Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MATURITY, FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS

TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

MERYANA 110503146

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2015 Yang membuat pernyataan,

Meryana


(3)

ii ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MATURITY, FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS

TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan,

maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2013.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 20.0 dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio financial leverage dan likuiditas berpengaruh parsial secara signifikan terhadap peringkat obligasi sementara ukuran perusahaan, maturity dan profitabilitas tidak berpengaruh parsial secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas, Likuiditas.


(4)

iii ABSTRACT

THE INFLUENCE ANALYSIS OF FIRM SIZE, MATURITY, FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITY AND LIQUIDITY TO BOND

RATINGS ON MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The objective of this study is to determine whether firm size, maturity, financial leverage, profitability and liquidity influence to bond ratings on manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. The sample in this study are 10 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2010-2013.

Sample was determined by the purposive sampling method. Type of data used in this research is secondary data that the financial statements published by multiple linear regression performed with the aid of computer program SPSS version 20.0 using t test and F test.

Result of the study conclude that financial leverage and liquidity ratio partially have significant influence to bond ratings, while firm size, maturity and profitability partially doesn’t have significant influence to bond ratings. Firm size, maturity, financial leverage, profitability and liquidity silmutaneously influence to bond ratings on manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange.

Key Words: Bond Ratings, Firm Size, Maturity, Financial Leverage, Profitability, Liquidity.


(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih setia dan hikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi dan doa selama penulisan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Acc., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA dan Drs. Hotmal

Ja’far, MM., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, Ak., M.M., selaku Dosen Pembimbing penulis

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

v 5. Bapak Drs. Idhar Yahya, M.B.A., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai penulis yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Papa dan Mama tercinta, Bapak Jasalim dan Ibu Lie Tjen yang selalu

memberikan dukungan, perhatian, pengertian dan mendoakan penulis dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 ini. Kedua saudara penulis: Joni Pangeran dan Meriyanti terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan.

7. Segenap keluarga besar penulis atas segala perhatian, dukungan dan doa-nya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat tersayang (Kelly, Fransisca, Angel, Vero, Andreas, Ahong, Anthony, Wilson, dan Fanda), sahabat seperjuangan (Evelyn, Monic, Winny, Khaterine, Yenni dan Anita) yang tidak pernah berhenti mendoakan, memberi semangat, memberi bantuan dan menghibur selama ini.

9. Teman-teman S1 Akuntansi stambuk 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan-nya, semoga kita semua dapat menyelesaikan studi dengan baik dan sukses di kemudian hari.


(7)

vi Dengan segala keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2015 Penulis.

NIM: 110503146 Meryana


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)... 10

2.1.2 Pasar Modal ... 11

2.1.3 Obligasi ... 13

2.1.3.1 Pengertian Obligasi ... 13

2.1.3.2 Karakteristik Obligasi ... 13

2.1.3.4 Risiko Investasi Obligasi ... 14

2.1.4 Peringkat Obligasi ... 15

2.1.4.1 Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi ... 18

2.1.5 Rasio Keuangan ... 19

2.1.5.1 Ukuran Perusahaan (Size) ... 19

2.1.5.2 Financial Leverage ... 20

2.1.5.3 Profitabilitas ... 20

2.1.5.4 Likuiditas ... 21

2.1.6 Rasio Non-Keuangan ... 22

2.1.6.1 Umur Obligasi ... 22

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Konseptual ... 27


(9)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 33

3.2.1 Variabel Dependen (Terikat)... 33

3.2.2 Variabel Independen (Bebas) ... 34

3.2.2.1 Ukuran Perusahaan (X1) ... 34

3.2.2.2 Maturity (X2) ... 35

3.2.2.3 Financial Leverage (X3) ... 35

3.2.2.4 Profitabilitas (X4) ... 35

3.2.2.5 Likuiditas (X5) ... 36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 39

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.6 Metode Analisis Data ... 40

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 40

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 41

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 41

3.6.2.2 Uji Multikolonieritas ... 42

3.6.2.3 Uji Autokorelasi ... 42

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 43

3.6.3 Analisis Regresi ... 44

3.6.4 Pengujian Goodness of Fit ... 45

3.6.4.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 45

3.6.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 46

3.6.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

4.2 Hasil Analisis Data Penelitian ... 49

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 52

4.2.2.2 Uji Multikolonieritas ... 55

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 57

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 58

4.2.3 Model Penelitian ... 59


(10)

ix

4.2.4.1 Uji R2 atau Koefisien Determinasi ... 62

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 63

4.2.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 66

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

4.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) Terhadap Peringkat Obligasi ... 67

4.3.2 Pengaruh Umur Obligasi (Maturity) Terhadap Peringkat Obligasi ... 68

4.3.3 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Peringkat Obligasi ... 70

4.3.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi ... 71

4.3.5 Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi ... 73

4.3.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 77

5.3 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(11)

x DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Definisi Peringkat Obligasi PT PEFINDO ... 16

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25

3.1 Konversi Peringkat Obligasi ... 34

3.2 Variabel Dummy Umur Obligasi ... 35

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.4 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Pengambilan Sampel ... 38

3.5 Nama-nama Perusahaan Sampel Penelitian ... 39

3.6 Kriteria Autokorelasi ... 43

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.2 Hasil Uji Kolmogrov-smirnov ... 55

4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 56

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 57

4.5 Hasil Uji Glejser ... 59

4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 63

4.8 Hasil Uji t ... 64

4.6 Hasil Uji F ... 66


(12)

xi DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 27

4.1 Uji Normalitas (1) : Histogram ... 53

4.2 Uji Normalitas (2) : Grafit Normal P-Plot ... 54

4.3 Grafik Scatterplot ... 58


(13)

xii DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Proses Pengumpulan Sampel Penelitian ... 84

2 Daftar Sampel Penelitian ... 88

3 Ukuran Perusahaan (Size) ... 88

4 Umur Obligasi (Maturity) ... 89

5 Rasio Financial Leverage ... 89

6 Rasio Profitabilitas ... 90

7 Rasio Likuiditas ... 90

8 Peringkat Obligasi ... 91

9 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ... 91

10 Hasil Uji Normalitas ... 92

11 Hasil Uji Multikolonieritas ... 93

12 Hasil Uji Autokorelasi ... 94

13 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 94

14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 95

15 Hasil Uji Goodness of Fit ... 96


(14)

ii ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MATURITY, FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS

TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan,

maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2013.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 20.0 dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio financial leverage dan likuiditas berpengaruh parsial secara signifikan terhadap peringkat obligasi sementara ukuran perusahaan, maturity dan profitabilitas tidak berpengaruh parsial secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas, Likuiditas.


