Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

lancar. Rasio ini diukur sebagai perbandingan aset lancar Current Assets dan utang lancar Current Liabilities dan ditunjukan dengan rumus sebagai berikut: Current Ratio = Variabel dependen ROE dan variabel independen DER, DOL, dan CR menggunakan skala pengukuran yaitu rasio.

3.4 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.4.1 Uji Normalitas data Uji normalitas data digunakan untuk menguji distribusi data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Jika data kurang dari 50 50 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan untuk data lebih dari 50 50 menggunakan uji Shapiro-Wilk. 3.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda Model dalam penelitian ini menggunakan persamaan Regresi Berganda dan diformulasikan sebagai berikut: ROE = β + β 1 DER + β 2 DOL + β 3 CR+ e Keterangan ROE = Return On Equity DER = Debt To Equity Ratio DOL = Degree of Operating Leverage CR = Current Ratio β = konstanta β 1, β 2, β 3 = koefisien e = error term 3.4.3 Analisis Korelasi Danang 2011:27 menyatakan bahwa analisis korelasi adalah suatu analisis statistik yang mengukur tingkat asosiasi atau hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas independent variable disimbolkan dengan X dan variabel terikat dependent variable disimbolkan dengan Y, dimana hubungan antara dua variabel X dan Y disebut korelasi bivariat, dan rumuskan sebagai berikut: r = n Σxy – Σx Σy √ Keterangan r : koefisien korelasi X: variabel bebas Y: variabel terikat Korelasi r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari - 1≤ r ≤1. Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 artinya korelasi sangat kuat. 3.4.4 Uji Asumsi Klasik Model regresi yang digunakan dalam hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik sehingga didapat model yang relevan dan memenuhi standar BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Asumsi klasik regresi meliputi: a. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor VIF. Batas nilai toleransi kurang dari 0,10 atau VIF lebih besar 10, artinya terdapat multikolinearitas. Apabila terjadi masalah multikolinearitas dalam model regresi, maka dapat dilakukan berbagai alternative solusi diantaranya: menggunakan informasi Apriori, mengeluarkan variabel independen yang menyebabkan multicollinearity, menstranformasi variabel independen, dan menambah data baru. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel tidak memiliki varian yang sama dari pengamatan sebelumnya. Jika fungsi regresi terjadi ketidaksamaan gangguan heteroskedastisitas maka tidak lagi BLUE. Pengujian heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan menggunakan uji Gletser Test. Kriteria yang digunakan yaitu dengan menggunakan tingkat signifikansi 5. Apabila hasil regresi absolute residual terhadap seluruh variabel bebas mempunyai nilai yang tidak signifikan terhadap α = 5 maka model regresi dalam penelitian ini terbebas dari adanya heteroskedastisitas. Beberapa alternatif solusi jika model menyimpang dari asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma yang dapat dilakukan jika semua data bernilai positif. Alternative lain yaitu dengan membagi semua variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Gujarati 1979: 201 menyatakan autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deretan waktu atau ruang seperti dalam data cross-sectional. Danang 2011:91 menyatakan bahwa masalah Autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t berada dan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson DW, dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.4 Nilai pengukuran Autokorelasi Durbin-Watson Keterangan 1,38 Ada autokorelasi 1,38-1,72 Tidak ada kesimpulan 1,72-2,28 Tidak ada autokorelasi 2,28-2,62 Tanpa kesimpulan 2,62 Ada autokorelasi 3.4.5 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk menganalisis signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada perusahaan manufaktur 2010-2012. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji t parsial. Langkah-langkah dalam uji t adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis a. Hipotesis 1 Ha : β 1 ≤ 0, Artinya variabel DER tidak berpengaruh positif terhadap profitablitas perusahaan ROE. Ha : β 1 0, artinya variabel DER berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan ROE. b. Hipotesis 2 H : β 2 ≤ 0, artinya variabel DOL tidak berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan ROE. Ha : β 2 0, artinya variabel DOL berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan ROE. c. Hipotesis 3, H : β 3 ≤ 0, artinya variabel Current Ratio tidak berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan ROE. Ha : β 3 0, artinya variabel Current Ratio berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan ROE. 2. Menghitung nilai t hitung T hitung = Dimana : bi : koefisien regresi Sbi : Standar Eror dari koefisien regresi. 3. Kriteria pengujian dan kesimpulan Untuk menerima dan menolak hipotesis dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi α = 5 . Apabila tingkat signifikansi profitabilitas lebih kecil dari 5, maka H ditolak. Artinya variabel financial leverage mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Equity ROE. Apabila signifikansinya lebih besar dari 5, maka H diterima. Artinya variabel financial leverage tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel Return On Equity ROE.

3.5 Kerangka Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 49 112

Pengaruh Financial Leverage terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 57 97

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 20 92

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13