dikontekstualisasikan, baik dengan pendekatan linguistik teks Lughawiyyat al- nashsh
atau ‗ilm al-lughat al-Nashshî melalu analisis intertekual al-tanâshsh.
B. Profil Tammâm Hassân
Tammâm Hassân ibn Omar ibn Muhammad Dâwûd, begitu nama lengkapnya, lahir di desa Karnak, propinsi Qinâ, Mesir pada 27 Januari 1918. Ia belajar membaca
Alquran kepada ayahnya, Omar Muhammad Dâwûd, seorang ulama terkenal di kampung halamannya. Kecerdasannya mulai terlihat pada usia 11 tahun, ketika ia
telah mampu meyelesaikan hafalan Alquran dengan qirâ’ah Hafsh.
6
Setelah itu, ia melanjutkan studinya di Ma’had al-Qâhirah al-Dînî al-Azharî,
berafiliasi kepada Universitas al-Azhar, di Kairo pada 1930. Di lembaga ini, ia memperoleh ijazah Ibtidâiyyah Azhariyyah pada 1934; lalu menyelesaikan
pendidikan menengah MTs dan MA. pada 1939. Setelah itu, ia melanjutkan ke Madrasah Dâr al-
‗Ulûm al-Ulyâ kini bernama Kulliyat Dâr al-‘Ulûm Universitas Kairo. Di madrasah ini ia memperoleh ijazah Diploma Bahasa Arab pada 1943.
Pada 1945 ia meraih ranking pertama ijâzah tadrîs Setingkat S1 di bidang pendidikan dan psikologi dari Fakultas Dâr al-
‘Ulûm. Setamat dari universitas ini, ia langsung diangkat oleh Departemen Pendidikan Mesir untuk menjadi guru pada
Madrasah Model ―al-Niqrâsyî‖, namun ia tidak lama mengemban tugas ini karena segera diangkat menjadi asisten dosen pada Fakultas Dâr al-
‘Ulûm. Pada Pebruari 1946, ia terpilih menjadi salah satu utusan pemerintah Mesir untuk melanjutkan studi
program Magister ke Universitas London di Inggris untuk mendalami linguistik. Pada 1949 ia menyelesaikan program Masternya MA. dalam bidang
linguistik , konsentrasi fonologi ‗ilm al-ashwât, dengan tesis: ―The Phonetics of el-
Karnak Dialect Upper Egypt ‖. Ia langsung melanjutkan studinya pada Program
Doktor S3 di Universitas yang sama. Tiga tahun kemudian, 1952, ia meraih gelar doktor di bidang yang sama, dengan disertasi: The Phonetics and Phonology of an
Aden of Arabic South Arabia .
7
Sebulan setelah meraih doktor, pada Agustus 1952, Tammâm kembali ke Mesir, lalu diangkat menjadi Asisten Dosen pada Fakultas Dâr al-
‘Ulûm Jurusan
6
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân Râ’idan Lughawiyyan, Kairo: ‗Âlam al-Kutub, 2002, Cet. I, h. 13.
7
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân..., h. 14.
Fiqh al-Lughah sekarang: Jurusan Linguistik dan Studi Semitik dan Orientalistik
Universitas Cairo Jâmi’ah al-Qâhirah.
Pada 1959, ia memperoleh kenaikan pangkat akademik sebagai asisten profesor
ustâdz musâ’id. Ia kemudian bertugas menjadi konsultan kebudayaan pada Kedutaan Besar Mesir di Lagos, Nigeria, pada 1961. Selama lima tahun 1961-1965
menjabat sebagai konsultan, ia memfasilitasi hubungan kebudayaan antara lembaga- lembaga pendidikan Islam swasta di Negeria dengan lembaga pendidikan dan
kebudayaan di Mesir.
8
Pada 1965, ia kembali ke Mesir dan diangkat menjadi Ketua Jurusan Nahwu dan Sharaf merangkap wakil Dekan Fakultas Dâr al-Ulûm. Ia mengabdi pada kedua
jabatan itu selama dua tahun. Setelah itu, ia ―dikontrak‖ oleh Universitas al- Khourtoum, Sudan, pada 1967, dan ditugasi mendirikan Jurusan Studi Linguistik
sekaligus menjadi ketuanya.
