j. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh
Panwaslu KabupatenKota; k.
Menonaktifkan sementara danatau mengenakan sanksi administratif kepada anggota PKK, PPS, sekretaris KPU KabupatenKota, pegawai sekretaris KPU
KabupatenKota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya Pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi
Panwaslu KabupatenKota dan ketentuan peraturan perundang-undangan; l.
Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU KabupatenKota kepada masyarakat;
m. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyenggaraan
Pemilu;
3. Struktur Kepengurusan Komisi Pemilihan Umum Lampung Barat
Dasar : Peraturan KPU No. 22 tahun 2008
17
17
Lihat Peraturan KPU No. 22 Tahun 2008
Anggota KPU Sekretaris
KPU
subbag teknis penyelenggara
dan hupmas Subbag
umum subbag
program dan data
subbag hokum
Unsur staff
Unsur staff
Unsur staff
Unsur staff
BAB III PARTAI POLITIK DAN GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG
BARAT
B. PENGERTIAN PARTAI POLITIK
Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi nilai-nilai, cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan mereka.
18
Untuk mengetahui apa dan bagaimana partai politik beroperasi, ada baiknya kita melihat kembali literature yang terkait dengan partai palitik. Max Weber
dapat dikatagorikan sebagai pendiri pemikiran politik modern Brechon, 1999. Dalam bukunya yang berjudul Economi et Societi 1959 Max Weber
menekankan aspek profesionalisme dalam dunia politik modern. Partai politik kemudian mendefinisikan sebagai organisasi public yang bertujuan untuk
membawa pemimpinya berkuasa dan memungkinkan para pendukuknya politisi untuk mendapatkan keuntungan dari dukungan tersebut. Partai politik menurut
Max Weber sangat berkembang pesat di abad ke 19 karena didukung oleh
18
Mariam Budiarjo, dasar-dasar ilmu politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005,h. 159-161
legitimasi legal-rasional.
19
Partai politik adalah alat yang paling ampuh bagi manusia untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya.
20
Hubungan antara partai sebagai institusi yang menjadi alat manusia untuk mengendalikan kekuasaan
dengan masyarakatnya sangat erat sekali. Sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Mariam Budiarjo ada beberapa pengertian tentang partai politik antara lain:
21
pertama Carl j. Fedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut mempertahankan penguasa terhadap pemrintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan penguasa ini
memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat adil maupn materil apolitical party is a group of human beings, stably organized with
objective of maintaining of is leader the control of a government with the further objcktive of giving to member of the party through such control ideal and
material benefits and adventages ,
Kedua R.H. Soltau, partai politik adalah sekelompok warga Negara yang
sedikit banyak terorganisir yang bertindak sebagai satu kesatuan politik dan yang dengan memanfaatkan kekuasaanya untuk memilih bertujuan menguasai
pemerintahan dan melaksanakan kebijakan umum mereka A group of citizen more or les organized who act as a political unit and who by the use of their
voting power aim to control the government and cary out their general political
19
Firman, Mengelola partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008, Cet. Pertama, h.66
20
M. Rusli Karim, dkk, Perjalan Partai Politik Di Indonesia , Yokyakarta:CV.Rajawali- Jakarta, 1983, h.1
21
Mariam Budiarjo, Opcit, h. 404-405
ketiga Sigmun Nauman mendefinisikan partai politik adalah organisasi dari
aktivitas-aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan golongan atau
golongan-golongan lain yang mempunyai pandanagan berbeda A political party is the particulate organization of society’s active political agents, those are
concerned white the control of the governmental power and who compete for
popular support with another group’s holding divergen view’s. Sedangkan menurut Undang- Undang Nomor 02 tahun 2008 tentang partai politik yang
terdapat pada BAB I Pasal 1 Partai Politik adalah organisasi tang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela
atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan Negara, serta memelihara
keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar Negara republik Indonesia tahun 1945.