(15)

iii ABSTRACT

THE INFLUENCE ANALYSIS OF FIRM SIZE, MATURITY, FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITY AND LIQUIDITY TO BOND

RATINGS ON MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The objective of this study is to determine whether firm size, maturity, financial leverage, profitability and liquidity influence to bond ratings on manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. The sample in this study are 10 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2010-2013.

Sample was determined by the purposive sampling method. Type of data used in this research is secondary data that the financial statements published by multiple linear regression performed with the aid of computer program SPSS version 20.0 using t test and F test.

Result of the study conclude that financial leverage and liquidity ratio partially have significant influence to bond ratings, while firm size, maturity and profitability partially doesn’t have significant influence to bond ratings. Firm size, maturity, financial leverage, profitability and liquidity silmutaneously influence to bond ratings on manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange.

Key Words: Bond Ratings, Firm Size, Maturity, Financial Leverage, Profitability, Liquidity.


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha apa pun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi maupun modal kerja. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing)

maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external financing). Sumber

pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan (retained earning), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau memperoleh dana melalui pasar modal (Semmler dan Mateane, 2012).

Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber

pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan. Sebuah perusahaan dapat menerbitkan instrumen keuangan di pasar modal dalam upaya memperoleh dana. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi dari pasar modal, yakni memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak


(17)

2 yang membutuhkan dana (borrower) (Situmorang, 2008:4). Salah satu instrumen pasar modal yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi.

Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan (financing) bagi

pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut (Latumaerissa, 2011: 366).

Beberapa penulis menjelaskan alasan perusahaan menerbitkan obligasi. Menurut Keown et al., (2011: 237) obligasi merupakan sekuritas yang sangat disukai karena biaya untuk menerbitkannya cukup murah dibandingkan dengan mengeluarkan saham, selain itu obligasi juga mempunyai efek tax shield bagi perusahaan. Rahardjo (2004 dalam Sejati 2010: 70) menyatakan obligasi merupakan sumber pendanaan yang lebih disukai perusahaan dibanding peminjaman di lembaga perbankan karena adanya pengetatan prosedur pinjaman di lembaga perbankan sehingga pihak perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis mulai melirik instrumen obligasi sebagai salah satu alternatif penggalangan dana.

Selain perusahaan penerbit (emiten), para investor juga mulai menyukai pasar obligasi. Menurut Linandarini (2010) obligasi menarik bagi investor dikarenakan kelebihan dalam hal keamanannya bila dibandingkan dengan saham, yaitu (1) volatilitas saham lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi sehingga


(18)

3 daya tarik saham berkurang, dan (2) obligasi menawarkan tingkat return yang positif dan memberikan pendapatan yang tetap.

Meskipun obligasi relatif lebih aman daripada saham, obligasi juga memiliki risiko, yaitu default risk. Default risk adalah peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya (Linandarini, 2010).

Salah satu sinyal yang dapat digunakan untuk mengetahui risiko gagal bayar (default risk) obligasi adalah peringkat obligasi. Menurut Altman and Nammacher (1968) dalam Raharja dan Sari (2008) peringkat obligasi sangat penting bagi investor karena mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan signal tentang kemungkinan kegagalan hutang suatu perusahaan.

Sebelum obligasi dikeluarkan oleh perusahaan, akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam-LK selaku pengawas pasar modal dan dilakukan pengujian peringkat (Rating) oleh agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Peraturan di Bursa Efek Indonesia menyebutkan bahwa emiten yang akan melakukan pencatatan efek hutang di bursa wajib memenuhi salah satu ketentuan yaitu hasil pemeringkatan efek dari lembaga pemeringkat efek yang terdaftar di Bapepam sekurang-kurangnya BBB- (investment grade). Peringkat obligasi merupakan salah satu acuan dari investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Peringkat obligasi yang baik tidak hanya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya, tetapi juga menunjukkan bahwa kinerja perusahaan berlangsung secara efektif dan efisien karena mampu mengelola hutang untuk kemajuan bisnis yang dijalankan.


(19)

4 Informasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat sangat membantu investor untuk memilih sekuritas obligasi mana yang tepat.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia, terdapat tiga lembaga pemeringkat, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT. Fitch Ratings Indonesia dan PT. ICRA Indonesia. Namun dalam penelitian ini lebih mengacu pada PT. PEFINDO, dikarenakan perusahaan tersebut merupakan lembaga pemeringkat rating tertua di Indonesia dan perusahaan tersebut juga menguasai 90% pasar pemeringkatan obligasi. PT. PEFINDO sejak tahun 1996 juga telah melakukan aliansi strategis dengan Standard & Poor’s (S&P) yang merupakan perusahaan pemeringkat global terkemuka, yang memberikan manfaat bagi perusahaan tersebut untuk meyusun metodologi pemeringkatan berstandar internasional. Selain itu, PT. PEFINDO merupakan satu-satunya lembaga pemeringkat di Indonesia yang memiliki default data dan default study, yang dipakai oleh berbagai lembaga institusi termasuk oleh Bank Indonesia.

Secara umum peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade (AAA, AA, A dan BBB) dan non investment grade (BB, B, CCC dan D). Jika pemerintah yang menjadi penerbit obligasi, maka biasanya rating obligasi tersebut sudah merupakan

investment grade (level A), karena pemerintah akan memiliki kemampuan untuk melunasi kupon dan pokok utang (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo. Hal ini akan berbeda apabila perusahaan yang menjadi penerbit suatu


(20)

5 obligasi, biasanya obligasi perusahaan memiliki probabilitas default, tergantung dari kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Risiko default tersebut dapat dipengaruhi oleh siklus bisnis yang berubah sehingga menurunkan perolehan laba, kondisi ekonomi makro dan situasi politik yang terjadi, dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa kejadian yang menimbulkan pertanyaan mengenai keakuratan peringkat obligasi yang dinilai oleh agen pemeringkat di Indonesia. Beberapa diantaranya terjadi pada kasus peringkat obligasi Bank Global pada

tahun 2004 yang diberikan oleh PT. Kasnic Credit Rating Agency, peringkat

obligasi dinilai oleh agen pemeringkat Kasnic dengan A- yang berarti efek hutang jangka panjang dengan kualitas tinggi. Padahal saat itu peringkat rata-rata perbankan adalah BBB. Hasil pemeringkatan ini ternyata tidak sama dengan penilaian oleh Bank Indonesia sebagai pengawas seluruh bank di Indonesia. Bank Indonesia mengeluarkan status Dalam Pengawasan Khusus (DPK) kepada Bank Global pada 27 Oktober 2004 sebelum akhirnya dinyatakan gagal bayar (default)

Fenomena peringkat obligasi dapat juga dilihat dari kasus salah satu emiten (PT. Berlian Laju Tanker Tbk.). PT. Berlian Laju Tanker Tbk. (BLTA) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran yang berbasis di Indonesia. Pada bulan Januari 2012 PEFINDO memberikan PT. Berlian Laju Tanker Tbk. peringkat obligasi idBBB- yang berarti obligasi masih termasuk dalam obligasi investment grade. Peringkat obligasi tersebut diturunkan menjadi idCCC setelah anak usaha PT. Berlian Laju Tanker Tbk. gagal membayar fasilitas sewa guna usaha (lease) tertentu. Sebelum akhirnya pada bulan Februari 2012 PT


(21)

6 Berlian Laju Tanker Tbk. resmi mengumumkan gagal bayar untuk sejumlah instrumen utang perseroan yang jatuh tempo pada Februari 2012. Dengan adanya pengumuman mengalami gagal bayar tersebut, PEFINDO menurunkan lagi peringkat obligasi perusahaan tersebut menhadi idD dari sebelumnya idCCC (www.investasi.kontan.co.id).

Agen pemeringkat tidak memberikan penjelasan lebih lanjut bagaimana informasi keuangan dan non keuangan dapat digunakan dalam memengaruhi peringkat obligasi perusahaan di Indonesia. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai peringkat obligasi. Pemilihan variabel-variabel penelitian mengacu pada beberapa hasil dari penelitian terdahulu.

Adanya perbedaan hasil penelitian seperti penelitian Irma., dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada Lembaga Keuangan Bank sedangkan penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009) dan Burton et al. (2000) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi; Winardi

(2013) menyimpulkan bahwa umur obligasi (maturity) tidak berpengaruh

signifikan terhadap peringkat obligasi sedangkan penelitian Andrian (2011)

menyimpulkan bahwa maturity berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi pada perusahaan manufaktur; Pertiwi (2013) menyimpulkan bahwa rasio

leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi sedangkan penelitian

Linandarini (2010) menyimpulkan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh

signifikan terhadap peringkat obligasi; Magreta dan Nurmayanti (2009) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap peringkat


(22)

7 obligasi sedangkan Pertiwi (2013) menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi; Irma., dkk (2013) menyimpulkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada Lembaga Keuangan Bank sedangkan Magreta dan Nurmayanti (2009) menyimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

Penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan pengujian kembali pengaruh ukuran perusahaan (size), maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan objek penelitian terbaru dari tahun 2010-2013. Peneliti memilih industri manufaktur dikarenakan industri ini merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana lebih dari 40% perusahaan yang listed di BEI merupakan industri manufaktur. Dengan demikian, industri ini menjadi salah satu pelaku terpenting dalam mendukung perekonomian sebuah negara.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas dan Likuditas Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(23)

8 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi ?

2. Apakah maturity perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi ?

3. Apakah financial leverage perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi ?

4. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi ?

5. Apakah liabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi ?

6. Apakah ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas, dan likuiditas perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap peringkat obligasi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap peringkat obligasi.


(24)

9 3. Mengetahui pengaruh signifikan financial leverage terhadap peringkat

obligasi.

4. Mengetahui pengaruh signifikan profitabilitas terhadap peringkat

obligasi.

5. Mengetahui pengaruh signifikan likuiditas terhadap peringkat obligasi. 6. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, maturity, financial leverage,

profitabilitas dan likuiditas secara simultan terhadap peringkat obligasi. 1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan: a. Bagi peneliti/ akademisi

Bagi peneliti/akademisi yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

b. Bagi calon investor dan investor obligasi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun panduan dalam menilai kualitas obligasi dan membantu dalam hal pengambilan keputusan investasi dalam obligasi.

c. Bagi perusahaan penerbit obligasi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan sehubungan dengan pengaruh dari informasi akuntansi dan non akuntansi yang berpotensi mempengaruhi peringkat obligasi yang dijualnya di pasar modal.


(25)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Wolk, et al., (2004: 96) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi perusahaan tersebut. Asimetri informasi menurut Scott (2003:7) adalah “suatu kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain”. Asimetri informasi terjadi karena manajemen perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak eksternal (investor dan kreditor). Kurangnya informasi kepada pihak eksternal menyebabkan mereka kesulitan untuk menilai prospek perusahaan dan melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.

Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar. Sinyal yang diberikan perusahaan dapat berupa laporan keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang dilakukan secara sukarela oleh manajemen perusahaan (Estiyanti dan Gerianta, 2012:5).

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, pihak eksternal perusahaan seperti calon investor tentu sangat membutuhkan


(26)

11 informasi tentang kondisi obligasi. Untuk itu sesuai dengan teori sinyal diharapkan informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang dipublikasikan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait hutang yang dimiliki (Prandana, 2013).

Teori sinyal dalam penelitian ini menjelaskan bahwa manajemen perusahaan sebagai pihak yang memberikan sinyal berupa laporan keuangan perusahaan dan informasi non keuangan kepada lembaga pemeringkat. Lembaga pemeringkat obligasi ini melakukan proses pemeringkatan sehingga dapat menerbitkan peringkat obligasi bagi perusahaan penerbit obligasi ini. Peringkat obligasi ini memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan pembayaran hutang sebuah perusahaan. Dengan adanya peringkat obligasi maka calon investor dapat membuat keputusan yang tepat untuk memutuskan apakah akan membeli atau tidak membeli obligasi perusahaan tersebut.

2.1.2 Pasar Modal

Pasar modal (capital market) menurut Latumaerissa (2011:353) adalah

“pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan”. Sementara itu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefenisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Didalam pasar modal dikenal dengan istilah efek, yaitu setiap surat


(27)

12 pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, right (bukti right), warrant, opsi, atau setiap derivatif dari efek-efek atau setiap instrumen yang ditetapkan BAPEPAM sebagai efek.

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal memberikan manfaat yang cukup besar bagi pemodal (investor) dan perusahaan (emiten). Adanya pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal atau investor kesempatan untuk berinvestasi tidak hanya pada perbankan dan atau real assets. Para pemodal atau investor juga dapat melakukan investasi melalui pembelian efek melalui pasar modal seperti saham, obligasi, atau efek-efek lainnya. Investor dapat bebas memilih berbagai efek yang diinginkan, apakah dalam bentuk saham, obligasi atau efek lainnya. Investor juga dapat membentuk portofolio investasi yaitu dengan mengkombinasikan dana pada berbagai jenis efek, dengan mengharapkan keuntungan yang lebih dan diharapkan dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi. Untuk perusahaan (emiten), pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpunan dana selain perbankan. Pasar modal memungkinkan suatu perusahaan menerbitkan surat berharga (sekuritas), baik surat tanda hutang (obligasi) maupun surat tanda kepemilikan (saham). Dalam melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal, perusahaan membutuhkan biaya yang relatif kecil. Dengan memanfaatkan sumber dana dari pasar modal, maka perusahaan juga dapat terhindar dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi.


(28)

13 2.1.3 Obligasi

2.1.3.1 Pengertian Obligasi

Obligasi (bonds) adalah suatu kontrak jangka panjang di mana pihak

peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut (Brigham dan Houston, 2010:273).

Menurut Fabozzi (2000:1) obligasi adalah “instrumen hutang yang mengharuskan penerbitnya (disebut juga debitur atau peminjam) untuk membayar sejumlah yang dipinjam ditambah bunga selama periode waktu tertentu”.

Menurut Brealey dkk., (2007:130) obligasi adalah “sekuritas yang mewajibkan penerbitnya untuk melakukan pembayaran tertentu pada pemegang saham”.

Menurut Bursa Efek Indonesia obligasi adalah “surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut”.

2.1.3.2 Karakteristik Obligasi

Karakteristik obligasi menurut Latumaerissa (2011:367) antara lain sebagai berikut:

a. Nilai nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

b. Kupon (interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah


(29)

14 setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual presentation.

c. Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal di mana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, makin panjang jatuh tempo suatu obligasi, makin tinggi nilai kupon/bunganya.

d. Penerbit/emiten (issuer), mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan investasi obligasi Ritel. Mengukur risiko/kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan/atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

2.1.3.3 Risiko Investasi Obligasi

Dalam melakukan investasi pada obligasi terdapat berbagai risiko yang harus dihadapi oleh investor. Menurut Brigham dan Houston (2010: 292-297), risiko-risiko dalam investasi obligasi adalah sebagai berikut:

1. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)

Tingkat bunga pasar akan terus berfluktuasi dari waktu ke waktu, dan kenaikan tingkat bunga akan mengarah pada penurunan nilai obligasi. Risiko penurunan nilai obligasi yang diakibatkan oleh naiknya tingkat bunga ini disebut sebagai risiko tingkat bunga (interest rate risk).

2. Risiko Tingkat Reinvestasi (Reinvestment Rate Risk)

Risiko tingkat reinvestasi merupakan risiko penurunan suku bunga yang akan menyebabkan penurunan pendapatan dari portofolio obligasi. Karena jika tingkat bunga turun, pemegang obligasi jangka panjang akan mengalami penurunan pendapatan. Hal itu disebabkan oleh banyaknya obligasi yang akan ditarik untuk digantikan dengan obligasi bersuku bunga lebih rendah. Meskipun obligasi yang tidak dapat ditarik akan jatuh tempo, namun obligasi tersebut harus diganti dengan obligasi yang hasilnya lebih rendah. 3. Risiko Gagal Bayar (Default Risk)

Risiko gagal bayar merupakan risiko apabila perusahaan emiten mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan makan pemegang


(30)

15 obligasi akan menderita kerugian. Jika emiten gagal bayar, jumlah yang diterima oleh investor akan lebih kecil daripada pengembalian yang dijanjikan.

2.1.4 Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi merupakan opini dari lembaga pemeringkat serta sumber informatif bagi pemodal atas risiko obligasi yang diperdagangkan (Berdasarkan Keputusan Bapepam-LK Nomor 151/BL/2009). Dapat dikatakan bahwa peringkat obligasi mencoba mengukur risiko kegagalan (default risk), yaitu peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya (Keown et al., 2011:237).

Peringkat obligasi merupakan salah satu acuan dari investor ketika memutuskan membeli suatu obligasi. Peringkat obligasi yang baik tidak hanya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya, tetapi juga menunjukkan bahwa kinerja perusahaan berlangsung secara efektif dan efisien karena mampu mengelola hutang untuk kemajuan bisnis yang dijalankan. Informasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat sangat membantu investor untuk memilih sekuritas obligasi mana yang tepat. Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberi informasi pemeringkatan skala risiko utang, salah satu diantaranya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk seberapa aman suatu obligasi bagi investor. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuannya dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.

Berdasarkan Keputusan Bapepam-LK Nomor 135/BL/2006 tentang “Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang” menyatakan bahwa emiten yang akan menerbitkan obligasi wajib memperoleh hasil pemeringkatan obligasi. Hasil


(31)

16 pemeringkatan tersebut diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang telah mendapat izin usaha sebagai lembaga pemeringkat dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia, terdapat tiga lembaga pemeringkat, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT. Fitch Ratings Indonesia dan PT. ICRA Indonesia. Penelitian ini lebih mengacu pada PT. PEFINDO, dikarenakan perusahaan tersebut merupakan lembaga pemeringkat rating tertua di Indonesia dan perusahaan-perusahaan lebih banyak menggunakan PT. PEFINDO sebagai agen pemeringkat obligasi perusahaan mereka. PT. PEFINDO telah berdiri sejak tahun 1993, sedangkan PT. Fitch Rating Indonesia dan PT. ICRA Indonesia mulai mendapat pengakuan dari Bank Indonesia sejak tahun 2008 dan 2010. PT. PEFINDO menguasai 90% pasar pemeringkatan obligasi dan sejak tahun 1996 perusahaan tersebut telah melakukan aliansi strategis dengan Standard & Poor’s (S&P) yang merupakan perusahaan pemeringkat global terkemuka, yang memberikan manfaat bagi perusahaan tersebut untuk meyusun metodologi pemeringkatan berstandar internasional. Tabel berikut ini menunjukkan definisi peringkat menurut PT. PEFINDO.

Tabel 2.1

Definisi Peringkat Obligasi PT. PEFINDO

Peringkat Definisi

idAAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan peringkat


(32)

17 oleh kemampuan Obligor yang superior dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.

idAA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit

sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh

kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi

kewajibn finasial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya.

idA Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan

kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan

entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.

idBBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan

obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

idBB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan

kemampuan Obligor yang sedikit lemah dibandingkan

dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu.

idB Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter

perlindungan yang lemah. Walapun Obligor masih

memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban finansialnya.

idCCC Efek utang dengan peringkat CCC menggambarkan obligor

memiliki kapasitas yang rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan yang lebih menguntungkan untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas efek hutang.

idD Efek utang dengan peringkat D menggambarkan obligor

tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Dengan kata lain obligor dalam kondisi gagal bayar.


(33)

18 Peringkat dari idAA hingga idB dapat dimodifikasi dengan penambahan

plus (+) atau minus (-). Tanda plus (+) ataupun minus (-) digunakan untuk

menunjukkan kekuatan relatif dari kategori peringkat

umum peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade (AAA, AA, A dan BBB) dan

non investment grade (BB, B, CCC dan D).

