Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Di Puskesmas Panei Tongah Kabupaten Simalungun)

(1)

i

EFEKTIVITAS KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PUSKESMAS PANEI TONGAH

KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN (STUDI KASUS DI PUSKESMAS PANEI TONGAH KABUPATEN

SIMALUNGUN)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

WILTRIDA SILALAHI

070200299

Departemen Hukum Administrasi Negara

Program Kekhususan: Hukum Administrasi Negara

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011


(2)

i

Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

(Studi Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh Wiltrida Silalahi

070200299

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Program Kekhususan Hukum Administrasi Negara

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

Surianingsih, SH.M.Hum NIP : 19600214 1987032002

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Pendastaren Tarigan, SH.MS. Afrita, SH.M.Hum

Nip : 19540912 1984031001 Nip: 197104301997022001

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan segala usaha dan kemampuan yang ada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri

Sipil di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun (Studi di Puskesmas Panei Tongah Kec. Panei Kab. Simalungun)”. Penulisan

ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang Sarjana Hukum di Universitas Sumatera Utara.

Dalam Pembuatan skripsi ini penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik dan terarah sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Penulis juga berterima kasih untuk bantuan beberapa pihak sehingga pembuatan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M. Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Surianingsih, SH, M. Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Pendastaren Tarigan ,SH, MS, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis selama menyusun skripsi ini.


(4)

iii 4. Ibu Afrita,SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, ilmu, perhatian bahkan semangat kepada penulis. 5. Seluruh Staff Dosen Pengajar di Fakultas Hukum di Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Juliana Manihuruk, selaku Dokter Puskesmas Panei Tongah yang telah memberikan persetujuan kepada penulis untuk melaksanakan research di Puskesmas Panei Tongah.

7. Bapak Bilson Silalahi, Ibu Kartina Sinaga dan Ibu Linda Sinaga, selaku Pegawai / staff di Puskesmas Panei Tongah yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Orangtua ku tercinta, Ayahanda Ralisman Silalahi dan Ibunda

Rasimah Damanik, yang telah menjadi motivasi dalam hidupku, yang selalu

berdoa memberikan kasih sayang, semangat, memberikan dorongan baik moril maupum materil.

9. Kepada Saudara-saudaraku tercinta, Abang, kak melda, kak nita, adek

utie dan Keponakan ku Marco, yang senantiasa memberikan semangat dan

motivasi kepada penulis.

10. Kepada Ari, yang telah memberikan dukungan dan perhatian penuh kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

11. Sahabat terkasih Diana,Rolly, Naomi, Roseria, Putri sion, Merlina,

Linda, Nova, Sarah, Alma, yang telah menemani penulis dalam

melaksanakan kegiatan penulis dikampus maupun di lingkungan luar kampus dan telah memberikan doa, semangat, dukungan, dan perhatian kepada penulis.


(5)

iv 12. Teman-teman stambuk 2007 di fakultas hukum Universitas Sumatera Utara Terima kasih buat dukungan, semangat dan pertemanan yang penulis dapatkan melalui mereka oleh karena keterbatasan ruang tidak dapat penulis ucapkan satu per satu.

Mengingat bahwa sifat ilmu pengetahuan adalah dinamis dan akan terus mengalami perkembangan, sementara skripsi ini tidak dapat dikatakan sempurna maka penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun, dan sebelumnya penulis mohon maaf bilamana terdapat kekurangan dan kesalahan lain yang tidak berkenan di hati.

Akhir kata, penulis menyajikan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2011 Wiltrida Silalahi


(6)

v * Wiltrida Silalahi

** Dr. Pandastaren Tarigan, SH, MS *** Afrita SH, M.Hum

ABSTRAKSI

Penelitian yang berjudul, “Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan. Panei Kabupaten. Simalungun (Study Puskesmas Panei Tongah Kec. Panei Kabupaten Simalungun). Yang bertujuan antara lain pertama, untuk mengetahui bagaimana Fungsi dan Kedudukan Puskesmas, kedua, untuk mengetahui apakah faktor-faktor penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah. Dan ketiga untuk mengetahui bagaimana Efektivitas kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah Kec.Panei Kab. Simalungun.

Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan metode penelitian dengan tahapan yang pertama Penelitian Pustaka (Library Reseacrh), kedua menggunakan teknik Penelitian Lapangan (Field Reseacrh).

Dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,

diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menciptakan pemerintah yang baik, bersih, dan bebas dari KKN (korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), Kedisplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian yang cukup dalam pelaksanaannya.

Untuk meningkatkan efektivitas kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah Kec. Panei Kab. Simalungun telah berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.741/MENKES/PER/VII/2008 dan sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dimana dalam pelaksanaan program kesehatan di puskesmas dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan masyarakat dan mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait didalamnya. Dan juga didukung oleh staff puskesmas agar lebih rutin melaksanakan program kesehatan terhadap masyarakat.

Faktor penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah kec. Panei kab. Simalungun antara lain adalah dari faktor Internal yaitu kurangnya fasilitas sarana dan prasarana baik obat-obatan dan alat medis, dari faktor ekternal yaitu rendahnya ekonomi penduduk dan pendidikan penduduk. Faktor-faktor tersebut sebagai penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah, tetapi pelaksanaan program kesehatan dilaksanakan oleh staff puskesmas dengan peralatan medis dan obat-obatan yang ada. Efektivitas Kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah menunjukkan hasil yang baik sesuai Standar Pelayanan Minimal yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.741/MENKES/PER/VII/2008. Dan bagi seluruh pegawai dan staff Puskesmas Panei Tongah agar lebih meningkatkan lagi efektivitas kinerjanya.

--- * Penulis/ Mahasiswa/ 070200299

** Dosen Pembimbing I/Dosen Staff Pengajar Fakultas Hukum USU *** Dosen Pembimbing II/ Dosen Staff Pengajar Fakultas Hukum USU


(7)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN………...i

KATA PENGANTAR……….ii

ABSTRAK………...v

DAFTAR ISI………...vi

BAB I: PENDAHULUAN……….1

A. Latar belakang……….1

B. Perumusan Masalah……….6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian………...7

D. Keaslian Penulisan………..8

E. Tinjauan Pustaka………10

1. Pengertian Efektivitas ………8

2. Pengertian Kinerja………..8

3. Pengertian PNS………..8

4. Pengertian Puskesmas………...9

5. Pengertian Badan Penyantun Puskesmas (BPP)………...9

F. Metode Penelitian………9


(8)

vii BAB II: KEDUDUKAN SERTA FUNGSI PUSKESMAS PANEI TONGAH.13

A. Sejarah Puskesmas………13

B. Defenisi Puskesmas………...18

C. Struktur Organisasi Puskesmas……….21

D. Fungsi Dan Kedudukan Puskesmas………..35

BAB III: EFEKTIVITAS KINERJA PNS DI PUSKESMAS PANEI TONGAH………...42

A. Jenis Program Kesehatan Di Puskesmas Panei Tongah………42

B. Peran PNS Dalam Melaksanakan Program Kesehatan di PuskesmPanei Tongah………...51

C. Kinerja PNS Di Puskesmas Panei Tongah………61

D. Manajemen Efektivitas Kinerja PNS Di Puskesmas Panei Tongah…..73

BAB IV: FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA PNS DI PUSKESMAS PANEI TONGAH………..78

A. Faktor Internal.………..78

B. Faktor Ekternal………..82

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN………...87

A. Kesimpulan………87

B. Saran………..89

DAFTARPUSTAKA………...92 LAMPIRAN………


(9)

v * Wiltrida Silalahi

** Dr. Pandastaren Tarigan, SH, MS *** Afrita SH, M.Hum

ABSTRAKSI

Penelitian yang berjudul, “Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan. Panei Kabupaten. Simalungun (Study Puskesmas Panei Tongah Kec. Panei Kabupaten Simalungun). Yang bertujuan antara lain pertama, untuk mengetahui bagaimana Fungsi dan Kedudukan Puskesmas, kedua, untuk mengetahui apakah faktor-faktor penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah. Dan ketiga untuk mengetahui bagaimana Efektivitas kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah Kec.Panei Kab. Simalungun.

Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan metode penelitian dengan tahapan yang pertama Penelitian Pustaka (Library Reseacrh), kedua menggunakan teknik Penelitian Lapangan (Field Reseacrh).

Dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,

diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menciptakan pemerintah yang baik, bersih, dan bebas dari KKN (korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), Kedisplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian yang cukup dalam pelaksanaannya.

Untuk meningkatkan efektivitas kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah Kec. Panei Kab. Simalungun telah berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.741/MENKES/PER/VII/2008 dan sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dimana dalam pelaksanaan program kesehatan di puskesmas dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan masyarakat dan mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait didalamnya. Dan juga didukung oleh staff puskesmas agar lebih rutin melaksanakan program kesehatan terhadap masyarakat.

Faktor penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah kec. Panei kab. Simalungun antara lain adalah dari faktor Internal yaitu kurangnya fasilitas sarana dan prasarana baik obat-obatan dan alat medis, dari faktor ekternal yaitu rendahnya ekonomi penduduk dan pendidikan penduduk. Faktor-faktor tersebut sebagai penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah, tetapi pelaksanaan program kesehatan dilaksanakan oleh staff puskesmas dengan peralatan medis dan obat-obatan yang ada. Efektivitas Kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah menunjukkan hasil yang baik sesuai Standar Pelayanan Minimal yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.741/MENKES/PER/VII/2008. Dan bagi seluruh pegawai dan staff Puskesmas Panei Tongah agar lebih meningkatkan lagi efektivitas kinerjanya.

--- * Penulis/ Mahasiswa/ 070200299

** Dosen Pembimbing I/Dosen Staff Pengajar Fakultas Hukum USU *** Dosen Pembimbing II/ Dosen Staff Pengajar Fakultas Hukum USU


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dari mutu kehidupan dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal yang diwujudkan antara lain dengan membangun Puskesmas di seluruh Indonesia . ( Pasal 3 Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992).

Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatnya kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.1

Pelayanan kesehatan yang langsung menyentuh pada lapisan masyarakat yang paling bawah dan sangat diperlukan oleh masyarakat adalah sangat penting hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas akan memberikan perlindungan kesehatan kepada warga masyarakat khususnya bagi

1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/SK/II/2004

Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat ,Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,Hal. 3.


(11)

2 warga kurang mampu. Puskesmas diharapkan mampu memberikan jaminan bagi warga masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan.

Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, manajemen, program, atau kegiatan. Karena output yang dihasilkan oleh organisasi sektor publik seperti puskesmas lebih banyak bersifat output tidak berwujud (intangible) berupa hasil cakupan program jasa pelayanan kesehatan yang tidak mudah untuk dikualifikasikan, maka pengukuran efektivitas tersebut sering mengalami kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas juga karena pencapaian hasil akhir (outcome) sering tidak bisa diketahui dalam waktu pendek, tetapi jangka panjang setelah program berakhir, sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja (judgment) seperti tingkat kepuasan pelanggan dan masyarakat.

Efektivitas organisasi banyak dipengaruhi oleh efektivitas individu, sehingga rendahnya kinerja pegawai berpengaruh pula pada rendahnya kinerja dinas kesehatan secara keseluruhan. Kinerja dipengaruhi oleh karakteristik individu (kemampuan dan keterampilan ,kepribadian, persepsi, sikap, pengalaman, jenis,ciri, kelamin, umur, ras, dan kapasitas belajar) dan lingkungan kerjanya (struktur organisasi, desain pekerjaan, kebijakan, aturan-aturan, penghargaan, dan sanksi serta sumber daya).

Kinerja adalah penampilan hasil usaha pegawai baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Penilaian kinerja melalui penilaian sendiri (self


(12)

3

assement) merupakan pendekatan yang paling umum untuk mengukur dan

memahami perbedaan individu. Penilaian kinerja pegawai menurut departemen kesehatan Republik Indonesia tahun 2000 merupakan alat yang menumbuhkan dan memperbaiki kinerja yang kurang dengan menunjukkan kemampuan terbaiknya Instrumen ini dipakai untuk kelengkapan penggunaan DP3 pada dinas kesehatan.2

2 . Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2006,

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Hal, 4

Untuk tercapainya tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan kesehatan dipuskesmas maka, diperlukan keefektivan bagi seluruh pegawai puskesmas yang dipimpin oleh kepala puskesmas agar memperoleh kinerja pegawai sesuai target dan tujuan puskesmas. Serta dilakukan pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya mananjemen secara profesional, transparan dan amanah.

Puskesmas adalah Suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam pelaksanaan fungsional puskesmas dibutuhkan efektivitas kinerja pegawai yang baik dalam memberikan pelayanan kepada masyakarat untuk meningkatkan kesehatan.


(13)

4 Suatu Puskesmas dapat beroperasi apabila memiliki tenaga kerja yang terdiri dari Kepala puskesmas, dokter gigi, perawat, bidan, bidan PTT. Mutu Pelayanan kesehatan yang baik tergantung pada efektivitas kinerja pegawai dalam suatu puskesmas. Hal ini dapat terlihat dari tingkat kesehatan masyarakat setempat dan kelancaran pogram-program yang dilaksanakan puskesmas.

Setiap pegawai puskesmas harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan puskesmas. Pencapaian pelaksanaan tugas merupakan output, sedangkan pencapaian visi, misi, dan tujuan puskesmas merupakan outcome. Pelaksanaan tugas puskesmas harus didukung sumber daya yang mencukupi. Dukungan dana operasional, peralatan kerja seperti alat kesehatan, obat-obatan, vaksin dan sebagainya bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan pelanggan.

Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal di wilayah kerja puskesmas. Program dan upaya kesehatan pokok yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Jumlah puskesmas di Panei Tongah kecamatan Panei Kabupaten Simalungun hanya 1 yang terdiri dari 12 desa 1 kelurahan. Dan jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) ada 4 yang terdiri dari 4 desa yaitu: desa Sigodang,desa Bangun Rakyat/Semangat Dame, desa Bangun Bolak, dan desa Siborna. Puskesmas Panei Tongah sebagai salah satu pusat pelayanan kesehatan di


(14)

5 Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun yang memiliki kunjungan pasien yang lumayan banyak.3

Dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Puskesmas Panei Tongah memperlihatkan bahwa masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dari tahun ke tahun semakin meningkat, yaitu pada dua tahun terakhir dari bulan Januari sampai Desember 2009 pada Puskesmas Panei tongah jumlah kunjungan rawat jalan 550 pasien dan tahun 2010 jumlah kunjungan rawat jalan 576. Hal ini bukan saja disebabkan oleh menurunnya tingkat kesehatan masyarakat sebagai akibat menurunnya kondisi perekonomian Indonesia yang menyebabkan beberapa sektor industri melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK ) terhadap sebagian karyawan sehingga masyarakat tidak lagi secara optimal mampu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan untuk diri dan keluarganya sehingga mereka rentan terhadap penyakit. Selain itu meningkatnya kunjungan pasien rawat jalan juga disebabkan seluruh Puskesmas di Panei Tongah sejak awal 2009 sampai dengan sekarang (tahun 2010) memberikan pelayanan gratis (JAMKESMAS) yaitu pada tahun 2009 jumlah pelayanan gratis 1012 pasien dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1513 pasien.4

Pelayanan kesehatan salah satu bagian dari Pelayanan Publik (public

service) yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan

profesional kepada masyarakat. Namun masih banyak pelayanan puskesmas yang

3

Hasil Wawancara dengan Kepala Tata usaha Puskesmas Panei Tongah


(15)

6 belum memenuhi standar pelayanan publik, seperti tidak memiliki dokter gigi, meski peralatan kedokteran gigi tersedia. Jika ada penderita sakit gigi, maka dokter gigi didatangkan dari puskesmas lain. Dan ada dokter di sebuah puskesmas yang tidak bisa bekerja maksimal karena puskesmasnya kekurangan sarana dan prasarana, seperti kekurangan air bersih dan kekurangan daya listrik. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak di jumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas masyarakat yang diharapkan masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana gambaran efektivitas kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang tersebut diatas maka, skripsi yang berjudul Efektivitas Kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun ( Studi di Puskesmas Panei Tongah Kec. Panei Kab. Simalungun) akan dibatasi permasalahan sebagai berikut;

1) Bagaimana Kedudukan serta Fungsi Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun?

2) Bagaimana Efektivitas Kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah?

3) Faktor- faktor apakah yang Menjadi Penghambat Kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah?


(16)

7 C. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1) Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah untuk dapat menemukan, dan mengembangkan serta menguji kebenaran ilmu pengetahuan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk:

a) Mengetahui bagaimana kedudukan serta fungsi puskesmas di lingkungan masyarakat

b) Mengetahui bagaimana efektivitas kinerja PNS dalam melaksanakan program kesehatan di puskesmas.

c) Penilis juga ingin mengetahui apa saja faktor –faktor penghambat Kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah.

2) Manfaat Penelitian a) Secara Teoritis

Dalam penelitian ini, diharapkan agar hasil penelitian nantinya dapat memberikan ataupun menambah pengetahuan terutama dalam hukum administrasi Negara mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan efektivitas kinerja PNS di puskesmas.

b) Secara Praktis

Bagi PNS, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau menambah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kedisplinan PNS.


(17)

8 D. KEASLIAN PENULISAN

Adapun judul penulisan ini adalah Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun ( Studi di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun), judul skripsi ini belum pernah ditulis atau di teliti dalam bentuk yang sama oleh mahasiswa difakultas hukum sumatera utara. Dengan demikian keaslian dari skripsi ini dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Efektivitas adalah Merupakan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Dan juga merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, manajemen, program atau kegiatan. Efektivitas juga mempunyai kemampuan untuk memilih tujuan, metode/cara dan peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.

2. Kinerja adalah Penampilan hasil usaha pegawai baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Dan kinerja juga merupakan perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu.

3. PNS adalah Setiap warga Negara RI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi dalam jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(18)

9 4. Puskesmas adalah Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupate/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

5. Badan Penyantun Puskesmas (BPP) adalah suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat yang peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

F. METODE PENELITIAN

Untuk menulis atau menyusun Skripsi ini digunakan data baik primer maupun sekunder. Guna memperoleh data tersebut perlu diadakan penelitian atau

Research, yaitu kegiatan mencari dan mengumpulkan keterangan, data yang

masih tersimpan dan pengetahuan baru yang lebih mendekati kebenaran. Adapun cara penelitian yang dilakukan penulis dengan berbagai cara yaitu:

1. Sasaran Penelitian

Dalam penulisan Skripsi ini peneliti melakukan riset di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun untuk mengetahui bagaimana Efektivitas kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah dalam melaksanakan program kesehatan di lingkungan masyarakat.

2. Data yang dibutuhkan

Guna kepentingan penulisan Skripsi, penulis menggunakan data sebagai berikut:


(19)

10 a) Data primer, adalah data yang diperoleh dengn pengamatan langsung

pada objek yang berhubungan langsung dilapangan.

b) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip dari buku pedoman Puskesmas yang menjadi paduan Puskesmas dalam penyelenggaraan program kesehatan di lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan keterangan yang diperlukan dalam penulisan Skripsi ini. Maka penulis menggunakan Applied Scientific Method, dimana penulis menggunakan metode penelitian dengan cara mengkombinasikan antara

“Library Researchh dan Field Research”

a) Library Research (Riset Kepustakaan)

Dalam hal ini penulis melakukan suatu penelitian melalui buku-buku, literature, majalah-najalah maupun bahan –bahan yang diperoleh dari perkuliahan serta data ilmiah yang berhubungan dengan objek penelitian. b) Field Research (Riset Lapangan)

Dalam penelitian lapangan ini penulis melakukan suatu penelitian dengan cara observasi atau peninjau secara langsung kepada objek penelitian, disamping itu penulis juga melakukan suatu tanya jawab dengan staff Puskesmas Panei Tongah dan pihak-pihak iini. Dalam melakukan penelitian, penulis langsung meneliti pada objek penelitian dan berusaha mendapatkan data yang bersifat objektif dilakukan dengan cara:


(20)

11 1) Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa mengajukan

pertanyaan dan pencatatan tidak tergantung kepada responden.

2) Pencatatan, yaitu pengumpulan data dengan cara mengutip data dari staff terkait dengan penelitian ini.

3) Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara, dengan meminta keterangan melalui pertanyaan yang telah disiapkan penulis kepada staf yang bersangkutan.5

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran umum tentang tulisan ini ada untuk memud ahkan pembaca untuk memahami pembahasan skripsi ini, maka sistematika penulisan di susun sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan mamfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan tentang Kedudukan serta Fungsi Puskesmas Panei Tongah Dalam bab ini penulis menguraikan lebih lugas tentang , sejarah puskesmas, defenisi puskesmas, struktur organisasi puskesmas, kedudukan serta fungsi puskesmas.

5. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2007. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(21)

12 BAB III: Efektivitas kinerja PNS dalam melaksanakan program kesehatan di

Puskesmas Panei Tongah.

Pada bab ini penulis mencoba menguraikan tentang jenis program kesehatan di puskesmas, peran pegawai dalam melaksanakan program kesehatan, Kinerja PNS di puskesmas, dan manajemen efektivitas kinerja puskesmas.

BAB IV: Tinjauan tentang Faktor- faktor yang menjadi penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah

Pada bab ini penulis mencoba menguraikan tentang faktor ekternal, faktor internal, solusi mengatasi faktor penghambat kinerja PNS di puskesmas.

BAB V: Penutup

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan atas pembahasan tulisan ini, yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada, selanjutnya penulis akan memberikan saran-saran sebagai sumbangan penulisan atau pendapat yang mungkin bermamfaat dalam peningkatan efektivitas kinerja PNS terutama di lingkungan puskesmas panei tongah.


(22)

13

BAB II

KEDUDUKAN SERTA FUNGSI PUSKESMAS PANEI TONGAH

A. Sejarah Puskesmas

Puskesmas Panei Tongah didirikan pada tahun 1975 yang berada di jalan Pembangunan Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Puskesmas Panei Tongah merupakan puskesmas induk yang terdiri dari 12 desa dan 1 kelurahan yaitu kelurahan Panei Tongah. Puskesmas Pembantu (PUSTU) ada di 4 (empat) desa yaitu: Sigodang, Semangat Dame, Bangun Bolak dan Siborna. Pada saat ini puskesmas panei tongah dipimpin oleh Dr. Juli Manihuruk. Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, maka Puskesmas Panei Tongah dibantu oleh 4 (empat) puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Sigodang, Puskesmas Pembantu Semangat Dame, Puskesmas Pembantu Bangun Bolak, Puskesmas Pembantu Siborna. Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas panei tongah yaitu Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Siantar, Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Sidamanik, Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Dolok Pardamean, Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Panombeian Panei.

1. Pembiayaan Puskesmas dari Pemerintah

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab Puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup dari pemerintah. Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah terutama adalah


(23)

14 pemerintah kabupaten/kota. di samping itu puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam yaitu:

a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung pengadaan peralatan serta pengadaan obat.

b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.6

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk diajukan dalam daftar usulan kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota. Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu. Misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau pemerintah kabupaten/kota.

Penanggung jawab penggunaan anggaran yang diterima oleh puskesmas adalah Kepala Puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan Puskesmas yakni seorang staff yang ditetapkan oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atas usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai

6

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.128/ MENKES/SK/II/2004, op


(24)

15 dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pembiayaan Puskesmas dari pendapatan Puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakkan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh Peraturan Daerah masing-masing (retribusi)7

a. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah

. Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan ini yaitu:

Untuk ini secara berkala Puskesmas menyetor seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.

b. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh Puskesmas

Beberapa daerah tertentu membenarkan Puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25-50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional Puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala dipertanggung jawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota.


(25)

16 c. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh Puskesmas

Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan Puskesmas menggunakan seluruh dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan operasional Puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemamfaatan dana seperti ini disebut Puskesmas Swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yaitu untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggung jawab pemerintah.8

3. Pembiayaan Puskesmas dari Sumber lain

Pada saat ini Puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti:

a. PT . ASKES yang peruntukannya sebagai imbalan jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. PT (Persero) jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbalan jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta jamsostek. Dana

8

. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.128/ MENKES/SK/II/2004, op


(26)

17 tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. JPSBK/PKPSBBM untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah menyalurkan dana secara langsung ke Puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang berlaku akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan Puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya bertanggung jawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kaitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga disatu pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi Puskesmas tetapi apabila Puskesmas hanya bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat. Maka Puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah.


(27)

18 B. Defenisi Puskesmas

Puskesmas adalah Suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.9

1. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakkan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar tewujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan indonesia sehat 2013.

2. Pengorganisasian Puskesmas

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan

9

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2006,


(28)

19 wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staff dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Pengorganisasian puskesmas didefenisikan sebagai proses penetapan pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokan pekerjaan, dan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien. Secara aplikatif pengorganisasian puskesmas adalah pengaturan pegawai puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata kerja puskesmas yang ditetapkan oleh peraturan daerah kabupaten /kota disertai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan fungsi, serta pengaturan tugas dan sumber daya puskesmas untuk melaksanakan kegiatan dan program puskesmas dalam rangka pencapaian tujuan puskesmas. Ada beberapa unsur-unsur pokok pengorganisasian adalah:

1) Hal yang diorganisasikan a) Kegiatan puskesmas

Pengorganisasian kegiatan puskesmas yang dimaksud ialah pengaturan kegiatan puskesmas yang terbentuk satu kesatuan yang terpadu yang secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai tujuan puskesmas yang telah ditetapkan.

b) Tenaga Pelaksanaan Puskesmas

Pengorganisasian tenaga pelaksanaan puskesmas yang dimaksud adalah mencakup pengaturan pola struktur organisasi puskesmas, susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana puskesmas sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada penanggung jawabnya.


(29)

20 2) Proses Pengorganisasian Puskesmas

Proses pengorganisasian Puskesmas dilakukan melalui tiga langkah sebagai berikut:

a) Pemerincian seluruh pekerjaan puskesmas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan puskesmas.

b) Pembagian beban pekerjaan puskesmas keseluruhan menjadi kegiatan-kegiatan secara logis dapat dilaksanakan oleh seorang pegawai puskesmas. c) Penyusunan dan pengembangan suatu mekanisme dan tata kerja puskesmas

untuk menguraikan tugas dan fungsi pegawai puskesmas menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

3. Hasil Pengorganisasian Puskesmas

Hasil dari pekerjaan pengorganisasian tingkat Puskesmas adalah terbentuknya suatu wadah yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan puskesmas tersebut. Wadah yang terbentuk ini dikenal sebagai organisasi puskesmas.

Sesuai hasil penelitian di Pukesmas Panei Tongah bahwa pengorganisasian Puskesmas Panei Tongah telah memenuhi syarat untuk membentuk pengorganisasian puskesmas dimana seluruh kegiatan Puskesmas Panei Tongah telah dirinci dan ada penanggung jawabnya. Dan telah memenuhi unsur –unsur pokok pengorganisasian puskeskmas yang terdiri dari kegiatan puskesmas, tenaga pelaksanaan puskesmas dan pembagian tugas untuk seluruh pegawai dan staf telah


(30)

21 di bagi sesuai dengan pendidikan masing-masing pegawai dan seluruh tugas yang diberikan dipertanggung jawabkan kepada kepala puskesmas.

C. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi diperlukan guna menjamin manajemen yang efektif. Struktur organisasi dipengaruhi oleh faktor desain pekerjaan dan desain organisasi seperti perbedaan individu, kompetensi tugas, teknologi, strategi, dan karakteristik pemimpin. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi puskesmas adalah :

1) Strategi untuk mencapai tujuan puskesmas

2) Ukuran organisasi puskesmas atau jumlah orang yang dipekerjakan oleh puskesmas

3) Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi oleh puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan dipuskesmas.

4) Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi puskesmas

5) Preferensi (kesukaan) yang mengguntungkan diri sendiri dari individu atau kelompok yang memegang kekuasaan dan control dalam organisasi puskesmas.

6) Pegawai dalam organisasi Puskesmas. Kemampuan dan cara berfikir para pegawai harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi Puskesmas.10

10 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.128/MENKES/SK/II/2004,


(31)

22 Struktur organisasi puskesmas secara umum yaitu:

a. Kepala Puskesmas

b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan seperti Data dan Informasi, Perencanaan dan Penilaian, Keuangan, Umum dan Kepegawaian

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan.

d. Jaringan pelayanan Puskesmas seperti: Unit Puskesmas Pembantu, Unit Puskesmas Keliling dan Unit Bidan di Desa/ Komunitas.


(32)

23

STUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS PANEI TONGAH KEC.PANEI KAB.SIMALUNGUN

Sumber Data: Puskesmas Panei Tongah.

PENATA KOMPUTER

APOTEKER

KA.PUSKESMAS

ARSIPARIS NON.KESEHATAN KA.SUB.BAG.TATA.

USAHA KELOMPOK JABATAN

PUSKESMAS

KESEHATAN

DOKTER

DOKTER GIGI

PERAWAT

BIDAN

AS.APOTEKER

PENATA LAB.KESEHATAN

SANITARIAN(KESEHATAN LINGKUNGAN)

PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT

PERAWATAN GIGI

ADMIN KESEHATAN

NUTRISIONIS

ETNOLOGI EPIDEMIOLOGI


(33)

24 2 Manajemen Puskesmas

Kata Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kedua kata itu digabungkan menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda

management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.

Akhirnya, management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stones). Dan manajemen juga dapat diartikan sebagai upaya mencapai tujuan yang diinginkan dengan menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan (Koontz dan O’Donnell). Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam sistem kesehatan nasional. Subsistem manajemen kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Tujuan subsistem manajemen kesehatan adalah terselenggaranya fungsi-fingsi administrasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, didukung oleh sistem informasi IPTEK dan hukum kesehatan, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan yang meningkatkan derajat kesehatan


(34)

25 yang setinggi-tingginya. Subsistem manajemen kesehatan terdiri dari 4 (empat) unsur utama yakni administrasi kesehatan, informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta hukum kesehatan. Dengan demikian administrasi kesehatan merupakan salah satu bagian dari manajemen kesehatan (Sistem Kesehatan Nasional, 2004).

Manajemen Puskesmas didefenisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan iuran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada 3 (tiga) fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yaitu, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan (Depertemen Kesehatan, 2004)

Dari uraian beberapa pengertian manajemen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen puskesmas diselenggarakan sebagai:

1) Manajemen Puskesmas adalah Proses Pencapaian Tujuan Puskesmas. Untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efesien, pimpinan puskesmas dituntut untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi yang harus dilaksanakan oleh pimnpinan puskesmas secara terorganisasi, berurutan dan berkesinambungan. Fungsi manajemen yang digunakan oleh puskesmas terdiri dari 5(lima) yaitu:

a. Planning (Perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas,


(35)

26 tidak ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan puskesmas. Melalui fungsi perencanaan puskesmas akan ditetapkan tugas-tugas pokok staff dan dengan tugas-tugas ini pimpinan puskesmas akan mempunyai pedoman supervise dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staff untuk menjalankan tugas-tugasnya.

b. Organizing (Pengorganisasian) adalah serangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki puskesmas dan memanfaatkan secara efesien untuk mencapai tujuan puskesmas. Atas dasar pengertian tersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses pengintergrasian sumber daya yang dimiliki puskesmas.

c. Actuating (Penggerakan pelaksanaan Puskesmas) adalah proses pembimbingan kepada staff agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. Kepemimpinan yang efektif, pengembangan motivasi, komunikasi, dan pengarahan sangat membantu suksesnya pelaksanaan puskesmas.

d. Controlling (Pengawasan dan pengendalian) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai rencana yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi penyiimpangan. Pelaksanaan fungsi mananjemen ini memerlukan perumusan standar kinerja (standard performance).

e. Evaluating (Penilaian) adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam pencapaian


(36)

27 tujuan yang telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta memberikan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.

2) Manajemen Puskesmas adalah Proses Menselaraskan Tujuan Organisasi dan Tujuan Pegawai Puskesmas. Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas bertujuan untuk mendukung tercapainya tujuan pembanguan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2013 (Departemen Kesehatan ,2004). Untuk mewujudkan tujuan puskesmas tersebut, perlu dijabarkan dalam tujuan, sasaran, dan target rencana operasional puskesmas.

3) Manajemen Puskesmas adalah Proses Mengelola dan Memberdayakan Sumber Daya Dalam Rangka Efisiensi dan Efektivitas Organisasi Puskesmas Keunggulan suatu organisasi ditentukan oleh cara bagaimana manajemen mengelola dan memberdayakan sumber daya sebagai masukan ( input) organisasi. Sumber-sumber daya (resources) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dan digunakan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber-sumber daya yang diperlukan manajemen dapat dibedakan atas sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya non manusia (non


(37)

28 motor penggerak proses manajemen. Ditangan manusia semua sumber daya lainnya diolah dan digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan sumber daya non manusia adalah berbaga sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan digunakan oleh manajemen untuk menghasilkan barang atau jasa.

Pelaksanaan tugas puskesmas harus didukung oleh sumber daya yang mencukupi. Dukungan dana operasional, peralatan kerja seperti alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan pelanggan. Sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan pegawai dapat berjalan dengan baik dan transparan terhadap lingkungan masyarakat.

Puskesmas Panei Tongah memiliki manajemen puskesmas yang baik dan sesuai prosedur yang berlaku. Dimana memiliki sumber daya yang mencukupi dan didukung oleh peralatan kesehatan yang ada untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dan manajemen puskesmas dikelola dengan baik dan pelaksanaan kegiatan puskesmasnya juga dilakukan dengan optimal sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki dan dukungan dari sumber daya yang tersedia. Dan Puskesmas Panei Tongah memiliki fungsi manajemen puskesmas yaitu dilakukan berdasarkan Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan&Pelaksanaan), Controlling (Pengawasan, Pembimbingan), dan Evaluating (Penilaian).

Sebagai puskesmas induk, Puskesmas Panei Tongah menerapkan kepada puskesmas pembantu untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,


(38)

29 terutama kepada staff puskesmas pembantu yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dengan baik sesuai prosedur pelayanan kesehatan. Dan pegawai puskesmas panei tongah melaksanakan tugas pokok mereka dengan efektif sesuai dengan potensi yang mereka miliki dan menghasilkan kinerja yang bagus. Kemudian kegiatan puskesmas dilakukan dengan cara sitematis dan berkesinambungan untuk memperoleh pembangunan kesehatan yang lebih baik lagi.

3 Manajemen Kepegawaian Indonesia 1. Pengertian manajemen kepegawaian

Kata manajemen merupakan perkembangan dari pengertian administrasi. Istilah administrasi dalam ilmu administrasi Negara berasal dari bahasa latin

administrare, asal kata ad dan ministrare yang diartikan sebagai pemberian jasa

atau bantuan. Kata administrasi mengandung arti melayani (to serve), pimpinan ( administrator) atau memimpin(to manage) yang akhirnya berarti namajemen. Administrasi pada dasarnya berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijakan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan. secara etimologi, kata manajemen (management) berasal dari kata manus (berarti tangan) dan agree (berarti melakukan) yang setelah digabung menjadi kata

manage (bahasa inggris) yang berarti mengurus, atau managiere (bahasa latin)

yang berarti melatih.


(39)

30 Menurut Frederick W.Taylor: The art of management is defined as

knowing exactly what you want to do,and than seeing that they do it in the best and cheapest way (maksudnya ilmu manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai

ilmu pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya akan anda kerjakan, selanjutnya mengkaji apakah apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik, serta termudah).11

Miftah Thoha, seorang ahli ilmu administrasi Negara mengatakan: “Administrasi kepegawaian seringkali disebut manajemen kepegawaian, yang tidak asing lagi bagi kegiatan administrasi instransi pemerintah. Istilah administrasi kepegawaian merupakan peristilahan yang terancang secara umum, yang dapat diperbandingkan dengan istilah manajemen tenaga kerja atau manajemen sumber daya tenaga kerja(man power or human resources

management). Dalam industri istilah yang searti ialah industrial relation dengan

memberikan penekanan pada perencanaan kepegawaian atau personel programs.

12

1. Manajemen PNS Menurut Undang-Undang No.43 tahun 1999

Manajemen PNS Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 1999 dijelaskan bahwa manajemen PNS tidak lagi menggunakan sistem sentralisasi seperti dalam pelaksanaan manajemen PNS pada era Undang-Undang No.8 Tahun 1974. Sejak otonomi daerah dan diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

11.Frederick W. Taylor dalam H. Inu kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara

Republik Indonesia (SANRI), Jakarta, Bumi Aksara, 2004, hlm. 117-118.


(40)

31 pemerintahan daerah, pelaksanaan manajemen PNS didaerah menjadi wewang daerah masing-masing seperti yang diatur dalam pasal 76 Undang-Undang tersebut, namun demikian dalam pelaksanaannya: aturan, proses, maupun tahapan dalam pelaksanaan manajemen PNS masih belum banyak berubah dari pelaksanaan manajemen PNS sebelumnya. Menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang No.43 Tahun 1999, manajemen PNS adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efesiensi, efektivitas, dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan dan kualitas, penempatan, promosi, pengkajian, kesejahteraan, dan pemberhentian. Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang No.43 Tahun 1999 mengatur bahwa kebijaksanaan manajemen PNS mencakup menempatan norma, standar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya PNS, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan hukum.

2. Manajemen Kepegawaian Daerah

Dalam hal wewenang menyelenggarakan administrasi kepegawaian, pasal 13 ayat (2) Undang-Undang No.43 Tahun 1999 menetapkan bahwa wewenang menentukan kebijaksanaan manajemen PNS adalah Presiden selaku kepala pemerintahan. Presiden merupakan Pembina tertinggi terhadap seluruh PNS. Untuk menbantu presiden merumuskan kebijaksanaan manajemen kepegawaian dan membantu pertimbangan tertentu, Presiden membentuk badan kepegawaian Negara seperti yang tercantum dalam pasal 13 ayat (3). Adapun pada pasal 34a ayat (1) disebutkan bahwa untuk kelancaran pelaksanaan manajemen PNS Daerah


(41)

32 dibentuk Badan Kepegawaian Daerah. BKD merupakan perangkat daerah otonom yang dibentuk oleh kepala daerah.

Sebagai tindak lanjut dari diserahkannya kewenangan administrasi kepegawaian kepada daerah, masing-masing daerah, baik provinsi, kabupaten/kota berhak mengatur urusan kepegawaianya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta aspirasi masyarakatnya. Gubernur dan Bupati/Walikota sebagai pejabat Pembina kepegawaian daerah berwenang untuk mengatur administrasi kepegawaian sebagaimana diatur dalam Pasal 76 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yang kemudian lebih ditegaskan lagi dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom. Berdasarkan ketentuan tersebut, masing-masing daerah akan menetapkan norma, standar, dan prosedur kepegawaian yang berbeda, akibatnya terjadi perbedaan kebijaksanaan administrasi kepegawaian daerah antara daerah satu dengan daerah yang lainnya. Hal ini justru akan menimbulkan masalah dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian itu sendiri. Tidak adanya penerapan norma, standar, dan prosedur yang seragam dari tiap daerah justru menimbulkan perbedaan kualitas PNS pusat maupun PNS daerah, yang berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat.

3. Hubungan Hukum Kepegawaian Dengan Lembaga Kepegawaian

Dengan semakin berkembangnya konsep hukum di Indonesia, fungsi administrasi Negara semakin vital. Sistem dan tujuan Negara yang mendasari teori bernegara bangsa Indonesia kemudian dituangkan dalam hukum tertulis yang


(42)

33 berhubungan dengan Hukum Administrasi. Tujuan Hukum Administrasi Negara diarahkan pada perlindungan hukum bagi rakyat dalam bentuk pembinaan, pengayoman, dan partisipasi. Dalam hubungannya dengan sumber daya manusia, di dalam sistem administrasi pemerintahan terbagi menjadi dua bagian, yaitu pegawai negeri dan masyarakat yang merupakan dua organisasi aktivitas manusia yang mempunyai tujuan yang sama, namun didalamnya terdapat perbedaan wewenang secara hukum, sedangkan masyarakat tidak memiliki wewenang sehingga hanya mengandalkan kerelaan berpartisipasi dalam lingkup publik agar tujuan kemasyarakatan dapat tewujud.13 Pihak Pemerintah mempunyai tugas-tugas terhadap masyarakat dengan melaksanakan suatu kebijakan lingkungan dalam bentuk wewenang, yaitu kekuasaan yuridis akan orang-orang pribadi ,badan-badan hukum dan memberikannya kepada Pegawai Negeri bawahan hak-hak dan kewajiban yang dapat dan mereka pegang menurut hukum.14

Sikap proaktif dari penyelenggara merupakan aspek penentu untuk dapat merealisasikan tujuan nasional. Berdasarkan hal tersebut, alat yang digunakan Negara dalam pencapaian tujuan tersebut adalah PNS sebagai subjek dari hukum kepegawaian. Dalam kajian teori, disebutkan bahwa terdapat hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Kepegawaian yang disebut dengan

openbare dienstbetrekking (hubungan dinas publik) terhadap Negara (pemerintah). Menurut Logemann hubungan dinas publik adalah bilaman

13

. Philipus M.Hadjon dkk, 1994, op.cit.,hlm. 39.


(43)

34 seseorang mengikat dirinya untuk tunduk pada perintah dari pemerintah untuk melakukan sesuatu atau beberapa macam jabatan dihargai dengan pemberian gaji dan beberapa keuntungan lain. Hal ini berarti inti dari hubungan dinas publik adalah kewajiban bagi pegawai yang bersangkutan untuk tunduk pada pengangkatan dalam beberapa macam jabatan tertentu yang berakibat bahwa pegawai yang bersangkutan tidak menolak (menerima tanpa syarat) pengangkatannya dalam suatu jabatan yang telah ditentukan oleh pemerintah dimana sebaliknya pemerintah berhak mengangkat seseorang pegawai dalam jabatan tertentu tanpa harus adanya penyesuaian kehendak dari yang bersangkutan.15 Objek dari hukum administrasi Negara yakni kekuasaan pemerintah, dan dalam kekuasaan tersebut sebagian besar dilaksanakan oleh pegawai negeri. Jadi, objek hukum kepegawaian adalah hukum kepegawaian yang dipelajari dalam hukum administrasi Negara, yaitu hukum yang berlaku bagi pegawai negeri yang bekerja pada administrasi Negara sebagai pegawai negeri. Jadi, kepegawaian adalah segala hal-hal mengenai kedudukan, kewajiban, hak, dan pembinaan Pegawai Negeri.16

Berdasarkan kajian mengenai objek dari hukum kepegawaian, maka akan secara langsung berhubungan dengan lembaga yang merencanakan aktivitas dalam bidang kepegawaian yang disebut sebagai lembaga kepegawaian. Perencanaan (planning) dapat didefenisikan sebagai keseluruhan proses

15. S.F. Marbun dan Mahfud MD,op. cit., hlm.89-99

16

. Penjelasan Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas


(44)

35 pemikiran dan penentuan secara matang mengenai hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Administrative Planning meliputi segala aspek kegiatan dan meliputi seluruh unit

organisasi, dan sedangkan managerial planning bersifat departemental dan operasional. Administrative planning merupakan hasil pemikiran dan penentuan secara garis, sedangkan managerial planning besifat lebih khusus da terperinci.17

1. Fungsi Puskesmas

Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa perencanaan merupakan fungsi organik pertama, alasannya adalah tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam perencanaan yang baik diperlukan penelitian (research) sebagai proses awal dalam menganalisis situasi yang ada berupa data dan fakta relevan guna menunjang pelaksanaan administrasi, khususnya dalam pelaksanaan fungsi hukum kepegawaian.

D. Fungsi Dan Kedudukan Puskesmas Panei Tongah

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggaran upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hamper seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan Puskesmas pembantu serta puskesmas keliling. Kecuali itu untuk daerah yang


(45)

36 jauh dari sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan rawat inap. Adapun fungsi puskesmas secara umum yaitu:

a) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembanguan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya, agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran , kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya. Serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.


(46)

37 c) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan Kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi:

1) Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.


(47)

38 2. Kedudukan Puskesmas

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:18

a) Sistem Kesehatan Nasional

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasioanal adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

b) Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.

c) Sistem Pemerintahan Daerah

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

18

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.128/MENKES/II/2004, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, op. cit.,Hlm.9.


(48)

39 d) Antara Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, prakter dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai saran pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti Posyandu, polindes, pos obat desa. Kedudukan puskesmas diantara berbagai saran pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai Pembina.

3. Visi dan Misi Puskesmas a. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembanguan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 (empat) indikator utama yakni: (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan. Rumusan untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi


(49)

40 pembangunan kesehatan puskesmas diatas yakni terwujudnya kecamatan sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi msyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

b. Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional, misi tersebut antara lain:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya, maksudnya puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi semua keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, artinya Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, artinya puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efesiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.


(50)

41 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya, artinya Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.


(51)

42

BAB III

EFEKTIVITAS KINERJA PNS DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM KESEHATAN DI PUSKESMAS

A. Jenis Program Kesehatan Di Puskesmas Panei Tongah

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasioanal merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan atau program kesehatan dikelompokkan menjadi dua bagian yakni:

1. Upaya kesehatan wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada diwilayah Indonesia. Upaya kesehatan atau program kesehatan yang dilakukan puskesmas yaitu:

a) Upaya Promosi Kesehatan b) Upaya kesehatan lingkungan

c) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana d) Upaya perbaikan gizi masyarakat

e) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f) Upaya pengobatan


(52)

43 2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu:

a) Upaya kesehatan sekolah b) Upaya kesehatan olahraga

c) Upaya perawatan kesehatan masyarakat d) Upaya kesehatan kerja

e) Upaya kesehatan gizi dan mulut f) Upaya kesehatan jiwa

g) Upaya kesehatan mata h) Upaya kesehatan usia lanjut

i) Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yaitu suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja


(53)

44 puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

3. Azas Penyelenggaraan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari tiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.19

a) Azas pertanggung jawaban wilayah

Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:

Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggung jawaban wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain:

19

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.128/MENKES/SK/II/2004,


(54)

45 1) Menyelenggarakan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan

sehingga berwawasan kesehatan

2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas pertanggung jawaban wilayah.

b) Azas Pemberdayaan Masyarakat

Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melaui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain: 1) Upaya kesehatan ibu dan anak: Posyandu, Polindes, Bina keluarga Balita

(BKB)

2) Upaya perbaikan gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga sadar gizi (Kadarzi)


(55)

46 3) Upaya pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa(POD)

4) Upaya kesehatan sekolah: Dokter kecil, penyertaan guru dan orangtua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos kesehatan pesantren (Poskestren) 5) Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok pemakai air (Pokmair), Desa

Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL) 6) Upaya kesehatan usia lanjut: Posyandu Usila

7) Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

8) Upaya kesehatan jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)

9) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : Dana Sehat , Tabungan Ibu Bersalin (tabulin).

3) Azas Keterpaduan

Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin dari tahap perencanaan, ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Keterpaduan lintas program

Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. contoh keterpaduan lintas program antara lain:

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan dengan gizi, promosi kesehatan dan pengobatan


(56)

47 2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan

dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja, dan kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KB, gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi.

b. Keterpaduan lintas sektor

Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan, dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:

1) Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama

2) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian

3) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi,organisasi kemasyarakatan 4) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan

camat,lurah/kepala desa, pertanian, pendidikaan dan dunia usaha .

5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.

6) Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dan dunia usaha.


(57)

48 4. Azas Rujukan

Azas penyelenggaraan puskesmas yaitu azas rujukan dimana sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, dimana kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas, padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efesiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari suatu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun horizontal dalam arti antara strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Puskesmas Panei Tongah menyelengggarakan program kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM kesehatan yang ditetapkan merupakan acuan dalam perencanaan program pencapaian target masing-masing puskesmas dikabupaten/kota , dimana perencanaan programnya dilaksanakan sesuai dengan pedoman/standar teknis yang ditetapkan. SPM kesehatan yang berkaitan dengan program kesehatan yang meliputi jenis program beserta indikator kinerja dan target tahun 2010-1015 yaitu:

1. Pelayanan kesehatan dasar

a) Cakupan kunjungan ibu hamil 95% pada tahun 2015

b) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90% pada tahun 2015


(58)

49 c) Cakupan pelayanan nifas 90% pada tahun 2015

d) Cakupan kunjungan bayi 90% pada tahun 2010 e) Cakupan pelayanan anak balita 90% pada tahun 2010

f) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin pada tahun 2010

g) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun 2010 h) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pada tahun

2010

i) Cakupan peserta KB aktif 70% pada tahun 2010

j) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada tahun 2010

k) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada tahun 2015.

2. Pelayanan Kesehatan Rujukan

a) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada tahun 2015

b) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan di kabupaten/kota 100% pada tahun 2015

c). Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat cakupan desa siaga aktif 80% pada tahun 2015.

Pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas Panei Tongah dilakukan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/ MENKES/PER/VII/2008 yang diberlakukan diseluruh


(59)

50 kabupaten/kota. SPM disebut sebagai tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah kabupaten/kota. Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan program kesehatan sesuai SPM kesehatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah kabupaten/kota dan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM kesehatan dilaksanakan secara operasional di koordinasikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Dimana urusan pemerintahan terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan pemerintahan20

Pembagian urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efesiensi dengan

yang salah satu dibidang kesehatan yang merupakan urusan wajib pemerintahan yang pelaksanaanya berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap. Pemerintahan daerah yang melalaikan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh pemerintah dengan pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah yang bersangkutan.

20 Penjelasan dari Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007,Tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten /kota, Pasal 2 ayat (4)


(60)

51 memperhatikan keserasian hubungan antara tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. Pemerintahan provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1 ) menjadi kewenangannya. Pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama oleh daerah terkait. Tata cara pengelolaan bersama urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

B. Peran Pegawai Dalam Melaksanakan Program Kesehatan Di Puskesmas Panei Tongah

Di Suatu puskesmas yang berperan penting adalah pegawai puskesmas untuk dapat melaksanakan program kesehatan di lingkungan masyarakat. Dan dipimpin oleh seorang Dokter sebagai kepala puskesmas. Pelaksanaan program kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang besifat publik (Public goods) dengan tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat maka diperlukan peran pegawai puskesmas untuk menyelenggarakan program kesehatan. Pelaksanaan yang dilakukan oleh pegawai puskesmas harus berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dijadikan sebagai tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang di selenggarakan daerah kabupaten/kota. Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi pemerintah dalam memberikan dan mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.


(1)

88 nasional, sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem pemerintah daerah. Kedudukan puskesmas panei tongah sama halnya seperti kedudukan puskesmas secara umum yang telah diatur dalam kebijakan dasar pusat pelayanan kesehatan (Puskesmas).

2. Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan program kesehatan di Puskesmas Panei Tongah menunjukkan peran yang baik sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/ MENKES/ PER/VII/2008. Hasil kinerja Puskesmas Panei Tongah dalam upaya kesehatan wajib pada tahun 2010 menghasilkan tingkat kinerja yang baik dengan hasil cakupan rata-rata 92%,sedangkan hasil kinerja puskesmas dalam upaya kesehatan pengembangan pada tahun 2010 menghasilkan tingkat kinerja yang cukup dengan hasil cakupan rata-rata 84% dan kemudian hasil kinerja manajemen Puskesmas Panei Tongah tahun 2010 menghasilkan kinerja ynag baik dengan hasil cakupan rata-rata 8,89%. Oleh sebab itu dapat ditotalkan hasil kinerja kegiatan kesehatan Puskesmas Panei Tongah tahun 2010 yaitu dalam pelayanan kesehatan 84% dengan tingkat kinerja cukup baik,dalam hal manajemen 8,89% dengan tingkat kinerja baik dan yang terakhir mutu dari pelayanan kesehatan mendapat nilai 10 dengan tingkat kinerja baik.

3. Faktor Penghambat Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas Panei Tongah yaitu Faktor Internal dan Faktor Ekternal. Dari segi faktor internal terdiri dari Pelaksanaan Manajemen, sarana dan prasarana, tenaga medis,


(2)

89 sumber keuangan puskesmas, dan psiko- sosial antara tenaga medis dengan penduduk. Dan dari segi faktor ekternal terdiri dari Kondisi Geoegrafis, Pemerintah daerah, keadaan ekonomi penduduk, kondisi pendidikan penduduk, dan dinas kesehatan. Dari faktor-faktor tersebut merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari program-program kesehatan di puskesmas. namun masih ada faktor penghambat kinerja PNS di Puskesmas Panei Tongah yang membuat pelaksanaan program kesehatan terhadap masyarakat masih kurang walaupun staff Puskesmas Panei Tongah menjalankan program kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

B. Saran

1. Kepada Seluruh Pegawai dan Staff di Puskesmas Panei Tongah diharapkan agar lebih meningkatkan dan mempertahankan lagi fungsi dan kedudukan puskesmas agar pelayanan kesehatan yang langsung menyentuh pada lapisan masyarakat dapat terlaksana dengan baik terutama pada masyarakat yang kurang mampu dapat menerima perlindungan kesehatan dari puskesmas. Dan puskesmas harus mampu memberikan jaminan bagi masyarakat ditingkat desa/tingkat kecamatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan. Dan diharapkan juga kepada pegawai puskesmas dapat mengajak seluruh masyarakat, keluarga agar memiliki kesadaran, kemauan untuk memperjuangkan kepentingan kesehatan dan terwujud hidup sehat.


(3)

90 2. Kepada seluruh pegawai dan staff di Puskesmas Panei Tongah diharapkan agar lebih meningkatkan Efektivitas kinerjanya lagi dalam program kesehatan ditingkat desa/ kecamatan dengan berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM). Kemudian dalam hal peran pegawai lebih ditingkatkan lagi agar penyelenggaraan program kesehatan dapat berjalan dengan baik dan terarah. Dan dalam program kesehatan wajib lebih diutamakan dan dilaksanakan oleh puskesmas daripada program kesehatan pengembangan karena program kesehatan wajib sangat penting untuk meningkatkan pembangunan kesehatan dan hidup sehat. Dan juga diharapkan kepada seluruh pegawai puskesmas agar lebih meningkatkan semangat kerja yang artinya pegawai meningkatkan rasa tanggung jawab, berani mengambil resiko dan memiliki tujuan yang realistis dalam pekerjaannya. kemudian manajemen puskesmasnya lebih ditingkatkan lagi sehingga tata kerjanya semakin meningkat kedepannya dan pelayanan puskesmas kepada masyarakat dilakukan dengan transparan dan melakukan kujungan kesehatan ketingkat desa/kecamatan dengan rutin setiap bulan. Puskesmas Panei Tongah harus lebih berkerja sama lagi dengan dinas kesehatan kabupaten simalungun dalam hal penyelenggaraan program kesehatan agar lebih dekat lagi dengan masyarakat melakukan pendekatan kesehatan kepada masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2015.

3. Kepada seluruh pegawai dan staff Puskesmas Panei Tongah agar lebih mendekatakan diri kepada masyarakat dalam menjalankan program


(4)

91 kesehatan kepada masyarakat dan harus didukung oleh sarana dan parasarana yang memadai agar terjalin kinerja yang baik dan saling terbuka antara masyarakat dan staff puskesmas. Dan diharapkan juga kepada dinas kesehatan kabupaten simalungun lebih diperlengkapi saran di Puskesmas Panei Tongah. Agar proses pelaksanaan program kesehatan dapat berjalan dengan baik. Dan begitu juga masyarakat yang ada disekitar Puskesmas Panei Tongah lebih peduli terhadap kesehatan dan ikut serta dalam mensosialisasikan program kesehatan di tiap desa. Bagi staff Puskesmas saling bekerja sama dengan dinas kesehatan dalam hal penyelenggaraan program kesehatan dengan dilakukannya penambahan obat-obatan, tenaga medis dan alat medis di Puskesmas Panei Tongah.


(5)

92 DAFTAR PUSTAKA

I. BUKU

Abdullah Rozali, SH, Hukum Kepegawaian, Jakarta, CV. Rajawali, 1986.

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI, PedomanPerencanaan Tingkat Puskesmas ,Jakarta Departemen Kesehatan, 2006.

Hartini Sri, Kewenangan Bupati Dalam Menjatuhkan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Universitas Jenderal Soedirman, 2003.

Livine. I.S., Teknik Memimpin Pegawai Dan Pekerja, Jakarta, Cemerlang,1980. Mangun ulang sosiawan, Penelitian Hukum Tentang Aspek Hukum Rasionalisasi.

Pegawai Negeri Sipil Dalam Kaitanya Dalam Otonomi Daerah, Jakarta2004.

Moenir. A.S., Pendekatan Manusia Dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian ,Jakarta, Gunung Agung, 1983.

Niti Semito Alex, Managemen Sumber Daya Manusia , Jakarta, Sasmijo Bross, 1980.

Prabu Anwar Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung, PT Refika Aditama, 2005.

Soesanto. Astrid, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta, Bina Aksara, 1974.

Soetami Siti,(Skripsi, Aulia Sakti Pasaribu, Tinjauan Hukum Terhadap Mekanisme Pengawasan PNS di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia, 2010

Soekanto, Soerjono dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Raja Grapindo Persada, 2007

Taylor Frederick, H. Inu Kencana Syafiie, Sistem Asministrasi Negara Republik Indonesia (SANRI),Jakarta , Bumi Aksara, 2004.


(6)

93 Witarsa Nurlita, Dasar-Dasar Produksi, Jakarta, Karanika, 1988.

Wursanto. I.G., ,Manajemen Kepegawaian, Yogyakarta, Kemisisus, 1989

II. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Kepegawaian Republik Indonesia Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang No.53 Tahun 2010 Tentang Kepegawaian Republik Indonesia Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah No. 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Keputusan Menteri No. 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota.


Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Kebijakan Jampersal dalam Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal dan Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 85 120

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun

48 558 118

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009

0 27 68

DAMPAK REVOLUSI SOSIAL TERHADAP KERAJAAN PANEI DI SIMALUNGUN.

1 5 20

PERSEBARAN KERENTANAN BAHAYA BANJIR DI KELURAHAN PANEI TONGAH KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 24

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU GURU DI SMA NEGERI 1 PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 22

Peralihan Hak Atas Tanah Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Adat Simalungun di Kecamatan Panombean Panei Kabupaten Simalungun

0 0 13

Peralihan Hak Atas Tanah Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Adat Simalungun di Kecamatan Panombean Panei Kabupaten Simalungun

0 0 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Analisis Implementasi Kebijakan Jampersal dalam Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal dan Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 0 12

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMPERSAL DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN KUNJUNGAN ANTENATAL DAN PENCAPAIAN CAKUPAN PESERTA KB PASKA PERSALINAN DI PUSKESMAS PANEI TONGAH KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2013 TESIS

0 0 17