22
Sedangkan dalam bukunya Wirjono Prodjodikoro yang berjudul : “Asas-asas Ilmu Negara
” partai politik didefinisikan sebagai berikut: bahwa yang dimaksud partai politik adalah perkumpulan yang terorganisir untuk menyokonh suatu
prinsip ataua asas yang oleh perkumpulan itu diusahakan melalui cara-cara yang sesuai konstitusi atau UUD agar menjadi penentuan atas dasar cara pelaksanan
pemrintahan, pengikatan tersebut dimaksudkan sebagai kepentingan bersama
22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Bandung: Citra Umbara, 2008, h.2-3
diantara mereka. Oleh karena itu partai politik merupakan media yang diciptakan untuk mengemukakan kepentingan-kepentinganyang meliputi seluruh rakyat,
adapun usahanya secara jelas untuk mencapai kekuasaan dalam alat” perlengkapan neagra baik legislatif maupun eksekutuf.
23
B. ASAL MULA DAN PROSES PENDIRIAN PARTAI POLITIK
Ada tiga teori yang menjelaskan asal usul partai politik.
24
Pertama teori kelembagaan yang melihat ada hubungan antara parlemen awal dan timbul partai
politik, kedua teori situasi histories yang melihat timbulnya partai sebagai upaya suatu system politik untuk mengatasi krisis yang timbul dengan perubahan
mayarakat secara luas, ketiga teori pembangunan yang melhat partai politik sebagai produl modernisasi social ekonomi.
25
Teori pertama mengatakan partai politik dibentuk oleh kalangan legislatif dan
eksekutif, karena ada kebutuhan para anggota parlemen yang ditentukan berdasarkan pengangkatan untuk mengadakan kontrak dengan masyarkat dengan
membina dukungan dari masyarakat. Setelah partai politik terbentuk dan dijalankan fungsinya, kemdian muncul partai-partai lain yang dibnetuk oleh
kalangan masyarakat. Partai politik yang terakhir ini biasanya dibentuk oleh kelompok kecil pemimpin masyarakat yang sadar politik berdasarkan penelian
23
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Ilmu Negara, Jakarta: Gresco, 1981, h. 100-101
25
Ramlan Surbekti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia: 1992, h. 113
bahwa politik yang dibentuk pemerintah tidak mampu menampung dan memperjuangkan kepentingan mereka.
Hal ini tidak hanya ditemui diwilayah atau bangsa yang tengah dijajah yang membnetuk parati politik, sebagai alat mobilisasi masa untuk memperjuangkan
kemerdekaan. Dan juga dapat ditemui dalam masyarakat Negara maju diamana kelompok masyarakat yang kepentingannya kurang terwakili dalam sistem
kepartaian yang ada membentuk sendiri, seperti partai dalam system kepartaian yang ada membentuk partai sendiri, seperti partai buruh di Inggris, dan Australia,
dan juga partai hijau di Jerman.
26
Teori kedua menjelaskan krisis histories terjadi manakala suatu system politik
mangalami masa transisi karena perubahan masyarakat dari bentuk tradisional yag berstuktur sederhana menjadi masyarakat modern yang berstruktur komplek. Pada
situasi ini terjadi berbagai perubahan, seperti pertambahan penduduk karena perbaikan fasilitas kesehatan, perluasan pendidikan, mobilitas, okupasi,
perubahan pola pertanian, dan industri partaisipasi media, and harapan-harapan baru, dan munculnya gerakan-gerakan populis. Perubahan-perubahan itu
menimbulkan tiga macam krisis yaitu krisis legitimsi, krisis integrai, dan krisis partisipasi. Artinya perubahan-perubahan itu mengakibatkan mayarakat
mempertanyakan prinsip-prinsip yang mendasari legitimasi kewenagan pihak yang memerintah menimbulkan masalah dalam identitas yang menyetukan
26
Ramlan Surbekti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992, h. 113
masyarakat sebagai suatu bangsa dan mengakibatkan timbulnya tuntutan yang semakin besar untuk ikut serta dalam proses politik. Dan untuk mengatasi tiga
masalah ini partai politik dibentuk. Partai politik yang berakar kuat dalam masyarakat diharapkan dapat mengendalikan pemerintah, sehingga terbentuk
semacam pola hubungan kewenangan yang berlegitimasi antara pemerinatah dan masyarakat. Selanjutnya partai politik yang ikut serta dalam pemilu sebagai
sarana konstitusional mendapatkan dan saluran aspirasi politik rakyat.
