Pengertian Sertipikat Hak Atas Tanah

menjadi nyata selain hal tersebut sertifikat memberikan berbagai manfaat, misalnya mengurangi kemungkinan sengketa dengan pihak lain, serta memperkuat posisi tawar menawar apabila hak atas tanah yang telah bersertifikat diperlukan pihak lain untuk kepentingan pembangunan apabila dibandingkan dengan tanah yang belum bersertifikat serta mempersingkat proses peralihan serta pembebanan hak atas tanah. 30 Sertipikat tanah yang diberikan tersebut adalah akibat dari adanya perbuatan hukum pendaftaran hak atas tanah sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 19 ayat 1 jo Pasal 23, Pasal 32 dan Pasal 38 Undang Undang Pokok Agraria, yang selanjutnya diterbitkan sertipikat tanah oleh Kantor Pertanahan KabupatenKota setempat. Penerbitan sertifikat pada dasarnya mempunyai tujuan agar pemegang hak dapat dengan mudah untuk membuktikan hak yang dimilikinya. Terkait itu, sertipikat merupakan alat pembuktian yang kuat sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 19 Undang Undang Pokok Agraria. Terkait hal ini, keberadaan sertipikat kepemilikan hak atas tanah pada dasarnya sebagai alas pemilikan hak atas tanah sebagai dasar penerbitan sertpikat oleh Kantor Pertanahan.

2.4.2 Fungsi Sertipikat

Sertipikat merupakan Alat pembuktian seseorang yang mempunyai hak atas tanah. Pada ketentuan Pasal 19 ayat 1 dan 2 Undang Undang Pokok Agraria menyebutkan bahwa : Akibat hukum dari pendaftaran tanah atau pendaftaran hak atas tanah itu adalah berupa diberikannya surat tanda bukti hak yang lazim disebut dengan sebutan sertipikat tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat terhadap pemegang hak atas tanah atas yang bersangkutan tersebut. Sertipikat tanah tersebut akan memberikan arti yang sangat besar dan peranan yang sangat penting bagi pemegang hak yang bersangkutan yang dapat berfungsi sebagai alat bukti atas tanah, baik apabila ada perdengketaan terhadap tanah yang bersangkutan sebagaimana telah disebutkan bahwa penerbitan sertipikat mempunyai tujuan agar pemegang hak dapat dengan mudah membuktikan haknya, sehingga sertipikat merupakan alat 30 http:permana08.blogspot.com201304sertifikat-sebagai-tanda-bukti-hak-atas.html , diakses tanggal 16 Februari 2015 pembuktian yang kuat. Fungsi lain dari suatu sertipikat yang mempunyai manfaat materiil adalah adanya fungsi suatu sertipikat sebagai jaminan hutang bank pemerintah atau bank swasta. Oleh karena itu, hendaknya setiap hak atas tanah wajib untuk mempunyai sertipikat hak atas tanah sebagai tanda bukti hak. 31 Berdasarkan uraian pengertian atau definisi sertipikat sebagaimana telah disebutkan di atas, sertipikat merupakan akibat hukum didaftarkannya surat- surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Sertipikat tanah merupakan salinan buku tanah dan salinan surat ukur yang kemudian dijilid menjadi satu dan diberi sampul yang bentuknya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. 32 Sertipikat tanah yang diberikan tersebut adalah akibat dari adanya perbuatan hukum pendaftaran hak atas tanah sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 19 ayat 1 jo Pasal 23, Pasal 32 dan Pasal 38 Undang Undang Pokok Agraria, yang selanjutnya diterbitkan sertipikat tanah oleh Kantor Pertanahan KabupatenKota setempat. Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan tersebut di atas, dalam rangka memberikan kepastian hukum pemegang hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun, maka dalam Pasal 32 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah juga diberikan penjelasan resmi mengenai arti dan peryaratan pengertian “berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat”. Hal ini dijelaskan bahwa sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik maupun data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis yang ada di dalam surat ukur dan buku tanah yang tidak dapat dibuktikan sebaliknya, dan harus diterima sebagai data yang benar, baik dalam melakukan perbuatan hukum sehari-hari maupun dalam berperkara di muka pengadilan. 31 Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Atas Tanah, Surabaya : Arkola, 2002, hlm.36 32 Ibid, hlm.44

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Perbuatan Wanprestasi Pihak Penyewa Dalam Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI NO. 1507 K/PDT/2010)

10 145 120

Sikap Pengadilan Terhadap Informed Consent Dalam Perjanjian Terapeutik Ditinjau Dari Perspektif Hukum Perdata (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 46 K/Pdt/2006)

3 51 151

Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

1 55 132

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI PONDASI DI ATAS TANAH HAK SEWA DENGAN AKTA DI BAWAH TANGAN (Kajian Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 410 K / Pdt / 2012 )

1 21 14

KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN ADAT TERHADAP WANPRESTASI DALAM HAK NUMPANG KARANG (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 110 K/PDT/2008)

1 8 7

Parate eksekusi hak tanggunggan sebagai perlindungan hukum terhadap kreditur (analisis putusan mahkamah agung nomor 1993K/Pdt/2012)

0 27 110

PERBUATAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH (STUDI KASUS PUTUSAN No. 119/Pdt.G/2015/PN.Yyk)

7 54 155

STUDI KASUS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI YANG BERASAL DARI PERJANJIAN HUTANG PIUTANG SECARA LISAN DENGAN DISERTAI JAMINAN BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR : 453K/PDT/2011.

0 0 1

KEPASTIAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN LEWATNYA WAKTU (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 2223KPdt2016)

0 0 15