Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

mengarah kepada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak sosial. Selain itu kontak sosial juga memiliki sifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara. 2. Komunikasi Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran kepada orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan perasaan kelompok dapat diketahui olek kelompok lain aatau orang lain. Hal ini kemudain merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya. Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukan kemenangan. Dengan demikian komunikasi memungkinkan kerja sama antar perorangan dan atau antar kelompok. Tetapi disamping itu juga komunikasi bisa menghasilkan pertikaian yang terjadi karena salah paham yang masing-masing tidak mau mengalah. 2.1.3.3 Macam-macam Interaksi Sosial Menurut Maryati dan Suryawati 2003 interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu: - Interaksi antara individu dan individu Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya bermusuhan. - Interaksi antara individu dan kelompok Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya. - Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

2.1.3.4 Ciri - Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi 2002, ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain: a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

2.1.3.5 Bentuk Interaksi Sosial

Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi 2002, interaksi sosial dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu : 1. Interaksi sosial yang asosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk – bentuk asosiasi hubungan atau gabungan seperti: a. Kerja sama Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. b. Akomodasi Suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok – kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. c. Asimilasi Proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran. d. Akulturasi Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. 2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti : a. Persaingan Suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. b. Kontravensi Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. c. Konflik Proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap