9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Keputihan Fluor albus merupakan keluarnya cairan dari vagina selain darah haid. Selain itu keputihan adalah nama gejala yng dikeluarkan dari alat genitalia yang
tidak berupa darah. Diperkirakan semua wanita pernah mengalaminya Sarwono,1999. Menurut Kasdu 2008 ada Fluor albus yang patologis dan ada yang pisiologis.
Keputihn yang pisiologis berwarna jernih, tidak berbau, tidak gatal dan tidak pedih. Produksi cairan keputihan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: faktor hormonal,
rangsangan birahi, kelelahan fisik, kejiwaan dan benda asing yang ada dalam organ reproduksi. Sedangakan keputihan yang patologis jumlahnya banyak, warnanya kuning
atau kehijauan, warna putih seperti susu basi, disertai rasa gatal, pedih terkadamg disertai bau amis atau busuk.
Keputihan Fluor albus menjadi salah satu tanda dan gejala ada kelainan pada organ reproduksi wanita, kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim,
keganasan atau tumor dan kangker, serta adanya benda asing. Namun tidak semua infeksi reproduksi memberi gejala keputihan. Infeksi pada saluran reproduksi wanita
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu; non Penyakit hubungan seksual PHS, PHS dan infeksi lanogenik. Infeksi non PHS yang sering dialami wanita yaitu: Vaginitis
yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada vagina. Dengan gejala cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau
busuk, vulva agak bengkak, kemerhan serta gatal. Infeksi Candidiasis yang disebabkan oleh jamur candida albikan dengan gejala keputihan berwarna putih susu, bergumpal
Universitas Sumatera Utara
10 seperti susu basi. Tricomoniasis yang berasal dari parasit yang disebut trichomonas
vaginalis dengan gejala keputihan yang berwarna kuning kehijauan berbau dan berbusa Kasdu, 2008.
Menurut WHO 2006 masalah kesehatan reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33 dari jumlah seluruh badan penyakit yang diderita para perempuan
didunia. Angka ini lebih tinggi dibanding kesehatan reproduksi pria yang hanya mencapai 12,3 . Menurut data Internasional 75 wanita minimal pernah mengalami
candidiasis atau keputihan satu kali dalam kehidupannya. Laporan Depkes RI 1988- 1989 menunjukkan bahwa prevalensi infeksi vagina yang dialami wanita. Disebabkan
oleh bakteri vaginitis 38, tricomonas 3,7 dan candidiasis 52.8. Wanita sangat membutuhkan informasi tentang keputihan baik yang disebabkan
oleh jamur, bakteri dan parasit, agar wanita khususnya para partisipant agar mengerti dan tidak mengabaikan masalah keputihan Fluor albus, agar dapat mengubah perilaku
yang mendukung penyebab terjadinya keputihan. Sebagaimana tentang data yang terkait dengan pengalaman ibu yang menderita keputihan.
B. Pertanyaan penelitian