Kaum moneteris berpendapat bahwa untuk menigkatkan perekonomian, dapat dilakukan dengan menggeser kurva LM, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Dengan menggeser kurva LM dalam jangka pendek gambar 2.6a, akan menggeser pendapatan ke kanan dari Y
menjadi Y
1
, dan menurunkan tingkat suku bunga dari i
menjadi i
1
. Begitupun dalam jangka panjang pergeseran kurva LM akan menggeser pendapatan ke kanan, dan menurunkan tingkat suku
bunga Hayati, 2010.
2.2 Penelitian Sebelumnya
Beberapa studi empiris telah dilakukan para peneliti terdahulu, yang dijadikan sebagai landasan berpikir dari penelitian ini. Izzah 2012 dalam
penelitiannya menggunakan dua model, yaitu model inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Pada model inflasi, variabel bebasnya terdiri dari pertumbuhan
penerimaan pajak, pertumbuhan pengeluaran pembangunan, pertumbuhan dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan umum, pertumbuhan kredit dan suku
bunga riil, sedangkan pada model pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan PDRB riil menjadi variable terikat, variable bebasnya sama dengan variable bebas pada
model inflasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan fixed effect model FEM, dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1 secara parsial, variable
pajak, dan dana pihak ketiga signifikan mempengaruhi inflasi, sedangkan pengeluaran pembangunan, kredit dan bunga tidak signifikan terhadap inflasi. 2
secara parsial variable pengeluaran pemerintah, kredit, signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan pajak, dana pihak ketiga, dan bunga tidak
sinifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Madjid, N. 2007. Analisis Efektivitas Antara Kebijakan Fiskal dan
Kebijakan Moneter Dengan Pendekatan Model IS-LM Studi Kasus Indonesia Tahun 1970-2005. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kebijakan yang lebih
efektif dalam perekonomian Indonesia, kebijakan fiskal atau kebijakan moneter. Penelitian ini memakai model IS-LM dengan alat analis error correlation model
Engel-Grenger ECM-EG untuk mengestimasi variable-variabel penelitian. Model dasar dari penelitian ini menggunakan empat persamaan structural, tiga
buah variable eksogen, dan dua persamaan identity. Kebijakan dikatakan lebih efektif jika kebijakan tersebut mampu memberikan pengaruh lebih besar terhadap
PDRB. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa kebijakan moneter akan lebih efektif dalam mempengaruhi PDRB dari pada kebijakan fiskal.
Sa’adah. 2013. Analisis Variable-Variabel Sektor Riel Dan Sektor Moneter Yang Membentuk Keseimbanganan Umum Pendekatan Model IS-
LM.Penelitian ini menganalisis tentang variable-variabel dalam sektor moneter dan sektor riil, dari sektor moneter, variable yang di analisis dengan model
persamaa structural yaitu permintaan uang dan penawaran uang, sedangkan dari sektor riil, variable yang dianalisis yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah, ekspor dan impor. Kelompok model persamaa structural yang ketiga yaitu kelompok persamaan simultan IS=LM, dengan variable endogen
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, impor, penawaran uang, permintaan uang, dan pendapatan nasional, dan variable eksogennya adalah
penawaran uang periode sebelumnya Ms
t-1
, pendapatan pada periode sebelumnya Y
t-1
, konsumsi periode sebelumnya C
t-1
, kurs
t-1
, dan tingkat suku bunga r
t-1
. Dengan menggunakan model regresi, ditemukan bahwa titik keseimbangan umum tercapai pada tingkat pendapatan nasional Y sebesar
180.166,8362 milyar rupiah, dengan tingkat suku bunga r sebesar 12,48 . Dona, et al. 2011. Analisis Ekonomi Sektor Riil dan Sektor Moneter di
Indonesia. Penelitian ini menganalisis sebagian besar variable-variabel ekonomi yang terdapat dalam model IS-LM, seperti pertumbuhan ekonomi, konsumsi
rumah tangga, investasi, ekspor netto, money multiplier, jumlah uang yang beredar, dan inflasi. Dalam analisis tersebut ditemukan bahwa kesimpulan-
kesimpulan yang di dalamnya terdapat pernyataan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap investasi, tetapi secara parsial dan dalam jangka
panjang, suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi, hal ini karena dalam jangka panjang, investasi lebih dipengaruhi oleh faktor non ekonomi
seperti kondisi politik dan keamanan suatu Negara. Tingkat suku bunga juga berpengaruh signifikan terhadap uang yang beredar, tetapi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan. Uang yang beredar dan inflasi sebelumnya, berpengaruh
positif dan signifikan terhadap suku bunga di Indonesia, secara parsial uang yang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi.
Setiawan, I. Bratakusumah, D. 2011. Pengaruh Komsumsi, Investasi, Jumlah Uang Yang Beredar dan Inflasi Terhadap Penentuan Kebijakan Suku
Bunga SBI. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh variable-variabel makro Konsumsi, Investasi, Jumlah Uang yang Beredar dan Inflasi terhadap penentuan
kebijakan suku bunga SBI. Hasil dari analisis variabel-variabel tersebut menunjukkan bahwa Investasi berpengaruh secara signifikan terhadap suku bunga
SBI, sedangkan variable Konsumsi, JUB, dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga. Akan tetapi inflasi berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap suku bunga SBI, dan begitupula JUB memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan.
Tabel. 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya
No Nama
Tahun Judul
Metode Hasil
1. Romer
2000 Keynesian
Macroeconomic Without The LM
Curve VAR Vector
Auto Regresive Penelitian ini menunjukkan
kondisi pada pengaruh variabel makro pada pasar uang
menggunakan model Keynes dan Hick, penelitian ini juga
melihat hubungan antara pasar uang dengan inflasi. Dan hasil
yang ditunjukkan adalah terjadi hubungan signifikan antara pasar
uang dengan inflasi, dan tingginya penawaran agregat
pada pasar uang menyebabkan inflasi yang tinggi sehingga
terjadi fluktuasi ekonomi pada jangka pendek.
2. Zsuzsa
2002 The Attempt To
Revitalize Keynes’e Theory
ECM, Mikroekonomi
Model, Keynesian
Model Penelitian ini menunjukkan
fenomena makro yang terkait dengan pertumbuhan
perekonomian yang dititik beratkan pada pertumbuhan
pasar, dimana pada kenyataanya pengujian teori keynes tidak
sesuai dengan kondisi pasar
Sumber: Berbagai Sumber Jurnal Terkait, diolah terkait dengan fenomena makro
yaitu inflasi dan tingginya permitaan uang.
3. Aliman
2004 Analisis
Efektifitas Penerapan
Kebijakan Fiskal dan
Moneter Dalam Perekonomian
Indonesia ECM
Penelitian ini menunjukkan peran kebijakan fiskal lebih
akurat dan memberikan pengaruh lebih cepat terhadap
perekonomian indonesia dibandingkan dengan kebijakan
moneter.
4. Siven
2004 Monetary
Equilibrium VAR Vector
Auto Regresive Penelitian ini menunjukkan
hubungan investasi dan saving dan tingkat suku bunga pada
keseimbangan moneter. Dan tingkat suku bunga signifikan
berpengaruh terhadap pertumbuhan investasi dan
saving.
5. Langi
2014 Analysis
OfEffect OfInterest Rate,
The Money Supply,andExch
angeRateOfInfla tion
ECM Hasil penelitian menunjukkan
tingkat suku bunga signifikan berpengaruh terhadap inflasi,
sedangkan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap inflasi.
2.3 Kerangka Konseptual