Helga Rosianna Silalahi : Analisis Viskositas Dan Brightness Pulp Pada Proses Bleaching di PT Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea, 2009.
USU Repository © 2009
2. Memperbaiki kemurnian 3. Degredasi serat selulose seminimum mungkin
4. Mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia dalam tahap pemutihan dan mendapatkan pulp yang cerah dengan standard kecerahan 89-90 ISO.
Pengurangan kandungan resin didalam pulp juga faktor lain yang penting dalam proses bleaching. Dissolving Pulp DKP yang mana ini merupakan suatu pulp yang
diproses secara khusus yang digunakan dalam pabrik serat rayon, diputihkan dengan tujuan khusus, termasuk pengendalian viskositasnya dan pengurangan abu dan zat-zat
pengotor lainnya. Hal ini juga sangat penting untuk mencapai pulp yang diputihkan dengan spesifikasi ekonomis yang dikehendaki.
Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas pulp yang baik dilakukan analisa atau penentuan viskositas dan brightness pulp dilaboratorium. Nilai viskositas yang
diharapkan di PT Toba Pulp Lestari Tbk,Porsea adalah sebesar 22- 35 cP dan brightness
88,0. Semakin tinggi nilai viskositas dan brightness yang diperoleh maka akan semakin baik kualitas dari pulp tersebut. PT. TPL, 2002
1.2 Permasalahan
Pada proses pemutihan atau bleaching di pergunakan bahan-bahan kimia yang berpengaruh pada viskositas dan brightness pulp. Dalam hal ini akan dianalisa
bagaimana viskositas dan brightness pulp yang diinginkan serta bagaimana pengaruh penambahan bahan-bahan kimia terhadap viskositas dan brightness.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui viskositas dan brightness pulp pada proses bleaching.
1.4 Manfaat
Helga Rosianna Silalahi : Analisis Viskositas Dan Brightness Pulp Pada Proses Bleaching di PT Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea, 2009.
USU Repository © 2009
Memberikan informasi mengenai analisa viskositas dan brightness yang digunakan pada proses pemutihan atau bleaching,untuk mendapatkan kualitas pulp yang baik dan
sesuai dengan standard ISO.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kayu
Sebagai bahan bangunan, kayu adalah salah satu produk yang paling sederhana, paling mudah digunakan, kayu dapat dipotong dan dibentuk dengan
mudah, digunakan, dan mudah dipasang. Pada saat yang sama, kayu adalah salah satu bahan kita yang paling kompleks. Kayu tersusun atas sel-sel yang mungil, masing-
masing memiliki struktur lubang-lubang kecil, selaput dan dinding-dinding yang berlapis-lapis rumit. Kemudahan kayu untuk diubah menjadi suatu produk dan dapat
lama dipergunakan tergantung pada pengetahuan praktis akan strukturnya. Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama karbon, hidrogen, dan
oksigen. Kayu mengandung senyawa organik yang tetap tinggal setelah terjadi pembakaran pada suhu tinggi pada kondisi oksigen yang melimpah, residu semacam
ini dikenal sebagai abu.
Tabel 2.1 Komposisi kayu
Unsur berat kering
Karbon 49
Hidrogen 6
Oksigen 44
Helga Rosianna Silalahi : Analisis Viskositas Dan Brightness Pulp Pada Proses Bleaching di PT Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea, 2009.
USU Repository © 2009
Nitrogen Sedikit
Abu 0,1
Unsur-unsur penyusun kayu itu tergabung dalam sejumlah senyawa organik: selulosa,hemiselulosa dan lignin. Haygreen,1993
Kayu yang berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda- beda,bahkan dalam satu pohon bagian ujung dan pangkalnya berbeda. Oleh karena itu
sebelum kayu digunakan untuk kepentingan industri ada baiknya jika sifat-sifat kimia dan fisika dari kayu tersebut diketahui.
a. Sifat-sifat fisika kayu