Plastisasi Polimer Pengaruh Waktu Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Dalam High Density Polyethylene (HDPE) Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

Halomoan Harahap : Pengaruh Waktu Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Dalam High Density Polyethylene HDPE Dengan Inisiator Benzoil Peroksida, 2009. USU Repository © 2009 hidrokarbon aromatik dan larutan hidrokarbon yang terkloronasi diatas temperatur 70 o C, tetapi tidak ada pelarut yang dapat melarutkan polietilena secara sempurna pada temperatur biasa. Karena bersifat non polar polietilena tidak mudah diolah dengan merekat. Perlu perlakuan tambahan tertentu secara oksidasi pada permukaan atau pengubahan struktur permukaannya oleh sinar elektron yang kuat Surdia, Saito, 1995.

2.1.2. Sifat-sifat listrik

Polietilena merupakan polimer non polar yang khas memiliki sifat-sifat listrik yang baik terutama sangat baik dalam sifat khas frekuensi tinggi, banyak dipakai sebagai bahan isolasi untuk radar, TV dan berbagai alat komunikasi. Pada tahun 1953 Karl Ziegler,dari Jerman menemukan proses polimerisasi dengan menggunakan katalis senyawa koordinasi antara alkil alumunium dengan halida logam transisi dalam sintesis polietilena linier atau sintesis polietilena secara polimerisasi radikal hanya menghasilkan rantai cabang yang tak reguler. Tidak lama kemudian, Natta mengadakan modifikasi katalis yang digunakan oleg Ziegler untuk mensinteisis polimer kristalin. Liner isotaktik tinggi dari monomer -Oleofin tak polar misalnya propilena. Metode polimerisasi ini kemudian berkembang pesat dan sangat penting artinya dalam industri sintesis poliolefin Wirjosentono, 1996.

2.2. Plastisasi Polimer

Pemakaian bahan polimer untuk memenuhi setiap segi kebutuhan manusia memerlukan bahan dengan sifat mekanis dari yang lunak dan ulet sampai yang keras dan kuat. Beberapa jenis polimer dengan struktur kimia rantai yang berbeda akan membentuk bahan dengan sifat mekanis yang berbeda pula. Akan tetapi untuk mendapatkan suatu bahan dengan kekerasan tertentu pula rancangan struktur kimia rantai sangat sulit dilakukan dan memerlukan biaya yang besar. Untuk itu dalam pengolahan membentuk bahan-setengah-jadibarang-jadi, ke dalam bahan polimer murni biasanya ditambahkan suatu zat cairpadat untuk meningkatkan sifat plastisitasnya. Proses ini dikenal dengan plastisasi, sedang zat yang ditambahkan Halomoan Harahap : Pengaruh Waktu Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Dalam High Density Polyethylene HDPE Dengan Inisiator Benzoil Peroksida, 2009. USU Repository © 2009 pemlastis. Di samping itu pemlastis dapat pula meningkatkan elastisitas bahan, membuat lebih tahan beku dan menurunkan suhu-alir, sehingga pemplastis kadang- kadang disebut juga dengan ekastikator antibeku atau pelembut. Jelaslah bahwa plastisasi akan mempengaruhi semua sifat fisik dan mekanis polimer seperti kekuatan tarik, elastisitas kekerasan, sifat listrik, suhu lair, suhu transisi kaca dan sebagainya Wirjosentono, 1995. Adapun pemplastis yang sering digunakan merupakan golongan ftalat ester seperti dimetil ftalat, dibutil ftalat, diheksil ftalat, dioktil ftalat dan didesil ftalat. Menurut Goudung, D. U. 2004., plastisiser seperti DOP dioktil flatat yang digunakan secara komersil bersifat racun dan karsinogenik. Proses plastisasi polimer pada prinsipnya adalah dispersi molekul pemplastis kedalam fasa polimer. Jika pemlastis mempunyai gaya interaksi dengan polimer, proses dispersi akan berlangsung dalam skala molekul dan terbentuk larutan polimer- pemlastis yang disebut dengan kompatibel. Sifat fisik dan mekanis polimer-terplastisasi yang kompatibel ini akan merupakan fungsi distribusi dari sifat komposisi pemplastis yang masing-masing komponen dalam sistem. Bila antara pemplastis dengan polimer tidak terjadi campuran koloid yang tak mantap polimer dan pemplastis tidak kompatibel dan menghasilkan sifat fisik polimer berkualitas rendah. Karena itu, ramalan karakteristik polimer yang terplastisasi dapat dilakukan dengan variasi komposisi pemlastis. Jika terjadi interaksi polimer-polimer cukup kuat, maka molekul pemplastis akan terdifusi kedalam rantai polimer rantai polimer amorf membentuk satuan struktur globular yang disebut bundle menghasilkan plastisasi infrastruktur intra bundle. Dalam Hal ini molekul pemlastis akan berada diantara rantai polimer dan mempengaruhi mobilitas rantai yang dapat meningkatkan plastisasi sampai batas kompatibilitas yaitu sejumlah yang dapat terdispersi terlarut dalam polimer. Jika jumlah pemplastis melebihi batas ini, maka akan terjadi sistem yang heterogen dan plastisasi melebihi tidak efisien lagi Wirjosentono. 1995.

2.3. Teori Polaritas