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Faktor-faktor yang memengaruhi peringkat obligasi menurut Keown et al., (2011: 237) adalah “proporsi modal terhadap hutang perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan,tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan, besar kecilnya perusahaan, dan sedikit penggunaan hutang subordinat”.

Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Brigham dan Houston (2010: 300) adalah sebagai berikut:

1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan. Semakin baik rasio-rasio keuangannya, maka semakin tinggi peringkat obligasi perusahaan.

2. Ketentuan hipotek. Jika obligasi dijamin oleh hipotek maka

obligasi tersebut memiliki nilai yang relatif tinggi terhadap jumlah hutang yang diobligasikan, maka peringkatnya akan meningkat. 3. Ketentuan subornasi. Apabila obligasi disubornasikan ke hutang

lain maka obligasi tersebut akan diberi peringkat paling sedikit satu tingkat di bawah peringkat yang seharusnya diberikan jika tidak disubornasikan.

4. Ketentuan jaminan. Jika hutang suatu perusahaan lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat (biasanya induk perusahaan yang lemak tersebut), maka obligasinya akan diberikan peringkat yang sama dengan perusahaan yang kuat.

5. Dana pelunasan. Apabila obligasi memiliki dana pelunasan maka hal ini akan menjadi nilai tambah di mata lembaga pemeringkat.

6. Jatuh tempo. Obligasi dengan waktu jatuh tempo yang lebih

singkat dinilai kurang berisiko dibandingkan obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang, dan hal ini akan mempengaruhi peringkatnya.


(34)

19 8. Regulasi/ peraturan yag berkaitan dengan industri emiten

9. Antitrust

10.Operasi di luar negeri

11.Faktor lingkungan hidup dan tanggung jawab produk 12.Kewajiban atas produk

13.Kewajiban pensiun 14.Masalah ketenagakerjaan

15.Kebijakan akuntansi. Jika kebijakan akuntansi suatu perusahaan dan laba yang dilaporkannya menjadi dipertanyakan, maka hal ini akan memberikan dampak negatif pada peringkat obligasinya. 2.1.5 Rasio Keuangan

2.1.5.1 Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan dapat diinterpretasikan sebagai skala operasi perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan tersebut. Skala operasi ini dapat menimbulkan berbagai penafsiran, antara lain luasnya pangsa pasar, kuatnya permodalan, serta tingginya tingkat penjualan. Besarnya ukuran sebuah perusahaan dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut.

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan dan ekuitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang memilki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan di mana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Bouzouita dan Young 1998 dalam Adams et al., 2000).


(35)

20 2.1.5.2 Financial Leverage

Rasio leverage menurut Lubis dan Putra (2012:110) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutangnya”. Jika rasio ini cukup tinggi, maka hal tersebut menunjukkan tingginya penggunaan hutang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan, dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar.

Financialleverage memiliki tiga implikasi yang penting, yaitu:

1. Dengan meningkatkan penggunaan hutang berarti pemegang saham

perusahaan tetap akan dapat mengontrol perusahaan dengan tidak meningkatkan investasi mereka pada perusahaan.

2. Kreditor akan melihat kepada ekuitas perusahaan, atau pemilik yang

menyediakan dana dan melihat margin of safety, maka bila proporsi modal lebih tinggi dikeluarkan oleh para pemegang saham akibatnya akan semakin kecil resiko dari kreditor.

3. Bila perusahaan memperoleh pendapatan yang lebih besar dari bunga yang

harus dibayarnya dari investasi yang dilakukannya dengan meminjam maka hal tersebut dianggap sebagai return (keuntungan) pemilik modal.

2.1.5.3 Profitabilitas

Rasio profitabilitas menurut Lubis dan Putra (2012:110) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan”. Sementara menurut Brigham dan Houston (2010:146) rasio profitabilitas adalah “sekelompok


(36)

21 rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan hutang pada hasil operasi”.

Tingkat profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk memenuhi kewajibannya.

2.1.5.4 Likuiditas

Rasio likuiditasmenurut Lubis dan Putra (2012:110) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Dari aset lancar tersebut, persediaan merupakan

aset lancar yang paling kurang liquid dibanding dengan yang lainnya

(Linandarini, 2010: 49). Selain itu persediaan merupakan aset lancar yang nilai bukunya sangat mungkin berbeda dengan nilai pasar karena tidak mempertimbangkan kualitas persediaan, sebagian persediaan mungkin menjadi rusak, usang, atau hilang.

Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan rasio cepat (quick ratio). Rasio cepat (quick ratio) dapat dihitung dari perbandingan antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan liquid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya.


(37)

22 2.1.6 Rasio Non-Keuangan

2.1.6.1 Umur Obligasi (Maturity)

Umur obligasi (maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi. Jatuh tempo adalah tanggal di mana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, makin panjang jatuh tempo suatu obligasi, makin tinggi nilai kupon/bunganya (Latumaerissa, 2011: 367). Investor cenderung kurang menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan peringkat obligasi sebagaimana diuraikan berikut ini dan diikhtisarkan pada tabel 2.2.

Adams, et al. (2000) melakukan penelitian dengan judul “The Determinants of Credit Ratings in the United Kingdom Insurance Industry”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis ordered probit models. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas dan bentuk organisasi berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi dari A.M. Best. Sedangkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh S&P, likuiditas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.


(38)

23 Magreta dan Nurmayanti (2009) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, produktivitas dan jaminan obligasi yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sementara ukuran perusahaan, rasio likuiditas, leverage, reputasi auditor dan umur obligasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.

Linandarini (2010) melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia”.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis MDA (Multiple Discriminant

Analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio liquidity, profitability

productivity dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi, sementara

solvability, leverage tidak berpengaruh secara signifikan didalam mempengaruhi prediksi peringkat obligasi.

Adrian (2011) melakukan penelitia dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rasio leverage, profitabilitas dan umur obligasi berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sementara hanya rasio likuiditas yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.


(39)

24 Winardi (2013) melakukan penelitian dengan judul “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi ordinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sementara leverage, profitabilitas, jaminan obligasi, umur obligasi, reputasi auditor tidak berpengaruh sihmifikan terhadap peringkat obligasi.

Irma., dkk (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peringkat Obligasi pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi logistik. Hasil dari analisis faktor adalah Size, likuiditas dan reputasi auditor merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat

obligasi; sedangkan hasil dari analisis logistik menunjukkan bahwa size

berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Pertiwi (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio

leverage, solvabilitas dan jaminan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sementara profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.