27
Teori ketiga melihat modernisasi sosial ekonomi seperti pembangunan
teknologi komunikasi berupa media massa dan transportasi, perluasan dan peningkatan pendidikan, industrialisasi, urbanisasi, perluasan kekuasaan Negara,
seperti birokrasi, pembentukan berbagai kelompok kepentingan dan organisasi profesi dan peningkatan kemampuan individu yang mempengaruhi, melahirkan
suatu kebutuhan akan suatu organisasi politik yang mampu memadukan dan memperjaungkan berbagai aspirasi tersebut, jadi partai politik merupakan produk
logis dari modernisasi sosial ekonomi.
28
Sedangkan proses pembentukan partai politik sebagai mana yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai
Politik sebagai mana yang disebutkan di dalam BAB II
29
pasal 2 ayat 1 sampai ayat 5, pasal 3 ayat 1 dan 2, dan pasal 4 ayat 1 sampai ayat 4. Pasal 2
27
Ramlan Surbekti, Memahami Ilmu Politik,, h. 114
28
Ibid, h. 114
29
Lihat UU RI No 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Bandung : CITRA UMBARA, 2008 , h.70-71
ayat 1 sampai ayat 5 mengatakan: 1 partai politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 50 lima puluh orang warga Negara yang telah berusia 21 tahun
dengan akte notaries. 2 pendirian dan pembentukan partai politik sebagaimana dimaksud ayat 1 menyertakan 30 keterwakilan perempuan. 3 akte notaries
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memuat AD dan ART serta kepengurusan partai politik tingkat pusat. 4 AD sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 paling sedikit memuat: a Asas dan ciri Partai politik; b. visi dan misiparati politik; c, Nama, lambang dan tanda gambar partai politik; d. tujuan
dan fungsi partai politik; e. Organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan; f. Kepengurusan partai; g. Peraturan dan Keputusan partai politik; h.
Pendidikan politik; i. Keuangan partai politik; 5 kepengurusan partai politik tingakat pusat sebagaimana dimaksud ayat 3 disusun dengan menyertakan
paling rendah 30 keterwakilan perempuan. Pasal 3 ayat 1 partai politik harus didaftarkan ke Departemen untuk menjadi badan hukum, ayat 2 untuk menjadi
badan hokum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, partai politik harus mempunyai: a akta notaris pendirian partai politik; b nama, lambang, atau
gambar yang tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhanya dengan nama, lambang, atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh
partai politik lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; c kantor tetap, d kepengurusan paling sedikit 60 dari jumlah prorinsi, 50 dari jumlah
kabupatenkota pada setiap propinsi yang bersangkutan, dan 25 dari jumlah
kecamatan pada setiap kabupatenkota pada setiap daerah yang bersangkutan; dan e memiliki rekening atas naman partai politik.
