Makna Kanji yang Terdapat di Stasiun
MAKNA KANJI YANG TERDAPAT DI STASIUN
EKI NI KAITE ARU KANJI NO IMI
Kertas karya
Dikerjakan
Oleh :
082203028
Nurul Fazrian Sinaga
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
MAKNA KANJI YANG TERDAPAT DI STASIUN
(2)
EKI NI KAITE ARU KANJI NO IMI
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian program pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.
Dikerjakan OLEH
NIM : 082203028 NURUL FAZRIAN SINAGA
Pembimbing, Pembaca,
Drs. Eman Kusdiyana. M. Hum
Nip : 196009191988031001 Nip:196008221988031002 Drs. Nandi, S
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN2012
(3)
PENGESAHAN Diterima Oleh
Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.
Pada : Tanggal : Hari :
Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Dekan,
Nip. 195110131976031001 Dr. SyahronLubis, M.A.
Panitia Ujian :
No. Nama TandaTanggan
(4)
1. Zulnaidi, SS., M.Hum ( ) 2. Drs. Eman Kusdiyana,M.Hum ( ) 3. Drs. Nandi,S ( )
.
(5)
Disetujui Oleh:
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program Studi D-III Bahasa Jepang
Ketua Program Studi
Nip. 196708072004011001 Zulnaidi, SS, M. Hum
Medan,……… …2012
(6)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, saya mengucapkan puji dan syukur atas karunia
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan dalam keluangan
waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas karya ini .
Selesainya kertas karya ini guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan pendidikan
dan program studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra
Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Makna Kanji yang Terdapat di
Stasiun”.
Sebagai sifat manusia yang tidak luput dari kekurangan, penulis menyadari
bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih banyak kekurangan
dalam tata bahasa maupun isi pembahasan. Oleh karena itu penulis menerima keritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini.
Dalam penyelesaian kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak yang bersedia membantu, baik berupa bimbingan maupun
pengarahan,oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu menyelesaikan kertas
karya ini. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis. MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
(7)
2. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku ketua program Studi DIII Bahasa
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia untuk meluangkan waktu dan fikirannya untuk
membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis untuk
menyelesaikan kertas karya ini.
4. Selaku dosen pembaca Drs. Nandi, S.
5. Drs.Amin Sihombing selaku dosen wali
6. Bapak dan Ibu dosen Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama
menjadi mahasiswa di jurusan Bahasa Jepang.
7. Kedua orang tua ayahanda Syamsul Sinaga dan ibunda Sarifah yang
senantiasa memberikan semangat,dukungan moril dan material juga
spiritual untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya.
8. Adinda Rian Sinaga, dan Putri Nadia Sinaga yang terus mendukung
pendidikan yang selama ini dijalani.
9. Keluarga besar HINODE, khususnya stambuk 08 kelas A dan B yang
telah berjuang dalam suka dan duka selama di kampus
10.Sheila yang telah banyak membantu dalam penyelesian kertas karya
ini teman-teman Debby, Yochi, Reza, Abduh, Nancy dan Azwin. Dan
semua teman-teman yang tidak mungkin di sebutkan satu persatu.
(8)
11.Semua rekan-rekan HINODE 2009,2010 juga 2011.menyenangkan
belajar bersama kalian
Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah di
berikan, semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Penulis,
NIM.082203028
NURUL FAZRIAN SINAGA
(9)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Alasan Pemilihan Judul 1
1.2 Tujuan Penulisan 3
1.3 Pembatasan Masalah 3
1.4 Metode Penulisan 3
BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI HURUF KANJI 4
2.1 Sejarah Huruf Kanji 4
2.2 Jenis-jenis Huruf Kanji 7
BAB III MAKNA KANJI YANG TERDAPAT DI STASIUN 9
3.1 Makna Kanji di Stasiun Kereta Api 9
3.2 Makna Kanji di Stasiun Bus 16
3.3 Makna Kanji di Stasiun Taksi 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 24
4.1 Kesimpulan 24
4.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
(10)
“MAKNA KANJI YANG TERDAPAT DI STASIUN”
Salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan masyarakat Jepang adalah transportasi. Transportasi massa yang paling populer di Jepang adalah kereta, bus dan taksi. Jutaan masyarakat Jepang setiap harinya menggunakan alat transportasi ini.
Kita sebagai orang asing ingin menggunakan alat transportasi ini, kita akan menemukan banyak tanda kanji yang tidak kita kenal maknanya. Oleh sebab itu, jika tidak ingin terjadi kesalahan dalam menaikinya alangkah baiknya kita mengetahui makna dari aksara-aksara kanji tersebut.
Selain aksara 駅 (eki), kanji yang paling sering terlihat di stasiun kereta adalah kuchi(guchi), yang berarti “mulut”. Akasara ini berasal dari tulisan saling menggambarkan mulut. Kanji ini sering di kombinasikan dengan kanji yang lainnya :
- 入口 Iri-guchi, yang artinya “pintu masuk” - 出口 De-guchi, yang artinya “pintu keluar”
- 改札口 Kaisatsu-guchi, yang artinys “pintu pemeriksaan karcis”
- 東口 Higashi-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk timur” - 南口 Minami-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk selatan” - 北口 Kita-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk utara” - 西口 Nishi-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk barat” - 中央口Chuuou-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintuk masuk utama”
Disamping bentuk-bentuk 口 yang di bahas di atas, keterangan lain yang terapat di stasiun kereta :
- のぼり口 Nobori-guchi, biasanya di tuliskan dalam tanda panah keatas - おり口 Ori-guchi, biasanya dituliskan dalam tanda panah kebawah yang
artinya “pintu turun”.
Aksara kanji yang kebih kompleks di stasiun kereta terdapat pada mesin penyalur karcis. Kita dapat membeli karcis yang tepat tanpa mengalami kesulitan apabila kita mengerti apa kata-kata instruksi dalam mesin pembelian karcis otomatis. Sebaliknya bila kita tidak mengerti kita akan mengalami kesulitan, seperti kesalahan jurusan kereta ataupun kesalahan-kesalahan lain.
(11)
Bagian yang paling sulit berpergian dengan bus ialah memahami tanda baca yang terdapat di halte, stasiun ataupun di dalam bus itu sendiri. Nama-nama tempat biasanya mempunyai peranan penting dan nama-nama lambang yang memiliki bacaan yang unik.
Ada beberapa tujuan akhir dalam perjalanan bus. Jenis perjalanan bus yang paling disukai sekarang ini ialan wan-man, bus dengan satu kondektur, yang lebih murah. Jadi, diatas bus metropolitan kota Tokyo anda memasukkan sejumlah ongkos ke dalam kotak ongkos pada saat anda naik. Pada bus-bus lain anda harus mengambil secarik kertas 整理券 (seiriken) dari mesik karcis pada saat anda naik. Di atas kertasnya tertulis tujuan perjalanan dan ketika turun, periksalah nomor meja biaya elektronik di bagian depan bus dan masukkan seiriken dengan jumlah uang secukupnya kedalam kotak ongkos dekat tempat duduk supir.
Pelayanan taksi di Jepang merupakan yang terbaik di dunia. Mereka juga membantu orang asing dan orang Jepang sendiri supaya tidak pusing mencari alamat yang baru.
Di kota-kota tertentu, kita dideri tiga pilihan jenis dan ukuran taksi;besar, sedang, kecil. Taksi besar, tentu saja makin tinggi ongkosnya, akan tetapi orang-orang Barat yang berbadan besar dan dibebani bawaan yang berat biasanya lebih mudah tergoda untuk naik taksi yang besar itu.
Aksara kanji yang pertama dalam Oo-gata, juga diucapkan tai dan dai, yang berarti “besar”. Aksara ini berasal dri ilustrasi seorang lelaki dengan lengan dan
betis yang direntangkan untuk menunjukkan rasa “ukuran” atau “besar”, Oo(kisa).
Aksara pertama dalam chuu-gata menunjukkan garis yang ditulis di tengah-tengah objek, jadi menggambarkan gagasan “di dalam”, “dalam waktu”, dan tengah-tengah.
Aksara kanji pertama kogata juga diucapkan shou atau chii(sai), berasal dari ilustrasi gambar tiga titik yang berarti “kecil”. Sehingga sampai sekarang ini, hampir semua benda di Jepang; tv, kulkas, truk dan sebagainya berbentuk dalam model ko-gata.
Pemakaian –gata yang berhubungan dengan ukuran hanya merujuk kepada benda-benda yang tidak bergerak. Pengucapan lain dari kanji ini adalah kata dan kei
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan bahasa kita dapat
memahami apa yang ingin disampaikan kepada kita dan begitu juga sebaliknya,
dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud hati kita kepada orang lain yang
menjadi lawan bicara kita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa bahasa merupakan
alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri dengan individu lain. Selain
itu bahasa juga merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
gagasan, opini, dan pikiran kepada orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat
memahami maksud dan tujuan yang disampaikan kepadanya.
Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari di
sekolah-sekolah di luar negeri, salah satunya di Indonesia. Pendidikan bahasa Jepang
sebagai bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah maupun di universitas di
(13)
Indonesia bertujuan untuk memperlancar komunikasi dalam bahasa Jepang, dan
untuk menambah pengetahuan tentang budaya Jepang.
Bagi pembelajar bahasa Jepang, mempelajari dan memahami bahasa Jepang
bukanlah hal yang mudah. Karena banyak nya huruf-huruf dalam bahasa Jepang
seperti huruf kanji, hiragana, dan katakana. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah
mengenai huruf kanji. Di Jepang huruf kanji sangat banyak digunakan disetiap aspek
kehidupan baik dijumpai di surat kabar, majalah maupun tempat-tempat umum
seperti, Stasiun Kereta Api, Bandar Udara ataupun Kantor Pos semua menggunakan
huruf kanji.
Salah satu tempat umum di Jepang yang banyak terdapat aksara kanjinya
adalah stasiun kereta api. Dimulai dari memasuki stasiun kita akan menemukan kanji
seperti 入口 iri-guchi yang artinya pintu masuk, 出口deguchi yang artinya pintu
keluar, kemudian kanji 改札口kaisatsu guchi yang artinya pintu pemeriksaan karcis,
dan masih banyak lagi . Aksara kanji haruslah kita mengerti maknanya apabila tidak
ingin terjadi kesalahan dalam menggunakan transportasi ini.
Oleh karena itu, huruf kanji mempunyai peran yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat Jepang. Kita dapat mengambil manfaat positif dari
penggunaan huruf-huruf kanji, terlebih bagi orang asing yang tidak memiliki latar
belakang budaya kanji. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk
membahas masalah tersebut, kemudia menuangkannya kedalam kertas karya yang
berjudul “Makna Kanji yang Terdapat di Stasiun”.
(14)
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis mengangkat “Makna Huruf Kanji yang Ada
Ditempat-tempat Umum Di Jepang” sebagai judul Kertas Karya adalah sebagai berikut :
1. Untuk lebih memahami makna dari huruf kanji yang ada di tempat-tempat
umum di Jepang khususnya Stasiun Kereta api, Stasiun Bus dan Stasiun
taksi.
2. Mempermudah bagi yang tidak mempunyai latar belakang Budaya Kanji
ketika mereka berada di Jepang.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam kertas kaya ini penulis membahas mengenari Makna Huruf Kanji yang
terdapat ditempat-tempat umum di Jepang, seperti makna huruf kanji pada Stasiun
Kereta Api, Stasiun Bus dan Stasiun Taksi. Disinilah perlu diuraikan apa makna
huruf kanji di tempat-tempat tersebut.
1.4 Metode Penulisan
Dalam Kertas Karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu
mengumpulkan ada atau informasi dengan membaca buku atau mencari di internet.
Selanjutnya data analisa dan dirangkum untuk kemudian dideskripsikan ke dalam
kertas karya ini.
(15)
BAB II
GAMBARAN UMUM MENGENAI HURUF KANJI
2.1 Sejarah Huruf Kanji
Huruf kanji lahir kira-kira pada 1500 tahun SM di kalangan suku Kan di Cina
(Hamzon, 2007:82). Huruf kanji merupakan huruf yang mengutarakan arti yang
dibentuk meniru bentuk bendanya atau tanda-tanda yang diberikan dalam
menunjukkan arti sesuatu benda atau sifat atau pekerjaan atau tanda-tanda lainnya.
Huruf kanji adalah sistem aksara dengan aksara piktografis sebagai dasarnya.
Jumlahnya tercatat 10.000 lebih, diantaranya 3000 huruf yang sering dipakai. Dengan
3000 huruf itu, terbentuklah kata-kata dan kalimat bahasa Kan.
Menurut para sarjana, huruf kanji terbentuk pada Dinasti Shang abad ke XVI
SM. Menurut hasil survei arkeologis, jauh pada masa awal Dinasti Shang, peradaban
Tiongkok telah berkembang sampai taraf yang cukup tinggi dengan salah satu
lambangnya ialah munculnya Jiaguwen atau aksara di batok kura-kura dan tulang
binatang, yang merupakan huruf zaman kuno Tiongkok
(http//ms.wikipedia.org/Wiki/Tulisan kanji).
Menurut catatan sejarah, pada Dinasti Shang, raja mengadakan upacara
tenung sebelum melakukan sesuatu hal yang penting. Batok kura-kura dan tulang
binatang adalah alat yang digunakan dalam upacara penenungan. Sebelum dipakai
sebagai alat untuk ditulisi, batok kura-kura harus diproses terlebih dahulu, yaitu
pertama dibersihkan dan kemudian dipepat halus. Setelah itu, di atas permukaan
(16)
batok itu akan dipahat tanda huruf yang diatur rapi. Biasanya, penenung memahat
namanya serta tanggal penenungan, dan hal yang hendak diramalkan semuanya
dipahat di atas batok. Seusai pemahatan, batok itu akan dipanggang dimana pahatan
akan memunculkan celah-celah.
Berdasarkan arah dan bentuk celah-celah itulah, si penenung akan
mendapatkan hasil ramalan. Benar atau tidaknya ramalan itu kemudian juga akan
dipahat di atas batok. Apabila ramalan yang dipahat dalam batok itu terbukti benar,
maka batok kura-kura itu akan disimpan sebagai arsip.
Dewasa ini, arkeolog seluruhnya menemukan 160 ribu keping batok kura-kura.
Diantaranya ada beberapa batok yang utuh. Namun, ada juga keping-keping tanpa
aksara. Menurut statistik, jumlah huruf yang terdapat di atas batok kura-kura dan
tulang bintang itu melebihi 4000, tetapi hanya 3000 yang pernah dipelajari. Di antara
3000 aksara itu, hanya 1000 lebih yang dapat dibaca oleh sarjana. Adapun huruf yang
lain tak bisa dimengerti atau terdapat perselisihan serius mengenai artinya. Walaupun
demikian, melalui 1000 lebih aksara itu dapat kita ketahui secara kasar keadaan
politik, ekonomi dan kebudayaan Dinasti Shang. Huruf yang tertulis di batok
kura-kura dan tulang binatang merupakan huruf yang sistematis dan merupakan dasar
huruf kanji kemudian.
Menurut Indra (2002:15), bahwa sampai abad ke-3 SM bangsa Jepang tidak
mempunyai bahasa tulisan sama sekali. Namun, bangsa Jepang telah memiliki bahasa
lisan dan ketika mereka menemukan bahwa bangsa Cina yang menjadi tetangga
mereka sudah memiliki bahasa lisan dan tulisan, mereka lalu meminjam sistem
(17)
penulisan bangsa Cina. Huruf kanji didatangkan ke Jepang pada abad ke-4 atau awal
abad ke-5 yang juga disertai pengucapannya dalam bahasa Kan, yang kemudian di
Jepang disebut dengan on-yomi (cara baca on). Tetapi, arti huruf tersebut juga bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang asli, sehingga huruf kanji tersebut juga dibaca
dengan bahasa Jepang asli yang disebut kun-yomi (cara baca kun). Walaupun, bangsa
Jepang dapat menggunakan huruf-huruf kanji Cina yang dipinjamnya itu untuk
menuliskan akar kata bahasa mereka, namun huruf-huruf tersebut tidak bisa dipakai
untuk menuliskan akhiran gramatikal, karena tata bahasa dan morfologi bahasa Cina
tidak ada akhiran gramatikal yang memperlihatkan kedudukan kata dalam kalimat seperti
halnya dalam bahasa Jepang.
Pada mulanya, bangsa Jepang mencoba menggunakan huruf-huruf Cina untuk
menuliskan baik akar kata maupun akhiran gramatikalnya. Tetapi, setelah beberapa
ratus tahun kemudian, mereka menemukan bahwa cara ini tidak berhasil dengan baik,
sehingga mereka mencoba meringkas beberapa huruf menjadi sistem fonetik, yang
menyerupai sistem abjad latin dan dengan demikian mereka bisa menggunakannya
untuk menuliskan akhiran gramatikal dalam bahasa mereka. Mereka berhasil dengan
cara ini dan menanamkan huruf-huruf fonetik tersebut dengan nama Kana.
Huruf kanji Jepang keseluruhannya berjumlah berkisar sekitar 50.000 huruf
dan dipergunakan berjumlah sekitar 10.000 huruf. Tetapi yang dipergunakan
sehari-sehari yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan Jepang sebanyak 1850
huruf yang disebut jouyou kanji (Hamzon, 2007:82).
(18)
2.2 Jenis-jenis Huruf Kanji 1. Kanji kōkotsu (甲骨)
Kanji kōkotsu adalah huruf kanji yang paling kuno yang pernah ditemukan di Cina. Huruf ini digunakan pada zaman In (殷) sekitar abad ke-14 SM sampai abad
ke-11 SM. Di dalam tempat penyembahan terdapat kulit kura-kura dan tulang-tulang
binatang yang dimasukkan ke dalam lubang, kemudian dibakar. Dan arang tersebut
dipakai untuk menulis huruf-huruf yang mereka ciptakan pada saat itu. Huruf ini
ditemukan di Cina 3500 tahun yang lalu.
2. Kanji kinbun (金文)
Huruf kanji kinbun digunakan pada zaman dinasti Chou (周) sekitar abad
ke-11 SM sampai abad ke-7 SM. Huruf ini ditemukan terukir di peralatan perunggu yang
telah dibuatnya.
3. Kanji Tenbun (篆文)
Huruf kanji tenbun digunakan pada awal kekaisaran dinasti Chin (秦) pada
waktu negeri Cina bersatu, sekitar abad ke-3 SM. Pada saat itu setiap tempat di dalam
negeri Cina kesulitan menggunakan huruf kanji yang bermacam-macam. Karena
kesulitan dalam menggunakan huruf kanji kinbun, akhirnya pemerintah menetapkan
huruf kanji tenbun.
(19)
4. Kanji Kaisho (楷書)
Huruf kanji kaisho yaitu huruf kanji yang digunakan secara umum sampai
sekarang. Setelah dinasti Chin (秦) kemudian berganti menjadi dinasti Han (漢)
sekitar abad ke-3 SM sampai abad ke-3 M. Pada masa ini huruf kanji berubah
menjadi berbentuk garis lurus, huruf ini biasa disebut reisho (隷書) atau karakter
persegi.
Contoh :
(20)
BAB III
MAKNA KANJI YANG TERDAPAT DI STASIUN
3.1. Makna Kanji di Stasiun Kereta Api
Salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan masyarakat Jepang
adalah transportasi. Trasnportasi massa yang paling populer di Jepang adalah kereta,
jutaan masyarakat Jepang setiap harinya bergantian menggunakan moda transportasi
ini.
Jika kita sebagai orang asing ingin menggunakan moda transportasi ini, kita
akan menemukan banyak tanda baca kanji yang tidak kita kenal maknanya. Oleh
sebab itu, jika tidak ingin terjadi kesalahan dalam menaiki kereta alangkah baiknya
kita mengetahui makna dari aksara-aksara kanji tersebut. Aksara-aksara kanji tersebut
antara lain:
-
駅
Aksara ini dibaca Eki “stasiun”, dipakai untuk menyebutkan stasiun bus
sekaligus stasiun kereta. Aksara dasar di sebelah kiri adalah aksara uma, “kuda”,
sementara bagian sebelah kanannya telah ditafsirkan dalam beberapa cara. Secara
imajinatif dapat digambarkan sebagai lelaki yang sedang bersandar di sekop. Yang
pasti adalah aksara itu untuk shaku, tongkat pengukur satuan panjang lama. Dan arti
lain dari kanji ini, “mengukur tongkat” menunjukkan jarak. Pada zaman dahulu jarak
(21)
antara shukuba (desa yang ramai) ditempuh dengan menunggang kuda sebagai satu
alternatif lain dari berjalan kaki. (Harus dicatat bahwa di bagian kanan aksara ini
dulunya ditulis berupa unsur yang rumit lagi yang berarti “penggantian” atau
“perubahan”).
-
口
Kanji ini paling sering terlihat di stasiun dibaca Kuchi(guchi), yang berarti
“mulut”. Aksara ini berasal dari tulisan silang menggambarkan mulut. Kanji ini
sering dikombinasikan dengan kanji lainnya :
- 入口Iri-guchi, yang artinya “pintu masuk”.
- 出口De-guchi, yang artinya “pintu keluar”.
- 改札口Kaisatsu-guchi, yang artinya “pintu pemerikasaan karcis”.
- 東口Higashi-guchi, artinya “pintu keluar atau pintu masuk timur”.
- 南口Minami-guchi, artinya “pintu keluar atau pintu masuk selatan”.
- 北口Kita-guchi, artinya “pintu keluar atau pintu masuk utara”.
- 西口Nishi-guchi, artinya “pintu keluar atau pintu masuk barat”.
(22)
- 中央口Chuuou-guchi, artinya “pintu keluar atau pintu masuk utama”.
Disamping bentuk-bentuk 口 yang dibahas di atas, keterangan lain yang
terdapat di stasiun kereta:
- のぼり口 Nobori-guchi, biasanya di tuliskan dalam tanda panah ke atas
yang artinya “pintu naik”.
- おり口 Ori-guchi, biasanya dituliskan dalam tanda panah ke bawah yang
artinya “pintu turun”.
Di kebanyakan stasiun anda akan melihat tanda baca:
- きっぷをはっきりお見せください Kippu o hakkiri omise kudasai, yang
secara kasar dapat diartikan sebagai “tolong perlihatkan karcis anda dengan jelas”,
biasa tertulis di pintu pemerikasaan karcis. Anda harus mengerti untuk membaca
semua Hiragana dalam kalimat ini. Hanya ada satu aksara kanji untuk mi(seru),
“memperlihatkan” yang sama dengan aksara verba mi(ru), “melihat”.
- 左側通行 Hidari gawa tsuukou, artinya “belok ke kiri”. Dituliskan dalam
simbol panah yang mengarah ke kiri.
-右側通行 Migi gawa tsuukou, artinya “belok ke kana”. Dituliskan dalam
simbol panah yang mengarah ke kanan.
(23)
- 山手線 Yamanote sen, artinya “jalur yamanote”. Merupakan jalur yang
paling sibuk di Jepang dengan jarak tempuh kurang lebih 34,5 km pulang pergi di
sekeliling pusat kota. Meliputi 550 kereta yang bekerja setiap harinya di jalur ini.
- 方面Houmen, artinya “arah”. Aksara ini biasa terlihat di atas peron.
- 新 宿 Shinjuku, merupakan sebuah distrik di Tokyo yang memiliki
pemandangan malam yang paling indah, juga merupakan rute kereta yang ramai.
- 渋谷Shibuya, daerah pemberhentian kereta yang merupakan sebuah distrik
di Tokyo yang juga merupakan pusat perbelanjaan dan pergaulan kawula muda
Tokyo.
- 品川Shinagawa, merupakan titik awal salah satu rute utama yang mengarah
dari Tokyo ke Kyoto.
- 上野 Ueno, merupakan rute kereta yang terdapat di puncak bukit kecil,
pernah disebut juga Gunung Ueno atau Hutan Ueno.
- 池 袋 Ikebukuro, merupakan stasiun kereta terbesar di Jepang setelah
Shinjuku.
- 線 Sen, artinya “jalur”. Aksara ini biasanya berada di belakang nama jalur
kereta dan kereta bawah tanah. Seperti 山手線yamanote sen, 地下鉄線 chikatetsu
(24)
sen, 銀座線ginza sen, 丸の内線marunouchi sen, 千代田線chiyoda sen, 日比谷線
hibiya sen.
- のりば Noriba, artinya “tempat perpindahan penumpang kereta”.
- のりかえNorikae, artinya “tempat pergantian penumpang”.
- こんどの電車は東京行きKondo no densha wa Tokyo yuki, artinya “kereta
ini menuju stasiun Tokyo”. Kalimat ini selalu terlihat di atas peron.
- 次の電車は中野行き, Tsugi no densha wa nakano yuki, artinya “kereta
berikut ini menuju Nakano”. Kalimat ini juga selalu terlihat di atas peron.
- 特 急 Tokkyuu, artinya “ekspres khusus”. Tertulis di depan, belakang,
samping kereta dan di atas peron.
- 急 行 Kyuukou, artinya “ekspres”. Tertulis di depan, belakang, samping
kereta dan di atas peron.
- 快速 Kaisoku, artinya “kereta cepat”. Tertulis di depan, belakang, samping
kereta dan di atas peron.
- 準急Junkyuu, artinya “semi ekspres”. Tertulis di depan, belakang, samping
kereta dan di atas peron.
- 各駅停車(普通)Kaku eki teisha (futsuu), artinya “kereta lokal biasa”.
Tertulis di depan, belakang, samping kereta dan di atas peron.
(25)
- こんどの発車 Kondo no hassha, artinya “berangkat sekarang”. Tertulis
tepat di atas kerumunan orang pada tanda baca ‘keberangkatan’.
- つぎの発車Tsugi no hassha, artinya “berangkat berikutnya”. Tertulis tepat
pada tanda baca ‘keberangkatan’.
- お手洗い Otearai, artinya “toilet”. Toilet di stasiun kereta Jepang biasanya
dituliskan tebal-tebal di atas pintu masuk ruang rehat umum.
- 男Otoko, artinya “laki-laki”. Aksara ini terdapat di pintu toilet, menandakan
diperuntukkan bagi laki-laki.
- 女 Onna, artinya “wanita". Aksara ini juga terdapat di pintu toilet,
menandakan diperuntukkan bagi wanita.
- 精算所seisanjo, artinya“tempa penyesuain ongkos”. Aksara ini terdapat di
dekat pintu pemeriksaan karcis.
Aksara kanji yang lebih kompleks di stasiun kereta terdapat pada mesin
penyalur karcis. Kita dapat membeli karcis yang tepat tanpa mengalami
kesulitan apabila kita mengerti apa kata-kata instruksi dalam mesin pembelian karcis
otomatis. Sebaliknya bila kita tidak mengerti kita akan mengalami kesulitan, seperti
kesalahan jurusan kereta ataupun kesalahan-kesalahan lain.
(26)
Keterangan :
5. 入場券 Nyuujouken, artinya “karcis untuk masuk ke suatu tempat”. Karcis
ini berguna untuk mengantar orang atau menjemput orang yang memerlukan bantuan,
misalnya orang cacat.
6. こどものきっぷも買えます Kodomo no kippu mo kaemasu, artinya
“karcis khusus untuk anak-anak”. Terdapat di mesin penjualan karcis otomatis
dengan tulisan tombol “kodomo”. Seorang anak dapat membeli karcis tersebut
apabila memenuhi syarat yaitu telah berumur di atas 12 tahun atau setelah lulus dari
sekolah dasar. Harga karcis ini setengah harga dari karcis penumpang dewasa.
(27)
7. 千円札も使えます Sen en satsu mo tsukaemasu, “dapat menggunakan
uang kertas 1000 Yen”. Jika kita tidak mempunyai uang receh, kita dapat
memasukkan uang kertas 1000 Yen ke dalam mesin. Kemudian kembaliannya akan
keluar di bagian bawah mesin beserta karcisnya.
8. 投入金額 Tounyuu kingaku, artinya “jumlah uang yang dimasukkan ke
dalam mesin”. Jumlah uang yang telah dimasukkan akan terlihat di layar yang
dibawahnya tertuliskan aksara ini.
9. こどものとき押してください Kodomo no toki oshite kudasai, kaliamat
ini berbunyi apabila anda membeli karcis anak-anak, pertama-tama anda harus
menekan tombol yang terletak di situ sampai keluar kata kodomo di atasnya.
Selesaikan dengan tombol yang bersangkutan sesuai dengan ongkos untuk sampai ke
tujuan anda.
12. 1枚,2枚,3枚,4枚 Mai, aksara kanji ini berarti “lembar”. Tombol yang
menawarkan pilihan jumlah karcis.
14. 両替はできません Ryougae wa dekimasen, artinya mesin tidak akan
memberikan penukaran kecuali harga sebuah karcisnya dibayar dulu. Namun
kebanyakan stasiun kereta menyediakan mesin penukaran di samping mesin penyalur
karcis.
(28)
3.2. Makna Kanji di Stasiun Bus
Tidak banyak rute bus antar kota yang berjarak jauh di Jepang, karena
jaringan kereta yang panjang telah dahulu dibangun sebelum jalan raya. Dewasa ini
orang Jepang lebih memilih bepergian dengan pesawat udara karena lebih efisien
waktu. Sebaliknya bus carteran sangat terkenal di dalam kota dan juga di daerah
pinggiran pantai. Bus bisa menjadi pilihan utama bagi masyarakat golongan bawah
dan menengah karena selain sangat murah, juga merupakan cara satu-satunya untuk
bisa mencapai tempat-tempat tertentu yang tidak bisa dicapai pesawat maupun kereta.
Bagian yang paling sulit bepergian dengan bus ialah memahami tanda baca
yang terdapat di halte, stasiun ataupun di dalam bus itu sendiri. Nama-nama tempat
biasanya memainkan peranan penting, tidak hanya baris-barisnya semata, akan tetapi
nama-nama lambang yang memiliki bacaan yang unik.
(29)
Gambar : 1
Aksara yang paling atas dalam lingkaran tanda baca menyatakan perusahaan
bus---dalam hal ini, 都営バス Toei basu---dan memastikan kita bahwa ini benar-benar
停留所teiryuujo, “halte bus”. Toei sama seperti dalam Toei sen untuk kereta bawah
tanah, jadi kalimat penuhnya, 都営バス停留所 Toei Basu Teiryuujo, berarti “Halte
Bus Metropolitan Tokyo” (A dalam gambar 1). Memeriksa bagian lambang ini
bukanlah merupakan latihan asal-asalan, karena bus-bus swasta jalur kota mungkin
saja berhenti sangat dekat antara satu sama lain.
B dalam gambar 1 adalah nama halte bus. Di bawahnya dengan tulisan
vertikal adalah nomor-nomor rute dan tujuan akhir dari bus-bus yang berhenti di situ.
Lambang empat persegi panjang di bagian bawah gambar 1 ialah contoh dari
jam berangkat di setiap rutenya. Jadwal untuk hari minggu dan hari-hari libur ditulis
(30)
setengah (biasanya dalam lambang bewarna merah), di bawah kepala 休日kyuujitsu ,
“hari libur”. (Lihat gambar 2 dan 4). 平 日 Heijitsu, yakni jadwal “hari kerja”
(biasanya dalam aksara bewarna hitam) ditulis di bagian lain dari jadwal tersebut.
(Gambar 2)
(Gambar 3)
(Gambar 4)
Lambang-lambang yang pasti kita pelajari sekarang ialah salah satunya dalam
gambar 2, 3, dan 4. Yang pertama, diucapkan 実 jitsu 日 nichi 日 hi yang berarti
“matahari” atau “hari” secara alamiah sudah cukup sebagai gambar “matahari”.
Lambang yang berikutnya, yang biasanya diucapkan ji atau toki, “jam” atau
“waktu” ialah gambar matahari di sebelah kiri, di sebelah kanan, kaki dan tangan
(gambar 3). (Bayangkan akan gerakan tangan dan kaki ketika melakukan pekerjaan!)
(31)
sebelah kanan memiliki asal usul kata yang rumit. Pengertian “kerja” menjadi
“pegawai pemerintah”, yang kemudian berpindah menjadi “kuil”. Artinya yang
terakhir berasal dari gabungan biksu Budha dari India, yang ketika mengembara
melewati daratan Cina, sering diberi akomodasi di kantor-kantor pemerintah.
Aksara yang ketiga dapat dikatakan tidak terlalu sulit untuk diingat.
Diucapkan yasu (mu) atau kyuu yang berarti “rehat” atau “peristirahatan”, ia berasal
usul dari sketsa orang yang sedang rehat di bawah keteduhan sebuah pohon (Gambar
4).
Ada beberapa tujuan akhir dalam perjalanan bus. Jenis perjalanan bus yang
paling disukai sekarang ini ialah wan-man, bus dengan satu kondektur, yang lebih
murah. Jadi, di atas bus Metropolitan kota Tokyo anda memasukkan sejumlah ongkos
ke dalam kotak ongkos pada saat anda naik. Pada bus-bus lain mungkin anda harus
mengambil secarik kertas整理券 (seiriken) dari mesin karcis pada saat anda naik. Di
atas kertasnya tertulis zona daerah, dan apabila kita siap turun, periksalah nomor meja
biaya elektronik di bagian depan bus dan masukkan seiriken dengan jumlah uang
secukupnya ke dalam kotak ongkos dekat tempat duduk supir.
3.3. Makna Kanji di Stasiun Taksi
Pelayanan taksi di Jepang, tidak hanya merupakan yang terbaik di dunia, akan
tetapi mereka juga terus membantu orang asing dan orang Jepang sendiri supaya tidak
pusing mencari alamat yang jelas.
(32)
Lambang dalam gambar 1 dipajang di pinggir depan hotel, stasiun kereta,
bandar udara serta tempat-tempat tertentu lainnya dan terlihat cukup jelas, itulah cara
menulis “pangkalan taksi” dalam bahasa Jepang. Di kota-kota tertentu, kita diberi tiga
pilihan jenis dan ukuran taksi; besar, sedang, kecil (Nomor 2-4). Taksi besar, tentu
saja makin tinggi ongkosnya, akan tetapi orang-orang Barat yang berbadan besar dan
dibebani bawaan yang berat biasanya lebih mudah tergoda untuk beroyal-royalan
dengan sedan yang besar itu.
Aksara kanji yang pertama dalam Oo-gata, juga diucapkan tai dan dai, yang
berarti “besar”. Aksara ini berasal dari ilustrasi seorang lelaki dengan lengan dan
betis yang direntangkan untuk menunjukkan rasa “ukuran” atau “besar”, Oo(kisa).
Aksara pertama dalam chuu-gata menunjukkan garis yang ditulis di
tengah-tengah objek, jadi menggambarkan gagasan “di dalam”, “dalam waktu”, dan tengah-tengah.
Sedangkan Ko dalam aksara (Nomor 4), juga diucapkan shou atau chii(sai),
berasal dari ilustrasi gambar tiga titik yang berarti “kecil”. Sehingga sampai sekarang
ini, hampir semua benda di Jepang; TV, kulkas, truk dan sebagainya berbentuk dalam
model ko-gata.
(33)
Pemakaian –gata yang berhubungan dengan ukuran hanya merujuk kepada
benda-benda yang tidak bergerak. Pengucapan lain dari kanji ini adalah kata dan kei
yang berarti “bentuk”, ‘model”, “tipe”, atau “pola”.
5. 空車kuusha
6. 回送kaisou
Aksara pada “Nomor 5” secara harafiah berarti “mobil kosong”. Jika ingin
menaiki taksi yang kosong, kita dapat menandainya dengan melihat aksara kuusha
tertulis dengan warna lampu merah di atas latar yang hitam.
Aksara kanji “Nomor 6” sebaliknya menandakan di dalam taksi ada
penumpangnya. Selain itu, taksi-taksi yang menunjukkan tanda kaisou menandakan
taksi itu sedang menuju ke pompa bensin, tempat makan, menunjukkan akhir jam
kerja atau ke tempat-tempat tujuan yang pribadi.
7. 個人タクシーkojin takushi
Aksara kanji “Nomor 7” di atas menandakan bahwa pengemudinya juga
adalah pemiliknya. Kebanyakan orang Jepang menyukai taksi ini sebagai taksi-milik.
Karena pelayanannya lebih baik, dan mungkin pembicaraannya agak lebih menarik.
Untuk orang asing yang baru tiba di Jepang ada beberapa hal yang harus
diperhatikan apabila ingin menggunakan transportasi umum taksi. 1. Hati-hatilah
dengan bagian pintu belakang kiri, yang secara otomatis dibuka dan ditutup oleh
(34)
pengemudinya. Ia akan menghargai anda apabila anda membiarkan ia mengawasi
pintu itu (daripada anda kesal dengan mesin penutupnya). 2. Bayarlah ongkos sesuai
dengan harga yang muncul di argometer. 3. Pemberian tip tidaklah diperlukan, namun
sebaliknya apabila pengemudi banyak memberikan pertolongan misalnya dengan
membantu mengangkatkan koper atau menemukan tempat-tempat tertentu yang sulit
dicari, selayaknya anda memberikan tip.
8. 目黒へおねがいします Meguro e onegaishimasu, artinya “saya ingin pergi ke
meguro”.
9. ここでおろしてください Koko de oroshite kudasai, artinya “tolong turunkan
saya di sini”.
Jika anda ingin pergi ke tempat yang tidak begitu dikenal, merupakan suatu
gagasan yang baik untuk membawa lembaran kertas yang bertuliskan alamat tujuan
anda dalam bahasa Jepang. Kemudian jika anda mengetahui dua kalimat di atas
nomor 8 dan 9, anda akan selamat.
(35)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah membahas tentang Makna Kanji yang Terdadapat di Stasiun maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan masyarakat Jepang
adalah transportasi. Transportasi massa yang paling populer di Jepang adalah
kereta, bus dan taksi.
2. Jika kita sebagai orang asing ingin menggunakan moda transportasi kereta,
bus dan taksi, kita akan menemukan banyak tanda baca kanji yang tidak kita
kenal maknanya. Oleh sebab itu, jika tidak ingin terjadi kesalahan dalam
menaikinya alangkah baiknya kita mengetahui makna dari aksara-aksara kanji
tersebut, bila kita tidak mengerti kita akan mengalami kesulitan, seperti
kesalahan jurusan kereta ataupun kesalahan-kesalahan lain.
3. Salah menaiki jurusan kereta merupakan kesalahan yang paling fatal, biasanya
terjadi karena kesalahan pada pembelian tiket di mesin pembelian otomatis.
Di mesin pembelian tiket otomatis terdapat banyak aksara kanji yang sangat
kompleks yang menunjukkan kota atau jurusan tertentu. Oleh sebab itu
apabila kita tidak mengetahui arti dari kanji-kanji tersebut tidak tertutup
kemungkinan terjadi kesalahan seperti di atas.
(36)
4. Salah mengambil seiriken(secarik kertas tipis) di bus berarti salah
menentukan tujuan kemana kita berhenti. Di atas kertas seiriken terdapat
aksara kanji yang menunjukkan jurusan atau zona daerah.
5. Apabila terdapat taksi yang ada tanda lampu hijau di dalam kaca depan mobil
yang bertuliskan kanji kaisou janganlah anda stop karena menandakan
terdapat penumpang di dalamnya ataupun sedang menandakan taksi itu
sedang menuju ke pompa bensin, tempat makan, menunjukkan akhir jam kerja
atau ke tempat-tempat tujuan pribadi.
4.2 Saran
1. Sebagai negara dengan transportasi yang kurang baik, pengusaha transportasi
Indonesia maupun negara hendaknya menyontoh dan mengambil pelajaran
dari sistem transportasi Jepang yang merupakan negara dengan kemajuan
transportasi terdepan di dunia.
2. Bagi yang ingin melakukan perjalana ke Jepang hendaknya lebih teliti
memahami tanda baca kanji di tempat-tempat umu transportasi dan selalu
banyak bertanya pada masyarakat asli. Agar tidak terjadi kesalahan dalam
menaiki moda transportasi yang akan merugikan kita sendiri.
(37)
DAFTAR PUSTAKA
Moriyama, Tae. 1994. Petunjuk Praktis Memahami Tanda Huruf Kanji. Jakarta ;
Kesaint Blanc.
Nishio, Minoru; Etsutarou Iwabuchi & Shizuo Mizutani eds. 1975. Iwanami Kokugo
Jiten. Tokyo: Iwanami Shoten.
Nelson, Andrew N. 1974. The Modern Reader’s Japanese-English Character
Dictionary, 2nd rev. Ed. Tokyo: Charles E. Tuttle Co
Onoe, Kanehide ed. 1977. Shougakusei no tame no Kanji o Oboeru Jiten. Tokyo,
Obunsha.
Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Umum. Medan ; USU Press.
(38)
“MAKNA KANJI YANG TERDAPAT DI STASIUN”
Salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan masyarakat Jepang adalah transportasi. Transportasi massa yang paling populer di Jepang adalah kereta, bus dan taksi. Jutaan masyarakat Jepang setiap harinya menggunakan alat transportasi ini.
Kita sebagai orang asing ingin menggunakan alat transportasi ini, kita akan menemukan banyak tanda kanji yang tidak kita kenal maknanya. Oleh sebab itu, jika tidak ingin terjadi kesalahan dalam menaikinya alangkah baiknya kita mengetahui makna dari aksara-aksara kanji tersebut.
Selain aksara 駅 (eki), kanji yang paling sering terlihat di stasiun kereta adalah kuchi(guchi), yang berarti “mulut”. Akasara ini berasal dari tulisan saling menggambarkan mulut. Kanji ini sering di kombinasikan dengan kanji yang lainnya :
- 入口 Iri-guchi, yang artinya “pintu masuk” - 出口 De-guchi, yang artinya “pintu keluar”
- 改札口 Kaisatsu-guchi, yang artinys “pintu pemeriksaan karcis”
- 東口 Higashi-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk timur” - 南口 Minami-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk selatan” - 北口 Kita-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk utara” - 西口 Nishi-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk barat” - 中央口Chuuou-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintuk masuk utama”
Disamping bentuk-bentuk 口 yang di bahas di atas, keterangan lain yang terapat di stasiun kereta :
- のぼり口 Nobori-guchi, biasanya di tuliskan dalam tanda panah keatas - おり口 Ori-guchi, biasanya dituliskan dalam tanda panah kebawah yang
artinya “pintu turun”.
Aksara kanji yang kebih kompleks di stasiun kereta terdapat pada mesin penyalur karcis. Kita dapat membeli karcis yang tepat tanpa mengalami kesulitan apabila kita mengerti apa kata-kata instruksi dalam mesin pembelian karcis otomatis. Sebaliknya bila kita tidak mengerti kita akan mengalami kesulitan, seperti kesalahan jurusan kereta ataupun kesalahan-kesalahan lain.
(39)
Bagian yang paling sulit berpergian dengan bus ialah memahami tanda baca yang terdapat di halte, stasiun ataupun di dalam bus itu sendiri. Nama-nama tempat biasanya mempunyai peranan penting dan nama-nama lambang yang memiliki bacaan yang unik.
Ada beberapa tujuan akhir dalam perjalanan bus. Jenis perjalanan bus yang paling disukai sekarang ini ialan wan-man, bus dengan satu kondektur, yang lebih murah. Jadi, diatas bus metropolitan kota Tokyo anda memasukkan sejumlah ongkos ke dalam kotak ongkos pada saat anda naik. Pada bus-bus lain anda harus mengambil secarik kertas 整理券 (seiriken) dari mesik karcis pada saat anda naik. Di atas kertasnya tertulis tujuan perjalanan dan ketika turun, periksalah nomor meja biaya elektronik di bagian depan bus dan masukkan seiriken dengan jumlah uang secukupnya kedalam kotak ongkos dekat tempat duduk supir.
Pelayanan taksi di Jepang merupakan yang terbaik di dunia. Mereka juga membantu orang asing dan orang Jepang sendiri supaya tidak pusing mencari alamat yang baru.
Di kota-kota tertentu, kita dideri tiga pilihan jenis dan ukuran taksi;besar, sedang, kecil. Taksi besar, tentu saja makin tinggi ongkosnya, akan tetapi orang-orang Barat yang berbadan besar dan dibebani bawaan yang berat biasanya lebih mudah tergoda untuk naik taksi yang besar itu.
Aksara kanji yang pertama dalam Oo-gata, juga diucapkan tai dan dai, yang berarti “besar”. Aksara ini berasal dri ilustrasi seorang lelaki dengan lengan dan
betis yang direntangkan untuk menunjukkan rasa “ukuran” atau “besar”, Oo(kisa).
Aksara pertama dalam chuu-gata menunjukkan garis yang ditulis di tengah-tengah objek, jadi menggambarkan gagasan “di dalam”, “dalam waktu”, dan tengah-tengah.
Aksara kanji pertama kogata juga diucapkan shou atau chii(sai), berasal dari ilustrasi gambar tiga titik yang berarti “kecil”. Sehingga sampai sekarang ini, hampir semua benda di Jepang; tv, kulkas, truk dan sebagainya berbentuk dalam model ko-gata.
Pemakaian –gata yang berhubungan dengan ukuran hanya merujuk kepada benda-benda yang tidak bergerak. Pengucapan lain dari kanji ini adalah kata dan kei
yang berarti “bentuk”, “model”, “tipe”, atau “pola”.
(1)
pengemudinya. Ia akan menghargai anda apabila anda membiarkan ia mengawasi pintu itu (daripada anda kesal dengan mesin penutupnya). 2. Bayarlah ongkos sesuai dengan harga yang muncul di argometer. 3. Pemberian tip tidaklah diperlukan, namun sebaliknya apabila pengemudi banyak memberikan pertolongan misalnya dengan membantu mengangkatkan koper atau menemukan tempat-tempat tertentu yang sulit dicari, selayaknya anda memberikan tip.
8. 目黒へおねがいします Meguro e onegaishimasu, artinya “saya ingin pergi ke meguro”.
9. ここでおろしてください Koko de oroshite kudasai, artinya “tolong turunkan saya di sini”.
Jika anda ingin pergi ke tempat yang tidak begitu dikenal, merupakan suatu gagasan yang baik untuk membawa lembaran kertas yang bertuliskan alamat tujuan anda dalam bahasa Jepang. Kemudian jika anda mengetahui dua kalimat di atas nomor 8 dan 9, anda akan selamat.
(2)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah membahas tentang Makna Kanji yang Terdadapat di Stasiun maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan masyarakat Jepang adalah transportasi. Transportasi massa yang paling populer di Jepang adalah kereta, bus dan taksi.
2. Jika kita sebagai orang asing ingin menggunakan moda transportasi kereta, bus dan taksi, kita akan menemukan banyak tanda baca kanji yang tidak kita kenal maknanya. Oleh sebab itu, jika tidak ingin terjadi kesalahan dalam menaikinya alangkah baiknya kita mengetahui makna dari aksara-aksara kanji tersebut, bila kita tidak mengerti kita akan mengalami kesulitan, seperti kesalahan jurusan kereta ataupun kesalahan-kesalahan lain.
3. Salah menaiki jurusan kereta merupakan kesalahan yang paling fatal, biasanya terjadi karena kesalahan pada pembelian tiket di mesin pembelian otomatis. Di mesin pembelian tiket otomatis terdapat banyak aksara kanji yang sangat kompleks yang menunjukkan kota atau jurusan tertentu. Oleh sebab itu apabila kita tidak mengetahui arti dari kanji-kanji tersebut tidak tertutup kemungkinan terjadi kesalahan seperti di atas.
(3)
4. Salah mengambil seiriken(secarik kertas tipis) di bus berarti salah menentukan tujuan kemana kita berhenti. Di atas kertas seiriken terdapat aksara kanji yang menunjukkan jurusan atau zona daerah.
5. Apabila terdapat taksi yang ada tanda lampu hijau di dalam kaca depan mobil yang bertuliskan kanji kaisou janganlah anda stop karena menandakan terdapat penumpang di dalamnya ataupun sedang menandakan taksi itu sedang menuju ke pompa bensin, tempat makan, menunjukkan akhir jam kerja atau ke tempat-tempat tujuan pribadi.
4.2 Saran
1. Sebagai negara dengan transportasi yang kurang baik, pengusaha transportasi Indonesia maupun negara hendaknya menyontoh dan mengambil pelajaran dari sistem transportasi Jepang yang merupakan negara dengan kemajuan transportasi terdepan di dunia.
2. Bagi yang ingin melakukan perjalana ke Jepang hendaknya lebih teliti memahami tanda baca kanji di tempat-tempat umu transportasi dan selalu banyak bertanya pada masyarakat asli. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menaiki moda transportasi yang akan merugikan kita sendiri.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Moriyama, Tae. 1994. Petunjuk Praktis Memahami Tanda Huruf Kanji. Jakarta ; Kesaint Blanc.
Nishio, Minoru; Etsutarou Iwabuchi & Shizuo Mizutani eds. 1975. Iwanami Kokugo Jiten. Tokyo: Iwanami Shoten.
Nelson, Andrew N. 1974. The Modern Reader’s Japanese-English Character Dictionary, 2nd rev. Ed. Tokyo: Charles E. Tuttle Co
Onoe, Kanehide ed. 1977. Shougakusei no tame no Kanji o Oboeru Jiten. Tokyo, Obunsha.
(5)
“MAKNA KANJI YANG TERDAPAT DI STASIUN”
Salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan masyarakat Jepang adalah transportasi. Transportasi massa yang paling populer di Jepang adalah kereta, bus dan taksi. Jutaan masyarakat Jepang setiap harinya menggunakan alat transportasi ini.
Kita sebagai orang asing ingin menggunakan alat transportasi ini, kita akan menemukan banyak tanda kanji yang tidak kita kenal maknanya. Oleh sebab itu, jika tidak ingin terjadi kesalahan dalam menaikinya alangkah baiknya kita mengetahui makna dari aksara-aksara kanji tersebut.
Selain aksara 駅 (eki), kanji yang paling sering terlihat di stasiun kereta adalah kuchi(guchi), yang berarti “mulut”. Akasara ini berasal dari tulisan saling menggambarkan mulut. Kanji ini sering di kombinasikan dengan kanji yang lainnya :
- 入口 Iri-guchi, yang artinya “pintu masuk” - 出口 De-guchi, yang artinya “pintu keluar”
- 改札口 Kaisatsu-guchi, yang artinys “pintu pemeriksaan karcis”
- 東口 Higashi-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk timur” - 南口 Minami-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk selatan” - 北口 Kita-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk utara” - 西口 Nishi-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintu masuk barat” - 中央口Chuuou-guchi, yang artinya “pintu keluar atau pintuk masuk utama”
Disamping bentuk-bentuk 口 yang di bahas di atas, keterangan lain yang terapat di stasiun kereta :
- のぼり口 Nobori-guchi, biasanya di tuliskan dalam tanda panah keatas - おり口 Ori-guchi, biasanya dituliskan dalam tanda panah kebawah yang
artinya “pintu turun”.
Aksara kanji yang kebih kompleks di stasiun kereta terdapat pada mesin penyalur karcis. Kita dapat membeli karcis yang tepat tanpa mengalami kesulitan apabila kita mengerti apa kata-kata instruksi dalam mesin pembelian karcis otomatis. Sebaliknya bila kita tidak mengerti kita akan mengalami kesulitan, seperti kesalahan jurusan kereta ataupun kesalahan-kesalahan lain.
(6)
Bagian yang paling sulit berpergian dengan bus ialah memahami tanda baca yang terdapat di halte, stasiun ataupun di dalam bus itu sendiri. Nama-nama tempat biasanya mempunyai peranan penting dan nama-nama lambang yang memiliki bacaan yang unik.
Ada beberapa tujuan akhir dalam perjalanan bus. Jenis perjalanan bus yang paling disukai sekarang ini ialan wan-man, bus dengan satu kondektur, yang lebih murah. Jadi, diatas bus metropolitan kota Tokyo anda memasukkan sejumlah ongkos ke dalam kotak ongkos pada saat anda naik. Pada bus-bus lain anda harus mengambil secarik kertas 整理券 (seiriken) dari mesik karcis pada saat anda naik. Di atas kertasnya tertulis tujuan perjalanan dan ketika turun, periksalah nomor meja biaya elektronik di bagian depan bus dan masukkan seiriken dengan jumlah uang secukupnya kedalam kotak ongkos dekat tempat duduk supir.
Pelayanan taksi di Jepang merupakan yang terbaik di dunia. Mereka juga membantu orang asing dan orang Jepang sendiri supaya tidak pusing mencari alamat yang baru.
Di kota-kota tertentu, kita dideri tiga pilihan jenis dan ukuran taksi;besar, sedang, kecil. Taksi besar, tentu saja makin tinggi ongkosnya, akan tetapi orang-orang Barat yang berbadan besar dan dibebani bawaan yang berat biasanya lebih mudah tergoda untuk naik taksi yang besar itu.
Aksara kanji yang pertama dalam Oo-gata, juga diucapkan tai dan dai, yang berarti “besar”. Aksara ini berasal dri ilustrasi seorang lelaki dengan lengan dan betis yang direntangkan untuk menunjukkan rasa “ukuran” atau “besar”, Oo(kisa).
Aksara pertama dalam chuu-gata menunjukkan garis yang ditulis di tengah-tengah objek, jadi menggambarkan gagasan “di dalam”, “dalam waktu”, dan tengah-tengah.
Aksara kanji pertama kogata juga diucapkan shou atau chii(sai), berasal dari ilustrasi gambar tiga titik yang berarti “kecil”. Sehingga sampai sekarang ini, hampir semua benda di Jepang; tv, kulkas, truk dan sebagainya berbentuk dalam model ko-gata.
Pemakaian –gata yang berhubungan dengan ukuran hanya merujuk kepada benda-benda yang tidak bergerak. Pengucapan lain dari kanji ini adalah kata dan kei