(40)

25 Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama, Tahun, Judul penelitian dan Objek penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Adams, Burton & Hardwick

(2000) “The

Determinants of Credit Ratings in

the United Kingdom Insurance Industry”. Objek penelitian: perusahaan asuransi. Variabel Independen: Kecukupan modal, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, bentuk organisasi,

reasuransi dan

kegiatan usaha Variabel Dependen: Peringkat Obligasi Ordered probit model

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas dan bentuk organisasi. berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi dari A.M. Best. Sedangkan peringkat

obligasi yang dikeluarkan oleh S&P,

likuiditas dan leverage

berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Magreta dan Nurmayanti (2009) “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”. Objek penelitian: seluruh perusahaan selain perusahaan sektor perbankan dan lembaga keuangan. Variabel Independen: Ukuran perusahaan, rasio likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, umur obligasi, jaminan obligasi, reputasi auditor Variabel Dependen: Peringkat Obligasi Regresi Logistik Profitabilitas, produktivitas dan jaminan obligasi yang ber-pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan ukuran perusahaan, rasio likuiditas,

leverage, reputasi

auditor dan umur

obligasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Linandarini (2010) “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obli-Variabel

Independen: Rasio

leverage, liquidity, solvability, profitability, productivity MDA (Multiple Discriminant Analysis)

Rasio liquidity,

profitability

productivity dapat

mempenga-ruhi

prediksi peringkat obligasi sementara


(41)

26 gasi Perusahaan di Indonesia”. Objek penelitian: semua perusahaan non-keuangan. Variabel Dependen: Peringkat Obligasi tidak berpengaruh secara signifikan didalam mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Adrian (2011) “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Objek penelitian: perusahaan manufaktur. Variabel

Independen: Rasio

leverage, profitabilitas, likuiditas, umur obligasi Variabel Dependen: Peringkat Obligasi Regresi Logistik

Rasio leverage,

profitabilitas dan umur obligasi berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan hanya rasio likuiditas yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Winardi (2013) “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”. Objek penelitian: perusahaan keuangan. Variabel Independen: Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Jaminan Obligasi, Umur Obligasi, Reputasi Auditor Variabel Dependen: Peringkat Obligasi Regresi Ordinal Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan

leverage, profitabilitas, jaminan obligasi, umur obligasi, reputasi auditor tidak

berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

Irma., dkk (2013) “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peringkat Obligasi pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Objek penelitian: perusahaan lembaga keuangan bank. Variabel Independen: Pertumbuhan Perusahaan

(Growth), Ukuran

Perusahaan (Size), Likuiditas

Perusahaan,

Jaminan (Secure), Umur Obligasi (Maturity),

Reputasi Auditor Variabel Dependen: Peringkat Obligasi Regresi logistik

Hasil dari analisis

faktor adalah Size,

likuiditas dan reputasi auditor merupakan

faktor yang mempengaruhi

peringkat obligasi sedangkan hasil dari analisis logistik menunjukkan bahwa

size berpengaruh

terhadap peringkat obligasi.


(42)

27 Pertiwi (2013) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”. Objek penelitian: perusahaan non-keuangan. Variabel

Independen: Rasio

Leverage, Profitabilitas,

Solvabilitas dan Jaminan (secure) Variabel

Dependen:

Peringkat Obligasi

Regresi Logistik

Rasio leverage,

solvabilitas dan jaminan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

Sumber: Diolah Peneliti (2014) 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Ukuran Perusahaan

(X1)

Maturity

(X2)

Financial Leverage / DER (X3)

Profitabilitas / ROA (X4)

H5 H4 H3 H2 Peringkat Obligasi (Y) H1

Likuiditas / QR (X5)


(43)

28 Gambar 2.1 mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan (X

1), maturity (X2), rasio financial leverage (X

3), rasio profitabilitas (X4) dan rasio likuiditas (X5)

mempengaruhi peringkat obligasi (Y), baik secara parsial maupun simultan.

Penjelasan detail mengenai pengaruh ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas terhadap peringkat obligasi adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan dapat diinterpretasikan sebagai skala operasi perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan dan ekuitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dengan total aktiva yang besar biasanya telah mapan dalam permodalan dan memiliki kemampuan dalam mengelola sumber-sumber keuangannya karena perusahaan tersebut biasanya bukan merupakan perusahaan baru sehingga telah cukup berpengalaman dalam industri. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil. Perusahaan yang semakin besar dan banyak dikenal oleh masyarakat mempunyai semakin banyak informasi yang dapat diperoleh investor, maka semakin kecil pula ketidakpastian yang dimiliki oleh investor.

Dalam melakukan investasi obligasi, investor tentu akan memilih membeli obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang dipandang mampu untuk melakukan pelunasan dan pembayaran bunga atas obligasi tersebut. Dengan menggunakan ukuran perusahaan, investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga obligasi secara periodik dan melunasi pokok


(44)

29 pinjaman yang dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Pottier, 1997, 1998; Bouzouita dan Young, 1998 (dalam Adams

et al., 2000) yang menemukan bahwa “perusahaan besar memiliki peringkat obligasi yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil”.

2. Umur Obligasi (Maturity)

Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi. Obligasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu yang pendek akan lebih mudah diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu yang panjang. Investor cenderung kurang menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Sehingga perusahaan yang peringkat obligasinya tinggi umumnya menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi yang lebih lama.

Mark dan David (2006 dalam Sutanti 2008: 34) melakukan pengujian secara

empiris mengenai penentuan struktur debt maturity menggunakan pengukuran

struktur maturity mengenai informasi detail secara keseluruhan hutang

perusahaan. Mereka menemukan dukungan yang kuat untuk prediksi atas hubungan signifikan antara debt maturity dan peringkat obligasi; perusahaan yang

peringkat obligasinya tinggi menggunakan term debt yang lebih pendek


(45)

30

3. Financial Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutangnya. Investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan dengan mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutangnya. Jika perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri daripada hutang untuk membiayai perusahaannya maka perusahaan tersebut sehat dan tidak mudah bangkrut.

Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan

perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi

kewajibannya. Dengan demikian semakin rendah leverage perusahaan maka

semakin baik peringkat obligasi perusahaan tersebut. Adams et al. (2000) menjelaskan bahwa “semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar resiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan”. Hasil penelitian ini juga searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2011) dan Pertiwi (2013) yang menemukan bahwa financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.

4. Profitabilitas

Profitabilitas mengukur efektivitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. Kemampuan perusahaan menhasilkan laba mencerminkan kemampuan perusahaan memperoleh aliran kas masuk. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan memperoleh aliran kas yang baik, dengan demikian perusahaan mempunyai risiko gagal bayar yang


(46)

31 lebih kecil. Sehingga profitabilitas yang tinggi akan memberikan peringkat obligasi yang lebih baik pula. Brotman (1989), Bouzouita and Young (1998) (dalam Adams, 2000) menyatakan bahwa “semakin tinggi tingkat profitabilitas

perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default)

dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut”. Hasil penelitian ini juga searah dengan penelitian yang dilakukan Magreta dan Nurmayanti (2009) , Linandarini (2010) dan Adrian (2011) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

5. Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan liquid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik (pelunasan obligasi). Adams et al. (2000) menyatakan bahwa “tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi”. Hasil penelitian ini juga searah dengan penelitian yang dilakukan Linandarini (2010) dan Irma., dkk (2013) yang menemukan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.


(47)

32 2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. H2 : Maturity perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. H3 : Financial leverage perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi.

H4 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. H5 : Likuiditas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. H6 : Ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas, dan likuiditas


(48)

33 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Rochaety dan Latief, 2009: 17). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (ukuran perusahaan, maturity, financial leverage, profitabilitas dan likuiditas) terhadap variabel terikat yaitu peringkat obligasi perusahaan manufaktur tahun 2010-2013.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Dependen (Terikat)

Menurut Sugiyono (2010:4) variabel dependen merupakan “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas)”. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi (bonds rating). Peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT. PEFINDO berbentuk huruf yang sifatnya kualitatif, sementara rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam bentuk angka, maka supaya dapat digunakan dalam pemodelan dan diolah, maka peringkat obligasi harus dikonversi ke dalam bentuk angka yaitu dengan memberi nilai pada masing-masing peringkatobligasi. Sistem konversi ini dilakukan dengan memberi nilai tertinggi untuk perusahaan dengan peringkat terbaik dan nilai yang terendah untuk perusahaan dengan peringkat lebih rendah dengan asumsi jarak antar peringkat sama. Model konversi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model konversi yang digunakan oleh Manurung, et al.


(49)

34 (2008) dalam penelitiannya dengan beberapa penyesuaian menurut jenis peringkat

obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO. Hasil konversi peringkat untuk

perusahaan manufaktur yang diterbitkan peringkatnya oleh PEFINDO ke dalam bentuk nilai terangkum pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Konversi Peringkat Obligasi

Peringkat AAA AA+ AA AA- A+ A A- BBB+ BBB

Nilai 18 17 16 15 14 13 12 11 10

Peringkat BBB- BB+ BB BB- B+ B B- CCC D

Nilai 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Sumber:et al. (2008)

3.2.2 Variabel independen (Bebas)

Menurut Sugiyono (2010:4) variabel independen merupakan “variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini antara lain :

3.2.2.1 Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan dan ekuitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Proksi size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aset perusahaan karena lebih mencerminkan kekayaan perusahaan secara menyeluruh. Pengukuran variabel ukuran perusahaan (size) ini menggunakan logaritma natural dari total aset karena nilainya yang besar dan untuk menyesuaikan dengan nilai variabel yang lain. Rumus untuk menghitung ukuran perusahaan sebagai berikut:


(50)

35 3.2.2.2 Maturity (X2)

Variabel umur obligasi diukur dengan mengidentifikasi berapa lama waktu jatuh tempo suatu obligasi. Didalam penelitian ini, umur obligasi menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 untuk obligasi yang umurnya antara 1 sampai 5 tahun dan nilai 0 untuk obligasi yang umurnya diatas 5 tahun.

Tabel 3.2

Varibael Dummy Umur Obligasi

Umur Obligasi Variabel Dummy

1-5 tahun 1

> 5 tahun 0

Sumber: Diolah Peneliti (2014) 3.2.2.3 Financial Leverage (X3)

Financial leverage atau pada umumnya disebut debt ratio digunakan

untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutangnya. Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai proksi financial leverage, yang dihitung dengan membandingkan antara total kewajiban dengan total ekuitas. Rumus yang digunakan untuk menghitung financialleverage adalah:

DER = TotalKewajiban TotalEkuitas

3.2.2.4 Profitabilitas (X4)

Profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga dapat memberikan laba bagi perusahaan. Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai proksi profitabilitas, yaitu dengan membandingkan laba bersih dengan total aset. Rumus yang digunakan untuk menghitung profitabilitas adalah:

ROA = LabaBersih TotalAset


(51)

36 3.2.2.5 Likuiditas (X5)

Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penelitian ini menggunakan quick ratio

(QR) sebagai proksi profitabilitas, yaitu dengan membandingkan aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan untuk menghitung profitabilitas adalah:

QR= AsetLancar−Persediaan KewajibanLancar

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Nama

Variabel

Definisi Operasional

Proksi Indikator Skala

Pengukuran Peringkat Obligasi (Y) Peringkat obligasi merupakan indikator dari tingkat keamanan obligasi dan kemampuan perusahaan dalam membayar kupon dan pokok obligasi Peringkat dari AAA sampai D

Nilai tertinggi untuk peringkat AAA dimulai dari angka 18 sampai angka 1 untuk peringkat D

Interval

Ukuran Perusahaan

(X1)

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Diukur dengan besarnya total aset perusahaan

Ln Total Aset Rasio

Maturity

(X2)

Maturity menunjukkan kapan pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya.

Variabel

dummy

1 untuk umur obligasi satu hingga 5 tahun dan 0 untuk umur obligasi > 5 tahun


(52)

37

Financial Leverage

(X3)

Financial Leverage menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutangnya. Debt to Equity Ratio (DER) Total Kewajiban Total Ekuitas Rasio Profitabilitas (X4)

Profitabilitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga dapat memberikan laba bagi perusahaan. Return on Asset (ROA) Laba Bersih Total Aktiva Rasio Likuiditas (X5)

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya Quick Ratio (QR)

Aset Lancar−Persed Kewajiban Lancar

Rasio

Sumber: Diolah Peneliti (2014)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 61) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2013.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian menurut Sugiyono (2010: 62) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Penentuan sampel dalam


(53)

38 pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu berdasarkan pertimbangan (judgement) atau kuota tertentu. Adapun kriteria penentuan pengambilan sampel didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak keluar (delisted) sepanjang tahun 2010-2013.

2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit secara lengkap per 31 Desember selama periode 2010-2013.

3. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang obligasinya diperingkat oleh Lembaga Pemeringkat Indonesia (PT.PEFINDO) selama periode 2010-2013. 4. Perusahaan manufaktur tidak mengalami kerugian selama periode 2010-2013.

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

• Total perusahaan manufaktur yang listed di BEI dan tidak

keluar (delisted) sepanjang tahun 2010-2013.

• Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit secara lengkap per 31 Desember selama periode 2010-2013.

• Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di PT.

PEFINDO sepanjang tahun 2011-2013

• Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian Tahun pengamatan

146

(9)

(85) (42) 10


(54)

39

Total sampel selama periode penelitian 40

Sumber: Diolah Peneliti (2014)

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.5

Nama-nama Perusahaan Sampel Penelitian No Kode

Emiten

Nama Emiten

1. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.

2. BWPT BW Plantation Tbk.

3. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

4. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.

5. LTLS Lautan Luas Tbk.

6. MAIN Malindo Feedmill Tbk.

7. MYOR Mayora Indah Tbk.

8. PPKT Pupuk Kalimantan Timur Tbk.

9. SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk.

10. SMSM Selamat Sempurna Tbk.

Sumber: Diolah peneliti (2014) 3.4 Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur untuk periode 2010-2013 yang diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia obligasi perusahaan periode 2010-2013 yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap dimana peneliti melakukan studi kepustakaan


(55)

40 yang dilakukan dengan cara membaca, mendalami dan menelaah berbagai macam literatur, buku-buku dan jurnal-jurnal yang menunjang penelitian yang dilakukan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang sifatnya teoritis dan digunakan sebagai perbandingan dalam pembahasan. Pada tahap kedua, peneliti melakukan dokumentasi pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan mengunduh melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan dari situs www.pefindo.com untuk memperoleh data mengenai peringkat obligasi.

3.6 Metode Analisis Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data yang dapat dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi

(standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk

memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk mengukur rata-rata penyimpangan masing-masing item data terhadap nilai yang diharapkan. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan untuk melihat karakteristik keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.


(56)

41 3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang merupakan syarat untuk analisis regresi. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan antara lain uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistibusi normal. Penelitian ini dilakukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik (histogram/ normal P-Plot) dan uji statistik (Kolmogrov-Smirnov). Adapun kriteria dari analisis grafik (histogram/normal P-Plot) dan uji statistik (Kolmogrov-Smirnov) yaitu:

1. Histogram, pengujian dilakukan dengan membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

2. Normal P-Plot, membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.


(1)

92

Lampiran 8

Peringkat Obligasi

No

Kode

Emiten

Nama Emiten

Peringkat Obligasi

2010

2011

2012

2013

1.

ADHI

Adhi Karya (Persero) Tbk.

12

12

13

13

2.

BWPT

BW Plantation Tbk.

13

13

12

11

3.

INDF

Indofood Sukses Makmur Tbk.

16

17

17

17

4.

JPFA

JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.

12

13

13

14

5.

LTLS

Lautan Luas Tbk.

12

12

12

12

6.

MAIN

Malindo Feedmill Tbk.

17

12

12

12

7.

MYOR

Mayora Indah Tbk.

15

15

15

15

8.

PPKT

Pupuk Kalimantan Timur Tbk.

15

16

16

16

9.

SIMP

Salim Ivomas Pratama Tbk.

15

15

15

15

10. SMSM

Selamat Sempurna Tbk.

16

16

16

17

Lampiran 9

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ukuran Perusahaan 40 27,5968 31,9889 29,574993 1,1501056

Umur Obligasi 40 0 1 ,90 ,304

Financial Leverage 40 ,6514 5,6661 1,809873 1,3339301 Profitabilitas 40 ,0365 ,8282 ,339964 ,2124613

Likuiditas 40 ,2232 2,1016 1,110412 ,4467308

Peringkat Obligasi 40 11 17 14,17 1,893


(2)

93

Lampiran 10

Hasil Uji Normalitas


(3)

94

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 1,16016000

Most Extreme Differences

Absolute ,101

Positive ,101

Negative -,100

Kolmogorov-Smirnov Z ,638

Asymp. Sig. (2-tailed) ,811

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Diolah dengan SPSS (2015)

Lampiran 11

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 4,311 5,733 ,752 ,457

Ukuran Perusahaan ,234 ,206 ,142 1,136 ,264 ,707 1,414

Maturity 1,537 ,883 ,247 1,740 ,091 ,549 1,820

Financial Leverage -,660 ,206 -,465 -3,205 ,003 ,525 1,905

Profitabilitas ,696 1,406 ,078 ,495 ,624 ,444 2,254

Likuiditas 2,702 ,714 ,638 3,782 ,001 ,389 2,573

d. Dependent Variable: Peringkat Obligasi

Sumber: Diolah dengan SPSS (2015)


(4)

95

Lampiran 12

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,790a ,624 ,569 1,243 1,899

a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, Umur Obligasi, Profitabilitas

e. Dependent Variable: Peringkat Obligasi

Sumber: Diolah dengan SPSS (2015)

Lampiran 13

Hasil Uji Heterokedastisitas


(5)

96

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 6,955 3,484 1,996 ,054

Ukuran Perusahaan -,233 ,125 -,348 -1,860 ,072

Maturity ,574 ,537 ,227 1,069 ,293

Financial Leverage -,072 ,125 -,125 -,575 ,569

Profitabilitas ,506 ,854 ,140 ,592 ,558

Likuiditas ,201 ,434 ,117 ,462 ,647

a. Dependent Variable: AbsUt

Lampiran 14

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 4,311 5,733 ,752 ,457

Ukuran Perusahaan ,234 ,206 ,142 1,136 ,264 ,707 1,414

Maturity 1,537 ,883 ,247 1,740 ,091 ,549 1,820

Financial Leverage -,660 ,206 -,465 -3,205 ,003 ,525 1,905

Profitabilitas ,696 1,406 ,078 ,495 ,624 ,444 2,254

Likuiditas 2,702 ,714 ,638 3,782 ,001 ,389 2,573

f. Dependent Variable: Peringkat Obligasi

Sumber: Diolah dengan SPSS (2015)


(6)

97

Lampiran 15

Hasil

Uji

Goodness of Fit

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,790a ,624 ,569 1,243

a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, Maturity, Profitabilitas

b. Dependent Variable: Peringkat Obligasi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4,311 5,733 ,752 ,457

Ukuran Perusahaan ,234 ,206 ,142 1,136 ,264

Maturity 1,537 ,883 ,247 1,740 ,091

Financial Leverage -,660 ,206 -,465 -3,205 ,003

Profitabilitas -,696 1,406 -,078 ,495 ,624

Likuiditas 2,702 ,714 ,638 3,782 ,001

a. Dependent Variable: Peringkat Obligasi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 87,282 5 17,456 11,307 ,000a

Residual 52,493 34 1,544

Total 139,775 39

a. Dependent Variable: Peringkat Obligasi

b. Predictors: (Constant), Likuiditas, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, Maturity, Profitabilitas


Dokumen yang terkait

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 38 25

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR OBLIGASI DAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi dan Reputasi KAP Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 4 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR OBLIGASI DAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi dan Reputasi KAP Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Obligasi dan Reputasi KAP Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015.

0 5 11

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas, Dan Maturity Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia.

3 2 22

PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI , MATURITY, LIKUIDITAS DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 105

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 11

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13