pH dan EC Larutan Nutrisi

Kelebihannya mudah diperoleh, harganya tergolong sedang, dapat digunakan lebih dari satu kali setelah dbersihakan lagi, mudah menyerap nutrisi, air, dan oksigen, serta mendukung akar tanaman sehingga dapat berfungsi seperti tanah. Kekurangannya adalah berat, porositas kurang serta memiliki rongga udara yang tinggi, drainase tinggi sehingga mudah kering dan perlu disterilkan. 2. Arang Sekam Arang sekam merupakan sekam padi yang sudah dibakar dengan pembakaran yang tidak sempurna. Pembuatan arang sekam dilakukan dengan dua cara yaitu cara disanggrai dan dibakar. Arang sekam dapat dibuat sendiri maupun dibeli di toko saprotan atau kios penjual tanaman. Arang sekam mengandung unsur Mangan Mn dan silikon Si. Tetapi arang sekam tidak memiliki nutrisi ataupun hara untuk pertumbuhan tanaman karena proses pembakaran Supriati dan Herliana, 2014. Media arang sekam biasanya digunakan untuk tanaman hidroponik seperti tomat, mentimun, dan paprika. Tetapi bukan berarti tanaman jenis sayuran lain tidak bisa menggunakannya. Media arang sekam memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Kelebihan dari arang sekam antara lain yaitu harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah steril, dan mempunyai porositas yang baik. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran, biasanya bahannya masih berupa kulit gabah yang belum diolah, hanya dapat digunakan dua kali dan jika digunakan dalam skala komersial harganya menjadi mahal Prihmantoro dan Indriani, 1999. Media arang sekam memiliki banyak rongga untuk bersirkulasi sehingga aerasi dan drainasenya baik. Dengan demikian akar akan mudah bergerak di antara butiran arang sekam. Media ini bersifat higroskopis sehingga perlu dijenuhkan terlebih dahulu dengan air sebelum digunakan Untung, 2004. 3. Tanah Liat Granul Tanah dengan partikel liat adalah clay atau disebut dengan lempung Islami dan Utomo, 1995. Tanah dengan tekstur liat memilki mineral yang berukuran sangat kecil. Tanah disebut bertekstur liat jika kandungan liatnya mencapai 35, dengan porositas 60, tetapi sebagian besar merupan ruang pori kecil. Akibatnya, daya hantar tehadap air lambat dan sirkulasi udara kurang lancar. Tanah degan tekstur liat memilki beberapa keunggulan, yaitu: a. Sebagai agen perekat partikel-partikel dalam proses pembentukan agregat tanah karena adanya mineral-mineral koloidal partikel berdiameter 1 µm yang bermuatan negatif. Molekul-molekul air yang dapat bertindak secara dipolar bermuatan + dan - terjerap ke permukaan koloid liat tersebut. Lempengan liat akan berdekatan dan dibantu oleh agen perekat pada saat air menguap sehingga terjadi agregasi. b. Mempunyai ruang pori yang cukup sehingga daya pegang terhadap air sangat kuat. Kondisi ini dikarenakan dominasi fraksi liat menyebabkan terbentuknya banyak pori-pori mikro sehingga luas permukaan sentuhnya menjadi sangat luas. c. Mempunyai permeabilitas tingkat kesarangan tanah untuk dilalui aliran massa air atau perkolasi kecepatan aliran air untuk melewati massa tanah yang lambat sehingga bahan-bahan amelioran penyubur tanah, seperti kapur dan pupuk organik yang diberikan tidak akan cepat hilang 4. Media Granul Media tanam granul berasal dari tanah liat yang diproses dengan mesin granulasi agar bentuk dan ukuran granul seragam. Granulasi adalah proses pengikatan partikel serbuk menjadi partikel yang lebih besar. Tujuannya agar mencegah segresi campuran serbuk, memperbaik sifat alir campuran, meningkatkan densitas ruahan produk, memperbaiki kompresibilitas serbuk, mengontrol kecepatan pelepasan obat, memperbaiki penampilan produk, dan mengurangi terjadinya debu. Metode granulasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metode granulasi basah wet granulation dan metode granulasi kering dry granulation. Efektifitas dan hasil granulasi tergantung pada beberapa sifat yaitu besarnya ukuran partikel bahan aktif dan tambahan, tipe bahan pengikatyang digunakan, jumlah bahan pengikat yang digunakan, efektivitas dan lamanya proses pengadukan pada saat pencampuran bahan pengikat, kecepatan pengeringan. Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013. III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014

– Januari 2015 di greenhouse Jurusan Teknik Pertanian dan Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu greenhouse, pot , ember, box

styrofoam, nampan, penggaris, timbangan, electrical conductivity EC meter, pH meter, lux meter, camera digital, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih bayam merah, air, pupuk hidroponik Nutrimix, pasir, arang sekam, dan tanah liat granul. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui bobot media pada saat kadar air pada kapasitas lapang dan titik kritis, serta lama waktu penurunan kadar air pada setiap media tanam granul, arang sekam, dan pasir. 3.3.2 Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan dua faktor perlakuan. Perlakuan – perlakuan dalam penelitian ini adalah : a. Faktor pertama media tanam : granul 4 mm M1, arang sekam M2, pasir M3 b. Faktor kedua fraksi penipisan air: 0-20 P1, 0-40 P2, 0-60 P3. c. Kombinasi Perlakuan yang diperoleh adalah: M1P1, M1P2. M1P3, M2P1, M2P2, M2P3, M3P1, M3P2, M3P3.

3.3.3 Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Granul Pembuatan granul berbahan lempung diayak terlerlebih dahulu untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam. Sebelum diayak, tanah liat dijemur terlebih dahulu dan setelah tanah liat kering haluskan tanah liat. Granul yang berasal dari tanah liat harus melalui tahapan sebagai berikut: hidupkan mesin granulator lalu bahan berupa tanah liat yang sudah halus dimasukkan ke dalam pan granulator. Ketika pan granulator berputar, semprotkan air sedikit demi sedikit menggunakan sprayer tetapi air semprotan dari sprayer tidak boleh mengenai pan granulator karena bahan akan lengket pada pan. Proses granulasi dilakukan hingga ukuran granul 5 mm. Setelah proses granulasi selesai, butiran – butiran granul diletakkan di tampah kemudian butiran granul tersebut dibakar. Pembakaran tersebut bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang masih terkandung dalam granul. Setelah proses granulisasi selesai dan butiran granul sudah kering kemudian butiran granul diayak dengan ayakan yang berukuran 5mm. 2. Pembuatan Larutan Nutrisi Pembuatan larutan nutrisi dilakukan setiap awal minggu. Pergantian dilakukan sesuai dengan nilai EC yang semakin ditingkatkan. Pada minggu pertama 1 MST sebesar 1.2 mScm, 2 MST ditingkatkan menjadi 1.5 mScm dan pada 3 MST dinaikkan menjadi 2 mScm. 3. Pembuatan Sistem Flood and Drain Pertama tananam diberikan air nutrisi sampai jenuh. Ketika air nutrisi turun sampai kadar air sesuai perlakuan, tanaman dibanjiri lagi sampai jenuh. Dalam pelaksanaannya, pemberian air nutrisi dengan pompa dilakukan dengan cara mengatur interval waktu yang dilakukan dari hasil penelitian pendahuluan. a. Granul M1 : 0-20 P1 dari air tersedia : 15 menit menyala setiap 1 jam 0-40 P2 dari air tersedia : 15 menit menyala setiap 2 jam 0-60 P3 dari air tersedia : 15 menit menyala setiap 3 jam b. Arang Sekam M2 : 0-20 P1 dari air tersedia : 1x24 jam sekali dijenuhkan 0-40 P2 dari air tersedia : 2x24 jam sekali dijenuhkan 0-60 P3 dari air tersedia : 3x24 jam sekali dijenuhkan c. Pasir M3 : 0-20 P1 dari air tersedia : 1x24 jam sekali dijenuhkan 0-40 P2 dari air tersedia : 2x24 jam sekali dijenuhkan 0-60 P3 dari air tersedia : 3x24 jam sekali Dijenuhkan Internal ini sisesuaikan dengan hasil uji pendahuluan. Gambar 1. Sistem Hidroponik Keterangan : 1. Tanaman 2. Pot 3. Media tanam 4. Nampan 5. Ember penampaung larutan nutrisi 6. Box Styrofoam Box panempung nutrisi

Dokumen yang terkait

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

3 53 89

Isolasi Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Pidada Merah ( Soneratia Caseolaris (L) Engler )

21 122 65

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

9 71 88

Studi Populasi Tanaman terhadap Peningkatan Produktivitas dan Konsumsi air Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) pada Teknik Hidroponik

0 4 131

Peran Pupuk Hijau terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor) secara Hidroponik

2 10 38

Peran Pupuk Hijau terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam (Amaranthus Tricolor) Secara Hidroponik

1 4 7

PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) PER-ORAL TERHADAP JUMLAH ERITROSIT PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) PER-ORAL TERHADAP JUMLAH ERITROSIT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.).

0 1 15

PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L) PER-ORAL PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L) PER-ORAL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.).

0 2 15

PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) PER-ORAL TERHADAP KADAR PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) PER-ORAL TERHADAP KADAR HAEMOGLOBIN DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.).

0 0 15

Perbandingan Daya Antioksidan Ekstrak Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L. Var Merah) dan Ekstrak Bayam Hijau (Amaranthus Tricolor L. Var Hijau) Menggunakan Metode DPPH - Ubaya Repository

1 2 2