9
Pada 1970 ia kembali ke Fakultas Dâr al- ‘Ulûm, dan memangku kedua
jataban yang sebelumnya pernah diemban. Dua tahun kemudian, 1972-1973, ia diangkat menjadi Dekan Fakultas yang sama, sekaligus dipercaya menjadi Komisi
Tetap Bahasa Arab untuk Penetapan Guru Besar al-Lajnah al-Dâimah li al-Lughah al-
‘Arabiyyah: Lajnah Tarqiyah al-Asâtidzah selama tiga tahun 1970-1973. Pada 1972, ia juga turut membidani pendirian Organisasi Linguistik Mesir
al- Jam’iyyah al-Lughawiyyah al-Mishriyyah sekaligus menjadi ketua pertamanya
sampai 1973. Pada tahun ini, ia kembali menjadi dosen ‖kontrak‖ di Universitas
Muhammad V di Rabâth Marokko, dan ditugaskan menjadi profesor tamu pada Fakultas Sastra dan Humaniora Kulliyat al-Âdab wa al-
‘Ulûm al-Insâniyyah.
10
Selain gigih mengembangkan kajian linguistik dan bahasa Arab, ia juga banyak memberi andil dalam perkembangan jurnal kajian bahasa Arab, al-Lisân al-
‘Arabî. Sekembalinya di Mesir, ia dipilih sebagai anggota Lembaga Bahasa Arab
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah di Kairo. Ia bekerja pada lembaga ini selama kurang lebih 8 tahun, dan turut menyukseskan misi lembaga dalam merealisasikan
8
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân..., h. 14.
9
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân..., h. 15.
10
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân..., h. 14.
program-programnya, antara lain penyusunan al- Mu’jam al-Kabîr, sebagai
kelanjutan dari al- Mu’jam al-Wasîth.
11
Tammâm kemudian menjadi dosen pada Universitas Umm al-Qurâ, yang waktu itu merupakan cabang dari Universitas al-
Malik ‗Abd al-‗Azîz di Riyâdh. Ia ditugasi secara khusus mengelola
Ma’had al-Lughah al-‘Arabiyyah li Ghair al- Nâthiqîn bihâ
Lembaga Pendidikan Bahasa Arab untuk non-Arab. Selama bekerja di lembaga ini, ia berhasil mendirikan jurusan baru, yaitu jurusan linguistik dan
pendidikan al-takhashshush al-lughawî wa al-tarbawî. Ia juga diangkat menjadi ketuanya hingga tahun 1994. Lembaga ini bertujuan mencetak calon pendidik
profesional di bidang bahasa Arab bagi non-Arab.
12
Setelah mengabdi 16 tahun di Mekkah, ia kembali ke Mesir dan masih dipercaya menjadi profesordosen tidak
tetap pada Fakultas Dâr al-Ulûm hingga sekarang.
13
Selama berdedikasi di Mekkah, ia juga aktif dalam Râbithah al- ‘Âlam al-
Islâmi . Di lembaga ini ia turut serta dalam komite penerjemahan al-
Qur‘an ke beberapa bahasa dunia. Ia juga menjadi konsultan dan kontributor dalam penerbitan
Qâimah Makkah li al-Alfâzh al- Syâ’iah Daftar Lafazh yang populer versi Mekkah.
Ia juga berpartisipasi dalam penyusunan ―al-Mu’jam al-‘Arabi al-Asâsî‘ Kamus Arab Dasar yang diterbitkan oleh Isesco pada 1989.
14
Penguasaannya yang
cukup memadai terhadap
bahasa Inggris memungkinkannya dapat mengakses dan mendalami berbagai literatur linguistik
yang berbahasa Inggris. Ia tidak hanya akrab dengan pendapat Ferdinand de Saussure 1857-1913 dan Leonard Bloomfield 1887-1949 yang merupakan representasi dari
strukturalisme, tetapi juga memahami teori-teori gramatika transformasi al-nahwu al-tahwîlî
Noam Chomsky 1928 – sekarang. Bahkan dari segi usia, ia lebih tua 10
tahun dibandingkan Chomsky, sehingga ia mengetahui betul pandangan- pandangannya. Dalam salah satu artikelnya, Tammâm menyatakan bahwa ia
mengikuti perkembangan pendapat Chomsky sejak penerbitan karya pertamanya, Syntactic Structure
1957 lalu beberapa pendapat direvisi dalam karyanya yang
11
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân..., h. 15.
12
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân..., h. 16.
13
‗Abd al-Rahmân Hasan al-‗Ârif Ed., Tammâm Hassân..., h. 16.
14
Nâyif Karîrî, ―Jâmi‘at Umm al-Qurâ Tukarrim al-Duktûr Tammâm Hassân Taqdîran li
Juhûdihi al- ‗Ilmiyyah‖, diakses dari
www.almadinahpapers.com .
, 24 Maret 2007.
kedua, Aspect of the Teory of Syntax 1965. Selain itu, Tammâm juga berusaha ―memetik pelajaran linguistik‖ dari Chomsky dan mengaplikasikannya dalam kajian
linguistik dan sistem bahasa Arab, khususnya nahwu.
15
Dalam mengkaji pemikiran tokoh modern seperti Noam Chomsky, ia juga berusaha untuk tidak kehilangan
konteks historisnya dari khazanah pemikiran linguistik Arab klasik, seperti al-Jurjânî. Dalam sebuah tulisannya, ia bahkan mencoba membandingkan antara
pemikiran ‗Abd al-Qâhir al-Jurjânî dan Noam Chomsky mengenai teori nazham dan binyah ‘amîqah deep structure. Nazham adalah sebuah teori yang dirumuskan oleh
al-Jurjânî tentang keteraturan makna nahwu dalam diri mutakallim penutur bahasa.
Dengan kalimat lain, nazham adalah ekspresi makna yang berkaitan dengan tujuan penutur bahasa sesuai dengan yang ada dalam pikirannya dengan melakukan
pengaturan kata, susunan kalimat, dan ta’lîq koherensi, perelasian satu kata atau
ungkapan dengan lainnya dengan menggunakan partikel koneksi atau konjungsi tertentu. Sedangkan deep structure, menurut Chomsky, adalah bagian dari
kompetensi dasar yang dimiliki oleh penutur bahasa. Kompetensi ini merupakan salîqah
kemampuan fitri, bawaan, bersifat logis yang tidak dapat dikaidahkan, tetapi dapat ditransformasikan ke dalam sejumlah kaidah transformasi
transformation rules. Ia berkesimpulan bahwa pendapat Chomsky sebenarnya mirip, bahkan terpengaruh, dengan pendapat al-Jurjânî, meskipun tidak harus
dikatakan bahwa Chomsky menyalin pendapat al-Jurjânî. Untuk menguatkan argumentasinya itu, Tammâm menjelaskan bahwa orang tua Chomsky adalah
seorang Yahudi yang memahami dengan baik bahasa Arab dan Hebro Ibrani. Sementara, gramatika Hebro pertama kali dirumuskan di Andalusia Spanyol pada
masa Islam, berdasarkan gramatika Arab. Karena itu, orang tuanya pasti memahami buku-buku nahwu gramatika Arab.
16
Oleh karena mengalami masa-masa perkembangan linguistik modern yang cukup panjang mulai dari strukturalisme de Saussure dan Bloomfield, aliran London
yang diprakarsai gurunya, J.R. Firth, hingga Chomsky dengan generative- trasformatif-
nya, Tammâm dinilai mampu memadukan antara warisan khazanah
15
Tammâm Hassân, Maqâlât fi al-Lughah wa al-Adab, Kairo: ‗Âlam al-Kutub, 2006, Jilid I,
Edisi Revisi, h. 213-218.
16
Tammâm, Maqâlât fi al-Lughah wa al-Adab, Kairo: ‗Âlam al-Kutub, 2006, Jilid II, h. 343.
linguistik Arab klasik dan linguistik modern al-turâts wa al-hadâtsah. Orisinalitas pemikiran linguistiknya tetap berakar pada warisan linguistik Arab, dan pada saat
yang sama ia mampu memberikan nuansa analisis linguistik modern pada sistem bahasa Arab. Ia juga dipandang mampu ―membangun jembatan‖ antara kajian
linguistik di dunia Arab dan linguistik modern di dunia Barat.
17
Tammâm Hassân tergolong penulis produktif. Setidak-tidaknya ia telah menulis 10 buah buku monumental, 5 karya terjemahan buku dari bahasa Inggris ke
dalam bahasa Arab, lebih dari 40 artikel dan hasil penelitian yang dipublikasikan di berbagai jurnal internasional seperti: al-Lisân al-
‘Arabî, Journal of Qur’anic Studies, Majall
ah Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah, Majallah Kulliyat Dâr al-‘Ulûm, dan Majallah Kulliyat al-Âdâb wa al-
‘Ulûm al-Insâniyyah Jâmi’ah Muhammad ibn ‘Abdillah. Selain itu, ia juga cukup banyak memberi ―Kata Pengantar‖ taqdîm
dalam beberapa buku karya murid-muridnya yang semula berasal dari tesis atau
disertasi doktornya. Di antara buku-buku yang dikata-pengantari oleh Tammâm adalah Aqsâm al-Kalâm al-
‘Arabî min Haitsu al-Syakl wa al-Wadhîfah karya al-Sâqî, Zhâhirah al-
Tamâtsul ‘inda al-Tawâli al-Ashwâth al-‘Arabiyyah al-Shâmitah dan Ittijâhat al-Dirâsât al-Lughawiyyah
al- Mu’âshirah fi Mishr keduanya karya Hasan
al- ‗Ârif.
Berikut ini adalah judul buku karyanya: 1. Manâhij al-Bahts fi al-Lughah 1955
2. al-Lughah Baina al- Mi’yâriyyah wa al-Washfiyyah 1958
3. al-Lughah al- ‘Arabiyyah: Ma’nâhâ wa Mabnâhâ 1973
4. al-Ushûl: Dirâsah Epistemûlûjiyyah li al-Fikr al- Lughawi ‘Inda al-‘Arab al-
Nahwu – Fiqh al-Lughah – al-Balâghah 1981 dan 2000.
