Ukuran Perusahaan Penelitian Sebelumnya

spread pasar untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah diantara beberapa dealer yang sama-sama melakukan transaksi untuk saham tersebut. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka spread pasar dapat lebih kecil dibandingkan dengan spread dealer.

2.4. Ukuran Perusahaan

Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator pemerintah akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: log total aktiva Marihot dan Doddy, 2007, log total penjualan Nuryaman, 2008, kapitalisasi pasar Halim, dkk. 2005. Machfoedz 1994 dalam Mardiyah 2001 menejelaskan bahwa pada dasarnya ukuran perusahan hanya terbagi dalam 3 katagori yaitu perusahaan besar large firms, perusahaan sedang medium firms, perusahaan kecil small firms. Penentuan ukuran perusahaan ini adalah bedasarkan kepada total aktiva perusahaan.

2.5. Penelitian Sebelumnya

Penelitian serupa telah dilakukan oleh Rahmawati, dkk. 2006: Variabel yang diteliti yaitu: asimetri informasi sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai variabel dependen, sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu: varian, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan rata-rata kapitalisasi pasar. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi sederhana. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa variabel independen asimetri informasi berpengaruh secara positif signifikan dan mampu menjelaskan variabel dependen manajemen laba. Rahmawati, dkk. 2006 menemukan juga bahwa berdasarkan hasil regresi antara variabel dependen manajemen laba dengan masing-masing variabel kontrol didapatkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan tidak mampu menjadi variabel kontrol karena R 2 ukuran perusahaan lebih besar daripada R 2 asimetri informasi yaitu sebesar 0.183306 0.267580. Halim, dkk. 2005 menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang termasuk Indeks LQ-45 terlihat melakukan tindakan manajemen laba. Asimetri informasi, kinerja masa kini dan masa depan, faktor leverage, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada manajemen laba. Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Richardson 1998 meneliti hubungan asimetri informasi dan manajemen laba pada semua perusahaan yang terdaftar di NYSE periode akhir Juni selama 1988-1992. Hasil penelitiannya bahwa terdapat hubungan yang sistimatis antara asimetri informasi dan tingkat manajemen laba. Fleksibilitas manajemen untuk memanajemeni laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba. Cristie Zimmerman 1994 membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan takeover cenderung memilih metode depresiasi dan metode pencatatan persediaan, yang dapat meningkatkan laba akuntansi. Berdasarkan penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa terdapat sikap opportunistic manajemen dalam kasus ambil alih perusahaan, sekalipun alasan utama pemilihan metode akuntansi didasarkan pada pertimbangan efisiensi atau pertimbangan memaksimalkan nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada variabel independen dan tahun penelitiannya. Penelitian sebelumnya menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol sedangkan dalam penelitian ini ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen. Penelitian sebelumnya menggunakan lima tahun penelitian yaitu dari tahun 2000-2004, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan delapan tahun penelitian yaitu dari tahun 2001-2008. Perpanjangan perioda penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih valid.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Teori keagenan agency theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik pemegang saham sebagai prinsipal. Pada satu sisi, pemilik menginginkan manajer bekerja keras untuk memaksimalkan utilitas pemilik. Namun disisi lain, manajer juga cendrung berusaha keras memaksimumkan utilitasnya sendiri. Suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Masalah keagenan muncul karena adanya perilaku oportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal. Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau keuntungan maksimal bagi perusahaan sehingga manajemen cenderung memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memberikan informasi laba lebih baik. Adanya asimetri informasi memungkinkan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba.