tetapi besi tidak bernilai dekoratif, tetap terkena korosi, ia hanya dipakai secara terbatas termasuk electroforming pada cetakan karet, gelas, plastik, pada alloy
nikelnya dan sebagainya.
2.4. Silika
Silika terdapat luas di alam, seperti pasir, kuarsa, batu api. Kristal silika tidak berwarna atau merupakan bubuk putih, bau dan tidak berasa, silica tidak larut dalam
air dan asam, kecuali hidrogen florida. Dan larut di dalam larutan alkali, dimana akhirnya dipisahkan yang halus dan yang tidak terbentuk. Senyawa SiO
2
adalah yang paling melimpah dari senyawaan dalam kerak bumi.
Asal mula silika adalah dapat dibuat dari larutan silika air kaca, dengan asam, kemudian dicuci dan dengan pembakaran. Bunga api silica dibuat dari pasir, menguap
pada temperatur 3.000
o
C dengan menggunakan pancaran energy listrik. Bubuk silica digunakan untuk pembuatan gelas, keramik, alat pengelasan, saringan air, mikroskop,
kertas, komponen dari beton pengisi kosmetik insektisida. Silikon dan oksigen merupakan penyusun sebagian besar kerak bumi, dengan oksigen
meliputi 47 dan silikon 28 dari massanya. Ikatan silikon oksigen kuat dan bersifat ionic parsial. Ikatan ini membentuk dasar untuk golongan mineral yang disebut silikat,
yang merupakan golongan terbesar dari batuan, lempung, pasir dan tanah pada kerak bumi. Silikat menyediakan berbagai macam bahan bangunan seperti batu bata, semen,
beton dan kaca. David W. Oxtoby, 2003
2.5. Pengaruh Pengotor Besi dan Silika dalam Produk Aluminium
Aluminium batangan ingot yang diproduksi sangat ditentukan oleh unsur – unsur kimia yang terkadung di dalam aluminium itu sendiri. Aluminium yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
masih banyak mengandung zat-zat pengotor dalam jumlah yang kecil, seperti besi Fe, silikon Si, dan pengotor lainnya. Ini dipengaruhi atas bahan baku yang
digunakan untuk menghasilkan aluminium. Disamping adanya pengaruh bahan baku, pengotor besi dan silikon juga berasal dari prosesnya sendiri, dimana besi dan silikon
dalam aluminium yang dihasilkan dalam sel elektrolisa pot, dapat bertambah apabila kondisi di dalam pot kurang baik, sehingga ada pengikisan atau ikut larutnya dinding
pot pada saat proses elektrolisa berlangsung.
Jika kadar besi dalam aluminium cair yang akan dicetak masih terlalu tinggi, maka
aluminium yang dihasilkan akan lebih mudah terkorosi dan mudah berubah menjadi warna kuning. Sebaliknya, jika kadar silicon di dalam aluminium terlalu tinggi, maka
akan menyebabkan aluminium batangan ingot yang dihasilkan akan menjadi keras, rapuh dan susah ditempah. Itulah beberapa pengaruh ketika kadar besi dan silikon di
dalam aluminium berlebih atau tidak sesuai dengan standar yang ada.
2.6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Aluminium Batangan Ingot dan Cara Penanggulangannya
Faktor yang mempengaruhi kualitas ingot antara lain adalah : 1.
Kadar Fe dan Si Kadar Fe dan Si dapat berpengaruh terhadap kualitas produk, karena
merupakan faktor utama penentu mutu grade yang dihasilkan. Kemurnian dari aluminium ingot yang dihasilkan dilihat dari kadar besi Fe dan silikon Si.
Maka kadar zat pengotor yang terkandung dalam aluminium cair harus dijaga sesuai dengan grade produk yang diinginkan. Apabila kadar Fe dan Si masih
banyak terkandung di dalam aluminium maka haruslah dikendalikan
Universitas Sumatera Utara
2. Flux Treatment
Pemberian flux pada aluminium cair di furnace dapur harus sesuai dengan jumlah molten aluminium sehingga pemisahan oksida – oksida yang
terkandung dalam molten tersebut dapat terpisah secara sempurna, agar aluminium ingot yang dihasilkan lebih murni
2.7. Standar Pengendalian Grade Produk