Tinjauan Penelitian Sebelumnya STRATEGI KAMPANYE POLITIK DALAM UPAYA PEMENANGAN PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 (Studi kasus Tim Sukses Jokowi-JK di Bandar Lampung)

Strategi pada dasarnya merupakan kebijakan untuk mencapai tujuan yang kemudian dijabarkan ke dalam sejumlah taktik untuk pencapaian tujuan yang sudah ditentukan Iriantara, 2005:89. Masih menurut Irianta 2005:89 strategi memiliki tiga tahap, yakni a. Menetapkan tujuan dan sasaran. Suatu lembaga atau organisasi didirikan tentunya ada tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Menentukan tujuan dan sasaran tentu saja disesuaikan dengan jenis lembaga atau organisasi tersebut, sehingga tujuan yang akan dicapai akan sesuai dengan harapan. b. Memformulasikan aksi dan strategi respon. Setelah mencanangkan sasaran dan tujuan, langkah selanjutnya baru menformulasikan aksi dan respon yang strategis. Berdasarkan analisis awal yang sudah diperoleh, kita bisa merancang strategi berdasarkan target-target audience beserta profilnya yang sudah kita petakan sejak awal. Formulasi mencakup keputusan menentukan tipe goals yang akan dituju. Apakah task management goals atau reputation goals, misalnya. Pada tahapan ini kita juga mencoba membuat positioning yang tepat untuk lembaga atau personal yang akan kita campaign-kan. Respon strategis dibutuhkan untuk merespon krisis yang tak terduga. Ini mencakup manajemen krisis seperti penentuan tim krisis, pembuatan contingency key messages, penentuan third party endorsers dan lainnya. c. Menggunakan strategi komunikasi yang efektif. Bagaimana tanda-tanda komunikasi yang efektif ? komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam Rakhmat , 1985:16-20 paling tidak menimbulkan lima hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Seperti yang akan dijabarkan berikut ini : a Pengertian. Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulipesan seperti yang dimaksudkan oleh komunikator. b Kesenangan Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika kita mengu capkan “Selamat pagi, apa kabar ?” kita tidak bermaksud mencari keterangan. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa apa yang disebut A nalisis Transaksional sebagai “Saya oke- Kamu oke“. Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis phatic communication, dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan. c Mempengaruhi sikap. Paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi orang lain. Khatib ingin membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah beribadah lebih baik. Politisi ingin menciptakan citra yang baik pada pemilihnya, bukan untuk masuk surga, tetapi untuk masuk DPR dan menghindari golput. Semua ini adalah komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikan. Persuasi didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak sep erti atas kehendaknya sendiri “Kamus Ilmu Komunikasi, 1979. d Hubungan Sosial yang Baik Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Secara singkat kita bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. e Tindakan Di atas kita telah membicarakan persuasi sebagai komunikasi untuk mempengaruhi sikap. Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Jauh lebih sukar lagi mendorong untuk bertindak. Tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikan. Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Sedangkan pengertian kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga