masalah, baik masalah-masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui kepustakaan ilmiah Moleong, 2000: 62. Pada prinsipnya fokus penelitian dimaksudkan untuk dapat membantu penulis agar dapat melakukan penelitiannya sehingga hanya akan ada beberapa hal atau beberapa aspek yang dapat diarahkan penulis sesuai dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya. Masalah dalam penelitian ini difokuskan berupa pengetahuan, nilai dan sikap yang didapat dari proses kaderisasi Dewan Pimpinan Daerah DPD Partai Amanat Nasional Kota Bandar Lampung.

C. Informan

Menurut Moleong 2005: 6, penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi yang diharapkan, peneliti terlebih dahulu menentukan informan yang akan dimintai informasinya. Pada penelitian kualitatif tidak ada informan acak tetapi bertujuan purposive. Informan dalam penelitian ini adalah : 1. Sekretaris DPD PAN Kota Bandar Lampung Muswir 2. Ketua Bagian Perkaderan DPD PAN Kota Bandar Lampung Syahdan Bren 3. Ketua Bagian Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan Hamami 4. Ketua Bagian Program Pelatihan dan Pengembangan Materi Perkaderan Muin 5. Ketua Bagian Kajian Perkaderan Taslim