5. al-Tamhîd fi Iktisâb al-Lughah al- ‘Arabiyyah li Ghair al-Nâthiqîn bihâ
1984. 6. Maqâlât fi al-Lughah wa al-Adab dua Jilid 1985 dan 2005
7. al- Bayân fi Rawâ’i al-Qur’ân dua jilid 1993 dan 2000
8. al-Khulâshah al-Nahwiyyah 2000 9.
Khawâthir min Ta’ammul Lughat al-Qur’ân 2006
17
Hasan al- ‗Ârif, Tammâm Hassân.., h. 7-8.
10. Ijtihâdât Lughawiyyah 2007
18
Selain itu, Tammâm setidak-tidaknya menerjemahkan lima karya penting mengenai linguistik, sejarah, dan filsafat dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Arab.
Karya-karya dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Masâlik al-Tsaqâfah al-Ighrîqiyyah ila al-
‘Arab Perjalanan Fislafat Yunani ke Dunia Arab karya De Lacy O‘leary 1957
2. Atsar al- ‘Ilm fi al-Mujtama’ Pengaruh Ilmu dalam Masyarakat karya filosof
Bertand Russel 1958. 3. al-Lughah fi al-
Mujtama’ Bahasa dalam Masyarakat karyaMaurice Michael Lewis 1959.
4. al-Fikr al- ‘Arabî wa Makânatuhi fi al-Târîkh Pemikiran Arab dan Posisinya
dalam Sejarah karya De Lacy O‘leary 1961. 5. al-Nashsh wa al-Khithâb wa al-
Ijrâ’ Teks, Wacana, dan Prosedur karya R.D. Beaugrande 1998.
Selain itu, artikel Tammâm juga dibukukan dalam sejumlah bunga rampai. Di antaranya adalah Mustaqbal al-Lughah al-
‘Arabiyyah 2005 yang diterbitkan oleh Isesco dan diedit oleh ‗Abd al-Azîz ibn Utsmân al-Tuwaijirî dan al-‘Arabiyyah Lisân
al-Bayân wa al-Qur ’ân 2003 yang diterbitkan oleh Muntadâ al-Mutsaqqaf al-
‘Arabî Perhimpunan Cendekiawan Arab, dan al-Nizhâm al-Sharfî fi al-Lughah al- ‘Arabiyyah dalam buku al-Mu’jam al-‘Arabî al-Asâsî yang diterbitkan oleh Isesco
pada 1989. Bersama Tim Penulis Rusydî Ah
mad Thu‘aimah, Mahmûd Kâmil al- Nâqah, Abdullah Sulaimân al-Jarbû
‘, ‗Abdullah ‗Abd al-Karîm al-‗Abbâdi dan ‗Alî Muhammad al-Fiqî dari Universitas Umm al-Qura, ia juga menulis
Ta’lîm al- ‘Arabiyyah li al-Nâthiqîna bi Ghairiha: al-Kitâb al-Asâsî 2008.
Beberapa prestasi akademik juga telah diraihnya. Ia pernah meraih Juara I
dalam sebuah lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh Dewan Koordinasi Arabisasi di Rabâth Marokko dengan judul: ―al-Qarâ’in al-Nahwiyyah wa Iththirâh
al- ‘Âmil wa al-I’râbain al-Taqdîrî wa al-Mahallî‖ 1972. Dengan karyanya, al-
Ushul , ia meraih penghargaan internasional di bidang karya sastra dan linguistik dari
18
Ulasan ringkas resensi mengenai karya-karya tersebut, lihat Muhbib Abdul Wahab, Pengikiran Linguistik Tammâm Hassân dalam Pembelajaran Bahasa Arab
, Jakarta: UIN Press, 2009, h. 88-98.
‗Âli Bashîr untuk Dedikasi Islam, Sastra Arab dan Sains 1984. Pada 1987, ia juga meraih hadiah dari Saddâm Hussein di bidang kajian linguistik, dan pada 2005 ia
meraih hadiah dan penghargaan dari King Faisal International Prize Jâizah al- Malik Faisal al-
‘Alamiyyah di bidang yang sama dengan tema ―al-Lughah al- ‘Arabiyyah fi al-Dirâsât al-Lughawiyyah al-Hadîtsah‖ Bahasa Arab dalam Kajian
Linguistik Modern.
19
Karena itu, Husâm Tammâm, menggelarinya sebagai Mujaddid al-Lughah al-
’Arabiyyah pembaharu bahasa Arab masa kini.
C. Teori Tadhâfur al-Qarâin