2.4 Debu Vulkanik
Debu Vulkanik ini merupakan leburan bagian dalam gunung yang terdiri dari batu – batu yang hancur, mineral dan kaca vulkanik. yang dikeluarkan saat letusan
gunung berapi, berdiameter kurang dari 2 mm 0,079 inci. Debu vulkanik, Istilah ini juga sering digunakan untuk merujuk kepada semua produk letusan eksplosif,
walaupun partikelnya lebih besar dari 2 mm. Debu vulkanik terbentuk selama letusan gunung berapi ledakan ketika gas
– gas terlarut dalam magma berekspansi dan meluncur dengan kencang ke atmosfer. Kekuatan gas yang meluncur ini
menghancurkan magma dan mendorongnya keluar dimana magma akan mengeras menjadi fragmen
– fragmen batuan vulkanik dan kaca. Debu juga diproduksi ketika magma kontak dengan air selama letusan freatomagmatik, menyebabkan
air langsung menguap dan menyebabkan pecahan magma terbawa uap keatas. Setelah di udara, abu diangkut oleh angin hingga ribuan kilometer jauhnya.
Karena penyebarannya luas, abu dapat memiliki sejumlah dampak terhadap masyarakat, kesehatan manusia dan hewan, gangguan terhadap
penerbangan, gangguan terhadap infrastruktur kritis telekomunikasi, air dan jaringan air limbah, transportasi, industri primer, bangunan dan struktur .
Kandungan yang ada pada debu vulkanik tidak jauh beda dengan pasir yang materi pembentuknya adalah silikon dioksida. Jenis-jenis mineral hadir
dalam abu vulkanik tergantung pada kimia magma dari mana itu meletus. Dengan mempertimbangkan bahwa unsur yang paling berlimpah ditemukan dalam magma
adalah silika SiO2 dan oksigen , berbagai jenis magma yang dihasilkan selama letusan gunung berapi yang paling sering dijelaskan dengan parameter kandungan
silikanya. Letusan basal energi rendah basal : batuan beku berwarna gelap, berbutir halus yang umumnya merupakan pembekuan lava dari gunung
api menghasilkan abu berwarna gelap khas yang mengandung 45 – 55 silika
yang umumnya kaya akan zat besi Fe dan magnesium Mg. Letusan riolit paling eksplosif menghasilkan abu felsic yang tinggi silika 69 , sedangkan
jenis lain abu dengan komposisi menengah misalnya, andesit memiliki kandungan silika antara 55 - 69 .
Universitas Sumatera Utara
Silika SiO2 maupun Kuarsa Si mempunyi sifat keras dan tajam jika dijadikan dalam ukuran nanometer, mempunyai sifat unggul yang sangat baik
untuk bahan campuran dalam pembuatan genteng. Jika porositas genteng diisi dengan material berukuran cukup kecil, maka genteng akan semakin padat dan
kuat. Penggunaan tersebut mengurangi penggunaan pasir sehingga jumlah penambangan pasir ikut berkurang maka kerusakan lingkungan di sungai atau
pantai dapat dikurangi. Bisakimia, 2014
2.5 Katalis