Sudut Schaum’s, 2005 Isometri

Teorema 2.9 Rawuh, 2009 Jika maka berlaku ~ . Bukti: Karena maka ada A 1 , B 1 , C 1 sehingga A 1 , B 1 , C 1 . Misalkan dan B 1 , A 1 , maka ₁ ₁ memotong di sebuah titik, yaitu C 1 . Jadi C 1 ₁ ₁ sehingga B 1 , C 1 , A 1 . Akan tetapi A 1 , B 1 , C 1 mengakibatkan ~ B 1 , C 1 , A 1 . Jadi pengandaian bahwa berlaku tidak benar, sehingga berlakulah hubungan ~ .

b. Sudut Schaum’s, 2005

Sudut adalah suatu gambar yang terbentuk oleh dua sinar yang mempunyai titik akhir yang sama. Sinar-sinar tersebut merupakan sisi-sisi sudut, sementara titik akhirnya merupakan titik sudutnya. Simbol untuk sudut adalah atau . Gambar 2.6. Sudut Pengertian sudut menyangkut berbagai konsep, yaitu: 1. Sebuah gambar yang terdiri atas dua garis. 2. Daerah pada bidang yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan. A B C 3. Sebuah ukuran yang dinyatakan dengan bilangan real yang menggambarkan selisih arah dua garis yang berpotongan. Definisi 2.6 Rawuh, 2009 Misalkan ada tiga titik O, A, B yang berlainan dan tidak segaris himpunan titik {O} disebut sudut dan ditulis sebagai  AOB.  Jadi  AOB = {O}. Sinar dan dinamakan sisi sudut dan O dinamakan titik sudut. Definisi 2.7Rawuh, 2009 Daerah dalam sebuah  AOB, yang dilambangkan dengan D  AOB adalah himpunan titik X sehingga � antara dan atau dengan kata lain D  AOB = � � . Daerah luar  AOB, adalah himpunan titik X yang tidak dalam daerah dalam maupun pada sudut tersebut. Daerah luar  AOB ditulis sebagai L  AOB. Definisi 2.8 Rawuh, 2009 Dua buah sudut yang bertitik ujung sama membentuk sepasang sudut yang bertolak belakang apabila kedua kaki sudut yang satu berlawanan arah dengan kedua kaki sudut yang lain. Definisi 2.9 Rawuh, 2009 Dua garis l dan m dikatakan membentuk sebuah sudut, apabila titik sudutnya berimpit dengan titik potong kedua garis itu dan apabila kedua kakinya termuat dalam dua garis tersebut. Teorema 2.10 Rawuh, 2009 Dua garis yang berpotongan membentuk tepat empat buah sudut. Bukti: Misalkan l dan m berpotongan di P dan l ≠ m. Diambil A, A’ l, sehingga APA’ dan B, B’ m sehingga BPB’ maka A, P, B tidak segaris Gambar 2.7. Perpotongan dua garis yang membentuk empat sudut Jadi dan berlainan dan tidak berlawanan arah. Jadi ada  APB yang dibentuk oleh l dan m. Begitu pula ada sudut  APB ’,  A’PB,  A ’PB’. P A A’ B B’

2.3 Isometri

Definisi 2.10 Jennings, 1997 Fungsi : E n ⟶ E n adalah isometri, jika untuk semua titik P dan Q berada di E n . P Q = PQ Gambar 2.8. Isometri Definisi 2.11 Rawuh, 2009 Transformasi dinamakan suatu isometri apabila P = P ’, Q = Q’ sehingga jarak = ′ ′ untuk setiap pasang titik P dan Q. Jadi, suatu isometri adalah suatu transformasi titik yang mempertahankan jarak antara tiap pasang titik. Teorema 2.11 Rawuh, 2009 Jika dan adalah isometri-isometri sehingga P = P, Q = Q, dan R = R untuk tiga titik yang tidak kolinear maka = . Bukti: Diketahui bahwa dan adalah isometri-isometri yang untuk tiga titik yang tidak kolinear menghasilkan P = P, Q = Q, dan R = R. P Q P Q Jika tiap persamaan tersebut, di sebelah kiri dikalikan dengan ̄¹ maka ̄¹ mempertahankan ketiga titik tersebut sehingga ̄¹ adalah suatu identitas. Jadi, ̄¹ = I, yang mengakibatkan bahwa = .

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, pada semester genap tahun ajaran 20122013.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, yaitu dengan mempelajari, memahami dan mengkaji mengenai buku-buku, jurnal maupun makalah yang berhubungan dengan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, ada langkah –langkah yang harus penulis lakukan untuk mempermudah penulis dalam memperoleh maupun menyelesaikan hasil penelitian. Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan penelitian. 2. Menuliskan definisi-definisi dan teorema-teorema yang berhubungan dengan penelitian.