Pemilihan Jenis Ruang Bakar

Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009.

2.6. Pemilihan Jenis Ruang Bakar

Beberapa kemungkinan mengenai penggunaan jenis ruang bakar pada sistem turbin gas dapat ditentukan dengan jalan memperhatikan fungsi dan kecocokan dalam sistem yang dirancang. Setiap jenis ruang bakar memiliki cara yang khas. Ada 3 jenis ruang bakar yang biasa di pakai dalam suatu instalasi turbin gas, yaitu tubular, anular dan turbular anular. Jenis ruang bakar yang dipakai sebagai analisa dalam laporan tugas sarjana ini adalah jenis tubular multi can. Ruang bakar jenis tubular ini berukuran relatif kecil, terdiri dari beberapa buah yang dipasang melingkari sumbu motor, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.14. Gambar 2.14. Ruang bakar jenis tubular multi can Ruang bakar jenis tubular ini biasa dipakai pada turbin gas skala industri sebagai penggerak generator untuk daya yang besar. Pada setiap unit ruang bakar tubular terdapat penyemprot bahan bakar tetapi penyala ignitor tidak dipasang Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. pada setiap unit. Untuk setiap motor mungkin hanya ada dua penyala saja. Maka penyala bahan bakar pada unit yang tidak dilengkapi dengan penyala dilakukan dengan mengalirkan api dari unit yang bersebelahan melalui pipa api cross fire tube yang menghubungkan zone primer dari setiap unit tersebut. Sementara untuk jenis annular biasa dipakai pada ruang bakar turbin gas pesawat terbang, seperti yang terlihat pada gambar 2.15. Gambar 2.15. Ruang bakar annular Untuk ruang bakar tuboannular seperti yang terlihat pada gambar 2.16, lebih sulit untuk perwatan dan pemeliharaan karena letak ruang bakarnya di dalam pelindung udara luar outer air casing. Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Gambar 2.16. Ruang bakar tuboannular Beberapa alasan dalam pemilihan jenis ruang bakar tubular ini adalah: 1. Konstruksi yang kokoh, 2. Pola aliran bahan bakar dan aliran udara mudah dipadukan, 3. Pengujian sederhana hanya memerlukan sebagian kecil dari laju aliran massa udara motor yang bersangkutan. 4. Mudah dalam perawatan atau perbaikan, karena tidak perlu untuk membongkar ke semua ruang bakar sehingga biaya pemeliharaan dan perbaikannya lebih murah.

2.7. Perpindahan Panas