Dalam pasal 4 ayat 1, departeman menerima pendaftaran dan melakukan penelitian danatau verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud
pasal 2 dan pasal 3 ayat 2. Ayat 2 penelitian danatau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan paling lama 45 empat puluh lima hari sejak di
terimanya dokemen persyaratan secara lengkap. Ayat 3 pengesahan partai menjadi badan hukum dilakukan dengan keputusan Menteri paling lama 15 lima
belas hari sejak berakhirnya proses penelitian danatau verifikasi. Ayat 4 Keputusan menteri mengenai pengesahan partai politik sebagaiamana dimaksud
pada ayat 3 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
C. KEDUDUKAN PARTAI POLITIK
Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 Tantang Partai Politik
30
sebagaimana terdapat dalam pasal 2 yang berbunyi:
Pasal 2
1 Partai politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 50 lima puluh
orang warga Indonesia yang telah berusia 21 dua puluh satu tahun dengan akta notaris.
30
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Bandung: Citra Umbara, 2008, h.3-5
2 Pendirian dan pembentuk Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat
1 menyertakan 30 tiga puluh perseratus ketewakilan perempuan. 3
Akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memuat AD dan ART serta kepengurusan Partai Politik tingkat pusat.
4 AD sebagaimana dimaksud pada ayat 3 memuat paling sedikit:
a. asas dan ciri Partai Politik;
b. visi dan misi Partai Politik;
c. nama, lambing, dan tanda gambar Partai Politik;
d. tujuan dan fungsi Partai Politik;
e. organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan;
f. kepengurusan Partai Politik;
g. peraturan dan keputusan Partai Politik
h. pendidikan politik; dan
i. keuangan Partai Politik.
5 Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 disusun dengan menyertakan paling rendah 30 tiga persen perseratus keterwakilan perempuan.
Pasal 3
1 Partai Politik harus didaftarkan ke Departemen untuk menjadi badan
hukum. 2
Untuk menjadi badan hokum sebagaimana dimaksud pada ayat1, Partai Politik;
3 Akta notaris pendirian Partai Politik
4 Nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan
pada pokoknya atau keseeluruhannya dengan nama, lambang atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh partai politik lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. 5
Kantor tetap; 6
Kepengurusan paling sedikit 60 enam pulah persen dari jumlah provinsi, 50 lima puluh persen dari jumlah kabupaten kota pada
setiap provinsi yang bersangkutan, dan 25 dua puluh lima persen dari jumlah
kecamatan pada
kabupatenkota pada
daerah yang
bersangkutan;dan 7
Memiliki rekening atas nama Partai Politik.
Pasal 4
1 Departemen menerima pendafataran dan melakukan penelitian danatau
verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3 ayat 2.
2 Penelitian danatau verifiaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan paling lama 45 empat puluh lima hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap.
3 Pengesahan Partai Politik menjadi badan hokum dilakukan dengan
Keputusan Menteri paling lama 15 lima belas hari sejak berakhirnya proses penilitian danatau verifikasi.
4 Keputusan Menteri mengenai pengasahan Partai Politik sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 dimumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
D. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT
Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu kabupaten di provinsi Lampung, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Liwa. Kabupaten ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 tanggal 16 Agustus 1991 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara. Kabupaten ini
dominan dengan perbukitan dengan pantai di sepanjang pesisir barat Lampung.
31
Kabupatem Lampung Barat memiliki luas wilayah lebih kurang 4.950,40 km2 atau 13,99 dari luas wilayah Propinsi Lampung dan mempunyai garis pantai
sepanjang 260 km Lampung Barat terletak pada koordinat 4o,47,16 - 5o,56,42 lintang selatan dan 103o,35,08 - 104o,33,51BujurTimur. Adapun batas-batas
wilayahnya sebagai berikut:
32
• sebelah utara berbatsan dengan kabupaten bengkulu selatan provinsi bengkulu, dan kabupaten ogan komering ulu provinsi Sumatra
selatan., • sebelah timur berbatasan dengan kabupaten lampung utara provinsi
lampung, kabupaten tenggamus provinsi lampung, • sebelah selatan berbatasan dengan samudra hindia dan selat sunda dan
• sebelah barat berbatasan dengan samudra hindia Direktorat Jendral Pengusaan Hutan Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 1997.
1. Gambaran Demokrafis Penduduk