Silika SiO2 maupun Kuarsa Si mempunyi sifat keras dan tajam jika dijadikan dalam ukuran nanometer, mempunyai sifat unggul yang sangat baik
untuk bahan campuran dalam pembuatan genteng. Jika porositas genteng diisi dengan material berukuran cukup kecil, maka genteng akan semakin padat dan
kuat. Penggunaan tersebut mengurangi penggunaan pasir sehingga jumlah penambangan pasir ikut berkurang maka kerusakan lingkungan di sungai atau
pantai dapat dikurangi. Bisakimia, 2014
2.5 Katalis
Katalis hardener adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam
reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimia yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang
sama seperti sebelumnya. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya mempercepat rekasi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan maka pada
suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Katalis atau pengerasan Hardener merupakan zat tambahan bagi sistem
perekat. Pengeras bergabung secara kimia dengan bahan rekatannya. Pengeras dapat barupa monomer, polimer atau senyawa campuran dengan jumlah
pemakaian tertentu. Katalis juga digunakan sebagai zat tambahan bagi resin thermoset agar dapat meningkatkan ikat silang polimernya. Katalis ini dapat
berupa zat asam, basa, garam, senyawa belerang dan peroksida yang digunakan dalam jumlah sedikit saja. J. Hartono, dkk. 1992.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya mempercepat reaksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan
dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
arhidayat 2008 .
Universitas Sumatera Utara
2.6 Pengujian Sampel
Pengujian sampel dilakukan untuk mengetahuisifat fisik dan mekanik dari keadaan genteng yang telah diteliti. Sampel yang diuji akan diketahui kelebihan,
kekurangan dan kadar kelayakan pemakaian serta kualitasnya
2.6.1 Pengujian Fisis
2.6.1.1 Penyerapan Air
Penyerapan air merupakan salah satu parameter yang sangat penting untuk memprediksi dan mengetahui kekuatan dan kualitas genteng polimer yang
dihasilkan. Genteng polimer yang berkualitas baik memiliki daya serap air yang kecil dimana jumlah pori pori pada permukaan sedikit dan rapat. Semakin besar
kerapatan dari permukaannya maka semakin kecil daya serapnya terhadap air. Pengujian penyerapan air mengacu pada standart C 134-95. Untuk mengetahui
besarnya penyerapan air diukur dan dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
100 x
M M
M WA
air Penyerapan
k k
b
............. 2.1 dengan :
WA = Water Absorption = massa sampel setelah direndam di dalam air gr
= Massa kering gr Prosedur pengujian penyerapan air adalah sebagai berikut :
1. Sampel yang telah dipress menggunakan hotpress dengan temperature 150
C selama 20 menit, ditimbang massanya dengan menggunakan neraca digital dan disebut dengan masssa sampel kering.
2. Kemudian sampel direndam di dalam air selama 24 jam dan ditimbang kembali untuk memperoleh massa basah setelah sampel dilap dengan
menggunakan kain lap terlebih dahulu, dan dicatat hasilnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Kemudian dihitung persen penyerapan air nya dengan menggunakan persamaan 2.1
2.6.1.2 Densitas
Massa jenis atau disebut juga dengan istilah rapat massa adalah perbandingan antara massa suatu zat dengan volumenya. Massa jenis merupakan ciri khas setiap
zat. Oleh karena itu zat yang berbeda jenisnya pasti memiliki massa jenis yang berbeda pula. Massa jenis zat dapat diukur. Secara matematis, massa jenis zat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
dengan :
ρ = Massa jenis zat kgm
3
atau gcm
3
m = Massa benda kg atau g V = Volume benda m
3
atau cm
3
Wawan, 2010
2.6.2 Pengujian Mekanik
2.6.2.1 Kuat Impak
Kuat impak adalah suatu kriteria penting untuk mengetahui kegetasan suatu bahan. Kekuatan material terhadap beban kejut yang dapat diketahui dengan cara
melakukan uji impak. Dari hasil pengujian akan dapat diperoleh tingkat kegetasan material tersebut. Kekuatan impak komposit rata
– rata masih di bawah kakuatan impak logam. Kekuatan impak komposit sangat tergantung pada ikatan antara
molekulnya. Semakin kuat ikatan molekulnya maka akan semakin tinggi pula kekuatan impaknya.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum metode pengujian impak ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode charpy izord. Dimana metode charpy adalah pengujian tumbuk
dengan meletakkan posisi specimen uji pada tumpuan dengan posisi horizontal dan arah pembebanan berlawanan dengan arah tarikan. Sedangkan metode izord
adalah pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi specimen uji pada tumpuan dengan posisi, dan arah pembebanan searah dengan arah tarikan. Sampel uji
berbentuk persegi panjang 130 mm, lebar 15 mm dan tebal 3 mm, yang mengacu pada standart ASTM D 256. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi
potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi.
Dengan mengetahui besarnya energi yang diserap oleh material maka kekuatan impak benda uji dapat dihitung sesuai dengan persamaan 2.3
Kekuatan Impak ϭ = ................................2.3
dengan : σ = Kekuatan Impak Jm
2
E
serap
= Energi yang diserap J A = Luas penampang lintang sampel m
2
2.6.2.2 Kuat Lentur
Pengujian kekuatan lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan polimer terhadap pembebanan. Dalam metode ini metode yang digunakan adalah metode
tiga titik lentur. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan. Pada permukaan bagian atas yang dibebani akan terjadi kompresi,
sedangkan pada bagian permukaan bawah akan terjadi tarikan. Pada pengujian ini pembebanan yang diberikan adalah tegak lurus
terhadap arah sampel dengan tiga titik lentur. Pada pengujian ini apabila bahan diberi beban maka permukaan bawah akan memanjang dan terjadi pelengkungan
Universitas Sumatera Utara
sampel akibat regangan tarik dan regangan tekan. Besarnya pelengkungan pada titik tengah sampel dinamakan defleksi. Syahfitri, N. 2013
Jika batang uji ditumpu pada R
1
dan R
2
dan beban P diberikan di tengah, maka kekuatan lentur adalah:
dengan: P = Load N
L = Jarak span m b = Lebar sampel m
d = Tebal sampel m Dimana P adalah beban lentur.
Umumnya pada bahan polimer modulus elastis untuk tekan berbeda dengan untuk tarik, tegangan tekan yang besar terjadi pada bagian yang mengalami
tegangan tekan.
P P
b d
L Gambar 2.1 Skematis pengujian kekuatan lentur
Selanjutnya pada bahan polimer kekuatan tekan jauh lebih besar daripada kekuatan tarik, hal inilah yang menyebabkan patah karena tekukan pada bagian
yang mengalami tegangan tarik. Tata Surdia. 1987
Universitas Sumatera Utara
2.7 Syarat Mutu Genteng Menurut Standar Nasional Indonesia
Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 0096:2007, syarat mutu genteng meliputi :
1. Sifat Tampak Genteng harus memiliki permukaan atas yang mulus , tidak terdapat retak,
atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaiannya. 2. Penyerapan Air
Penyerapan air maksimal 10 3. Ketahanan terhadap Perembesan Air Impermeabilitas
Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bawah genteng kurang dari 20 jam ± 5 menit.
sisni.bsn.go.id
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian