Pengelolaan Limbah B3 VISI, MISI, DAN TATA NILAI STRUKTUR ORGANISASI PT IMECO INTER SARANA

25 e Menyebabkan infeksi Merupakan limbah yang menyebabkan adanya infeksi, berasal dari bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya dan mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, dan masyarakat sekitar lokasi pembuangan limbah. f Bersifat korosif Merupakan limbah yang mempunyai salah satu sifat: menyebabkan iritasi terbakar pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6.35 mmtahun dengan temperatur pengujian 55 C, mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa PP No.85 tahun 199.

2.4.3 Pengelolaan Limbah B3

Pengelolaan limbah B3 adalah serangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan pengelolaan, dan penimbunan limbah B3.Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan PP No.85 tahun 1999. 26 Pengolahan limbah B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, dan atau membuang B3 PP No.74 tahun 2001. Adapun tujuan dari pengelolaan limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali PP No.85 tahun 1999.

2.4.4 Prosedur Pengelolaan Limbah

Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan yang menggunakan B3 dan atau menghasilkan limbah B3 wajib melaksanakan reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 dan atau menimbun limbah B3. Pengolahan dan atau penimbunan limbah B3 yang dihasilkan itu kepada pengolah dan atau penimbun limbah B3 PP No.85 tahun 1999. Penghasil limbah B3 adalah orang yang usaha danatau kegiatannya menghasilkan limbah B3. a. Reduksi limbah Suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan beracun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan PP No. 85 tahun 1999. b. Pengemasan Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya PP No. 74 tahun 2001. Persyaratan umum pengemasan sebagai berikut: 27 1 Kemasan limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan serta kebocoran. 2 Bentuk ukuran dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang akan dikemas dengan mempertimbnagkan segi keamanan dan kemudahan dalam penanganannya. 3 Kemasan dapat terbuat dari bak kontainer atau tangki berbentuk slinder vertikal maupun horizontal atau drum yang terbuat dari bahan logam, drum yang terbuat dari bahan plastik HDPE, PP, atau PVC atau bahan logam dengan syarat bahan kemasan yang dipergunaka tidak berekasi dengan limbah B3 yang disimpan. 4 Limbah B3 yang tidak sesuai karakteristiknya tidak boleh disimpan secara bersama-sama dalam satu kemasan. 5 Untuk mencegah risiko timbulnya bahaya selama penyimpanan, jumlah pengisian limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pengembangan volume limbah, pembentukan gas atau terjadinya kenaikan tekanan. 6 Jika kemasan limbah B3 sudah dalam kondisi yang tidak layak misalnya terjadi oengkaratan atau terjadi kerusakan permanen atau jika mulai bocor, limbah B3 tersebut harus dipindahkan ke dalam kemasan lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan bagi limbah B3. 7 Terhadap kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan 28 memenuhi ketentuan tentang tata cara dan persyaratan bagi penyimpanan dan pengumpulan limbah B3, diantaranya sebagai berikut: a Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus sesuai dengan karakteristik limbah yang dikemas. b Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus mempunyai ukuran minimum adalahh 10 cm x 10 cm atau lebih besar. c Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang mungkin mengenainya dan harus melekat kuat pada permukaan kemasan. d Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah terlihat. e Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 tidak boleh terlepas, atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3. f Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 yang kemasannya telah dibersihkan dan akan dipergunakan kembali untuk pengemasan limbah B3 harus diberi label “KOSONG”. g Label harus dipasang pada kemasan limbah B3 yang berfungsi untuk memberikan informasi dasar mengenai kualitatif dan kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas. 29 c. Penyimpanan limbah Limbah B3 harus disimpan secara tepat, bilamana ingin dicegah kemungkinan bahaya-bahayanya. Fasilitas dan prosedur penyimpanan harus menampung keselamatan dari seluruh kemungkinan bahayanya. Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah dengan segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindarkan. Untuk meningkatkan pengamanannya, maka sebelum dilakukan penyimpanan limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat keragaman karakteristik limbah B3, maka dalam pengemasannya perlu pula diatur tata cara yang tepat sehingga limbah dapat disimpan dengan aman. Penyimpanan limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil, pengumpul, pemanfaat, pengolah danatau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara. d. Pengumpulan limbah Pengumpul limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum dikirim ke tempat pengelolaan danatau pemanfaatan danatau penimbunan limbah B3 PP No.85 tahun 1999. Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat, pengolah, danatau penimbunan limbah B3. e. Pengangkutan 30 Penyerahan limbah B3 oleh penghasilpengumpul, pemanfaat, pengolah kepada pengangkut wajib disertai dokumen limbah. Pengangkutan dilakukan dengan alat khusus. Pengangkut limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah B3 PP No. 85 tahun 1999. f. Rekapitulasi limbah Menurut Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan B3 pasal 11 bahwa penghasil limbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan, tentang: a Jenis, karakteristik, jumlah, dan waktu dihasilkan limbah B3. b Jenis, karaktersitik, jumlah , dan waktu penyerahan limbah B3. c Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3. g. Reporting limbah Penghasil limbah B3 wajib menyampaikan catatan limbah B3 sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan kepada instansi yang terkait dan Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Catatan limbah B3 dipergunakan untuk inventarisasi jumlah limbah yang dihasilkan dan sebagai bahan evaluasi dalam rangka penetapan kebijakan dalam pengelolaan limbah B3 PP No. 85 tahun 1999 pasal 11. Penyerahan limbah B3 oleh penghasil dan atau pengumpul dan atau pemanfaat dan atau pengolah kepada pengangkut wajib disertai 31 dengan dokumen limbah B3. Setiap pengangkutan limbah B3 oleh pengangkut limbah B3 wajib disertai dengan dokumen limbah B3. Pengangkut limbah B3 wajib menyerahkan limbah B3 kepada pengumpul dan atau pemanfaat dan atau penimbun limbah B3 yang ditunjuk oleh penghasil limbah B3 PP No. 85 tahun 1999. 2. 5 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.5.1 PROFIL PT IMECO INTER SARANA Sejak berdirinya pada tahun 1972, PT Imeco Inter Sarana telah muncul sebagai perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang pengadaan barang dan jasa untuk menunjang kegiatan operasi dan produksi minyak bumi, gas, dan panas bumi di Indonesia. Perusahaan juga mengembangkan bisnis proyek – proyek prasarana energi, utamanya pembangkit listrik dan layanan purna jual mesin – mesin industri termasuk prasarana pendukungnya dan mesin penggerak sarana transportasi. PT Imeco Inter Sarana berada di lokasi Gedung Perkantoran Beltway Office Park Jalan Ampera Raya No. 9 – 10 kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu Wilayah Kota Jakarta Selatan, dengan batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Gedung Perkantoran 2. Sebelah Selatan : Jl. Let. Jend. TB Simatupang 3. Sebelah Timur : Kantor Polisi 4. Sebelah Barat : Jl. Ampera Raya Gedung Perkantoran Beltway Office Park PT Imeco Inter Sarana terdiri dari 2 gedung dengan luas tanah masing-masing 4.575 m 2 untuk 32 gedung C dan 4.931 m 2 untuk gedung A, masing-masing bangunan terdiri dari 8 lantai dan 1 basement, kedua bangunan berfungsi sebagai gedung perkantoran dengan fasilitas penunjang seperti mushola, ruang security, dan lain-lain. PT Imeco Inter Sarana juga memiliki workshop yang bekerja sama dengan mitra kerjanya sehingga dapat menunjang dalam kegiatan operasi dan produksi diantaranya Workshop Bantarjati terdapat kegiatan pembuatan pompa angguk untuk pengeboran minyak bumi dan gas yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, dan Workshop Sentul terdapat kegiatan inspeksi pipa dari pengeboran minyak bumi dan gas yang terletak di daerah Sentul.

2.5.2 VISI, MISI, DAN TATA NILAI

a. Visi Diakui sebagai mitra yang bernilai guna berbobot, terpercaya dan mampu menyumbangkan nilai tambah yang berharga di bidang pembangunan sarana pengembangan energi dan industri di Indonesia. b. Misi 1. Fokuskan perhatian pada kebutuhan pelanggan akan solusi. 2. Kembangkan sinergi dan ciptakan nilai tambah. 3. Junjung kepercayaan pelanggan melalui prestasi yang berkualitas. 4. Raih hasil usaha yang sehat. c. Tata Nilai 1. Sumber daya manusia merupakan aset yang utama. 2. Komitmen dan team work kunci sukses usaha. 3. Kita tumbuh dan sejahtera bersama. 33

2.5.3 STRUKTUR ORGANISASI PT IMECO INTER SARANA

Bagan 2.1 ORGANISASI MANAJEMEN IMECO BOARD OF COMMISSIONERS CORPORATE BOARD BOARD OF DIRECTORS GENERAL PUBLIC AFFAIRS QUALITY HSE HUMAN RECOURCES DEVELOPMENT CORPORATE PLANNING PT IMECO INTER SARANA OIL, GAS GEOTHERMAL CORE BUSINESS PT IMECO INTER SARANA POWER SYSTEM PROJECT DEVELOPMENT PT IMECO INTER SARANA PROPERTY INFRASTRUCTURE PT IMECO INTER SARANA OPERATIONS MAINTENANCE PT IMECO INTER SARANA POWER SUPPORT TRANSPORTATION GROUP SUPPORT OPERATION SUPPORT CENTRAL SUMATRA EAST KALIMANTAN BATAM SINGAPORE FINANCE ACCOUNTING SUPPORT SERVICES MANUFACTURING SHOP FACILITIES 34

2.6 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3

Dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 terdapat dalam Permenaker RI Nomor PER.04MEN1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja yang disebutkan pada pasal 2 dua bahwa tempat kerja dimana pengusahapengurus memperkerjakan 100 seratus orang atau lebih, atau tempat kerja dimana pengusahapengurus memperkerjakan kurang dari 100 seratus tenaga kerja namun menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif pengusahapengurus wajib membentuk P2K3 . Sedangkan pada pasal 3 tiga disebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota serta sekretaris P2K3 ialah ahli keselamatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan .

2.6.1 Pengertian P2K3

Menurut Permenaker RI Nomor PER.04MEN1987, P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3.

2.6.2 Tugas dan Fungsi P2K3

A. Tugas P2K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tugas P2K3 ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha mengenai masalah K3 berdasarkan pasal 4 empat Permenaker RI Nomor PER.04MEN1987. B. Fungsi P2K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain: