Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan kebijakan yang harus berjalan beriringan. Pertumbuhan dan stabilitas sektor riil di pengaruhi oleh
kebijakan fiskal yang diterapkan oleh kementrian keuangan. Sedangkan stabilitas dan pertumbuhan pada sektor moneter dipengaruhi oleh Bank
Indonesia. Namun realita yang terjadi pada perekonomian di indonesia saat ini adalah penerapan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang belum dapat
berjalan secara bersama Sa’adah, 2013. Sesuai dengan keseimbangan perekonomian pada permintaan agregat peran pemerintah dalam menjaga
kesetabilan perekonomian pada sektor riil adalah melakukan kebijakan fiskal ekspansif yaitu pemerintah tetap menjaga pengeluaran pemerintah dengan
kebijakan anggaran yang berimbang. Sama halnya pada sektor moneter, Bank indonesia juga melakukan kebijakan moneter ekpansif dalam mejaga stabilitas
moneter melalui tingkat suku bunga, dan pengendalian jumlah uang beredar agar inflasi tetap terkendali. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat dari
teori Pigou bahwa ketika terjadi kenaikan harga maka akan berpengaruh terhadap sektor riil bukan pada sektor moneter. Berbeda dengan pendapat dari
Keynes yang menyatakan bahwa ketika terjadi kenaikan harga maka akan memberikan pengaruh terhadap sektor moneter. Oleh karena itu seiring
kemajuan perekonomian dunia dengan ketatnya persaingan global dan membandingkan kondisi perekonomian Indonesia yang sangat berfluktuatif
maka penelitian ini dilakukan guna melihat dari kedua teori tersebut yang memiliki spesifikasi kebijakan dan sektor yang berbeda, maka sektor manakah
yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap kondisi perekonomian di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Suku bunga merupakan variabel penting yang harus diperhatikan, sebab suku bunga mempengaruhi periku masyarakat dalam menabung,
konsumsi dan juga investasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga, salah satunya yaitu faktor internal,
yang terdiri dari inflasi, jumlah uang yang beredar dan pengeluaran pemerintah Setiawan, 2011.
Pengaruh pertambahan pengeluaran pemerintah sebagai salah satu kebijakan fiskal menggeser kurva IS ke kanan, begitupun dengan
pertambahan jumlah uang yang beredar yang merupakan salah satu kebijakan disektor moneter, yang menggeser kurva LM ke kanan, tetapi
dampak yang diberikan terhadap suku bunga. Penggunaan analisis IS- LM, yang sangat efektif dalam analisis ekonomi jangka pendek Sukirno,
1994, maka dari latar belakang yang telah dipaparkan dapat ditarik rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana pengaruh diantara kedua sektor moneter dan fiskal tersebut manakah yang memberi dampak lebih besar terhadap suku
bunga? 2. Bagaimana pengaruh kedua sektor dalam jangka pendek?
1.2 Tujuan Penalitian
1. Mengetahui pengaruh inflasi, jumlah uang yang beredar dan pengeluaran pemerintah terhadap tingkat suku bunga SBI melalui
pendekatan Keynes dan Pigou.
2. Mengetahui sektor manakah yang berpengaruh lebih efektif terhadap
suku bunga dalam jangka pendek.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak-pihak terkait dan diharapkan
mampu memberikan sumbangsih terhadap masyarakat atapun instansi tentang penelitian yang fokus pada teori makro yang dapat memberi
pengaruh terhadap stabilitas perekonomian Indonesia, yaitu: 1. Bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan baik secara teoritis ataupun dalam praktik terutama dalam stabilitas
perekonomian yang menitik beratkan pada sektor pasar uang dan pasar barang. Sehingga stabilitas perekonomian Indonesia dapat
dikembangakan dari salah satu sektor tanpa mengkesampingkan sektor yang lainya.
2. Bagi Lembaga Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ataupun
referensi dalam penulisan selanjutnya.
9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA