2. Dalam menunjang penelitian maka kegiatan perpustakaan perguruan tinggi
adalah mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti baik intern institusi atau ekstern di
luar institusi
3. Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat maka perpustakaan
perguruan tinggi melakukan kegiatan dengan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat
4. Pada dasarnya tugas perpustakaan perguruan tinggi secara umum adalah
menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah dan merawat pustaka serta mendayagunakan untuk kepentingan civitas
academica pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Sedangkan menurut Pamuntjak 2000:5, ”Tujuan perpustakaan perguruan tinggi ialah membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran.
Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan lembaga perguruan tinggi”.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna
perpustakaan, yang bukan hanya untuk mahasiswa saja, tetapi juga untuk dosen dan para staf yang berada di lembaga tinggi tersebut.
2.2 Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi berakhir di pengadaan
bahan pustaka. Di perpustakaan perguruan tinggi pengadaan bahan pustaka merupakaan
bagian pelayanan teknis. Hal ini disebabkan karena tugas utama dari perpustakaan adalah menyajikan dan meyebarluaskan informasi kepada seluruh sivitas akademik di
perguruan tinggi. Untuk melakukan tugas tersebut maka perpustakaan hendaklah didukung oleh bahan pustaka yang tepat, lengkap dan selalu up to date sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Menurut Sutarno, 2006:174, ”Pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka
merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sumantri, 2002:29, ”Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi,
hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual”.
Pendapat lain meyebutkan bahwa, ”Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan
pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka Darmono, 2001:57”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menghimpun bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakaan harus mengacu kepada kebutuhan
pengguna dengan selalu terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK agar fungsi dan tujuan perpustakaan dapat terwujud.
2.3 Jenis Bahan Pustaka
Sebelum membahas berbagai jenis bahan pustaka, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu bahan pustaka. Pustaka artinya kitap atau buku. Menurut Massofa
2008, beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu 1 karya cetak, 2 karya noncetak; 3 bentuk mikro; dan 4 karya dalam bentuk
elektronik. Pada prinsipnya semua jenis bahan pustaka merupakan hasil karya seseorang atau sekelompok orang, ataupun sebuah instansi yang diterbitkan dan
digandakan oleh penerbit serta disebarluaskan melalui berbagai saluran di antaranya adalah pedagang buku.
2.3.1 Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
1. Buku
Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar
UNESCO tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku.
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu 2009, menyatakan ciri-ciri buku adalah sebagai berikut:
1. Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun terdiri dari beberapa
makalah misalnya dalam prosiding seminar maka semua makalah berhubungan dengan tema pokok dari seminar tersebut
2. Berjilid
3. Mempunyai halaman judul
4. Terdapat daftar isi
5. Teks yang dibagi dalam bab-bab
6. Terdapat lembar pendahuluan danatau kata pengantar
7. Terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan bentuk jilid sama
8. Umumnya memiliki ISBN International Standard Book Number.
2.Terbitan berseri Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu 2009, menyatakan contoh-
contoh terbitan berseri adalah: - Majalah, magazin, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta, risalah
laporan tahunan, bulanan, minggua n - Buku tahunan, yearbook
- Serial - Seri monograf, monograf berseri
Ciri-Ciri terbitan berseri adalah sebagai berikut: - Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan
- Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume, umumnya berjangka waktu terbit frekuensi tertentu
-
Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal -
Terdapat halaman editorredaksi -
Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat.
2.3.2 Karya Noncetak
Menurut Siregar 1999, menyatakan karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah,
melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non
buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Rekaman suara
Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang
dikombinasikan dengan pita kaset.
b. Gambar hidup dan rekaman video Gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video.
Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan
perpustakaan.
c. Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung
misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya dan yang harus dilihat dengan bantuan alat misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.
2.3.3 Bentuk Mikro
Menurut Siregar 1999, menyatakan bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film
dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan
bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk
mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu: a.
Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148
mm standar dan 75 mm x 125 mm. c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas
yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.
2.3.4 Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk
membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.
Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar audio visual juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan
Universitas Sumatera Utara
memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang
sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.
2.4 Kebijakan Pengembangan Koleksi