Kriteria pengujian OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama – sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance ANOVA dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai F hitung F kritis , maka H yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas stres kerja,kepuasan kerja tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat kinerja karyawan ditolak dan sebaliknya. Menurut Sudjana 2001 : 369 perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut juga koefisien korelasi produk moment Pearson.

b. Hipotesis

H ;  = 0, Secara simultan stres kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan kinerja karyawan H 1 ;   0,Secara simultan stres kerja berpengaruh terhadap kepuasan dan kinerja karyawan

c. Kriteria pengujian

H ditolak apabila F hitung dari F tabel  = 0,05 Menurut Guilford 1956:480, bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurut metode Guilford adalah sebagai berikut : Tabel 3.13 Kategori Korelasi Metode Guilford Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan 0,00 – 0,20 Sangat longgar,dapat diabaikan 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Moderat Cukup 0,61 – 0,80 Erat 0,81 – 1,00 Sangat erat Apabila pada pengujian secara simultan H ditolak, artinya sekurang- kurangnya ada sebuah yxi  0. Untuk mengetahui yxi yang tidak sama dengan nol , maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut : a. Rumus uji t yang digunakan adalah : ........,5 1,2,3 I 1 ...... 2 1 1      k n CRii Xk XY R YX P i t Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5. b. Hipotesis H 01 ;  = 0, stres kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja H 11 ;   0, stres kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja. H 02 ;  = 0, stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. H 12 ;   0, stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. H 03 ;  = 0, kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan H 13 ;   0 kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan . Kriteria pengujian H ditolak apabila t hitung  dari t tabel  = 0,05 Jika menggunakan tingkat kekeliruan  = 0,01 untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut: a. Jika t hitung ≥ t table maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya. b. Jika t hitung ≤ t table maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya. Gambar 3.2 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipótesis Sumber Sugiyono 2009:185 3.2.6.4. Penarikan Kesimpulan Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung dan F hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan. Kesimpulannya, stress kerja berpengaruh tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan PT Nagamas Putera Jaya Bandung. Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95 , maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut. 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nagamas Putera Jaya, hadir untuk memenuhi pendistribusian BBM di kota Bandung pada awal tahun 2005, tepatnya pada tanggal 2 februari 2005 Stasiun Pompa Bensin Untuk Umum SPBU. Pertama berdiri di jalan Dr. Setiabudhi No. 47 Bandung dengan nomor 34.40124 yang merupakan SPBU percontohan pertamina. Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan BBM, maka PT. Nagamas Putera Jaya mendirikan SPBU Dipatiukur – 34.40125, AH. Nasution – 34.40244, dan SPBU Sunda – 34.40130. Dengan dasar infra struktur yang kuat serta di dukung staf dan karyawan terlatih dan berpengalaman, PT Nagamas Putera Jaya maju untuk bersaing dengan SPBU – SPBU dari luar negeri Shell dan Petronas dan menjadi SPBU Pertamina terbaik di kota Bandung.

4.1.1.1 Visi dan Missi

Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan. Adapun visi dari perusahaan adalah : “Menjadi perusahaan yang terbaik, unggul, dan terpandang”. Sedangkan misinya adalah :