Siklus Brayton Aktual ANALISA TERMODINAMIKA

Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. = 0,4857 = 48,57

6. Back work ratio bwr

Bwr = Tideal kideal W W = 11 , 659 46 , 310 = 0,471 = 47, 1 Ini berarti 47,1 kerja ideal keluaran turbin digunakan hanya untuk memutar kompresor.

3.2 Siklus Brayton Aktual

Siklus Brayton aktual berbeda dari siklus Brayton ideal pada beberapa hal. Untuk satu hal, hilangnya beberapa tekanan selama penambahan panas dan pengurangan panas tidak dapat dihindarkan. Yang lebih penting adalah kerja aktual masuk ke dalam kompresor akan lebih dan kerja aktual keluar turbin akan berkurang. Penyimpangan aktual kerja kompresor dan turbin dari kerja siklus isentropis yang ideal dapat dihitung dengan memanfaatkan efisiensi adiabatik turbin dan kompresor, seperti tampak pada rumus dibawah ini: k = a W W ≈ a h h h h 2 1 2 1 − − T = W Wa ≈ 4 2 4 2 h h h h a − − dimana titik 2a dan 4a adalah kerja aktual yang keluar dari kompresor dan turbin sedangkan titik 2 dan 4 adalah keadaan untuk kasus isentropik seperti dijelaskan pada gambar 3.1. Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Gambar 3.2. Proses kompresi pada kompresor Maka berdasarkan Gambar 3.1. dan Gambar 3.2. di atas dapat dicari: Kondisi udara masuk kompresor : 1. Untuk kondisi masuk kompresor keadaan statik diperoleh: T 1 = 300 K P 1 = 1,01325 bar Untuk kondisi masuk kompresor pada keadaan stagnasi berdasarkan gambar 3.2. : T 01 = T 1 + p a C C . 2 2 ……………………………[lit. 7 hal.205] Dimana: C a = Kecepatan aliran aksial fluida ms C a = 150 ms untuk industri … … … … … [lit 2 hal 376] C p = Panas jenis udara masuk kompresor = 950 + 0,21.T 1 Jkg.K … …… … [lit 7 hal 38] Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. = 950 + 0,21 300 ………………………..[lit. 7 hal. 38] = 1013 Jkg.K Sehingga: T 01 = 300 + 1013 . 2 150 2 = 311,106 K Dengan mempergunakan tabel pada lampiran 1, diperoleh: h 01 = 311,35 kJkg Kondisi udara keluar kompresor 1. Untuk kondisi keluar kompresor keadaan statik diperoleh: T 2 = 603 K P 2 = r p optimum . P 1 = 12.1,01325 bar = 12,159 bar 2. Untuk kondisi keluar kompresor pada keadaan stagnasi berdasarkan pada gambar 3.2. T 02 = T 2 + p a C C . 2 2 Dimana: C a = Kecepatan aliran aksial fluida = 150 ms C p = 950 + 0,21 T 2 C p = 950 + 0,21 603 = 1076,63 kJkg Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Sehingga: T 02 = 603 + 63 , 1076 . 2 150 2 = 613,45 K Dengan mempergunakan tabel pada lampiran 1, diperoleh: h 02 = 621,166 kJkg Jadi : P 02 = P 1 .     1 02 T T 1 − k k P 02 = 1,01325.       300 45 , 613 1 4 , 1 4 , 1 − = 12,388 bar Kondisi gas melalui turbin 1. Kondisi gas masuk turbin T 3 = 970 C = 1243 K merujuk pada ketahanan material menahan temperatur, tegangan dan umur pakai 2. Kondisi gas keluar turbin T 4 = T 3 .     p r 1 k k 2 − = 1243.       12 1 33 , 1 1 33 , 1 − = 670,97 K Perbandingan tekanan keluar turbin dengan tekanan udara atmosfir pada instalasi turbin gas siklus terbuka adalah 1,1 + 1,2 …[lit 7 hal 37] P 4 = 1,2 . P 1 = 1,2 . 1,01325 = 1,2159 bar Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Efisiensi kompresor dan turbin Berdasarkan grafik seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4. untuk perbandingan tekanan kompresi sebesar 12:1 dengan kenaikan temperatur udara yang melewati kompresor, T 02 – T 01 = 613,45 – 311,106 = 302,34 C = 576,22 F, maka diperoleh efisiensi isentropik kompresor k sebesar 92,5 . Gambar 3.4. Grafik temperatur melewati kompresor vs efisiensi kompresor Sedangkan untuk efisiensi turbin T dapat dicari dengan menggunakan rumus: T =           −               + − − 1 2 2 1 2 ln 1 1 P P k k p P k k k k η η ……………………[lit 11 hal 50] ln Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Maka diperoleh: T =             −                 + − − 1 12 ln 4 , 1 1 4 , 1 1 12 925 , 925 , 1 4 , 1 1 4 , 1 = 71 , 671 , = 0,945 = 94,5 Kerja aktual kompresor : W aktual = k k W η = k h h η 01 02 − = 925 , 35 , 311 166 , 621 − = 334,9 kJkg Maka nilai actual pada keluaran kompresor berdasarkan gambar 3.2 adalah : h 02 =h 01 +W k aktual kJkg =311,35+334,9 = 646,28kJkg ln Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Kerja aktual turbin : W T aktual = T .W T ideal = 0,945.h 3 -h 4 kJkg = 0,945.1328,47-669,36kJkg = 622,86 kJkg Maka temperatur keluar ruang baker aktual : T 3a = 4 T C W Pg Ta + Dimana : CPg =950+0,21.T3 = 950+0,21.1243 = 1211,03 Jkg.K = 1,211kJkg.K T3a = 211 , 1 86 , 622 + 670,97 = 1185,3 K Dengan mempergunakan tabel udara pada lampiran I, maka diperoleh: h 3a = 1260,56 kJkg Tekanan aktual di ruang bakar: P 3a = P 02 1 – P rb Dimana: P rb = kerugian tekanan pada ruang bakar 0,01 0,02 … [lit 16 hal 55] P 3a = P 02 1 – P rb = 12,388 . 1 – 0,02 = 12,14 bar Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Temperatur aktual keluar turbin h 4a = h 3 – W Ta = 1328,47 – 622,86 = 7056,61 kJkg, dengan interpolasi pada lampiran 1, diperoleh temperatur aktual keluar turbin T 4a = 788,84 K Gambar 3.5. Proses pembakaran dan rugi tekanan Panas aktual yang masuk: Maka berdasarkan gambar 3.5. diperoleh: q in = h 3a – h 02a kJkg = 1260,56 – 646,28 = 614,28 kJkg Kerja bersih: W net = W T aktual – W k aktual kJkg = 622,86 – 334,9 = 287,96 kJkg Rasio kerja balik: Bwr = Taktual kaktual W W = 86 , 622 9 , 334 = 0,5377 = 53,77 Dolok Martin O.D.S : Rancangan Ruang Bakar Turbin Gas Pada Sebuah Pembangkit Listrik Dengan Daya 21 MW, 2009. Ini berarti 53,77 kerja aktual keluaran turbin digunakan hanya untuk memutar kompresor. Efisiensi thermal aktual siklus: th = in q Wnet = 28 , 614 96 , 287 = 0,469 = 46,9

3.3. Analisa Pembakaran